Cinta Santri Dan Guru Sekolah

Cinta Santri Dan Guru Sekolah

bab pertama nih. anggap saja perkenalan

Embun yang masih duduk merengkuh dedaunan di ujung malam, menyibak fajar melanggam sepi. Juga dingin mengusik mimpi-mimpi yang enggan menepi, oh tidak tubuh itu tetap berjalan membasuh diri. wudhu menyongsong subuh yang sudah menanti.

Cintya Dewi Arlita, gadis manis yang sudah selesai menunaikan subuhnya mendatangi halaman rumah menyapa embun disana, "Alhamdulillah. masih bisa menghirup pagi dan menikmati mimpi" ucapnya sambil tersenyum di rutinitasnya pagi setelah sembahyang subuh, yaitu menyapu halaman rumah orang tuanya. yang nyaman meskipun tidak begitu besar.

.

"kenapa kamu nduk kok nyapu sambil senyum-senyum gitu? kerasukan apa kamu nduk?" tanya bapaknya dari teras yang sekaligus membuatnya kaget.

"Ndak ada apa-apa pak. hehehe. hanya senang saja masih diberi kenikmatan sama Gusti ALLOH" jawabnya dengan malu-malu.

"yaudah, asal kamu gak kesambet aja nduk, bapak mau jalan-jalan di depan, sudah lama bapak tidak olahraga" ucap bapaknya Cintya meninggalkan gadis itu melakukan rutinitasnya.

"hati-hati pak'e, jangan lupa bawain Tya camilan ya?" jawab Cintya sambil mengulurkan tangan kanannya.

"iya nduk, nanti bapak bawakan". Lalu menyambut tangan putrinya untuk dikecupkan punggung tangan ayahnya tersebut.

"Assalamu'alaikum nduk" ucap bapak Cintya.

"wa'alaikumsalam pak" bawah Cintya sopan.

.

begitulah Pak Rohmad ayah Cintya yang tidak bisa diam dirumah, terlebih setelah pensiun dari salah satu kantor dinas pemerintah, Beliau selalu mencari-cari kesibukan. sampai-sampai membuka workshop meuble kecil-kecilan untuk kegiatan sehari-hari mengisi waktu luangnya. sedang ibu Cintya adalah ibu rumah tangga yang punya usaha buka toko sembako kecil-kecilan. ibu Wiwid namanya.

"nduk bapakmu kemana?" tanya ibu Wiwid yang masih menggunakan mukena setelah sembahyang kepada Cintya,

"tadi pamit jalan-jalan didepan Bu" jawab Cintya sambil melakukan aktifitas menyapunya.

"walah, mau ibu minta antar kepasar kok malah jalan to bapak kamu ndu?" omel ibu Wiwid sambil menepuk-nepuk tangannya.

"iya nanti kalau bapak lewat sini Cintya kasih tahu buk" jawab Cintya mencoba menenangkan ibunya.

"yawes kalau gitu, tolong bilangin ya nduk? ibuk mau bangunin adik kamu yang susah kaya kebo itu" seloroh Bu Wiwid sambil berjalan kedalam rumah.

Cintya yang melihat ibunya itu hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.

.

tak lama berselang datang bapak Rohmad dengan menenteng kresek berisi jajanan pasar langsung menghampiri anak gadisnya yang sekarang sudah berganti menyirami tanaman bunga di halaman rumah itu.

"ini nduk pesanan kamu" dengan Pak Rohmad menyerahkan oleh-oleh yang ada di tangannya.

"wah terimakasih pak" jawab Cintya dengan mata berbinar.

"oh iya pak. tadi di cari ibu minta antar kepasar" lanjut Cintya menyampaikan pesan dari ibunya.

"iya nduk. bapak kedalam dulu menemui ibumu" jawab pak Rohmad.

"nggih pak Monggo" kata Cintya mempersilahkan.

.

tak lama berselang bapak dan ibu Cintya keluar sudah bersiap membawa tas belanjaan untuk belanja keperluan harian di pasar.

"nduk bapak berangkat dulu, nanti kamu jadi masuk kelas kan?" tanya pak Rohmad.

"jadi pak, nanti Tya masuk hari pertama pak" jawab Cintya dengan sopan.

"yasudah habis ini kamu siap-siap nduk. ibuk sekalian beli masakan yang sudah matang aja, nanti gak nutut waktunya kamu malah telat nduk". jawab ibu Wiwid.

"nggih buk, Tya ngikut ibu saja".

"yasudah kalau gitu kami berangkat dulu, assalamu'alaikum." pamit bapak Rohmad.

"wa'alaikumsalam" jawab Cintya.

lalu ia masuk kerumah untuk mandi dan beres-beres keperluan mengajarnya hari ini.

