part 5

Ketiga preman itu mulai mendekat membuatku mundur beberapa langkah.

''Ya Alloh lebih baik aku mati diterkam binatang buas dari pada dimakan mereka,. para preman yang sedang menatapku kelaparan.'' Doaku dalam hati.

''Stop. Mau apa kalian?! Bentaku sambil melangkah mundur dan bersiap untuk kabur.Tapi sayangnya pergerakanku begitu mudah dibaca.

.''Menurut saja neng, kita janji akan melakukannya dengan pelan.''Kata salah satu preman yang diangguki oleh kedua temannya.Mereka pun tertawa sumbang setelah membuat jantungku hampir copot karna ketakutan.

''Awas ya kalo berani sehelai saja menyentuh rambutku, aku akan membuat kalian meringkuk dipenjara. '' Ancamku pura-pura tidak takut.

''Ha ha ha'' Suara tawa mereka seperti kaset rusak yang diputar berulang-ulang.

''Bagaimana kau akan melakukannya jika kau sendiri saja tidak punya cara untuk menolong dirimu sendiri.Mau berteriak sekencang apapun tidak akan ada yang bisa mendengarmu nona manis... '' Preman yang tadi bicara langsung mencengkram lenganku diikuti kedua temannya.

''Lepas, lepaskan aku tolooooong.'' Teriaku sambil memberontak tetapi tetap saja kekuatanku tidak bisa dibandingkan dengan ketiga pria menjijikkan itu.

'Aaa'' Itu adalah suara teriakan preman yang berada disebelah kananku setelah aku berhasil menendang kakinya dengan sangat keras menggunakan heels tinggi yang kupakai.

Satu preman disebelah kiriku berjengit kaget karna mendengar temannya berteriak. Dengan reflek ia mengendorkan cengkraman tangannya dan kesempatan itu tidak kusia-siakan,aku langsung menggigit lengan kekarnya, dia yang merasa kaget sekaligus sakit langsung melepaskan sebentar tangan jeleknya dari lenganku.

Akupun berlari dengan dikejar oleh satu preman yang belum sempat ku kasih pelajaran tadi.Aku menyempatkan melepas heels ku untuk memukul wajahnya, tapi sayang heels yang ku lemparkan sama sekali tak mengenai sasaran.

''Sia-sia aku melempar mahal heels kesayanganku'' gerutuku disela-sela aku berlari.Seketika aku mengingat ponselku, aku langsung merogoh nya didalam tas selempang yang kupakai, tapi karna posisiku yang masih berlari dan juga buru-buru membuatku kesulitan menemukannya.Benar-benar menyedihkan nasibku hari ini.

''Berhenti.''Teriak mereka yang sudah berada dibelakangku.

Kakiku yang memang sudah terluka sejak awal membuatku tidak tahan lagi, rasanya sudah sangat lelah. Seperti sedang mengikuti lomba lari maraton. Cuma bedanya disini hadiahnya nyawa bukan emas, atau perak😂😂

''Mau lari kemana kau,,, ''Suara para preman, itu semakin terdengar jelas membuatku ingin mati saja.

Brugh. Aku yang mulai kehilangan keseimbangan berlari seketika jatuh dan lututku sukses mencium aspal. Untung saja wajahku tidak ikut-ikutan menciumnya, karna jika iya pasti akan hancur lah muka cantiku. Hanya saja tanganku sedikit berkorban karna kubuat menahan setengah badanku keatas.

''Sudah boss, langsung sikat aja sebelum ada yang lewat. suara bariton salah satu preman itu menyadarkanku.

''Bisa-bisanya hanya wajah cantik yang kupikirkan disaat yang lebih penting dari itu bahkan sedang terancam. ''Omelku terhadap diriku sendiri. ''

Aku menyeret kakiku mundur, saat ketiga preman tersebut

mulai mendekat bahkan salah satu dari mereka sudah ada yang berjongkok mengimbangi posisiku.

''Tolong,,,,'' Teriaku yang langsung mendapat hadiah sebuah tamparan dipipi kananku.

"Plak.'' seketika darah segar langsung keluar dari sudut bibirku. Jangan ditanya seperti apa rasanya yang pasti jawabannya adalah sakit, sangat, sangat sakit. aku langsung mendorongnya mundur sesaat setelah ia menamparku.''

''Itu balasan karna kamu sudah berani menendang pahaku tadi.'' Katanya dengan tersenyum menyeringai.

