Pernikahan Kedua Suamiku
Bab1. Satu Tahun Pernikahan.
***
"Kris kamu bisa pulang lebih awal kan?" tanya Nita pada suaminya. Lelaki itu masih tampak santai memakai dasi yang tengah membelit lehernya. Setelah selesai ia menoleh pada sang istri dengan tatapan hangatnya.
"Gak tahu," jawab Krisna santai.
"Memangnya kenapa? Biasanya juga gak pernah masalah aku pulang larut juga." Krisna lalu keluar kamar menuju ruang makan, tidak menghiraukan Nita.
Nita masih berdiri di kamarnya. Dengan tatapan bingung, dia harus mengatakan apa untuk mengutarakan keinginannya. Setelah Nita mengumpulkan keberanian untuk berbicara lagi pada suaminya ia melihat di hadapannya tidak ada sang suami.
Akhirnya ia pun keluar kamar untuk mencari
Krisna. Nita menghirupkan napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan kasar. Ia juga ikut mendudukan bokongnya disamping sang suami. Krisna yang tahu jika sang istri tengah gelisah pun bertanya.
"Ada sesuatu?" tanya Krisna ketika ia telah selesai memakan sarapannya. Nita berdehem untuk mengusir rasa gugupnya. Namun, itu pun tidak cukup untuk mengusir rasa itu.
"Cepatlah, nanti aku kesiangan kerja!" Seru Krisna sudah kesal menunggu jawaban sang istri.
Lelaki itu memang kurang peka, mengingat dia sampai saat ini belum bisa mencintai sang istri. Apalagi dia masih belum bisa menjauh dari kekasihnya. Dia mencintai Kasih--wanita yang telah menjalin kasih dengannya sebelum dia menikahi Nita.
Bahkan dia sudah berencana akan menikahi Kasih dalam waktu dekat. Sepertinya dia perlu memberikan kado di saat pernikahan mereka kini tengah menginjak satu tahun. Dia harus memberikan kado untuk nanti malam, dan meminta izin padanya agar Nita mengerti bahwa cinta tidak bisa dipaksakan.
Krisna beranjak berdiri lalu mengecup kening sang istri. Ia juga berpamitan padanya. Ada rasa bahagia ketika Krisna melakukan hal itu pada Nita. Wanita itu yakin jika suaminya sudah mulai jatuh cinta padanya.
"Ah, demi apa dia mencium keningku ini. Bukankah ini tanda sayang?! Apa dia mulai menyayangiku?" Pekik Nita mulai meraba keningnya.
Dengan semangat ia mulai keluar rumah dan membeli aksesoris untuk ia pasang di kamarnya. Semoga lelaki itu bisa merasa terkesan dengan kejutan yang telah ia berikan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Nita masih berkutat dengan riasan-riasan seperti pengantin baru di kamarnya. Itu semua ia lakukan agar bisa menarik perhatian suaminya. Semoga saja suaminya bisa menjamah dirinya. Supaya ikatan pernikahan mereka semakin kuat dengan adanya buah hati.
Nita Andira wanita berusia 30 tahun. Dengan kesedihan yang selama ia tutupi saat bersama suaminya. Semua orang akan mengira jika hubungan rumah tangga mereka harmonis. Mengingat perlakuan Krisna yang tidak pernah berbuat kasar. Namun, bagi Nita perlakuan itu tidaklah membuat dirinya bahagia. Ia bisa merasakan kelembutan dari suaminya. Tetapi hanya sebatas teman.
Bahkan kata-kata itu selalu memenuhi otak kecil Nita. "Aku tidak akan memperlakukanmu tidak baik, meskipun aku tidak mencintaimu. Tetapi, kita bisa berteman dalam pernikahan ini. Kamu bisa melakukan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan istri. Namun, maaf aku tidak bisa satu kamar dengan kamu,"
Jika diingat lagi, kata itu sungguh menusuk hatinya. Seolah tidak akan memberinya ruang untuk bisa mendapatkan buah hati dari pernikahan tanpa cinta ini. Ia tatapi kebodohannya mencoba merias kamarnya dengan dekorasi yang jelas akan sia-sia.
"Sesakit ini, aku ingin menjadi bagian dalam hidupmu, Kris," rintih Nita dengan bening kristal yang mulai berjatuhan. Ia mulai membuka lagi aksesoris yang sempat ia pasangkan di kamarnya.
Ia berjalan keluar dengan langkah gontai, semangat hidup bahkan tidak pernah ia miliki ketika ia tahu bahwa suaminya belum juga mencintainya.
