Mommy Dara
Sebelum memulai membaca, perkenankan otor labil ini Meminta Maaf yang sebesar-besarnya. 🙏🙏🙏
Maaf telah kembali menggantungkan perasaan kalian dengan Kamulah Takdirku yang tak bisa di lanjutkan. 😔
Bagi kalian yang udah mampir baca ke sana, mohon lupakan segala alur cerita itu. 🙏 Aku lebih galau saat aku harus memutuskan menghapus semua tulisan yang udah lebih dari 50k aku tulis.
Aku menulis I love you Nanny itu benar-benar dari hati. Aku ga peduli pro dan kontra dari tulisan kisah rumit yang aku tulis, banyak yang ga setuju dengan akhir kisahnya. Kenapa Amanda ga sama Salman yang ayah kandung anaknya, tapi justru sama Gio. Itu nyeleweng dari logika.
Tapi, aku bersyukur di kolom komentar kalian selalu mensuport aku. Tapi, aku juga ga bisa menutup telinga dari komentar di dunia nyata. Itu yang membuat aku, Jujur! Down. Alur BBC dulu itu ada diotakku saat pertengahan part I love you Nanny masih berjalan. Aku mau Salman dapat pengganti yang serupa dengan Amanda, makanya aku pilih Adinda —adik kandung Amanda. Tapi, aku berpikir ulang, pro dan kontra itu akan terus berlanjut jika pake alur BBC. Akhirnya, aku rubah pikiranku lagi, dapat lah ide baru Kamulah Takdirku, yang pada akhirnya akan menyatukan Amanda dan Salman di judul itu. Tapi, judul itu pun tak bisa aku lanjut, kenapa??? Karena hati kecilku telah terisi Tuan suami juga, mengingat perjuangan cintanya, rasanya tidak adil jika aku harus melupakan perjuangan itu dan menghilangkan sosoknya. Lebay banget akoh, 😔 Tapi beneran... I Love you Nanny itu udah masuk ke hatiku, bersama para tokoh-tokoh yang aku ciptakan. 🙏
Akhirnya, dari kedua judul hiatus itu aku mendapatkan ide baru lagi. Aku akan membuat kisah rumit nan penuh pro kontra itu berakhir, tapi aku ingin perjuangan cinta itu tetap terukir. I Love You Nanny —Cerita penuh perjuangan dan pengorbanan untuk sebuah kata Cinta. Cinta rumit yang hanya milik Amanda dan Gio.
Dan ini adalah ide alur ketiga dari sekuel itu. Menciptakan cerita baru untuk Kak Salman dengan Cinta rumit yang pernah terjadi. Dan masa depan dengan cerita cinta yang baru akan segera di jalani. Dan insyaallah judul ini akan ku tulis sampe END. Bismillahirrohmannirrohim 😇💗
MOMMY DARA
❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️
Di Mansion Kaana
"Aunty bangun...!" seru Gisela sambil mengguncang bahu gadis yang masih betah bersembunyi di balik selimut tebal.
"Hmmm... Ini masih pagi," jawab Adinda semakin menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Gisela membuka paksa selimut yang menutup wajah Adinda dan semakin kencang mengguncang tubuh itu. Dengan malas Adinda membuka matanya perlahan.
"Ada apa? Aku masih mengantuk." keluhnya sambil menutup mulutnya yang menguap lebar.
"Aku rindu Mommy, aku rindu adik bayi" Gisela menampilkan wajah sendunya.
Adinda menghembuskan nafas kasar, dan meraih benda pintar di atas nakas tanpa berniat untuk bangkit dari tidur nyamannya.
"Kalo kau merindukan mereka, kau ambil saja ponselku, dan hubungi mereka. Tidak perlu membangunkan ku." ujar Adinda meletakkan ponselnya di pangkuan Gisela.
Gisela mengembalikan ponsel itu kasar. "Aku sudah menghubungi Daddy, tapi tidak di angkat," kesalnya.
"Mereka sedang berbulan madu, sepagi ini mereka juga pasti masih tidur. Jadi, kau juga tidur lagi, yuk" ajak Adinda menarik pelan tubuh Gisela untuk ikut berbaring bersamanya.
"Aku tidak bisa tidur, Aunty" Gisela kembali bangkit dan duduk bersila.
