Bab2. Izinkan Aku Menikah Lagi?
***
"Sebenarnya ... Aku ingin kamu mengizinkan aku menikah lagi," ucap Krisna dengan tidak berperasaan mengungkapkan keinginannya.
Bagai tersambar petir berulang kali, Nita hanya bisa mengerjap tidak percaya dengan keinginan suaminya. Di saat dia berusaha mencuri hati suaminya. Namun, ia malah meminta menikah lagi.
Lalu bagaimana dengan dirinya yang mencintai Krisna. Nita sepertinya harus mengubur rasa itu, ia sama sekali tidak dicintai Krisna.
"Aku mohon mengertilah, bukankah aku sudah bilang bahwa aku tidak akan pernah bisa mencintai kamu. Aku pun ingin menikahi Kasih pacarku," terang Krisna lagi dengan tegasnya. Membuat hati Nita semakin terluka.
"Aku permisi dulu kekamar mandi," pamit Nita. Ia ingin menangis terlebih dulu sebelum dia akan mengizinkan suaminya menikah lagi. Di saat dia menjadi istri satu-satunya saja ia tidak pernah mendapat perhatian istimewa dari suaminya. Apalagi sekarang jika dia mempunyai madu.
Nita pasti akan semakin menjauh dengan Krisna. Bukannya menjawab Krisna mencekal pergelangan tangan Nita. Lalu berkata.
"Menangis di sini saja. Percuma kamu ke kamar mandi. Karena aku tahu kamu hanya akan menangis," ucap Krisna. Nita melepaskan tangan Krisna dan berucap.
"Siapa bilang aku akan menangis, aku ingin buang air kecil, bisakah kamu membiarkan aku pergi. Aku sudah tidak tahan," ujar Nita memelas pada Krisna. Akhirnya Krisna mengizinkan.
Nita langsung berlari kekamar mandi dengan tergopoh-gopoh. Ia langsung menumpahkan kesedihan yang teramat mendalam. Hatinya bagai dihujam belati yang kian tajam. Perih, sakit, yang tidak berkesudahan. Ia menangis sejadi-jadinya di dalam sana.
"Harusnya kamu mencoba mencintaiku, Kris. Bukannya ingin menikah lagi. Bahkan aku tidak tahu kamu masih berhubungan dengan kekasihmu itu," rintih Nita di dalam sana.
Beberapa menit di dalam sana. Nita akhirnya keluar. Dengan wajah sembabnya karena ia lupa membawa makeup untuk merias wajahnya. Krisna menatap Nita dengan intens.
"Kamu menangis?" Tanya Krisna dengan tatapan dingin seolah ia tidak suka apa yang telah Nita lakukan. Seharusnya Krisna mengerti bahwa seorang istri akan tersakiti dengan keinginan suaminya yang akan memberikannya madu.
Teramat dalam ia mencintai Krisna dan sudah mantap dengan keputusannya. Ia akan merestui pernikahan kedua suaminya. Ia yakin itu akan membuat Krisna bahagia meskipun bukan bersama dirinya.
"Aku mengizinkannya Kris," ujar Nita berusaha memberikan senyuman manis dihadapan Krisna. Lelaki itu menatap lekat netra Nita. Dan akhirnya ia melengkungkan senyuman dengan menawan.
"Terima kasih untuk pengertiannya," tandas Krisna dengan wajah begitu berseri.
'Andai wajah berseri itu ketika menatapku aku pasti akan bahagia. Aku akan bertahan, karena aku sayang kamu,' batin Nita.
Malam ini mungkin akan menjadi makan malam terakhir bagi Nita bersama dengan Krisna. Karena Nita yakin jika Krisna telah menikah lagi dia akan lebih sulit membagi waktu dengan dirinya. Ia kembali tersadar dia bukan wanita pujaan Krisna.
"Apa ada tempat yang ingin kamu datangi? Ini sebagai hadiah karena kamu telah memberikanku izin," ucap Krisna tanpa memandang Nita. Namun, ia berpikir bahwa itu semua tidak perlu. Mengingat mencintai tetapi tidak terbalaskan sudah cukup membuatnya tidak memiliki keinginan.
"Pulang saja, sepertinya," jawab Nita membawa kembali bunga mawar yang sempat Krisna beri.
"Ke toko bunga mau?" Ajak Krisna berusaha membawa Nita berjalan-jalan. Ia juga tahu jika malam ini akan menjadi malam terakhir mereka bisa bepergian. Selebihnya mungkin Krisna akan lebih sibuk dengan Kasih kekasihnya.
"Sudah kubilang, pulang saja!" Seru Nita masih kukuh dengan keinginannya.
