G:0
Jalanan kota Dragokarta masih basah karena hujan sepanjang sore. Meski sudah lama reda, sebagian besar warga masih memilih untuk bersemayam di rumah mereka sambil menikmati dinginnya udara. Tak heran jika jalanan-jalanan itu sepi. Suara tetesan air dari atap ke tanah yang becek mendominasi malam itu sambil sesekali diiringi oleh lolongan anjing yang membuat suasana semakin terasa sepi dan mencekam.
Tiba-tiba terdengar suara jerit yang tertahan, seperti suara rintihan. Suara itu meminta tolong berulang kali. Tidak ada yang mendengar karena intensitas suaranya memang cukup lemah untuk menembus dinding rumah warga. Suara itu terus terdengar selama sekitar sepuluh menit.
Hingga akhirnya sesuatu melesat jatuh dari langit bagaikan meteor. Ternyata seseorang dengan kostum hitam serba ketat sedang melakukan apa yang Deadpool katakan: Superhero Landing. Sosok itu melihat ke arah pria yang sejak tadi berteriak, yang kini tersenyum lebar seakan bahagia menyambut sosok itu. Ia berdiri di samping sebuah mobil yang salah satu bannya terperosok ke dalam sebuah parit.
“Seseorang ingin aku mengangkat mobilnya,” kata sosok berkostum hitam itu.
Nun jauh di sana, ada dua orang yang sedang terhubung dengan sosok berkostum hitam melalui alat komunikasi. Mendengar laporan dari sosok berkostum hitam itu, mereka merasa sangat kecewa dan menyandarkan tubuh mereka ke kursi.
“Lagi-lagi bukan kasus kejahatan. Ada apa dengan warga kota ini? Apakah tidak ada satu orang pun yang merasa bersalah karena tidak melakukan kejahatan?” ujar seorang pria sambil menggebrak mejanya.
“Aku benci kedamaian,” timpal wanita di sampingnya.
Setahun lalu, jalanan di kota Dragokarta masih dikuasai oleh geng mafia bernama Black Samurai, yang terkenal dengan kekejamannya. Mereka kerap kali menebar teror bagi para warga kota. Mulai dari penipuan, perampokan, penculikan, pembunuhan, perdagangan manusia, peredaran narkoba dan senjata ilegal serta berbagai kejahatan lainnya seperti menjadi makanan sehari-hari para anggota geng itu.
Aparat yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan kota itu sudah angkat tangan. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa pada mereka. Jika salah satu anggota Black Samurai ditangkap, maka ratusan anggota lainnya akan meneror para polisi dan keluarga mereka.
Tak ada yang bisa melakukan sesuatu pada organisasi itu. Para warga hanya bisa berharap mereka tidak memiliki urusan dengan Black Samurai. Semakin hari, kejahatan yang dilakukan organisasi itu semakin menjadi.
Hingga akhirnya muncul seorang pahlawan yang memiliki kekuatan super. Konon ia bisa mengendalikan gravitasi. Sosok itu adalah si kostum hitam yang tadi kita ceritakan. Meski tidak selalu tepat waktu, ia hampir selalu muncul ketika tindakan kejahatan terjadi di kota Dragokarta. Tidak ada yang tahu nama aslinya. Karena ia selalu muncul dengan cara terbang seolah tak ada gravitasi yang mengikatnya, maka publik sempat menamainya Zero Gravity, yang akhirnya bertransformasi menjadi G:0.
Sejak awal kemunculannya, G:0 telah berhasil memberantas kejahatan di jalan-jalan di kota Dragokarta. Banyak penjahat yang selama ini ditakuti para polisi telah ia ringkus. Puncaknya adalah ketika mereka mengalahkan Kichigai, pemimpin Black Samurai. Pria itu tewas dan organisasinya tercerai berai. Sejak kejadian itu, kasus kriminalitas di jalan-jalan Dragokarta menurun drastis. Pamor G:0 yang luar biasa itu pun mulai meredup.
Yang tidak diketahui banyak orang adalah G:0 bukan individu, melainkan tim. Mereka terdiri dari tiga anak muda yang saling bekerjasama dengan kemampuan masing-masing. yang pertama adalah Jonathan. Ia adalah pemuda jenius yang, meski sering memamerkan kejeniusannya, tidak tahu kalau ia lebih jenius dari yang disangkanya. Hal ini dikarenakan kelakuannya yang sedikit aneh sehingga orang-orang di sekitarnya selalu meremehkannya.
Ia bertanggung jawab dengan teknologi yang digunakan oleh G:0. Misalnya alat komunikasi yang menghubungkan G:0 dengan markas rahasia mereka. Ia juga yang menyediakan kamera rahasia yang diam-diam disebar ke seluruh jalanan di kota ini sehingga mereka dapat melacak kejahatan yang terjadi.
Di balik kejeniusannya itu, ia masih sering bersikap kekanak-kanakan dengan melakukan hal-hal konyol. Pikirannya juga diisi oleh banyak hal mesum. Namun, meski sangat berharap memiliki pacar, ia sangat lemah di hadapan para cewek. Satu-satunya cewek di luar keluarganya yang berani didekatinya adalah Clara. Bahkan ia secara terang-terangan mengungkapkan cintanya pada wanita itu.
Ya, Clara. Anggota G:0 berikutnya yang akan kita bahas. Ia adalah orang yang membawa G:0 ke kota ini. Ia juga yang menjadi pelopor dan pemimpin dari tim ini karena jiwa keadilannya yang tinggi.
Clara juga jenius, namun dengan caranya. Ia kerap kali menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan yang mereka hadapi. Wawasannya luas, ketenangannya dalam situasi genting luar biasa serta keteguhannya dalam mempertahankan prinsipnya patut diacungi jempol.
