Di Antara Dua Hati
Hai hai hai, ketemu lagi nih sama othor ababil, semoga aja kalian gak bosen ya🤭 kali ini aku bawa kisah cinta segitiga, yang sudah baca story "Bukan Salah Cinta"? Angkat tangan☝️pasti tau dong siapa🤭. Hayooo ada yang kangen gak nih sama mereka😯 kalau othor mah kangen banget🙈
Happy reading n enjoy it ya guys😘😘😘
💕💕💕💕💕💕
Seorang gadis terlihat mengendap-endap memasuki ruangan yang bernuansa remang-remang. Sorot matanya terlihat panik, menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Aman," gumam gadis itu pelan sembari mengelus dada.
"Diana!"
Sebuah teriakan melengking mampir ke telinga gadis yang ternyata bernama Diana. Diana terperanjat kaget. Salah satu kakinya yang sempat terangkat kini menggantung di udara. Dengan takut-takut Diana menengok ke arah sumber suara.
Hah, kenapa dia bisa ada di situ, sih?
"Baru datang kamu?" Suara itu kembali menginterupsi.
Mam*pus! Ketahuan, 'kan? Mesti jawab apa, coba?
Diana nyengir kuda, mengembalikan posisi kakinya ke tempat semula sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Gadis dua puluh tahun itu melangkah menuju wanita paruh baya yang memanggilnya tadi dan tak lain adalah Sandra, tante Diana sendiri.
Sial banget sih hari ini, kenapa pake ketahuan segala? batin Diana menggerutu.
Diana sadar, dia sudah datang terlambat untuk bekerja di tempat Sandra, tetapi mau gimana lagi. Di kampus tiba-tiba dosen untuk mata kuliah besok memajukan jadwal kelasnya ke hari ini. Diana tahu Sandra pasti akan memarahinya jika tahu dia datang terlambat. Oleh karena itu, Diana berniat menyelinap masuk dan sialnya Sandra sudah lebih dulu menunggu di dekat pintu masuk.
"Iya, Tante, maaf." Meremas jari-jari tangannya. Tiba-tiba saja Diana menjadi sangat gugup.
"Jam berapa sekarang?" Sandra menunjuk jam dinding lalu menyilangkan kedua tangannya di dada. "Kau sadar terlambat berapa jam?"
Diana menunduk dengan menggigit bibir bawahnya. "Saya tau Tante maaf, tadi di kampus ...."
"Arrghhh, sudah-sudah." Sandra mengibaskan tangan kirinya, "aku sudah bosan mendengar alasanmu. Sekarang cepat ganti pakaianmu!" Menunjuk Diana yang masih mengenakan kemeja dan celana jins panjang.
"Baik, Tante."
"Tugasmu bawa itu ke room VIP satu." Menunjuk nampan berisi beberapa botol minuman beralkohol di atas meja reservasi tamu. "Mereka sudah menunggumu lama." Menunjuk kening Diana dengan kesal.
Ya, Sandra sangat kesal pada Diana. Bukan hanya karena Diana datang terlambat, tetapi juga karena tamu yang sudah satu jam lebih menunggu Diana.
"Maaf, kenapa Tante tidak menyuruh yang lain dulu membawakan?" tanya Diana ragu. Sandra punya banyak karyawan, tetapi membiarkan tamu itu menunggu demi dirinya.
"Aku sudah menawarkan gadis lain, tapi tuan itu ngotot ingin kamu yang membawakan ke roomnya," jawab Sandra ketus.
"Harus aku, Tante?" Diana bertambah bingung.
"Iya, tapi sepengetahuanku ini pertama kalinya tuan itu datang ke sini. Aku heran kenapa dia bisa kenal namamu? Apa kamu mengenalnya?" Sandra menatap Diana dengan sorot menyelidik.
"Memangnya siapa tamu yang di room itu, Tante?" Diana semakin gugup karena tatapan curiga Sandra. Perasaan Diana juga tidak tahu siapa tamu yang menunggunya.
"Kalo aku tau, tidak mungkin aku bertanya padamu." Jawaban Sandra yang sinis, membuat Diana semakin tertunduk dalam.
"Sudahlah, yang jelas mereka orang-orang berkuasa. Lakukan pekerjaanmu dengan baik. Jangan membuat masalah yang bisa merugikan usahaku atau ...." Sudut bibir Sandra terangkat sebelah, "papamu yang akan menanggungnya."
Diana mendongak, sepasang manik miliknya menatap Sandra jengah. "Jangan ganggu papaku! Aku akan melakukan tugasku sesuai keinginanmu."
"Bagus. Itu yang kumau darimu." Menepuk pipi kanan Diana sebelum berjalan kembali ke ruangannya, meninggalkan Diana yang masih mematung dengan pandangan berkabut.
Butiran bening terlihat menetes perlahan di kedua pipi Diana. Akan tetapi, dengan cepat Diana menghapus jejak air mata itu. Diana tidak ingin orang lain melihat air matanya dan terpenting, dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain.
Dengan langkah gontai Diana berjalan menuju loker. Kemudian, mengganti pakaian kuliahnya dengan seragam kerja, mengambil peralatan make-up, dan bersiap merias wajahnya.
"Aku gak boleh lemah. Aku harus kuat. Secepatnya aku harus selesaikan kuliahku lalu mencari pekerjaan yang lebih baik dan membawa papa pergi dari tempat terkutuk ini. Ya, aku harus secepatnya membawa papa pergi, sebelum Tante Sandra menyakiti papa lebih jauh lagi."
❤️❤️❤️❤️❤️
Mau intip visual mereka???
Sabaarrrr,,,,, next bab aku share🤭🤭🤭
Kalau nemu typo balas di kolom komentar ya guys, aku tunggu😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
VirZha
lama gak bukak manga,
hay2 aq dah nyampe sini Lo kak lady🤭🤭
semoga kagak ada 2digit😜
2024-04-13
1
Camma Ihwan
msh ikut Alut thorrr
2022-11-03
0
Sugiyanto Samsung
nyimak
2022-11-02
0