Sekretaris Buruk Rupa

Sekretaris Buruk Rupa

PROLOG : Resign ke-7

Suara tamparan yang teramat keras menggema ke seluruh ruangan kantor Direktur Pemasaran Trigger Corp.

Untungnya ruangan dengan desain modern kontemporer itu dibuat kedap suara, sehingga orang-orang di luar ruangan tidak tahu menahu bahwa Hans Trigger, Direktur Pemasaran di Trigger Corp, sekaligus putra kedua dari Direktur Utama perusahaan tersebut, baru saja ditampar oleh sekretarisnya yang cantik, Miss Ambrosia Heart.

"Dasar wanita sial! Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan?" bentak Hans murka sambil memegangi rahangnya yang memar dan masih terasa panas akibat tamparan Ambrosia barusan. Mata merahnya berkilat-kilat sambil menatap tajam ke arah wanita yang telah menamparnya itu.

Ambrosia bergeming. Ekspresinya sedingin es di kutub utara. Dirinya tak peduli lagi dengan apapun. Ia sudah muak. Sangat-sangat muak. Satu-satunya emosi yang dapat ia rasakan saat ini hanyalah perasaan jijik pada pria yang ada di hadapannya itu.

Kedua tangan Ambrosia gemetaran di sisi tubuhnya, berusaha menahan hasrat diri untuk menerjang, menjambak, dan menampar wajah bosnya itu lagi dan lagi, sampai puas.

Namun Ambrosia tidak ingin memberikan kesempatan pada pria yang membuatnya muak itu untuk dapat membalikkan keadaan. Salah sedikit bisa-bisa dirinya yang dituntut atas kasus penyerangan. Dan Hans Trigger adalah pria rendah yang pasti akan melakukan hal itu demi menyelamatkan harga diri serta reputasinya.

Tidak, batin Ambrosia. Aku tidak akan pernah merendahkan diriku di hadapan bajingan gila ini, imbuhnya dalam hati. Aku harus tetap tenang, agar aku bisa menang.

Karena itu Ambrosia tidak boleh bertindak gegabah, untuk saat ini satu kali tamparan sudah cukup—walaupun jauh di lubuk hati ia masih ingin menampar pria itu lagi, tetapi demi sebuah kemenangan telak, Ambrosia harus bisa menahan diri.

"Aku akan menuntutmu. Pasti. Aku juga akan memecatmu, dan kupastikan kau tidak akan menerima sepeser pun saat keluar dari sini. Lihat saja nanti, dasar budak rendahan tidak tahu terima kasih." Sambil bersungut-sungut Hans tergesa menuju ke belakang meja kerjanya lalu mengangkat gagang telepon.

Ambrosia sangat tahu bahwa Hans Trigger pasti akan merasa sangat terhina atas tamparan darinya. Pria dengan harga diri setinggi langit itu tidak akan pernah mengerti cara instrospeksi diri, meskipun jelas-jelas pria itulah yang melakukan kesalahan lebih dulu hingga memicu tamparan dari sang sekretaris.

Dan Ambrosia juga tahu persis siapa yang akan ditelepon pria itu saat ini. Ia bisa menebaknya dengan mudah, karena Ambrosia mengenal cukup baik karakter bosnya yang satu ini meskipun baru bekerja dengan pria itu selama enam bulan. Untuk itulah Ambrosia sudah berjaga-jaga dengan mempersiapkan sesuatu.

Ketika Hans masih menunggu sambungan teleponnya dijawab oleh pengacaranya, masih dengan tatapan penuh amarahnya yang terkunci ke arah sang sekretaris, Ambrosia justru dengan tenang menarik sebuah pulpen mekanik dari saku kemejanya lalu menekan puncak pulpen itu.

Sedetik kemudian terdengarlah serentetan kalimat-kalimat menjijikkan yang Hans lontarkan demi merayu sekretarisnya itu agar mau bercumbu dengannya, beberapa menit sebelum akhirnya tamparan keras Ambrosia mendarat di wajah Hans Trigger.

Mata kecil dan cekung Hans seketika membelalak. Perpaduan antara kaget bercampur rasa tidak percaya membuat raut wajah Hans tampak idiot di mata Ambrosia. Rasa gelisah membuat lengan Hans yang memegang gagang telepon tampak melemah. Pria itu meletakkan gagang telepon secara asal asalan di atas meja kerjanya dengan tatapan mengerikan ke arah Ambrosia.

"Kau... Kau merekam percakapan kita tadi?" tanyanya tak percaya sambil menunjuk ke wajah Ambrosia.

"Itu bukan percakapan, melainkan hanya suara anda. Perlu anda ingat bahwa tidak ada sedetikpun suara saya terekam di dalamnya." Akhirnya Ambrosia bersuara, setelah ia mematikan recorder yang merekam bukti pelecehan verbal sang direktur terhadapnya.

