Chapter 2 : Kemana harus pergi?

Kematian ayah benar-benar membuat kehidupan mereka memburuk, Lisa dan ibunya mulai bersiap menghadapi tantangan baru dalam hidup mereka, memulai segalanya dari nol, bertahan di tengah keterpurukan dan kesedihan mereka.

Baru beberapa jam menguburkan ayah, Lisa dan ibunya harus merapikan barang2 yang mereka bisa bawa, karna rumah mereka sudah disita oleh pihak bank dan harus di tinggalkan secepatnya, dalam kebingungan mereka terus memikirkan kemana mereka harus pergi.

"Bu kita mau kemana, kita gak punya tujuan kan?" tanya Lisa.

"Yaudah yang penting kita keluar dulu dari rumah ini, ibu gak mau tambah rumit," ucap ibu.

Mereka pun selesai merapikan barang-barang yang akan di bawa, hanya bermodalkan 2 koper dan 2 tas gendong mereka berjalan meninggalkan rumah itu, sebenarnya mereka bisa saja pergi kerumah orang tua ibu, namun sudah lama ibu tidak berhubungan dengan keluarganya karna sejak ibu memilih menikah dengan ayah, pihak keluarga ibu tidak pernah setuju dengan pernikahan itu.

Mereka berjalan terus tanpa punya tujuan dan hanya ada kekosongan di kepala mereka yang menemani mereka sepanjang jalan.

Sempat terlintas di kepala ibu untuk kembali ke keluarganya, namun rasanya tidak mungkin karna saat ayah ibu meninggal saja ia tidak datang, Lisa yang merasa sangat sedih berusaha tegar di depan ibu, sudah cukup lama mereka berjalan, mereka mulai merasa kelelahan, pada akhirnya mereka duduk di halte bus untuk beristirahat melihat kendaraan lalu lalang, berjam-jam terbuang hanya untuk memikirkan banyak hal yang ada di kepala mereka hingga tak terasa hari mulai gelap.

"Lisa malam ini kita tidur di situ aja ya," ucap ibu sambil menunjuk ke depan toko yang akan tutup.

"Iya bu gpp," ucap Lisa.

"Maafin ibu ya, semoga aja besok ada jalan terbaik buat kita," ucap ibu.

Mereka pun beranjak dari halte bus dan pergi ke depan toko yang sudah tutup, menggelar kain di lantai dan mulai tidur, walau sangat lelah mata mereka tetap terjaga ditengah dingin malam yang memeluk mereka, lambat laun mata mereka mulai mengantuk dan mereka pun tertidur.

Cahaya matahari mulai muncul, Ibu pun membangunkan Lisa dan menyuruhnya untuk merapikan semua karna ibu hawatir pemilik toko akan mengusir mereka, dengan keadaan yang masih ngantuk mereka merapikan semua dan segera beranjak dari depan toko itu, melanjutkan perjalanan yang tidak punya tujuan.

Tak berapa lama perut mereka mulai berbunyi dan membuat mereka semakin lemah untuk melakukan perjalanan tapa tujuan itu.

"Bu Lisa laper banget, gak kuat jalan lagi kayanya," ucap Lisa.

"Ibu ada uang tapi cuma cukup buat beli satu roti, kita bagi dua aja ya," ucap ibu.

Merekapun berhenti di sebuah warung untuk membeli roti dan membagi dua roti tersebut agar perut mereka terisi, mereka pun melanjutkan perjalanan namun pandangan ibu mulai kabur dan perlahan membuat ibu lemas dan jatuh pingsan, hal itu membuat Lisa panik dan meminta bantuan pada orang-orang disekitarnya, ibu pun dibawa ke tepi jalan oleh orang-orang yang beraedia membantu, saat sadar wajah ibu sangat pucat dan sepertinya terlihat tidak sanggup untuk berjalan lagi, kemudian seorang pria berpakaian sangat rapih mendekat ke arah mereka.

"Ibu kamu belum makan kayanya," ucap pria itu.

"Iya pak tadi sempet makan roti, tapi cuma sedikit," ucap Lisa.

Pria itu menawarkan bantuan agar Lisa dan ibunya mau ikut bersamanya, Lisa pun menyetujuinya dan membawa ibunya ke mobil pria itu, saat di mobil pria itu bilang bahwa dia bisa membantu mereka.

"Kenalin nama saya Deli, biasa dipanggil Mr Deli," ucap pria itu.

"Iya sebelumnya makasih pak udah bantu saya dan anak saya," ucap ibu.

Dia membawa Lisa dan ibunya kerumahnya yang sangat besar, disana kita disambut oleh banyak pelayan, Mr Deli mengajak mereka ke meja makan dengan banyak makanan di meja itu, Lisa dan ibunya disuguhkan makanan yang sangat banyak, Mr Deli pun menyuruh mereka makan terlbuh dahulu, mereka pun tak segan memakannya karna mereka sangat kelaparan.

