part 3

Pagi ini cuaca sangat cerah, bertolak belakang dengan hatiku yang mendung.Tap tap tap, suara langkah heels ku menuruni anak tangga.Dibawah sana sudah ada Ayah, Bunda dan adiku Dinda. Eits tunggu,aku mengucek mataku sekali lagi ternyata benar aku kira sedang bermimpi pagi-pagi begini sudah kedatangan dokter ganteng.

Kak Ar nampak tersenyum dibawah sana.Hati yang semula mendung berganti cerah, secerah cuaca pagi ini.

Seperti biasa kak Ar menyeretkan kursi untukku Manis memang.Dan begitulah dia, selalu hangat manis dan romantis.

Aku mengoles selai kacang kedalam roti tawar.Lalu menaruh keatas piring kak Ar. ''

''Bun, kak Ar tuh gak bisa makan nasi sepagi ini." Kataku sambil menuang air didalam gelasnya.

''Uhuk-uhuk,'' itu suara kak Ar. Belum makan belum juga minum. Tetapi tersedak, membuatku merasa tidak enak kepadanya.

''Lagian kamu sih kak, pagi-pagi sudah ngelawak.'' Kata bunda meragukan omonganku tadi.

'' Iya tuh bun, kak Riri ngelantur.Kaya baru pertama kali aja kak Ar ikut sarapan dirumah.'' Nah yang ini suara adiku Dinda si tukang kompor.

'' Kalau gak percaya, tanyain langsung noh ke orangnya.'' Kataku menunjuk Kak Ar dengan dagu.

''Sudah-sudah , kapan selesai makannya kalau ngomong terus.'' Ayah ikut bersuara.

Drrrrt,,,,.

Ponsel di dalam saku celana panjang ku berbunyi.Sontak mengundang banyak perhatian terutama dari kak Ar.

''Siapa?'' tanyanya.

''Nayla, kak." jawabku sambil menggeser tombol hijau.

''Riiiiiii Jam berapa ini, kenapa batang hidung lo belum muncul juga.'' Cerocos Nayla begitu telfon diangkat.

''Sebodoh amatlah gue udah cape mau resign aja.'' Kataku cuek.Yang mana langsung membuat semua orang terkejut.

''Resign?'' Ayah, bunda, Dinda, kak Ar juga Nayla yang berada disebrang telfon semua kaget dengan jawabanku.

''Loe serius? Udah dipikirin sampe gosong belum, entar nyesek eh nyesel.Sorry suka hilaf nih mulut kalo diajak ngomong.''

''Iya patin.''

''Bawel kak bawel.''Dinda ikut menimbrung.

''Udahan dulu nanti gue kabarin lagi.'' Kataku memutus telfon sepihak.

Ayah mengintimidasiku lewat tatapan matanya dan begitupun bunda.Berbeda dengan kedua orang tuaku.Calon suamiku si dokter tampan malah terlihat sangat santai. Seperti tidak ada masalah.

''Ada apa? Jujur ayah senang ahirnya kamu resign dari sana.Tapi tidak untuk meninggalkan masalah.

''Kalo ada masalah diselesain dulu, jangan main kabur-kaburan begitu. Yang ada bukanya kelar malah tambah lebar.Kamu udah gede udah mau jadi istri orang pasti tau kan maksud bunda.. ''Nasehat bunda membuat hatiku mencelos, cara bicaranya tenang tapi maknanya tajam.

''Iya bund Riri ngerti.Ya udah Riri mau siap-siap kekantor dulu.Nanti atau lusa kalo masalahnya udah kelar Riri bakal ceritain masalahnya sama kalian.

Kak Ar meraih tanganku sambil tersenyum hangat.

Didalam mobil aku dan kak Ar sama-sama diam, entah apa yang ada dipikirannya.

''sudah bisa cerita? ''Tanya kak Ar mengawali percakapan.

Aku menatap matanya lalu mengangguk.Dan mulai menceritakan semuanya dari A sampai z.

''Kamu yang tenang, aku yang akan urus semuanya. Lalu ia menelfon seseorang yang aku sendiri tidak tau siapa.

☘☘☘☘☘☘

Didalam ruangan Vip.Presdir Zao dikagetkan dengan kedatangan Kevin yang tiba-tiba.

''Maaf tuan, ada berita penting yang harus disampaikan terlebih dulu sebelum pergi.'' Kata asisten Kevin cepat, sebelum diamuk lebih dulu oleh tuannya.

