Inhuman
“Encore!”
“Encore!”
“Encore!”
Leo memejamkan mata sambil mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama teriakan penonton. Tentu saja, dia juga tahu benar kalau nyaris semua yang melakukannya adalah para kaum hawa. Sebab itulah kini seringai manis tampak di wajahnya. Membuat jeritan yang terdengar semakin heboh memekakkan telinga.
Leo Arjuna atau lebih akrabnya disapa Leo merupakan vokalis dari sebuah rock band bernama Tol. Niat awal penamaannya sih agar karir mereka lancar seperti jalan tol Jakarta saat lebaran. Namun alih-alih menyebut ‘Tol’ saja, kebanyakan orang lebih sering memakai kata ‘band’ di depannya.
Sebenarnya hal tersebut patut disyukuri. Sebab apa jadinya kalau mereka justru lebih suka menambahkan awalan atau akhiran lain yang membuat arti kata ‘Tol’ semakin miris dan ambigu. Alhasil, begitulah sejarah singkat rock band Leo kini lebih dikenal dengan nama ‘Band Tol’.
Band Tol memiliki empat personil lainnya selain dari Leo. Ada si tinggi Virgo, sang pemain bas. Kemudian Aries, si pemetik gitar. Lalu Libra tukang penabuh drum dan yang terakhir … Bambang. Pemain keyboard sekaligus ketua Band Tol.
Sebenarnya perjalanan musik Band Tol bisa dibilang cukup baru. Namun nama Band Tol sudah sangat melejit di berbagai sosial media, apalagi di akun gosip ‘Mbek Tua’. Topiknya pun … hampir selalu sama. Skandal Leo Arjuna yang mencari cinta.
Yep. He eh. Benar. Seratus.
Band Tol bukan terkenal karena lagu-lagu mereka, melainkan afair Leo dengan banyak gadis lah penyebabnya. Berhubung Band Tol masih anak bau kencur dalam dunia hiburan, publisitas apa pun ya mereka terima saja. Sebab tak kenal maka tak sayang, kan. Jadi setidaknya ya taaruf dulu, siapa tahu nanti jadi cinta.
Setelah mendendangkan dua lagu terakhir yang sangat sulit diterima telinga penonton, akhirnya konser mereka pun usai. Kelima anggota Band Tol turun dari panggung dan bergegas bersiap pulang ke penginapan. Tak sabar untuk meregangkan seluruh otot di atas tempat tidur dan berleyeh-leyeh.
“Leo, jangan lewat pintu itu!”
Tiba-tiba seorang pria berseru dari belakang Leo. Namun peringatannya sudah terlambat. Ratusan kilatan cahaya kamera dan jepretan foto sudah mengelilingi pria tampan itu dalam sekejap. Sekaligus membutakan matanya untuk melihat ke depan.
“Bagaimana hubunganmu dengan Mawar, Leo?”
“Apa benar kamu sudah putus dengan Melati?”
“Bisa konfirmasikan kedekatanmu dengan Dahlia, Leo?”
Leo pun tersenyum kemudian mengenakan kaca mata hitamnya dengan lamban dan elegan. Memastikan para wartawan bisa mengambil setiap sudut ketampanannya tanpa menghasilkan gambar buram. Sekaligus tentu saja untuk melindungi kedua matanya dari cahaya yang menyilaukan.
“Maaf. No comment,” respon Leo dengan suara serak-serak beratnya.
Pria rupawan itu pun akhirnya pergi meninggalkan kerumunan wartawan dengan kawalan dari manajernya. Keduanya berjalan perlahan melawan arus, menuju mobil yang sudah diparkirkan di dekat mereka. Setelah semuanya masuk dan pintu mobil ditutup, kebisingan di luar seketika meredup.
Leo bersandar tepar pada kursi mobilnya. Meskipun dia cukup menikmati ketenarannya sekarang, ia juga tidak ingin hanya hal tersebut yang harum namanya. Sebagai seorang seniman, tentu saja dia mau karyanya yang lebih bersinar bukannya kelakuannya.
Tiba-tiba ponsel Leo bergetar, ia pun meraihnya dari saku celana. Rupanya seorang wanita bernama Cempaka baru saja mengirimkan pesan. Namun, pria tampan itu tak mengindahkannya. Bisa dilihat kotak masuk pada ponsel Leo sudah seperti sebuah kebun penuh dengan bunga. Mawar, Melati, semuanya indah pokoknya.
Leo menghela napas panjang lalu menatap pemandangan di sekitarnya melalui jendela mobil. Tetapi ponselnya kini bergetar lagi. Begitu ia cek pada layarnya tertera tulisan ‘Private Number’. Pria itu seketika menelan ludahnya. Kemudian menempelkan ponselnya ke telinga.
“Baik, aku mengerti.”
Usai menutup panggilan teleponnya, sinar mata Leo berubah. Kini raut wajahnya jadi lebih serius dan … bisa dibilang sedikit agak mengerikan. Dirinya pun hanya terdiam hingga mobilnya sampai di sebuah hotel mewah, tempat seluruh personil Band Tol dan para staf menginap.
Setelah berpamitan pada rekan-rekannya, Leo pun bergegas naik elevator menuju ke kamar. Kemudian ia mandi untuk meluruhkan semua sisa keringat saat konser. Tak lama, pria tampan itu pun tampak sedang membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan terlelap.
Leo begitu kelelahan hingga tak menyadari bahwa ada sosok lain yang berada di dalam kamarnya. Seseorang yang berpakaian serba hitam dan kini tengah berjalan menghampiri. Satu tangannya terangkat dan mengarahkan sebuah pistol pada dahi vokalis Band Tol itu.
Dor!
Dor!
Dua buah bunyi tembakan pun terdengar di dalam kamar hotel tersebut. Sayangnya, suaranya pelan karena senapannya telah diberi peredam suara. Dan lebih disayangkan lagi peredam suara tersebut bukan hanya membungkam suara pistol, namun juga suara Leo Arjuna untuk selama-lamanya ….
***
Curcol Author:
Salam kenal, Author Bawang di sini. Karya ini merupakan submisi untuk kontes ‘Mengubah Takdir’. Semoga pada betah-betah baca, ya :)
Ucapan terima kasihku juga untuk tim rumpi dan gabut mantan anak AG. Tanpa kalian aku bakal mojok sendirian ngemil cilok mengubur hobi menulis dalam-dalam #ehek.
Terus untuk Kisanak R & R, makasih banyak udah menghibahkan judul dan supportnya yang tak pernah kandas. Kisanak B yang selalu hadir. Kisanak L untuk tawa dan nama yang dipinjam. Serta Kisanak A-Z yang jasanya tak kan terlupakan <3
Leo037: Kayak lagi pidato nerima Piala Citra aje, Thor.
Author: Hush. Belum waktunya muncul kamuh.
Leo037: Ngung~ Yeyeye ngung~
Author: Raket listrik tadi taro mana, ya ….
Jangan lupa favorit, like, komen, hadiah, dan votenya ;D
Nuhun~
- Bawang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Min sua
siapa yah yang nembak?
2022-02-28
0
nurul az-zahra
sumpah ngakak! 😂
2021-12-03
1
Sweet chicie💞
rindu mampir,,
salam kenal kak..
😇😇😇
2021-11-29
1