Dengan penuh keyakinan lisa dan ibu melanjutkan perjalanan mereka ke rumah nomor 3, pasangan ahli bedah Ivan dan Jessie, saat sampai mereka melihat gedung yang sangat besar
"Bu gedung ini kayanya rumah nomor 3" ucap lisa
"Iya lisa, keliatan kaya rumah sakit" ucap ibu
"Wajar bu mereka kan ahli bedah" ucap lisa
Mereka pun masuk ke dalam, di area luar gedung itu banyak mobil ambulance yang sudah rusak dan berkarat, terlihat pula diding yang dipenuhi dengan bercak darah, mereka tiba di aula, melihat sekeliling dan mencoba mencari tau sesuatu, lalu lisa melihat ada kursi roda bergerak kearahnya, lisa mendekat pada ibu, kursi roda itu berhenti tepat di depan mereka
"Bu kursi roda itu jalan sendiri" ucap lisa
Namun di kursi roda itu terlihat ada sesuatu yang bergerak berdenyut, bentuknya sepeti buah magga namun berwarna hitam dan sepertinya dilapisi cairan ibu mencoba mendekat untuk memastikan apa itu, ibu yakin beda itu adalah jantung manusia, anehnya jantung itu tetap berdenyut terus menerus
"Lisa...ini jantung manusia" ucap ibu
"Jantung bu? Mana mungkin" ucap lisa
"Iya lisa, ibu yakin" ucap lisa
Lalu dari lorong terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah mereka, sadar akan hal itu lisa dan ibu menjauh dari kursi roda, ternyata seorang pria berbadan kurus mendekat ke arah lisa dan ibu
"Siapa kau?" Tanya ibu
Pria itu tak menjawab pertanyaan ibu, setelah semakin dekat lisa dan ibu dibuat kaget karna pria itu punya lubang di dada kirinya
"Bu liat itu" ucap lisa
"Iya lisa, gimana dia bisa tetep hidup" ucap ibu pria itu pun berhenti di kursi roda dan menatap jantung yang ada disitu
"Jantungku.....jantungku....." ucap pria itu
Pria itu mengambil jantung itu dan mencoba meletakannya di dadanya yang bolong
"Jantungku.....jantungku..." ucap pria itu
Jantung itu terjatuh ke lantai, dan pria itu terus menatap jantung itu dilantai, ibu dan lisa hanya bisa memperhatikan pria itu
"Jantungku....bukan......bukan jantungku" ucap pria itu
Pria itu mengalihkan pandangannya pada Lisa dan ibu, kemudian pria itu berdiri dan menunjuk kearah mereka
"Jantungku.....jantungku...." ucap pria itu
Pria itu berjalan menuju arah ibu dan lisa, lisa dan ibu mencoba lari keluar dari rumah sakit itu namun bagian luar rumah berubah menjadi sungai dengan aliran arus yang deras, melihat pria itu semakin mendekat lisa dan ibu pun berlari menuju ke dalam rumah sakit, tanpa di duga pria kurus itu mengejar ibu dan lisa
"Bu pria itu bisa lari" ucap lisa
"Terus lari lisa, kita coba menjauh dulu dari pria itu" ucap ibu
Ibu terus mencari cara agar bisa sembunyi dari pria itu, mereka pun menuju ke arah tangga dan mencoba naik ke lantai dua, berharap bisa menjauh dari pria itu, saat di tangga pria itu masih mengejar mereka, saat mulai mendekat ibu menendang pria itu hingga pria itu jatuh di tangga, melihat hal itu lisa berhenti berlari
"Bu...ibu gak apa-apa" tanya lisa
"Iya lisa ibu gak apa-apa" ucap ibu
Pria itu tergeletak di lantai, ibu dan lisa kembali menaiki tangga untuk menuju ke atas, saat sampai di lantai dua mereka hanya bisa terdiam karna banyak manusia yang berdiri sepanjang ruangan itu, banyak dari mereka mempunyai bagian tubuh tidak lengkap, ada yang hanya memiliki satu tangan, dan beberapa lainnya terlihat mempunyai lubang di tubuhnya,namun mereka semua punya kesamaaan dimana bagian mata mereka bolong sampai ke belakang kepala, mereka hanya terdiam dan tak melakukan apapun
"Bu mereka ngapain" ucap lisa
"Ibu yakin walau mereka gak punya mata, pendengaran mereka pasti sangat tajam" ucap ibu
Mereka pun berjalan perlahan menuju pintu yang ada di dekat tangga sambil terus memperhatikan langkah mereka, lisa pun melihat ke orang-orang itu namun kepala mereka bergerak seperti bereaksi terhadap sesuatu
