Bab4. Pertanyaan Menyakitkan.
***
"Menurut Nona bagaimana tanggapan Nona, tentang istri kedua, Tuan?" tanya Ari pada Nita.
Nita menyandarkan punggungnya di kursi mobil dengan dada yang kian terasa sesak. Pertanyaan menyakitkan yang diajukan padanya dari sekretarisnya Krisna membuat dirinya menjadi wanita yang menyedihkan.
Nita menatap dulu kearah depan, lalu mengatupkannya. Rasa ini begitu menyayat hatinya. Apakah semua lelaki sama saja hanya bisa membuatnya terluka? Sedangkan Ari dia terus di teror oleh Krisna. Bahkan lelaki itu sampai tidak focus menyetir mengingat Krisna terus mengganggunya.
["Bagaimana jawabannya?"] pesan yang dikirimkan lagi oleh Krisna.
["Belum ada jawaban dari Nona, Tuan. Dia memilih tertidur, tanpa menjawab pendapatnya dulu,"] jawab Ari. Sekretarisnya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
Tuannya yang ia rasa akan setia ternyata terang-terangan membagi cinta. Ari tahu jika itu bukan hak-nya untuk melarang. Namun, apakah Krisna tidak bisa menghargai istri pertamanya yang telah rela berjuang dalam balutan luka karena dia selalu mengabaikannya.
"Menurutku dia cantik, manis, dan yang pasti dicintai Krisna," jawab Nita, matanya masih terkatup ketika Ari melihat di kaca spion mobilnya.
Wajah itu masih terlihat santai dan damai di saat matanya tertutup, tidak mengumpati orang itu meskipun dia tahu wanita itu adalah perusak rumah tangganya. Ari hanya bisa membatin akan kebesaran hati istri pertama majikannya itu.
'Tuan memang sulit di tebak. Di saat di rumah dia mempunyai istri yang baik, dia malah menikah dengan wanita lain. Dia tidak pandai bersyukur. Tapi terlepas dari itu, aku yakin dia mempunyai alasan lain mengapa melakukan hal konyol ini,'
"Kenapa anda malah rela di poligami? Mengapa tidak mencegahnya agar kalian bisa bersama dan saling mencintai," ucap Ari pada Nita. Tidak lupa juga dia merekam semua percakapan mereka untuk melaporkan pada Krisna.
Nita membuka kelopak matanya secara perlahan lalu berkata.
"Bukankah alasannya sudah jelas anda pun tahu? Bagaimana dia bersikap pada saya?" Nita balik bertanya pada Ari.
"Dia memang lelaki yang lembut dan penyayang. Tapi dia tidak pernah mencintai saya!" Tandas Nita.
"Seberapapun saya berusaha agar dia menolehku nyatanya itu tidak membuahkan hasil. Biarlah dia menikahi wanita lain, agar dia mendapatkan kebahagian dalam rumah tangga seperti orang lain pada umumnya. Bisa saling menyentuh hati masing-masing, bisa honeymoon merayakan pernikahan dan juga bisa mempunyai buah hati dari pernikahan itu," terang Nita dengan panjang lebar.
"Tetapi anda tidak memikirkan perasaan anda sendiri?" tanya Ari lagi.
Nita menggelengkan kepalanya. Ia mulai kembali dilema. Akankah dia sanggup menjalani rumah tangga ini. Dengan poligami yang ia izinkan tentunya akan terlihat dan terdengar jika suatu saat Krisna menceritakan segalanya pada dia.
Matanya mulai berkaca-kaca, tidak kuasa dia menyembunyikan lagi kesakitan ini. Namun, ia berusaha agar air mata itu tidak menetes, dan terlihat oleh Ari jika dirinya begitu menderita. Yang seharusnya sekretaris suaminya itu tahu jika dia tetap bahagia apa pun keadaannya. Nita tidak mau dianggap wanita lemah.
"Perasaan? Jangan di bahas! Yang penting suami saya bahagia," timpal Nita dengan tawa kecilnya. Agar Ari tidak curiga.
Ari tidak henti-hentinya mengagumi Nita, dia wanita yang ramah dan dewasa. Di saat pernikahannya tidak ada cinta di dalamnya dia sama sekali tidak berniat untuk pergi. Dalamnya perasaan istri pertama Krisna membuat Ari iri karena mendapat istri yang begitu mencintainya.
"Semoga anda pun bahagia!" Seru Ari.
***
"Kasih!" Seru Krisna ketika Nita telah pergi menyambangi mereka. Wajahnya yang tadi bernapas memburu kini berubah dengan tatapan tajam.