Selain sebagai pemimpin, Clara bertanggung jawab kostum G:0. Wajar mengingat bakat luar biasanya dalam bidang fashion. Ia juga yang mengurus kebutuhan sehari-hari G:0, mulai dari makan, tempat tinggal hingga pekerjaan sampingan sang pahlawan super.
Clara juga memiliki daya tarik tersembunyi. Di balik sifatnya yang keras, ia adalah wanita yang mudah dicintai para pria. Sayangnya, ia tidak memiliki kemampuan dalam memilih kekasih. Ia selalu berpacaran dengan pria brengsek.
Lalu, siapakah pahlawan super itu? Namanya Grafit. Clara menemukannya tahun lalu di sebuah hutan misterius saat ia tersesat di tengah kegiatan bertualangnya. Grafit berasal dari suku rahasia bernama Kaum Miel. Ia memiliki kemampuan yang didapatnya secara turun temurun dari sukunya, yaitu kemampuan mengendalikan gravitasi.
Kemampuan itu dapat membuat benda yang diinginkannya menjadi semakin berat atau semakin ringan dari yang semestinya.
Sebagaimana orang yang sejak lahir tinggal di daerah terasing, Grafit adalah pemuda polos dengan pengetahuan yang terbatas akan dunia ini, termasuk kehidupan modern. Waktu setahun belum cukup bagi Clara untuk membantunya beradaptasi dengan gaya hidup yang baru. Meski mengalami cukup banyak kemajuan, keluguan Grafit masih membuatnya dan orang-orang di sekitarnya, terutama Clara, kerepotan.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Clara ketika melihat Jonathan sedang membuat flyer.
"Membuat iklan," jawab Jonathan santai. "Akui saja, sudah beberapa minggu kita tidak menangani kasus kejahatan. Sementara biaya operasional kita jalan terus. Kita tidak mengeluarkan biaya jutaan rupiah per bulan hanya untuk membantu mobil terperosok ke parit. Kita harus manfaatkan kemampuan Grafit untuk pemasukan. Pokoknya, pertolongan di luar tindak kriminal harus dikenai biaya?"
Clara mengernyitkan dahinya karena tak habis pikir dengan ide itu. "Maksudmu, kita mulai berbisnis? Apakah kau sudah gila? Di mana ada superhero yang pasang tarif?"
"Dan di mana ada superhero yang tugasnya mengangkat pria yang ingin bernyanyi di luar jendela kekasihnya yang tinggal di apartemen lantai lima seperti kemarin?" Jonathan kembali membalas.
"Pokoknya kalau kau meneruskan ide itu, aku akan berhenti menjadi donatur dan biaya operasional sepenuhnya dari pendapatan kita. Jika ingin berbisnis, jangan tanggung-tanggung."
Jonathan pun akhirnya menyerah. Ia tidak ingin ancaman Clara itu menjadi kenyataan. Wanita itu adalah putri dari konglomerat besar di kota Dragokarta. Selama ini semua biaya operasional ditanggung olehnya dari uang jajannya yang konon puluhan juta per bulan. Tentu saja Jonathan tak mau kehilangan itu. Selain demi menyalurkan hasratnya untuk menjadi 'penyelamat kota', uang operasional itu sering membantu eksperimen-eksperimennya, terutama untuk membuat perlengkapan yang digunakan G:0.
"Apakah kita pindah ke kota sebelah saja? Kudengar sisa pengikut Black Samurai sedang membangun organisasi baru di kota sebelah dan mulai melakukan kejahatan."
"Pikirkan konsekuensinya. Jika kita ekspansi ke kota itu, maka kota lain akan menuntut kita mengatasi tindakan kriminal di kota mereka juga. Ingat, kita adalah organisasi yang mustahil untuk buka cabang."
Jonathan menatap Clara lekat. Ada yang tak lazim dari sikap Clara malam ini. "Kau sedang bermasalah di tempat kerja, ya?"
"Iya," jawab Clara hampir menangis. "Kepsek sialan itu kembali berulah. Belum lagi si penjilat itu, membuatku malu di depan orang tua. Aku seperti tidak ada harganya. Satu-satunya hal yang kubanggakan selama ini adalah menjadi penyelamat kota, tapi sekarang kita hanya mengurus hal-hal sepele."
Clara menempelkan wajahnya ke atas meja, sementara Jonathan hanya bisa menepuk-nepuk pundaknya.
[Halo, apakah aku sudah boleh pulang? Aku mau nonton.]
Terdengar suara memelas dari seberang radio. Suaranya menggigil seperti kedinginan.
"NONTON APA!? PASTI KARTUN LAGI, KAN!? KAU INI SUPERHERO! TIDAK ADA SUPERHERO YANG MENYUKAI KARTUN!"
Clara membentak, membuat Jonathan terkejut dan takut. Ia melirik ke arah wanita itu dengan waswas, khawatir wanita yang disukainya itu sudah berubah menjadi monster.
[Masa? Tapi Spiderman menyukai Mary Jane padahal dia kartun. Ah, iya. Spiderman kan kartun juga. Batman juga. Superman juga.]
Clara menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembusnya seakan itu cukup untuk menahan emosinya. Jonathan geleng kepala mendengar kepolosan Grafit yang sepertinya saat ini sedang kedinginan di atas tiang pemancar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Kustri
mlipir ksni dl...nunggu Abimanyu up
2023-05-07
0
abdan syakura
Aq ikutan nimbrung ya,Kak Thor
Coba coba baca novel genre apa ini ya, Kriminal..?
2023-03-27
0
Rara Candra Kirana
👣👣👣👣
2022-02-20
0