"Bu mereka bergerak" ucap lisa
Ibu pun melihat kepada orang-orang itu dan mereka mulai menggerakan kaki mereka menuju ke arah ibu dan lisa
"Bu mereka mendekat" ucap lisa
Perlahan mereka mulai berjalan dan beberapa mulai berlari kearah ibu dan lisa, ibu berhasil membuka pintu dan masuk kedalamnya
"Lisa cepat masuk" ucap ibu
Mereka pun berada di dalam ruangan yang gelap, ibu berusaha mengambil banyak barang yang digunakann untuk menahan pintu, karna ibu takut orang-orang aneh itu mendobrak pintu, namun anehnya tak terdengar apapun dari luar, tidak ada tanda-tanda mereka mengejar
"Bu kayanya mereka gak ngejar kita" ucap lisa
"Iya lisa, mereka berhenti" ucap ibu
Ibu pun mendekat kearah pintu dan mengintip dari celah kecil yang ada di pintu, orang-orang aneh itu terlihat diam seperti sebelumnya
"Mereka gak ngejar kita lisa, untuk sementara kita aman" ucap ibu
Mereka pun berjalan dan berusaha memeriksa ruangan itu, namun dari dalam sebuah lemari ibu mendengar suara ketukan, ibu mendekat ke lemari itu dan mencoba membukanya, saat dibuka ada potongan tangan terjatuh membuat ibu sangat kaget, potongan tangan itu terlihat masih bergerak di bagian jari-jarinya
Kemudian dari arah pintu, terdengar suara dari orang-orang aneh itu, mereka mencoba mendobrak pintu yang sudah dihalangi oleh banyak barang-barang
"Bu mereka mulai bergerak lagi" ucap lisa
"Lisa bahaya kalo kita terus disini, kita cari tempat aman" ucap ibu
Mereka pun menjauh dari pintu, namun anehnya orang-orang itu berhenti mendobrak pintu dan kembali terdiam, ibu dan lisa mencoba mencari tempat untuk beristirahat sebelum menelusuri area rumah sakit itu.
"Lisa maafin ibu ya, ibu ngebuat kamu jadi kaya gini, harusnya kamu bisa hidup normal kaya remaja lainnya" ucap ibu
"Bu apa yang terjadi sama lisa itu udah jadi jalan tuhan, baik atau buruk semua harus dihadapi" ucap lisa
"Lisa saat ini cuma kamu penyemangat ibu, kalau bukan karna kamu mungkin ibu udah nyerah ngejalanin hidup" ucap ibu
"Makasih ya bu, lisa juga gak mau ditinggal ibu"
Setelah selesai beristirahat mereka melajutkan menelusuri rumah sakit itu, mereka menuju satu pintu yang punya ukuran cukup besar dibanding pintu lainnya
"Bu pintu itu kayanya beda dari pintu lainnya"
"Yaudah kita kesitu" ucap Ibu
Mereka pun mendekat ke pintu itu, lalu ibu membuka pintu itu tiba-tiba saja tubuh ibu menjadi kaku, di balik pintu itu ternyata ada Ivan yang mengepal tangannya ke arah Ibu, sepertinya hal itu yang membuat tubuh ibu menjadi kaku
"Lisa lariiiiiiii!!!!!" Ucap ibu
"Tapi bu......." ucap lisa
"Denger ibuuuuuuuu......lari sekarang!!!!!!!!!" Teriak ibu
Lisa pun berlari menjauh dari Ivan, sedangkan Ibu tidak bisa mengendalikan tubuhnya
"Wahh seseorang pendosa mengunjungi rumah sakitku" ucap Ivan
"Apa yang kau lakukan padaku" ucap lisa
"Aku bisa mengendalikan apapun dengan fikiranku, aku juga mampu melakukan apapun yang kusuka" ucap Ivan
"Lepaskan aku ivan...kumohon" ucap lisa
"Aku tidak suka melihat orang memohon, namun aku sangat suka melihat orang kesakitan" ucap Ivan
Ivan mulai menggerakan jari-jarinya yang membuat kedua tangan ibu seperti ditarik kearah samping, perlahan tarikan itu semakin keras membuat ibu kesakitan
"Romaria aku berharap teriakanmu mampu memuaskanku" ucap Ivan
Tarikan itu semakin keras, ibu berteriak dengan sangat keras, lalu Karna tarikan yang kuat membuat kedua tangan tangan ibu terlepas dari tubuhnya, darah mengalir dengan derasnya, ibu hanya bisa berteriak sambil melihat darah yang mengalir setelah tangannya terputus dari tubuhnya
"Ivan apa yang kau lakukaaaaannn, tangankuuuuuu......." ucap ibu
"Oh Romaria aku sangat suka Teriakanmu yang terdengar tersiksa" ucap Ivan