Krisna tidak bisa membenarkan ucapan Kasih yang sedikit membuat istri pertamanya tidak nyaman. Krisna tahu betul jika Nita sangat mencintainya. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa ketika hatinya belum juga terbuka.
"Kenapa sih, Mas. Bukankah apa yang aku katakan benar adanya?" timpal Kasih dengan berjalan mendekati Krisna suaminya.
Ia mulai menempelkan tangannya di dada bidang sang suami. Ia juga tersenyum menyeringai tanpa Krisna ketahui.
"Kamu saja tidak bisa menghargai dia dengan tidak memakai baju, bukankah kamu pun sama halnya dengan aku," cerca Kasih yang mulai memeluk tubuh Krisna.
Krisna tersadar dengan apa yang di katakan Kasih. Lelaki itu hanya bisa menggerutu pada dirinya sendiri. Mengapa dia bisa seceroboh itu. Dan tidak mengerti akan perasaan istri pertamanya itu.
Krisna menguraikan pelukan dari Kasih, ia lebih mementingkan balasan dari Ari. Lelaki itu mulai mendengarkan apa yang tengah dikirimkan Ari.
Sebelum membuka pesan itu, Krisna memilih pergi dari kamar. Lelaki itu melengkungkan senyuman ketika mendengar jawaban dari Nita. Krisna semakin yakin jika sampai kapan pun dia tidak akan melepaskan wanita itu dalam hidupnya.
Tidak masuk juga kedalam kamar membuat Kasih langsung mendatangi Krisna. Ia melipatkan tangan di dada. Dengan wajah cemberutnya. Di malam bahagia seperti ini dia malah di tinggalkan. Meskipun hanya beberapa langkah dari kamarnya.
"Ayok tidur lagi, Mas!" Rengek Kasih duduk dipangkuan suaminya.
"Tidurlah lebih dulu, ada sesuatu yang harus aku kerjakan!" Seru Krisna pada Kasih. Namun, bukannya menurut wanita muda itu malah membawa ponsel Krisna dan mematikannya.
"Kamu mengkhawatirkan istri pertama kamu kan, Mas?" tanya Kasih dengan wajah yang sudah ia tampilkan dengan sedih.
"Masuk, Kasih!" Tegas Krisna. Wanita muda itu langsung berdiri dan menghentakan kakinya kelantai dengan keras. Namun, Krisna sama sekali tidak memarahinya. Ia tahu betul jika istri keduanya itu masih labil mengingat usianya masih 25 tahun.
Krisna akan menghubungi Ari. Dia akan memberikan tugas pada sekretarisnya itu untuk menjaga istri pertamanya. Dia juga sudah bertanya jika rapat yang digelar masih bisa di wakilkan pada sekretarisnya.
Ia juga akan cuti untuk beberapa hari mengajak Kasih honeymoon. Agar mood wanita muda itu kembali baik. Ia akan Honeymoon di Bali, jika ada kepentingan mendesak dan mengharuskan dia pulang tidak memakan waktu.
["Ingat kamu harus menjaga Nita, datangi dia pagi, siang, dan malam. Dan harus kabar baik yang saya dengar,"] pesan singkat yang Krisna kirimkan untuk Ari.
Ari yang baru saja pulang mengantarkan Nita langsung membaca pesan itu. Setengah hati ia merasa heran ini sebuah ancaman atau pekerjaan. Dia mengkerutkan keningnya, Krisna ingin istri pertamanya tetap bahagia. Akan tetapi, dia sendiri yang membuat istrinya terluka.
"Tuan ... Tuan, kamu tidak menyadari jika dirimu sendiri lah yang membuatnya terluka," gumam Ari.
["Baik Tuan, saya akan menjaganya. Lalu jika ada yang menyakitinya saya harus berbuat apa?"] Balas Ari, ia sedikit menyindir majikannya.
["Ya, tentu anda sudah tahu harus berbuat apa. Bukankah kamu sekretaris saya yang luar biasa!"]
***
Hanya bisa up satu hari satu bab saja. Mohon dimengerti dan bersabar ya teman-teman. Karena cerita ini ikut lomba jadinya harus melalui editor dulu dengan waktu yang cukup lama. Semoga kalian tetap menunggu kisah ini.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Jade Meamoure
ya ampun 25 tahun itu dah mau kadaluarsa alias kelewat dewasa kalo masih 19 tahun barangkali itu masih muda remaja
2023-08-04
1
Jumiroh Miroh
suami gak ada otak
2023-03-08
1
Fatma ismail
aich...pnsrn sebabnya mereka menikah Krn apa,,dn apa rencana nya
2022-11-13
0