"Bodoh! Harusnya aku tidak perlu merias kamar itu. Bahkan kami tidak satu kamar!" Jerit Nita dengan airmata yang tidak hentinya menetes.
Ting ... Ponsel Nita berdering, ia merasa heran mengingat suaminya meminta dia untuk bersiap-siap. Airmata yang sempat jatuh ia hapus dengan kasar.
Nita langsung berjalan kembali ke kamarnya. Ia juga merias dan memakai pakaian barunya. Beberapa menit berlalu Krisna datang menunggunya di depan kamar Nita. Lelaki itu sempat mengetuk dan dibalas dengan teriakan.
"Sebentar!"
Akhirnya Krisna mengalah, sembari memainkan ponselnya. Ketika Nita keluar Krisna sama sekali tidak menatapnya takjub mengingat ia sekarang berpenampilan berbeda.
'Sadar Nita, kamu tidak dicintai,' batin Nita.
Krisna yang sudah berjalan kedepan tidak mendapati Nita mengikutinya pun sedikit heran. Mengapa dia tidak mengekorinya. Krisna pun berbalik akan mengajak Nita. Namun, belum juga kakinya melangkah masuk Nita sudah berada diambang pintu.
"Kamu ngapain dulu?" tanya Krisna. Tanpa menunggu jawaban ia langsung masuk kedalam mobilnya. Ketika Nita sudah mendudukan bokongnya di kursi Krisna kembali bertanya.
"Kenapa pertanyaanku tidak dijawab?"
'Bagaimana aku mau menjawab kamunya saja main pergi sebelum aku menjawab,' batin Nita menggerutu.
"Hey, aku bertanya padamu. Mengapa malah mengumpatiku di dalam hatimu?" Sontak saja membuat Nita langsung membalikan badannya kearah Krisna.
"A-apa maksudmu?!" Nita berusaha mengusir kegugupannya dengan mengalihkan pembicaraan.
"Benarkan? Kamu sedang mengumpatiku?" Tanya Krisna lagi. Namun, netranya masih focus kearah depan. Nita menggelengkan kepalanya. Lalu berucap.
"Ahh, kamu sok tahu. Kayak bisa baca hati orang saja." Nita terkekeh meskipun hatinya kian was-was.
"Aku bisa membaca mimik wajahmu," tandas Krisna.
'Dia juga pasti bisa tahu, jika aku pun mencintainya,' batin Nita lagi.
Kini mereka telah sampai di Restoran, Nita keluar tanpa Krisna membukakan pintunya seperti pasangan lain. Namun, Nita kembali mengelus dada. Ia ingat jika dirinya dan sang suami menikah karena terpaksa bukan karena cinta.
Tidak ada perbincangan romantis yang terlontar dari mulut lelaki itu. Ia hanya menyuruh Nita untuk menikmati semua yang telah disiapkan oleh Krisna. Tidak ingin membuat suasana memburuk Nita hanya mengangguk tanpa berniat mengungkapkan keinginannya.
Setelah makanan itu telah tandas. Krisna memberikan setangkai bunga mawar putih kepada Nita. Namun, lagi-lagi ia tidak memberikannya sambil berjongkok dan berbicara kata-kata cinta. Bahkan Krisna masih duduk di kursi berhadapan dengan Nita.
"Semoga suka," ucap Krisna setelah memberikan setangkai mawar putih itu.
"Aku ... Suka, selagi suamiku yang memberikannya," jawab Nita. Ia menghirup aroma bunga itu dengan penuh penghayatan. Sampai matanya terpejam hanya itu yang bisa di lakukan untukmu menikmatinya. Mengingat ia belum pernah diperlakukan istimewa.
"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku sampaikan," ungkap Krisna. Wajahnya sudah dipasang dengan serius. Nita membuka kelopak matanya, lalu menatap kearah Krisna.
"Iya, apa," jawab Nita. Lalu ia menyimpan bunga itu.
"Apakah kamu akan menerimanya? Jika aku menginginkan sesuatu darimu?" Tanya Krisna menatap intens kearah Nita. Sang istri sampai dibuat salah tingkah karena di tatap dengan serius.
"Jika aku bisa tentu saja aku akan melakukannya untuk suamiku," jawab Nita dengan sudut bibir yang ia tarik membentuk senyuman.
"Sebenarnya ..."
***
Bersambung ...
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-03-31
0
Sulati Cus
kado yg menyakitkan donk
2022-12-26
0
Fatma ismail
sebenarnya... penasaran 🤭
2022-11-13
0