Ibu hanya bisa menangis melihat tangannya tergeletak di lantai, teriakan ibu bisa terdengar oleh Lisa yang sedang bersembunyi, tanpa berfikir panjang Lisa mencoba kembali kepada ibu
"Romaria aku ingin kau berteriak lagi" ucap Ivan
Ibu menangis menahan rasa sakit yang luar biasa, kemudian Ivan menjentikan kedua Jarinya, secara ajaib tangan ibu kembali tersambung, darah yang tercecer di lantai menghilang, dan rasa sakit yang ibu rasakan menghilang, ibu mengggerakan tangannya merasa tak percaya dengan apa yang terjadi
"Apa yang terjadi, mengapa tanganku kembali" ucap Ibu
"Jangan senang dulu Romaria, aku masih ingin bermain denganmu" ucap Ivan
Ivan kembali menggerakan Jarinya dan dengan kejamnya ia kembali memutuskan tangan ibu yang membuat ibu berteriak sangat keras
"Oh Romaria berteriaklah sekeras mungkin" ucap ivan
Iya menjentikan jarinya kembali, tangan ibu kembali tersambung, dan kembali memutuskan tangan ibu, hal itu membuat ibu sangat tersiksa
"Ivan....bunuh saja aku, aku tidak sanggup" ucap ibu
"Romaria.....Romaria..... ini baru awal, aku akan membuatmu berteriak lebih keras" ucap Ivan
"Tolong Ivan....bunuh saja aku" ucap Ibu
"Aku Akan mengulitimu" ucap Ivan
Ibu hanya bisa terdiam pasrah dengan keadaan itu,
kemudian dari kejauhan Lisa melihat ibu yang terkulai di lantai
"Apa yang harus kulakukan" ucap lisa
Lisa melihat kasur besi dengan roda di sebelahnya, saat Ivan mulai mengangkat kedua tangannya lisa mendorong Kasur besi itu ke arah Ivan, melihat kasur besi berjalan kearahnya Ivan menahan kasur itu dengan kekuatannya, saat Ivan teralihkan oleh kasur besi itu ibu mencoba berlari menjauh dari Ivan, dari kejauhan Ivan sadar ada lisa disana, kemudian Ivan menggunakan kekuatannya untuk menangkap Lisa, walaupun lisa Mencoba berlari namun Hal itu sia-sia, lisa diseret mendekat ke arah Ivan
"Kau gadis kecil, aku yakin teriakanmu akan terdengar sangat keras" ucap Ivan
Lisa terus berusaha melepaskan diri, namun kekuatan Ivan sangat besar
Ibu melihat Ivan yang menangkap lisa mencoba kembali, namun ibu harus mencari cara untuk mengalahkan Ivan, ibu berlari kesebuah ruangan mencari sesuatu yang bisa digunakan, ada banyak pipa besi di ruangan itu, ibu berfikir bisa menggunakan pipa besi itu
"Aku bisa menggunakan pipa ini, namun apakah ini mempan terhadap Ivan" ucap ibu
Ibu pun mencari cara agar bisa melukai Ivan, ibu terdiam dan teringat ucapan Abraham saat ibu melawannya, "arang itu mungkin melukaiku, tapi tidak akan sanggup memusnahkanku" ucap Abraham
Jika ibu melapisi Pipa itu dengan arang, mungin itu bisa melukai Ivan, ibu pun mengambil arang di sakunya walau hanya tersisa sedikit, ibu mengunyah arang itu dan melapisinya ke pipa besi yang ditemukan
Di sisi lain lisa masih berada dalam genggaman Ivan
"Lepaskan aku" ucap lisa
"Aku hanya ingin kau berteriak sekeras mungkin, itu tidaklah sulit, namun aku akan membantumu berteriak dengan cara mengulitimu" ucap Ivan
Ivan mulai mengangkat tangannya
"Kumohon jangan lakukan" ucap Lisa
Ivan hanya tersenyum mendengar ucapan lisa, lalu dari belakang ibu berlari kearah Ivan dan menusuk pipa besi tepat di bagian jantungnya
"Arrgghhhh......apa ini!!!!" ucap Ivan
Ivan melepaskan gengamannya dan lisa pun terjatuh ke lantai, ibu menghampiri lisa dan membantunya berdiri
"Bagaimana kau tau kelemahanku, bagaimana pipa ini bisa menusuk tubuhku" ucap lisa
"Aku tidak tau kelemahanmu, aku hanya mencoba menyelamatkan anankku, aku menggunakan sisa arang di katongku" ucap lisa
"Tidak mungkin.....tidak mungkin......" ucap Ivan
Ivan perlahan berubah menjadi sosok iblis, sayap keluar di punggungnya namun karna jantungnya telah hancur Ivan perlahan berubah menjadi abu dan menghilang terbawa angin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments