PART 02

Gisela...!" seru Adinda menuruni tangga sambil berpegangan pada tangan tangga.

"Ambil lah, jika kau bisa!" seru Gisela dalam gendongan Salman sambil mengangkat tinggi ponsel Adinda.

"Princess" panggil Salman begitu lirih namun penuh penekanan dengan tatapan seolah memerintah mengembalikan ponsel itu.

Gisela yang mengerti arti tatapan Salman, langsung menarik ponsel itu dan memaksa turun lalu menyembunyikan ponsel Adinda di balik tubuhnya, dan berlari menjauh dari tangga.

"Gi-Gisela" Salman mencoba meraih lengan Gisela, namun gadis kecil itu begitu gesit dan cepat sekali berlari.

"Aarrgh" saat Salman akan mengambil langkah untuk mengejar Gisela, suara teriakan Adinda mengalihkan langkahnya, dan langsung menaiki dua tangga sekaligus untuk menopang tubuh Adinda yang hampir terhuyung ke depan.

TAP

Dengan sempurna kedua tangan kekar Salman menahan tubuh mungil Adinda. Dan secara reflek gadis itu mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Salman, untuk memastikan ia tidak akan terjatuh. Dalam sepersekian detik kedua pasang bola mata dua insan yang saling mendekap di tangga itu saling beradu, nafas memburu Adinda dan dada Salman yang bergetar menjadi musik pengiring, adegan penyelamatan itu.

Shalimar yang mendengar suara ramai di luar kamarnya, segera mencari sumber keributan itu. Dan wajah tua nya yang semakin cantik terlihat begitu berseri melihat Salman dan Adinda yang tak urung melepas tatapan keduanya.

Gisela yang sudah menjauh dari tangga, menghentikan langkahnya, dan membalikkan badan. Ia segera menyalakan ponsel Adinda dan mengambil gambar Aunty dan Uncle nya yang tengah saling menatap dan memeluk di tangga. Ia bahkan berkali-kali memotret dengan lengkungan senyum yang selalu menghias wajahnya.

"Eheum" suara dehuman Tuan Kaana yang cukup keras di tengah tangga, mengurai tatapan kedua insan yang tengah saling menyelam.

Adinda menegakkan tubuhnya kembali dan menunduk dalam sambil merapikan rambut serta pakaiannya, hanya sekedar untuk melawan kegugupan yang tiba-tiba melanda.

"Kau tidak apa-apa?" tanpa berani menatap pria yang telah menolongnya, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.

"Terima kasih, sudah menolongku kak" ucapnya tulus masih dengan menunduk. Salman menarik kedua sudut bibirnya, melihat rambut hitam yang terurai dan menutup sedikit wajah Adinda.

Tuan Kaana menatap bergantian aktifitas kedua manusia di depannya. "Man. Ikut Daddy ke ruang belajar, Daddy ingin bicara denganmu!" titah Tuan Kaana lalu merotasikan tubuhnya, ia yang tadinya ingin menuruni tangga mengurungkan niat dan mulai menaiki anak tangga tanpa menunggu jawaban Salman.

Mendengar suara langkah yang menjauh, Adinda ikut mengambil langkah sambil terus berpegangan pada tangan tangga. Salman masih betah berdiri di tempatnya sambil terus menatap punggung Adinda.

Setelah semua anak tangga terlewati, masih dengan berpegangan pada tangan tangga. Adinda menengok ke belakang. Kedua pasang mata itu kembali saling bertatapan dengan kini, dua anak tangga yang menjadi pemisah.

"Eheum" kali ini deheman pelan Gisela memutuskan pandangan itu.

"Ini aku kembalikan ponselmu," ucap Gisela sambil menyodorkan benda pipih itu ke perut Adinda, dan dengan masih menyimpan kekesalan Adinda meraih benda pintarnya.

"Aku sudah mengembalikan ponselmu, sekarang kau bantu aku bersiap ke sekolah," titah Gisela sambil melewati Adinda begitu saja, dan menaiki tangga lalu berhenti di tangga yang di pijak Salman, dan mengulurkan kedua tangan meminta gendong. Dengan gemas Salman mengangkat tubuh Gisela dan membawanya menaiki anak-anak tangga. Setelah Salman dan Gisela berada di tengah tangga, baru lah Adinda mengambil langkah menyusul keduanya.

Salman menurunkan Gisela persis di depan pintu kamar gadis kecil itu. Setelah mendapat ucapan terima kasih dan mencium kening Gisela, Salman segera menuju ruang belajar dimana Daddy nya sudah menunggu.

Adinda yang baru sampai di tangga teratas, menatap dengan senyum kehangatan yang tercipta antara Salman dan Gisela. Kedua netra nya terus mengikuti pergerakan punggung Salman yang semakin menjauh.

Tok tok tok

Salman mengetuk pintu di hadapannya terlebih dahulu sebelum menurunkan handle dan membuka pelan pintu itu. Saat dia sudah masuk dan hendak menutup pintu, ia mematung sejenak untuk melihat langkah Adinda, setelah netra nya tak lagi dapat menjangkau pergerakan gadis itu barulah ia menutup pintu itu rapat.

"Apa yang ingin Daddy bicarakan denganku?" tanya Salman setelah mengambil duduk di kursi berhadapan dengan sang Daddy dan meja kerja sebagai penghalang keduanya.

Tuan Kaana membuang nafas pelan, lalu mengambil map dari dalam laci meja kerjanya, dan meletakan map itu ke depan Salman.

Dengan terus melirik pria yang sudah sedikit tua di hadapannya, Salman membuka map itu dan membaca CV yang tertera di lembaran pertama map tersebut. "Dad, Apa maksudnya ini?" tanyanya dengan menutup map itu segera.

"Kau ingin menjodohkan ku,?" lanjut tanyanya dengan menahan sedikit kecewa.

"Dengarkan Daddy sebentar!"

Tuan Kaana mengambil nafas dalam untuk melanjutkan ucapannya, ia sangat tahu Salman tidak akan setuju dengan apa yang akan di utarakan. Namun, ia terpaksa harus mengambil keputusan ini. Salman sudah sangat dewasa untuk membangun kehidupan baru dalam berumah tangga.

"Daddy dapat dengan jelas melihatnya, kau menyukai Adinda?" Salman membuang wajahnya, dan menghindari tatapan Daddynya.

"Salman Kaana! Daddy menyayangi mu sama seperti menyayangi Sergio, kau tahu itu! Daddy ingin kau memulai kehidupanmu yang baru, tanpa harus terbayang dengan masa lalu. Ini tidak akan berakhir jika kau bersamanya. Atau kau sengaja mendekatinya karena dia adalah bagian dari masa lalu mu?"

"Dad," sanggah Salman dan kembali menatap Daddynya.

"Daddy tidak tahu apa yang terjadi di kota S kemaren, Jack yang tiba-tiba kembali dengan status yang baru. Lalu bu Harti yang mengatakan kau adalah calon suami Adinda." tuan Kaana mengambil jeda untuk melanjutkan kata-kata nya.

"Tidak ada yang mengetahui kau lah ayah biologis Gerald. Yang dunia tahu Sergio lah Daddy nya. Dan aku ingin terus seperti itu,"

Salman menatap lekat kedua manik mata di hadapannya, terlihat keseriusan dan permohonan dari sorot mata itu.

"Walau dunia tidak mengetahuinya, haruskah putra ku sendiri pun tidak mengetahui itu pula? Aku sudah memberikan ibu dari putraku. Apa aku juga tidak punya kesempatan untuk mengakui putraku?" Salman masih berusaha tenang, meski kekecewaannya semakin bertambah.

"Itu hanya akan menyulitkan masa depanmu nantinya. Maaf... Daddy ingin semuanya berakhir. Sergio telah menemukan kebahagiannya. Kau juga harus meraih kebahagian mu. Tuan An mengirimkan lamaran untuk putri sulungnya, karena putrinya menyukai mu,"

"Dia menyukaiku sebelum kehadiran Gerald. Apa dia akan tetap menerima ku, saat mengetahuinya?"

"Itulah sebabnya, Daddy tidak ingin dunia mengetahuinya," tegas tuan Kaana.

"Maaf Tuan Kaana... Aku mungkin bisa merelakan Amanda, tapi tidak dengan putraku! Aku adalah seorang anak yang tidak pernah di akui ayah kandungku sendiri, dan aku tidak mau putraku, bernasib sama sepertiku." Salman langsung beranjak setelah mengucapkannya.

"Daddy minta maaf," Tuan Kaana ikut beranjak lalu memutar meja dan berdiri di samping Salman.

"Salman—"

"Tidak ada hubungan apapun antara aku dan Adinda, ucapan itu hanya kesalahpahaman." terang Salman dengan pandangan lurus ke depan.

"Satu lagi. Gerald adalah bagian dari hidupku, jadi kehadirannya tidak akan pernah menyulitkan masa depanku. Dengan atau tanpa adanya status pernikahan melekat di diriku nantinya. Aku yang telah melakukan kesalahan, dan aku tidak ingin mengulangi kesalahanku. Aku ingin dia tahu bahwa aku menyayanginya, aku tidak ingin menyembunyikan jati dirinya. Jika kau keberatan, aku bisa mengambilnya. Dan aku akan selalu ada di sampingnya." Salman langsung mengayun langkah setelah mengucapkan itu dan meninggalkan Tuan Kaana yang masih berdiri dengan perasaan sesak karena airmata yang tertahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!