"Kalian mau kemana?" tanya Mr Deli.

"Kami gak punya tunjuan, rumah kami disita oleh bank, jujur aja pak kami gak tau harus pergi kemana," ucap Lisa.

"Kalau kalian mau saya bisa pinjamkan kalian rumah untuk kalian tinggal," ucap Mr Deli.

"Nggak usah pak, saya gak mau merepotkan bapak, lagi pula kami gak punya uang untuk nyewa rumah," ucap ibu.

"Jangan takut saya akan memberikannya secara gratis, rumah itu udah lama gak saya tempati, lagi pula sepertinya rumah itu sudah disiapkan untuk kalian," ucap Mr Deli untuk keyakinkan ibu dan Lisa.

"Disiapkan untuk kami?apa maksudnya," tanya Lisa.

Mr Deli hanya tersenyum sambil berkata, "Kalian akan tau nanti."

Akhirnya karna merasa Mr Deli adalah orang yang baik dan belum lagi mereka memang membutuhkan rumah untuk tinggal,membuat ibu menerima tawarannya, rencananya Mr Deli akan membawa mereka ke rumah yang akan mereka tempati esok hari.

"Kalian pasti nyaman disana, di komplek perumahan itu cuma ada 8 rumah, salah satunya rumah yang akan kalian tempati," ucap Mr Deli.

"Tapi bapak gak akan minta apa2 kan dari kita, aoalnya kita gak punya apa-apa," tanya Lisa.

"Kalian tenang aja saya cuma mau bantu, lagi pula saya juga kenal sama ayah kamu," ucap Mr Deli.

Lisa dan ibu pun kaget mendengar ucapan Mr Deli.

"Maksud anda apa? apa bener anda kenal suami saya?" ucap ibu yang terlihat sangat kaget.

"Sebenarnya saya sangat kaget saat mendengar Robert meninggal, dan sudah seharusnya saya membantu kalian," ucap Mr Deli.

Ibu dan lisa pun merasa lega karna ada juga yang bisa menolong mereka, tak lama Mr Deli beranjak dan mengambil secarik kertas.

"Kalo kau setuju untuk menerima bantuan saya, tolong tanda tangani surat ini sebagai bukti kepemilikan rumah yang akan kau dan anakmu tempati," ucap Mr Deli.

Saat ibu melihat kertas itu, warna kertas itu berwarna merah, namun tak ada tulisan apapun disitu, dan anehnya ada cap jempol seseorang dibawahnya, ibu terlihat ragu dan terdiam selama beberapa menit, Mr Deli pun bilang bahwa itu adalah cap jempol ayah Lisa.

"Itu cap jempol suami anda, dia sudah menyiapkan semua ini untuk kalian," ucap Mr Deli.

"Tapi kenapa kertas ini berwarna merah dan gak ada tulisan apapun disini," ucap ibu yang merasa ragu.

"Merah itu perlambang ikatan, dan kertas itu kosong karna isinya harus disuaikan, jika sudah fix baru kita isi dengan data yang semestinya, kamu tenang aja tidak ada yang perlu di hawatirkan," ucap Mr Deli.

Karna ibu merasa tidak ada jalan lain lagi untuk mendapatkan tempat tinggal, ibu pun akan menyetujui surat itu.

"Dimana pulpennya? " tanya ibu.

"Gunakan tinta ini dan cap jempolmu di sebelah cap jempol suamimu," ucap Mr Deli sambil memberikan tinta berwarna merah.

Ibu pun mengambilnya dan menggunakan jempolnya untuk menandai kertas itu, dan pada akhirnya mereka bisa lega karna memiliki rumah yang didapatkan secara gratis.

"Baiklah besok aku akan mengantar kalian kesana, beristirahatlah kalian, pelayanku akan menunjukan kamar kalian," ucap Mr Deli.

"Baik pak terimakasih atas bantuannya," ucap ibu.

Setelah selesai makan Lisa dan ibunya pun diantar ke kamar untuk istirahat karna mereka akan berangkat di pagi hari, hari mulai malam dan keheningan mulai bersenandung menemani Lisa dan ibunya, namun sebelum tidur Lisa bertanya pada ibunya, "Bu ko ayah gak pernah cerita tentang Mr Deli ya,"

"Temen ayah kamu kan banyak, gak mungkin kita tau semua, lagipula Mr Deli sepertinya orang baik, kita harus bersyukur dia nemuin kita," ucap ibu dengan mata yang tertutup.

"Iya bu semoga aja ini awal yang baik buat kita," ucap Lisa.

Mereka pun tertidur setelah seharian berjalan tanpa tujuan, tentunya mereka bisa menutup mata dengan perasaan tenang di kepala mereka.

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

persekutuan dengan iblis

2022-08-31

0

Dina Saraswati

Dina Saraswati

Semangat thor, bagus critamu

2021-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!