Happy reading
💕💕💕💕💕
Diana membuka pintu room VIP 1. Dia yang membawa nampan berisi botol minuman tersentak kaget mendapati pria tegap yang berdiri dengan gagah di depan pintu.
Diana seketika menunduk. "Maafkan saya," ucapnya pelan.
Reyhan masih bergeming memandangi gadis di depannya. Entah apa yang ada di pikiran Reyhan saat ini. Diana memakai kemeja putih dengan lengan sesikut dipadu rok hitam selutut. Sekilas penampilan Diana tampak sama dengan gadis pelayan lainnya, terlebih yang dipakai memang seragam kerja. Namun, entah kenapa di mata Reyhan, Diana terlihat berbeda.
"Ehem ... ehem, biasa aja kali ngeliatinnya." Kedua teman Reyhan terkekeh geli.
Reyhan yang sudah kembali pada kesadarannya dengan cepat memalingkan pandangan dari Diana. Dia bergerak mundur, duduk ke tempatnya semula. Sementara Doni dan Riski saling bertatapan, mengernyit, lalu sama-sama mengedikkan kedua bahu.
Untuk pertama kali setelah kejadian pahit itu mereka melihat Reyhan dengan tatapan yang sama lagi saat berhadapan dengan wanita. Ya, setelah sekian lama.
Dengan gugup Diana membungkukkan badan, meletakkan nampan berisi botol minuman di atas meja. "Maafkan saya, Tuan, sudah membuat Anda menunggu lama." Diana tersenyum tipis sebelum berdiri tegap kembali. Dia memutar badan, bersiap meninggalkan ruangan itu.
"Tunggu!" Suara bariton Reyhan menginterupsi.
Diana sontak berhenti dengan posisi masih memunggungi Reyhan. Dadanya berdebar, seakan berpacu dengan detik waktu. Semakin lama detaknya semakin menggila di saat derap langkah Reyhan semakin mendekat ke arahnya.
Sementara Doni dan Riski melirik ke arah Reyhan dan Diana secara bergantian. Kemudian, mereka saling tatap dan saling mengedikkan bahu lagi. Mereka juga tidak tahu apa rencana Reyhan. Namun, mereka lebih memilih diam dan menunggu adegan selanjutnya.
"Anda mau ke mana, Nona?" Reyhan menatap punggung kaku Diana.
Perlahan Diana berbalik, tetapi masih menunduk. " Ma—af Tuan, apa masih ada sesuatu yang Anda perlukan?" Diana balik bertanya. Dia gugup, padahal sudah biasa melakukan pekerjaan ini sebelumnya.
Sebenarnya Diana ingin mengangkat wajahnya, mencari tahu sosok pria yang tadi diceritakan Sandra. Namun, niatnya itu dia urungkan mengingat dirinya melakukan kesalahan karena sudah membuat tamu ini menunggu lama.
"Apa pemilik tempat ini belum memberitahumu?" Dengan gaya cool Reyhan melepas jas yang dia kenakan, menyisakan kemeja putih dibalut toxedo warna hitam.
Gila! Otot-otot yang bersembunyi di balik lengan kemeja Reyhan tercetak sempurna. Dia mendekat ke arah Diana sembari melonggarkan dasi yang tiba-tiba terasa mencekik leher.
"Apa kau tidak ingat siapa aku?" Reyhan mengangkat dagu Diana.
Sepasang manik mereka bertemu. Saling menerobos masuk, menyelam hingga ke sudut yang terdalam.
Seulas senyum tersungging manis di bibir Reyhan. Dia jelas melihat sorot mata hangat dan lembut milik Diana. Sorot mata yang nantinya mencairkan hati sedingin es batu milik Reyhan.
Jarak yang terpisah hanya beberapa inci membuat Diana bisa merasakan dengan pasti hembusan napas hangat milik Reyhan yang menyapu kulit wajahnya. Garis wajah tegas dengan sorot mata setajam elang yang mematikan milik Reyhan, membuat Diana seakan jatuh, lalu terseret, dan akhirnya tenggelam ke dalam lubang tak berdasar.
Aroma maskulin, rambut pendek belah samping yang tertata rapi, alis tebal, hidung mancung, bibir seksi, dan ....
Ya, senyumnya. Senyum Reyhan sangat manis. Ketika kedua sudut bibir pria itu terangkat, menciptakan cekungan indah di kedua pipi. Lesung pipi yang sangat pas, sesuai porsi idaman para gadis.
Oh, God! Dia tampan sekali, batin Diana bergejolak. Dalam sepersekian detik Diana terpesona, tetapi tidak. Diana tidak boleh hanyut. Sebisanya dia harus menepis rasa itu demi, Bayu.
"Apa sekarang kau sudah bisa mengingat siapa diriku?"
Suara bariton itu menginterupsi Diana kembali. Menyambungkan impuls-impuls di otak hingga, mengembalikan Diana pada kesadaran penuh.
"Jangan muncul di hadapanku lagi Nona atau sekretarisku akan membuatmu menyesal."
Kata-kata itu terngiang begitu saja di telinga Diana. Dia terperangah dan sontak menutup mulutnya dengan satu tangan. Pupil mata melebar, ketakutan terpancar jelas dari manik Diana yang bergerak cepat. Diana ingat. Tentu saja dia ingat sosok yang berdiri di hadapannya kini.
Dengan tubuh gemetar dia berusaha menjauh dari Reyhan.
"Bagaimana, kau sudah ingat? Kau sudah ingat siapa diriku?"
❤️❤️❤️❤️❤️
Jika menemukan typo bantu kasih tau aku di kolom komentar ya guys🤗
Thank u guys n see u next chapter😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Azura One
hadir kakak ❤❤
2021-12-27
1
Siti Homsatun
terpesona aku terpesona dg ketampanan mu ...
2021-12-26
1
Alsya Frizal
q kesini hanya untuk babang reyhan
2021-12-11
1