Cinta Seputih Kapas
Satu minggu lagi adalah hari yang aku tunggu-tunggu. Dimana saat hari itu tiba aku dan kekasihku akan menjadi pasangn yang terbahagia, karna setelah tiga tahun perjalanan cinta kami, aku Riri ayu wanita dan Aril arman maulana atau biasa kupanggil kak Ar akan melangsungkan hal yang sangat sakral yaitu pernikahan.
Yah selama tiga tahun pacaran, jatuh bangun bersama melalui banyak kisah dari tawa maupun lara ahirnya sampailah kami dititik ini.Tak ada yang paling membahagiakan daripada mengingatnya membayangkan dirinya menyebut namaku sebagai mempelai wanitanya.
Pluk.
Nayla sahabat sekaligus partner kerjaku sengaja melempar beberapa berkas perkerjaan ke meja membuatku kaget dan terpaksa menyudahi imajinasi indahku.
Meskipun agak kesal tetapi aku tetap memilih diam dari pada berdebat dengannya yang menurutku hanya buang-buang tenaga dan waktu.Namun tiba-tiba saja kepalaku berdenyut mengingat undangan pernikahan yang sudah kusebar tiga hari lalu, sementara cutiku belum di Acc sampai hari ini.
Dimana-mana calon pengantin sudah dipingit, disuruh banyak istirahat,berdandan yang cantik bak putri yang sedang menunggu kedatangan pangerannya. Nah sementara diriku malah masih disibukkan dengan tugas kantor yang bejibun.
"Menyebalkan." Kataku menggerutu.
"Cie calon manten ... udah gak sabar ya." Nayla menyahut cepat dengan tampang mengolok-olok.
"Naay.. please deh aku sedang tidak ada mood untuk bercanda."kataku tak bersemangat.
" Hehe iya deh iya.Yang sabar ya katanya orang sabar disayang mantan eh."
Plak.
Salah satu map dimeja kerjaku melayang sukses mengenai lengannya.Namun Nayla tetaplah Nayla gadis usil yang tak pernah kehabisan akal untuk menjahili manusia disekitarnya.Meskipun sudah kubuat meringis kesakitan tetapi tetap tidak membuatnya berhenti untuk terus menggodaku.
Drrrrt. Drrrrt. Tak sampai berbunyi untuk yang ketiga kalinya aku sudah langsung menyambar cepat ponsel diatas nakas.Sementara Nayla gadis itu terlihat sudah sibuk sendiri dengan laptopnya.
"Assalamungalaikum sayang." Suara dari sebrang telfon membuatku langsung ber'energi kembali.
Aku tersenyum senang sambil menjawabi salamnya.
"Wangalaikum salam calon imam.Hehe.'' Aku menutup mulutku sendiri setelah mengatakannya.
Huek. Nayla berexpresi seperti ingin muntah.Tapi dimaklumin aja lah ya jomblo akut ya gitu bawaanya baper muluk.😁😁
Aku langsung menyambar tas ku, tak mempedulikan Nayla yang bertanya kepo saat aku melewatinya begitu saja.
''RI.. ''Masih terdengar suaranya yang setengah berteriak memanggil namaku dari balik ruangan saat aku sudah berada dibalik pintu.
Aku berjalan tergesa memasuki Lift yang biasa dipakai karyawan.Mengingat lima menit lagi waktu jam makan siang tiba,jadi aku berfikir untuk keluar lebih dulu.Selain untuk menghindari keramaian juga karna pekerjaanku yang sudah selesai.Aku fikir tidak apa donk mencuri waktu sedikit,,eits ingat ya readers waktu bukan duit😁
Saat sudah berada dilantai dasar aku tak sengaja bertabrakan dengan pria asing berwajah familiar.Namun dari cara memandangnya terhadapku terlihat jelas dari tatapan matanya kalau mungkin kami memang tidak pernah bertemu sebelumnya.
Entah siapa yang salah.Aku yang berjalan tergesa atau dia yang berjalan tak hati-hati.Tetapi aku tetap minta maaf barangkali memang aku yang salah.
"Maaf ya gak sengaja." Aku berkata sambil merapatkan kedua tanganku ke depan dada sebentar, kemudian melesat cepat dari hadapannya.
Aku berhenti sejenak agak membungkuk dengan tangan yang memegangi lutut.
''Hos hos ,,,,,,''
Nafasku terengah-engah karna berjalan terburu- buru agar cepat sampai menemui sang puja'an hati.