Lalu preman dibelakangnya tadi maju dan menjambak kuat rambutku hingga wajahku menengadah keatas merasakan kesakitan.

🍁🍁🍁🍁🍁

''Apa tidak ada jalan lain selain lewat sini? "bertanya sambil bermain ponsel.

''Ada tuan, tapi tidak ada bedanya sama jalan utama, sama-sama macet. ''

''Owh ''Jawabnya cepat.

Lalu tiba-tiba saja telinganya seperti menangkap suara orang minta tolong.Ia kemudian memperjeli pendengarannya dan ternyata benar suara itu memang benar adanya.

''Kau mendengar sesuatu tidak?'' bertanya pada asistennya.

Terlihat sang asisten langsung mempelankan volume musik yang sedang diputarnya agak keras.Memang benar apa yang dikatakan tuannya, ada suara seseorang minta tolong.

''Stop'' Perintah Zao pada Kevin saat apa yang tadi di dengarnya kini sudah muncul didepannya tak jauh dari posisi mobilnya saat ini.

Zao langsung turun diikuti sekertaris Kevin, ia melihat seorang wanita yang sedang dikejar-kejar oleh beberapa preman.

''Tuan tolong aku.. " kataku dengan nafas tak beraturan saat melihat ada orang lain selain para preman biadap itu.

Aku melihat dengan jelas saat pria itu menghampiriku terlebih dulu sebelum aku sampai menghampirinya, lalu selebihnya aku sudah tidak ingat lagi karna sudah langsung tak sadarkan diri.

Zao melirik Kevin dengan tatapan memerintah. Bereskan semua sampahnya.'' Ucap zao marah sambil melirik ketiga preman di depannya.Seperti yang diperintahkan oleh tuannya,Kevin dengan sangat mudah langsung menumbangkan semua preman tersebut tanpa terluka secuilpun, dan disitulah hebatnya Kevin selain bisa diandalkan dalam urusan kantor dia juga sangat mahir dalam berkelahi , ilmu- ilmu silatnya benar-benar membuat keluarga Lee puas karna sudah mempekerjakannya terutama Zao sendiri.

Ditempat lain nampak seorang pria dengan setelan khas rumah sakit sedang berdiri cemas menunggu kedatangan calon istrinya, setelah mendapatkan kabar dari Zao, tentang musibah yang sedang menimpa Riri.

''Kamu lagi, kamu lagi.Sampai bosan aku melihatnya.'' gumam Zao sambil fokus menyetir.

''Kalau kuhitung hitung selama aku pulang dari London aku lebih sering melihat wajahmu dibanding dengan kekasihku.'' Ucapnya lagi dengan tampang keheranan.Tiba-tiba saja ia teringat Ling-Ling adik sepupunya itu, bagaimana nasibnya jika sampai gadis ini menikah dengan Ar.

''Bukankah seharusnya tidak usah ku tolong saja tadi.Tapi apa iya aku bisa setega itu, aku rasa tidak.'' Zao bermonolog dengan dirinya sendiri.

Zao memikirkan mobilnya setelah sampai dirumah sakit Medika, rumah sakit ternama yang pemiliknya tak lain adalah keluarga Aril.Teman sekaligus calon mempelai dari pasien yang diselamatkannya tadi.Jika jadi menikah loh ya karena filingku sedikit berkata lain hehe.

Aku membuka pintu mobil berniat untuk mengangkat tubuh gadis yang sedang tak berdaya itu, tapi seseorang sudah lebih dulu menepuk bahuku.Siapa lagi kalo bukan Aril si pria plin-plan.

''Terimakasih sudah menyelamatkannya.'' kata Aril berterimakasih pada Zao.

''Biasa sajalah aku juga tidak sengaja.'' Kata Zao yang kemudian memilih pergi karna merasa tugasnya sudah selesai sebagai manusia untuk saling tolong menolong.

Sementara Aril kini sedang berada diruang VIP untuk memeriksa serta memantau kondisi Riri yang masih belum sadarkan diri.Ia berdiri menatap nanar pada gadisnya. Ar tak tau cara mendefinisikan perasaannya saat ini. Ada rasa sayang namun lebih ke perasaan nyaman sama sekali bukan perasaan yang sama seperti saat ia berada disamping Ling-Ling. Brengsek memang, tapi begitulah kenyataan.

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

kalo jadi menikah sihhh, ,kalo ga jadi buat Zao aja🙈🙈🙈

2021-12-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!