.

iya. ini awal ajaran baru dan Cintya mulai mengajar disekolah SMK swasta dikota tempat tinggalnya. Setelah luluh S1 pendidikan matematika di kampus ternama di kota Surabaya, gadis 23 tahun itu kini mulai menjajaki tahap baru sebagai seorang guru.

tok. tok. tok.

"dek bangun dek, sudah sholat subuh belum kamu?" teriak Cintya membangunkan adiknya dari luar pintu kamar.

lama tidak ada jawaban akhirnya Cintya membuka pintu kamar adiknya Ridho.

"ya ampun dek, udah jam 5:30 kamu masih tidur aja, ayo bangun sholat, lalu siap-siap ini sudah waktunya kamu masuk sekolah lagi kan?" teriak Cintya membangunkan ridho yang masih menelungkup kan selimut sampai ke kepalanya, memang dingin pagi itu di kota kecil ini.

"ah mbak sebentar lagi mbak. masih ngantuk ini" jawab ridho yang masih malas untuk bangun.

"ah gak ada bentar-bentar'an. Kamu bangun, kalau enggak mbak siram air nih!" bentak Cintya yang kini malah tidak ada respon.

lalu gadis itu menghela nafas melihat adiknya, lalu ia berjalan keluar dan menutup kembali pintu kamar Ridho.

Ridho yang sudah merasa aman kembali lagi melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda karena gangguan sang kakak. lalu ia meringkuk kan badannya untuk menghalau dinginnya pagi itu.

.

"byurrr..."

guyuran air tiba-tiba mengagetkan Ridho yang tengah bermimpi dan sontak membuatnya bangun tersentak.

"ahhh. apaan sih mbak? pakai acara siram segala? jadi basah tau?" gerutu Ridho menahan marahnya karena dikagetkan kakaknya.

memang Ridho tidak pernah marah kepada orang yang lebih tua darinya. apalagi keluarganya, sebuah didikan baik dari orang tua mereka.

"salah siapa dibangunin gak bangun-bangun? hah? itu lihat sudah jam berapa?" bentak Cintya.

"iya tau jam 5:40. tapi aku masih ngantuk mbak" rengek Ridho dengan mata yang masih sayu.

"gak ada tapi-tapian, sudah kamu cepat wudhu, lalu sholat, terus beres-beres keperluan sekolah. lalu mandi dan siap-siap sekolah" perintah Cintya

"awas tidur lagi, sampai 5 menit tidak keluar kamar untuk wudhu mbak siram lagi kamu!" bentak kakaknya dengan mata melotot.

"iya-iya bawel, aku bangun nih. tapi nanti selimut sama sprei tolong bantuin nyuci ya? basah gara-gara mbak ini" gerutu Ridho sambil malas bangun dari tempat tidurnya.

"malas, siapa juga suruh susah dibangunin?" jawab Cintya dengan tenang.

"yah mbak, kan mbak yang bi-" bantah ridho yang masih tidak terima, tapi langsung dipotong oleh kakaknya.

"udah kelewat 2 menit, 3 menit lagi kamu mbak siram lagi" dengan nada datar Cintya memperingatkan adiknya untuk segera wudhu.

"oke oke yaudah okeeeee. ya okeee. baiklah tuan putri hamba sendiko dawuh (mengikuti perintah)" jawab Ridho dengan senyum terpaksa.

"bagus, mbak mau persiapkan buku-buku dulu, habis itu mandi" jawab Cintya sambil keluar kamar adiknya menuju kamarnya sendiri.

.

didalam kamarnya, Cintya langsung menyiapkan seragam guru untuk dikenakan mengajar hari ini, juga buku-buku yang diperlukan untuk mengajar murid-muridnya.

dia nampak senang akan memulai hari sebagai guru seperti cita2cita kecilnya dulu, sambil ia bersenandung lagu yang juga diputarnya dari ponsel miliknya.

.

Berat terasa

Senja semakin gila

Setiap orang

Ingin tinggal di kota

Haaaa aaaa

Haaaa aaaa

Cari-mencari

Mengumpulkan rejeki

Sedikit banyak

Untuk sesuap nasi

Haaaa aaaa

Haaaa aaaa

Menyambut sinar mentari kota

Membasuh peluh menderai jiwa

Berpadu satu menuju cita

Bersama makmur sejahtera

.

song by: White Shoes And The Couples Company : Senja Menggila

Terpopuler

Comments

Etik Puji Astuti

Etik Puji Astuti

lanjut

2022-09-28

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Semangat terus dalam berkarya thor 💪💪💪