Ambrosia sengaja diam saja sejak tadi demi mencegah suaranya masuk ke dalam rekaman, sekaligus menghindari segala hal yang mungkin bisa digunakan pengacara Hans Trigger untuk melawannya seandainya ada tuntutan dari pihak bosnya itu.

"Persetan!" Lagi-lagi Hans berteriak. Masih dengan mata yang melotot marah, sudut-sudut bibirnya kemudian terangkat membentuk seringai mengerikan mirip ekspresi karakter villain Joker. "Apa kau berencana menuntutku atas tuduhan pelecehan dengan menggunakan bukti rekaman itu, Miss Heart?" tanya Hans dengan suara yang bergetar samar.

Apapun yang direncanakan Hans di otaknya saat ini, Ambrosia mengira pria itu berusaha bersikap tenang untuk mengulur waktu sekaligus mengorek kelemahannya demi memenang pertarungan di antara mereka. Untungnya Ambrosia cukup jeli untuk menyadari getar samar dalam suara Hans yang mencoba bersikap sok tenang.

"Tentunya kau tidak cukup naif untuk melakukan kebodohan dengan senjata semacam itu kan?" pancing Hans.

"Ini memang senjata saya." jawab Ambrosia tegas.

Hans seketika tampak kaku. Kedua tangan yang ia sandarkan di atas meja mengepal bersamaan.

"Tetapi bukan untuk menuntut anda, melainkan untuk membuat kesepakatan."

Hans menggebrak meja kerjanya secara spontan. "Kurang ajar! Kau ingin memerasku rupanya?" Rahang Hans mengeras seiring emosinya yang kembali merangkak naik ke permukaan.

Seharusnya Ambrosia tahu bagaimana cara kerja dari otak tidak kompeten pria itu. Meski termasuk pria dari kalangan elit, tetapi sebagai putra kedua yang tidak cukup mendapat perhatian dari kedua orang tuanya, Hans Trigger tidak memiliki kecerdasan yang terasah dan dipersiapkan sejak dini sebagai mana mestinya para ahli waris perusahaan besar, karena itulah pria itu hanya memiliki pola pikir sempit dan sederhana, yang sayangnya cenderung ke arah negatif.

Ambrosia menarik napas panjang, "Terserah anda menganggapnya apa, tetapi selama anda tidak menuntut saya atas dugaan kekerasan fisik, saya pun tidak akan mengirimkan bukti rekaman ini secara anonim ke dalam website resmi perusahaan yang saya yakin akan sangat mempengaruhi reputasi anda."

Ambrosia sangat yakin bisa mendengar gemeretak gigi milik Hans Trigger dari tempatnya berdiri. Jelas sekali bagi Ambrosia bahwa pria itu merasa terancam, dan tersudut.

"Apa itu saja?" tanya Hans curiga.

"Tentu tidak." Ambrosia tersenyum tipis. "Sebelum anda memecat saya secara tidak hormat, sebaiknya anda menerima pengunduran diri saya dengan baik sehingga tidak mengurangi hak-hak yang sudah seharusnya saya dapatkan saat keluar dari perusahaan ini."

"Bagaimana dengan bukti rekaman itu?" Hans bertanya dengan gusar.

"Saya akan menghancurkannya di hadapan anda segera setelah hak-hak saya terpenuhi sebagai karyawan yang resign tanpa adanya masalah." Ambrosia berkata sambil menatap lurus ke dalam bola mata Hans. Menyatakan kesungguhannya.

Sebodoh-bodohnya Hans, tidak mungkin tidak menyadari keseriusan dalam nada suara maupun sikap sekretarisnya.

"Sialan, sialan, sialan." Akhirnya Hans hanya bisa mengumpat bertubi-tubi sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, menyadari kekalahannya.

Dengan begini, Ambrosia berada beberapa langkah di depan Hans. Dengan langkah tenang Ambrosia keluar dari ruangan. Rasa lega seketika menyebar ke seluruh tubuhnya setelah berada di luar. Ia menang. Ia telah memenangkan pertarungan ini. Saatnya mengucapkan selamat tinggal pada Hans Trigger, si Direktur mesum.

Ini ke tujuh kalinya Ambrosia harus resign dari tempatnya bekerja dengan alasan yang sama. Meski kecewa karena dirinya lagi-lagi tidak mampu bertahan lama di sebuah perusahaan, tetapi Ambrosia tidak pernah menyesal. Ia percaya bahwa suatu saat nanti, dirinya pasti dapat menemukan tempat kerja yang nyaman untuknya, sekaligus bos yang tidak akan melakukan pelecehan dalam bentuk apapun terhadapnya. Pasti.

...****************...

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

wajah cantik body molek kdg jg jd kutukan 😅😅

2023-11-02

1

Comelciripa

Comelciripa

endi tambahane

2023-09-26

1

Aily Nursehati

Aily Nursehati

karya athor selalu buat aku penasaran baca nya ....
semangat ya Thor 💪

2023-09-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!