Tap tap tap.Suara hels ku mulai berjalan kembali memasuki cafe yang tempatnya hanya bersebrangan dengan kantor tempatku bekerja. Aku berjalan sangat santai seolah mentaati perintah kak Ar yang selalu berpesan untuk selalu hati-hati.
Diujung pojok sebelah kiri,aku menangkap sosok yang sangat aku kenal sedang tersenyum bercanda ria dengannya.Entah kenapa mood booster ku tiba-tiba berubah begini, hanya karna melihat Dinda adiku sedang duduk satu meja dengan calon suamiku.
Berlebihan sekali .Masa iya cemburu dengan Dinda.Wahai hati tolong dong dikondisikan jangan cemburu buta begini.
"Sayang." Suara kak Ar sedikit mengagetiku.
Entah sejak kapan pria itu berdiri didepanku. Seingatku tadi dia sedang duduk santai bersama Dinda.
"Sejak kamu matung disitu."Ucapnya seakan bisa membaca fikiranku.
"Eh."
"Kenapa? jangan bilang kamu cemburu sama adik kamu."
Glek. Aku benar-benar kesusahan menelan ludah ku sendiri.
Sekalipun iya tapi gak harus diomongin segamblang itu juga kali.Kan bisa malu kalo sampe kedengeran Dinda.Batinku.
"Enggaklah gila kali cemburu sama adik sendiri." Elaku sedikit ketus.
"Kamu cantik kalo lagi cemberut gitu. " Ia mengusap puncak kepalaku juga menggenggam mesra tanganku.Membuat kesalku menghilang begitu saja.
Begitulah aku, mau semarah apapun tetap saja jatuh pada tatapan matanya. Mata indah nan teduh itu selalu bisa menaklukkan hatiku.
"Woi kakak kandung dan calon kakak ipar, mau sampe kapan berdiri disitu.Sudah pegel nih mata dibaperin muluk." Itu suara cemprengnya Dinda. Membuat aku dan kak Ar tertawa sumbang.
Kak Ar menarik kursi untuku terlebih dulu.
"Din, udah lama?
''Mmm lumayan sih, habis chek up langsung ngikut kak Ar kesini.
''Owh ya, gimana kondisi kamu udah mendingan?tanyaku tentang kondisi kesehatan Dinda setelah beberapa hari lalu tipesnya kambuh.
''Kondisinya sudah agak membaik yang penting jangan telat makan, air putih yang cukup sama minum obat yang teratur." Kali ini kak Ar yang menjawab.
''Nah dengerin tuh makan,jangan diet muluk." Kataku sedikit mengomel mengingat betapa susah dan malasnya Dinda kalau disuruh makan.
'' Kaya kakak rajin aja kalo disuruh makan." Protes Dinda.
"Bener yang?'' Kak Ar mempertanyakan kalimat Dinda barusan.
'' he he kadang aja tapi gak separah Dinda loh ya." Selorohku yang langsung mendapat gelengan
kepala oleh kak Ar.
Entah menit keberapa makanan yang dipesan kami datang, aku melirik jam di pergelangan tanganku masih ada sepuluh menit lagi sisa waktu istirahat.
''Kak Ar bukannya udah ngambil cuti kok masih kerumah sakit?Tanyaku disela-sela makan. Karna seingatku memang kak Ar sudah mengambil cuti tiga hari yang lalu.
''iya emang udah cuti. Tadi tuh selesai ngecek gedung yang akan buat nikahan kita, aku mampir kerumah sakit mau ngambil barang yang tertinggal disana. Eh gak sengaja ketemu Dinda. Sekalian deh periksa dia.
Panjang lebar Kak Ar menjelaskan mungkin karna takut aku salah paham, secara gak lucu kan yah putus sementara undangan sudah disebar.
Sepeninggal mereka berdua aku langsung mengeluarkan ponselku dari dalam tas.Mataku hampir saja lepas tempat jika tak segera dikondisikan. Sepuluh panggilan tak terjawab dari Nayla dan tiga panggilan tak terjawab dari atasanku si manager galak.
Aku mengamati cafe yang nampak tidak seramai seperti hari-hari biasa saat jam istirahat kantor tiba.Dan orang-orang yang berada di sekelilingku sama sekali bukan karyawan kantorku.Karna jika iya pasti mereka sudah mengenakan seragam yang sama sepertiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Elwi Chloe
hallo
mampir ya tor
like and fav
semangtt
2022-01-31
0
Siska Choice
halo aku mampir ya, salam dari Sekretaris Pilihan Milik Ceo Tampan
2022-01-06
1
like dan fav sudah mendarat sempurna...sukses ya kak
2021-12-23
1