''Katakan. '' sahut presdir Zao dingin.

''Diluar kita sedang kedatangan tamu. ''

''Kau sudah bosan hidup ya.'' Presdir Zao mendelik kesal karna Kevin terlalu bertele-tele.

''Tentu saja belum tuan, saya masih akan menikah dulu. ''

''Keviiiiiiiin!!!! ''

''Alex tuan, asistennya Aril yang datang bertamu. '' Asisten Kevin berbicara dengan gugup karna takut kena damprat lagi.

''Bilang dong dari tadi. '' selang beberapa detik.''Hah Alex? untuk apa dia datang kemari?

''Kurang tau tuan, dia hanya bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan langsung dengan tuan. ''

''Baiklah katakan padanya suruh Aril datang sendiri jika memang ada yang ingin dia katakan.

Setelah mendapat perintah demikian, asisten Kevin lansung pergi dan tak berselang lama nampak seseorang masuk tanpa mengetuk pintu.

''Sopan sekali tamu yang satu ini. ''Sindir Zao ketus.

Sementara yang disindir tanpa merasa berdosa langsung menyeret kursi untuk diduduki , bahkan sebelum dipersilahkan.

''Aku tidak suka basa-basi, katakan saja berapa uang pinalti yang kamu inginkan.'' Aril berkata dengan tegas dan lugas.

''Hey lima tahun, setelah waktu yang sangat lama kita baru dipertemukan kembali. Bagaimana bisa kau berbicara selain kabar. ''Protes Zao.

''Aku datang kemari bukan untuk membuang waktu hanya untuk berbicara omong kosong. Jadi cepat katakan berapa uang pinalti yang kamu inginkan agar calon istriku bisa lepas dari kontrak pekerjaan'nya.''

''Uang pinalti? calon istri? Kali ini aku tidak bercanda katakan dengan jelas apa dan siapa yang kamu maksud.''Nada bicara Zao yang sejak tadi terdengar santai seketika menjadi sangat dingin .

''Riri.Dia karyawan biasa disini sekaligus calon istriku.Dan betapa jengkelnya aku,saat undangan kami sudah disebar tapi perusahaanmu belum memberinya cuti.''

''What.Ini benar-benar diluar kendaliku, karna baru kemarin aku masuk menggantikan jabatan ayah.

Jadi aku sangat minta maaf untuk hal ini.'' Zao merasa tak enak hati dengan temannya itu.

''Tidak masalah, aku minta tolong urus secepatnya.Karna dia minta resign jadi aku yang akan menanggung pinaltinya.

''Lupakan pinaltinya, tapi jangan lupakan kartu undangannya.Sebagai teman kau benar-benar brengsek jika sampai tak menyisakan satu untukku ''Kata Zao dengan tertawa diikuti oleh Aril.

Ceklek.

Pintu ruangan dibuka, membuat keduanya langsung menoleh kesana.

Hening,, Ketiganya larut dalam fikiran masing-masing.

''Ar... ''Suara lembut itu tercekat begitu saja.Ada airmata yang ditahan dibalik suara lembutnya.

''Ar masih diam tak bergeming.Matanya menatap lurus wanita yang barusan menyebut namanya.

Sementara Zao melirik keduanya secara bergantian dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

''Ehem. Sepertinya bertemu mantan juga tidak terlalu buruk. ''Celetuk Zao membuat keduanya kembali sadar dalam lamunan masing-masing.

Wanita itu masuk masih dengan berdiri tanpa berniat untuk duduk.

''Kapan datang? itu suaranya Ar.Meskipun nadanya dingin tapi ada makna lebih dibalik kalimat sederhananya itu.

''Sudah sebulan yang lalu, tepat dihari ultahmu kemarin.''

''Kenapa kembali? Ar berkata sambil meremas jari-jari tangannya.

''Alasannya masih sama. Kamu.''

Sementara itu, disampingnya Zao sampai mendelik kaget melihat interaksi kedua manusia itu.Terutama Aril. Bagaimana bisa ia memutuskan untuk menikah,sementara hatinya masih ragu, apa dia

pikir perempuan punya banyak hati cadangan sehingga bisa disakiti begitu saja.

Dan begitupun dengan Ling-Ling.Aku tau semuanya tentang anak itu.Pertemuan Ini tidaklah mungkin jika hanya kebetulan. Pasti ada otak cerdasnya dibalik pertemuan ini.

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

yahhh mantannya dateng

2021-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!