Akhirnya Krisna mengiyakan keinginan istrinya itu. Ia memilih membawanya pulang, mengingat Nita sama sekali tidak berniat ingin berjalan-jalan dengannya.
Kendaraan roda empat itu kini sudah terparkir di pelataran rumah yang mereka tempati selama satu tahun ini. Rumah yang menyesakkan bagi Nita meskipun kesan mewah begitu kentara.
Krisna memegangi tangan Nita ketika wanita itu akan sampai diambai pintu.
"Besok akan ada asisten rumah tangga." Nita pun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Krisna dengan heran. Tidak biasanya ia langsung memberikannya asisten.
Seperti yang sudah-sudah mereka akan bersislih paham karena Krisna ingin Nita dibantu asisten rumah tangga. Tetapi Nita ingin dia mengerjakannya seorang diri.
"Aku sudah bilang, aku masih mampu membersihkan rumah mewah kamu," tolak Nita tidak mau menerima ucapan Krisna.
"Aku tidak setuju! Kali ini kamu harus menuruti keinginanku untuk memperkerjakan asisten rumah tangga. Karena aku menikahimu untuk jadi istri, bukan jadi pembantu," ucapan Krisna membuat Nita tersentuh.
'Keinginanmu mulia, ingin membahagiakan istri. Tetapi tidak dengan batinnya,' batin Nita.
"Apakah untuk kali ini aku tidak bisa menolak Kris?" Tanya Nita masih santai menanggapi. Padahal ia sudah merasa lelah akan hatinya. Mengapa ia bisa sebodoh ini tetap mempertahankan rumah tangga ini.
Krisna menarik tangan Nita untuk masuk kedalam. Ia dudukan Nita di kursi. Krisna merasa simpati melihat istrinya terlihat pegal mengingat dia memakai hagheels.
Krisna membawakan sebaskom air hangat dan membawa kaki Nita untuk dimasukkan kedalamnya.
"Sepertinya kamu belum terbiasa, seharusnya kamu memakai sepatu saja dari pada memakai hagheels seperti ini." Krisna tampak memprotes penampilan Nita karena membuat dirinya tersiksa.
'Ini tidak seberapa dibanding kamu yang tetap tidak bisa menerima aku, Kris,' batin Nita.
"Ah, sudah kamu kok lebay sih Kris. Aku sudah biasa padahal memakainya. Kamu saja yang berlebihan," kekeh Nita dengan menutupi mulutnya. Hatinya berkata apa tetapi yang terlontar berbanding terbalik dengan kenyataannya.
'Sampai kapan aku bisa bertahan disampingmu, Kris,' batin Nita.
"Bukankah aku memang selalu perhatian padamu, hmmm," ucap Krisna ia mulai berdiri dari jongkoknya dan menatap kearah Nita.
"Ah, sudah Kris aku masuk, ya. Semoga mimpi indah," pamit Nita. Namun, tangan Nita dipegang Krisna. Nita hanya bisa menatap nanar tangan yang sedang memegangi tangannya. Andai ia juga bisa mengapai hatinya.
"Terima kasih,"
"Iya." Nita menjawab dan ia mulai melepaskan tangan Krisna dari tangannya.
"Semoga kamu akan bahagia jika bisa menikahinya." Nita mulai melangkahkan kakinya untuk pergi kekamar. Ia lebih memilih pergi daripada harus mendengar jawaban Krisna.
"Aku juga bahagia menikahi kamu, Tata!" Teriak Krisna. Wanita itu tetap menatap kedepan tanpa berniat untuk menengok Krisna.
Ketika Nita sampai di depan pintu kamarnya, ia langsung mengunci pintu dan merosot jatuh kelantai. Rasanya sudah dari tidak dia tidak bisa menopang tubuhnya. Ia tidak bisa menggambarkan lagi bagaimana hatinya saat ini. Kacau, pilu, menyedihkan.
Apalagi ucapan Krisna yang mengatakan bahwa dia bahagia menikah dengan dirinya. Tetapi, mengapa dia malah menikah lagi, bukannya berusaha mencintai Nita.
"Aku bisa memiliki ragamu, Kris. Tetapi, aku tidak memiliki hatimu. Rasanya begitu sulit bagiku untuk menggapai dirimu," lirih Nita dengan memeluk lututnya.
***
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Soraya
klo didunia nyata ada gak sih orang jdi bodoh atau ilang akl krna cinta
2024-03-31
0
Sulati Cus
klu ak blg kek gini aku ijinin tp ceraikan ak
2022-12-26
0
Fatma ismail
cinta ,,,yh begitulah
2022-11-13
0