"Yasudah. Di ponselku banyak sekali video Gerald, kau tonton saja videonya, itu bisa mengobati rindumu padanya," Gisela berpikir sejenak, lalu meraih benda pipih di atas bantal. 04.00 waktu yang di tunjukan layar benda pipih itu, dan foto Gerald yang sedang berbaring dengan sang Aunty yang tersenyum kearah kamera menyapa saat ia menekan tombol on, ponsel Adinda yang tidak di password memudahkan Gisela membuka galeri dan mencari video-video adik bayinya.
Semakin lama ia menonton video sang adik dengan berbagai macam gambar, mulai saat sedang bermain jari sambil tersenyum bahkan kadang tertawa, hingga video Gerald saat menangis kencang, karena ulah gemas Adinda yang selalu menganggu bayi mungil itu. Satu jam sudah ia memutar-mutar video itu, tapi rasa rindu itu bukannya menghilang justru semakin bertambah. Ia melirik sekilas Adinda yang sudah kembali tidur dengan membelakanginya.
Cara pertama membangunkan gadis itu gagal, ia memikirkan cara lain untuk membangunkan gadis itu tanpa harus bersusah payah. Dia mengangkat satu sudut bibirnya, ide cemerlang muncul di otak cerdasnya.
"Daddy kau sudah pulang...!" Dia sengaja mengeraskan suaranya, dan bergegas bangkit dari ranjang.
Mata Adinda yang terpejam seketika membola, rasa ngantuk itu lenyap mendengar teriakan Gisela. "Kak Gio sudah pulang!" gumamnya. Dengan gerakan cepat, dia segera membuka selimut dan bangun.
"Selamat pagi, kak" serunya sambil membalikkan badan, dan mengitari pandangan.
"Mana kak Gio, tidak ada siapa-siapa selain kita," heran nya.
"Hahahahaha" Gisela yang duduk di sofa tidak bisa menahan tawanya, melihat wajah Adinda yang kebingungan serta takut bersamaan.
Ia tahu Aunty nya sangat takut pada Gio dan hanya pada kakak ipar nya itu Adinda akan patuh, karena jika tidak dia akan di pulang kan ke kota S. Dan Adinda tidak mau itu terjadi, dia sudah mulai kuliah dan dia sangat senang akhirnya impiannya untuk menimba ilmu bisa terwujud, tanpa tuntunan pernikahan dari sang ibu, sebab Gio sudah berjanji akan mengawasi dan bertanggung jawab sepenuhnya selama gadis itu tinggal di Mansion nya.
Melihat tawa puas Gisela, Adinda menjadi geram, dia berkacak pinggang dan menatap tajam gadis kecil itu.
Tanpa merasa takut sedikitpun, Gisela justru menjulurkan lidah dan ikut berkacak pinggang, lalu mengangkat ponsel Adinda ke udara dan berlari menuju pintu.
"Tangkap aku, jika kau mau ponselmu kembali," serunya sambil meraih handle pintu dan membukanya.
"Awas kau yah, nona kecil menyebalkan...!" setelah memakai sandalnya, Adinda segera menyusul Gisela keluar dari kamar dan mengejar gadis kecil itu.
Di lantai bawah, Salman yang baru saja selesai menyeduh kopi panasnya berjalan keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi itu lalu duduk di meja makan. Baru dia membuka lipatan layar laptopnya, ia mendengar suara gemuruh langkah kaki, dan melihat Gisela yang berlarian di anak tangga, membuat Salman cemas. Tanpa menutup layar lipatnya ia segera beranjak untuk menghampiri Gisela.
"Gisela, berhati-hati saat kau menuruni tangga, jangan berlarian seperti itu, bahaya!" Seru Salman semakin lebar mengayun langkahnya.
"Uncle...!" Gisela melewatkan dua anak tangga terakhir dan langsung melompat. Salman yang sudah berada di depan tangga, dengan sigap menangkap tubuh ponakan cantiknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Triana Mustafa
Sama Jeni aja kak Salman, instruktur senam hamil Mamy Anda
2022-11-12
0
Triana Mustafa
maaf kakak kalau judul Kamulah Takdirku g sesuai,aku mau ngasi masukan buat jodohnya babang Salman
gimana kalau Salman sama instruktur senam hamil Mamy Amanda...aku lebih suka sama dia
kasian Salman ntar dikira belum Move on dari Amanda
g dapat kalanya adiknya juga g masalah
Masukan aja see
2022-11-12
0
Tufa Hans
Kenapa dihapus Kak?
2022-04-11
0