Chapter 3 : SELAMAT DATANG DI DIABOLUS

Di pagi hari sekali pelayan Mr Deli masuk ke kamar ibu dan Lisa untuk membangunkan mereka, namun karna lelah rasanya sulit sekali untuk membuka mata, pelayan itu memberi tau bahwa Mr Deli akan segera mengantar mereka ke rumah yang akan mereka tempati, Ibu dan Lisa pun bersiap2 untuk berangkat, namun saat melihat keluar rumah langit masih gelap.

"Pukul berapa ini?" tanya ibu.

"Sekarang pukul 2.30 nyonya," ucap sang pelayan.

Ibu dan lisa merasa bingung mengapa mereka harus berangkat saat matahari belum muncul sekalipun, lalu si pelayan menjelaskan bahwa perjalanan akan sangat jauh, dan akan lebih cepat sampai jika berangakat secepatnya, tanpa pikir panjang ibu dan Lisa turun dengan membawa barang2 mereka, sesampainya di teras Mr Deli sudah menunggu dengan pakaian yang sangat rapi.

"Selamat pagi, kalian siap untuk pergi?" tanya Mr Deli.

"Ya kami siap, namun mengapa harus tengah malam seperti ini," ucap ibu.

"Akan lebih cepat sampai jika kita kesana sekarang, jika menunggu pagi perjalanan akan terasa sangat jauh," ucap Mr.deli.

Tanpa fikir panjang mereka pun naik ke dalam mobil, karna masih terasa ngantuk ibu dan Lisa tak bisa menahan rasa kantuk mereka yang membuat mereka tertidur selama perjalanan, tak lama kemudian mereka terbangun karna hentakan mobil yang berhenti.

"Hey kalian kita sudah sampai," ucap Mr Deli.

Mereka pun beranjak dan segera keluar dari mobil, disambutlah mereka di depan sebuah gerbang yang bertuliskan Selamat datang di DIABOLUS, gerbang itu terlihat mewah dan sangat besar, Namun Mr Deli mengatakan kalau ia tidak bisa mengantar kami ke dalam karna Hawatir mobilnya bisa mengganggu orang yang sedang tidur.

"Saya hanya bisa mengantar kalian sampai disini, sebentar lagi akan ada yang datang menjemput kalian untuk membawakan barang-barang yang kalian bawa," Ucap Mr Deli.

"Baiklah Mr Deli kami sangat berterima kasih atas bantuanmu," ucap ibu.

"Senang bisa membantu kalian, hubungi saya jika kalian membutuhkan sesuatu," ucap Mr Deli.

"Ini sudah lebih dari cukup Mr Deli, kami tidak ingin merepotkanmu," ucap Ibu.

Tak berapa lama kemudian seseorang membuka gerbang itu, dan menghampiri mereka, dia terlihat seperti orang luar karna wajahnya seperti bule dan berpakaian sangat rapi.

"Perkenalkan nama saya Sherman, saya yang bertanggung jawan menjaga komplek ini," ucap pria itu.

"Baiklah mereka yang akan menghuni rumah nomor delapan, bisakah kamu bantu membawa barang-barang mereka," ucap Mr Deli.

Pria itu pun membawa barang2 ibu dan Lisa lalu mempersilahkan mereka untuk segera masuk menuju gerbang itu, ibu dan Lisa pun berpamitan pada Mr Deli dan berjalan masuk melewati gerbang besar itu, tak lama kemudian Mr Deli pergi.

Di perjalanan pak Sherman mengatakan bahwa jarak rumah kami sekitar 50 meter dari gerbang, melihat lingkungannya sepertinya Lisa merasa akan nyaman di tempat itu.

Sepanjang jalan pak Sherman hanya diam dan tak mengucapkan sepatah katapun, sambil mebawa barang milik ibu dan Lisa, pria ituhanya fokus berjalan.

Tak lama kemudian sampailah mereka di rumah yang akan mereka tempatu, Lisa dan ibu pun cukup tercengan melihat rumah itu karna rumahnya cukup besar dengan gaya bangunan eropa klasik, Lisa melihat sekeliling dan terlihat pula rumah-rumah lain dengan ukuran yang lebih besar dibanding rumahnya.

"Disini hanya ada delapan rumah, termasuk rumah kalian," kata pak Sherman.

"Baiklah pak terima kasih atas bantuannya," ucap ibu.

"Sebaiknya kalian bersikap baik dengan tetangga kalian, karna mereka akan melakukan hal yang sama pada kalian, disini kami sangat menjunjung tinggi sikap kekeluargaan, semoga kalian betah tinggal disini," ucap pak Sherman

Walaupun rumah mereka bernomor delapan namun posisinya ada di paling depan, bersebrangan dengan rumah nomor satu.

Lalu pak Aherman pun pamit untuk pulang, Lisa dan ibu pun masuk ke rumah baru mereka dan mulai merapikan pakaian mereka.

"Bu apa bener rumah sebagus ini bisa kita tempatin secara cuma-cuma?" tanya Lisa.

"Ibu juga bingung Lisa, tapi yang penting kita punya tempat tinggal buat sekarang," ucap ibu.

Mereka pun merapikan pakaian dan karna masih merasa ngantuk mereka pun berniat untuk tidur dan saat melihat jam ternyata waktu menunjukan pukul 03.15, ibu dan Lisa merasa bingung padahal mereka berangkat saja pukul 2.30, dan Mr Deli mengatakan bahwa tampat itu cukup jauh, namun karna tak mau memikirkan banyak hal yang tidak terlalu penting, mereka pun kembali tidur karna merasa masih mengantuk dan hari masih gelap.

Pagi pun tiba, Ibu bangun lebih dulu dan melihat semua area rumah, karna saat sampai tadi malam mereka tidak sempat melakukan hal itu, ibu beranjak ke arah dapur saat di dapur ibu melihat lemari es yang sangat bagus, persis seperti miliknya dulu, saat di buka ibu sangat kaget karna lemari es itu penuh dengan bahan makanan, ibu berfikir bahwa Mr Deli lah yang menyiapkan semua untuk mereka, ibu pun mengambil beberapa bahan makanan untuk diolah, tak lama Lisa terbangun dan menghampiri ibu.

"Ibu lagi ngapain?" tanya Lisa.

"Ibu mau masak Lisa, Mr Deki udah nyiapin banyak bahan makanan untuk kita," ucap ibu sambil memotong sayuran.

"Oh bagus deh bu, Lisa laper soalnya," ucap Lisa.

"Yudah kamu sabar dulu ya, sebentar lagi siap," ucap ibu.

Sambil menunggu ibu selesai memasak, lisa memutuskan untuk keluar dan melihat lingkungan barunya, diluar rumah Lisa melihat tempat itu agak berkabut namun dari kejauhan dia bisa melihat rumah-rumah besar itu, ia berjalan melihat semua rumah yang ada disana, sampai tiba di ujung jalan teryata ada sebuah danau yang juga diselimuti kabut, Lisa pun mendekat ke danau itu memercikan air yang terasa sangat dingin, saat menoleh ke belakang ada seorang pria yang tersenyum kepadanya, Lisa pun mambalas senyum pria itu

"Kamu orang baru ya disini?" tanya pria itu.

"Betul pak, saya yang tinggal di rumah nomor delapan," jawab Sheila.

"Oh begitu, Perkenalkan nama saya Abraham stok jackob, saya tinggal di rumah nomor satu," ucapnya sambil tersenyum.

"Nama saya Lisa pak, saya tinggal dengan ibu saya Romaria, senang bertemu dengan bapak," ucap Lisa.

"Apakah kamu dan ibumu mau berkunjung ke rumah saya, istri dan anak saya akan sangat senang menerima tamu baru," ucap pak Abraham.

"Oh baik pak, saya akan memberi tau ibu dulu, terimakasih sebelumnya sudah mengundang kami, " ucap Lisa.

"Baiklah datanglah kapanpun kalain siap, Lisa sepertinya saya harus pergi karna ada banyak hal yang harus saya kerjakan," ucap pak Abraham.

Pak Abraham pun pergi berjalan menjauh dari Lisa, karna sudah cukup berkeliling Lisa pun kembali pulang untuk memberi tau ibu, saat sampai di rumah ibu sedang berbincang dengan seorang wanita, Lisa pun mendekat namun wanita itu pergi berpamitan.

"Itu siapa bu?" tannya Lisa.

"Oh dia tetangga kita, namanya Elsa, tinggal di rumah nomor satu, dia ngundang kita ke rumahnya," ucap ibu.

"Oh istrinya pak Abraham ya bu."

"Loh ko kamu tau Lisa?" tanya ibu.

"Iya tadi Lisa juga kenalan sama pak Abraham, dia juga suruh lisa kasih tau ibu untuk berkunjung ke rumahnya," ucap Lisa.

"Oh gitu, orang yang baik ya, sampe keduanya kompak ngundang kita."

Lisa dan ibu pun masuk dan rencananya mereka akan ke rumah pak Abraham sore nanti, saat di meja makan ibu memberi tau sesuatu, "Eh lisa tadi bu Elsa istri pak Abraham ngasih tah ibu kalo mereka punya anak perempuan seusia kamu loh."

"Oh gitu bu, bagus lah Lisa jadi ada temen."

"Kayanya kamu gak bisa deh temenan sama dia," ucap ibu.

"Kenapa bu?" tanya Lisa.

"Soalnya kata bu Elsa anaknya punya penyakit langka, jadi harus selalu pake masker dan baju panjang, karna anaknya gampang banget sakit," ucap ibu.

"Kasian ya bu," ucap Lisa.

"Iya Lisa, yaudah abisin makan kamu, abis ini bantu ibu bersihin ruangan ya."

"Iya bu."

Lalu mereka pun membereskan meja makan dan beranjak untuk membersihkan seluruh ruangan, ibu membersihkan lantai atas, Lisa membersihkan ruang tamu dan area dapur yang masih belum tertata.

Saat membersihkan jendela Lisa melihat seorang anak perempuan berjalan dengan sangat terburu-buru, menggunakan masker dan jaket yang sangat tebal, Lisa yakin itu anak dari pak Abraham dan bu Elsa, dia berjalan sangat cepat dengan pandangan fokus kedepan, karna terburu-buru wanita itu tersandung sesuatu dan terjatuh, Lisa yang panik berlari keluar untuk menolongnya, Lisa membantunya berdiri, namun misa merasa kalau tubuh anak itu begitu keras, kulit anak itu juga begitu pucat dan dingin, setelah berdiri anak itu tidak mengucapkan terima kasih dan langsung berjalan cepat menuju rumah nomor satu, Lisa merasa hal itu wajar karna dia melakukan hal itu untuk menjaga dirinya tetap aman karna kondisi langka yang dideritanya, Lisa pun kembali kedalam rumah dan melanjutkan bersih-bersihnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!