2021-12-04

2

lihat semua
Episodes
1 bab pertama nih. anggap saja perkenalan
2 Bab dua. pindah lokasi dulu. pengenalan (2) ponpes
3 bab 3. berawal dari kelas
4 bab 4. lanjutan dikantin
5 Bab empat. ada bonus puisi nih
6 Bab enam.
7 tujuh
8 bab delapan
9 Bab Sembilan.
10 Bab Sepuluh. sebuah pertemuan
11 Bab sebelas. cintailah cinta secara jantan
12 Bab Dua Belas.
13 Bab Tiga Belas. Kunjungan Rindu
14 Bab Empat Belas. gugur setelah sesaat merekah
15 Bab Lima Belas. bonus puisi
16 Bab Enam Belas. Tugas Matematika
17 Bab tujuh belas. seperti sebuah penentuan
18 Bab Delapan Belas. Bunga Bersambut
19 Bab Sembilan Belas.
20 Bab Dua Puluh. Gadis dari kelas lain
21 Bab Dua Puluh Satu. di sekolah
22 Bab Dua Puluh Dua. Salah Faham.
23 Bab Dua Puluh Tiga. Kencan Pertama.
24 Bab 24. Dirumah Cintya
25 Pendirian Akrom.
26 Pak Rian.
27 Bensin Habis dan Menuju Kafe.
28 Cafe
29 Kembali ke Pondok Pesantren.
30 Gara-Gara Cintya.
31 Rahasia Dimas
32 Hari Minggu.
33 Berangkat
34 Jalan-jalan.
35 Kak Rizky.
36 Beban Akrom.
37 Hujan Deras.
38 Hujan Deras (2)
39 Penyesalan Cintya
40 Makan Malam
41 Ridho dan Agus
42 Permintaan Maaf Cintya.
43 Perubahan Sikap Akrom. (bonus puisi)
44 Penjelasan Akrom.
45 Berpamitan Dini
46 Dirumah Pak Mahfud.
47 Dirumah Cintya
48 Pagi Di Sekolah.
49 Berkunjung Kerumah Akrom
50 Berkunjung Kerumah Akrom (2)
51 Berbincang Dengan Pak Mahfud.
52 Mengantar Cintya Pulang
53 Membuka Hadiah Dari Akrom
54 Kerumah Akrom Sendiri
55 Sebuah Insiden
56 Permintaan Akrom
57 Mengantar Cintya Pulang
58 Khitbah
59 Pacaran Di Perpustakaan
60 Berangkat Menjenguk Kak Rania
61 Nikmatilah Lara Untuk Sementara.
62 Sudut Pandang Mengajar
63 Niken
64 Niken (2)
65 Penjelasan Akrom
66 Sebuah Kejutan.
67 Parkiran Sekolah
68 Dipanggil Ke Ruang BK.
69 Penyelesaian
70 Penyelesaian (2)
71 Mencari Akrom
72 Mencari Akrom (2)
73 Bertemu (bonus puisi)
74 Mencari Penjelasan
75 Sebuah Pengakuan
76 "Pulang" by: Float
77 Interogasi
78 Tangis Niken
79 Niken (3)
80 Menahan Rindu Tidak Seberat Itu.
81 NP: Djamrud "Mengejar Nirwana"
82 Tic Band "Perjalanan Cinta"
83 Menjelang Petang
84 Delikan Tajam Cintya.
85 Ujian Sekolah Hari Pertama.
86 Hujan dan Kesal
87 Berpamitan Kepada Kata Pamit
88 Selamat Tinggal Cinta, Bunga, Cerita.
89 Terbang
90 Dia Tidak Datang
Episodes

Updated 90 Episodes

1
bab pertama nih. anggap saja perkenalan
2
Bab dua. pindah lokasi dulu. pengenalan (2) ponpes
3
bab 3. berawal dari kelas
4
bab 4. lanjutan dikantin
5
Bab empat. ada bonus puisi nih
6
Bab enam.
7
tujuh
8
bab delapan
9
Bab Sembilan.
10
Bab Sepuluh. sebuah pertemuan
11
Bab sebelas. cintailah cinta secara jantan
12
Bab Dua Belas.
13
Bab Tiga Belas. Kunjungan Rindu
14
Bab Empat Belas. gugur setelah sesaat merekah
15
Bab Lima Belas. bonus puisi
16
Bab Enam Belas. Tugas Matematika
17
Bab tujuh belas. seperti sebuah penentuan
18
Bab Delapan Belas. Bunga Bersambut
19
Bab Sembilan Belas.
20
Bab Dua Puluh. Gadis dari kelas lain
21
Bab Dua Puluh Satu. di sekolah
22
Bab Dua Puluh Dua. Salah Faham.
23
Bab Dua Puluh Tiga. Kencan Pertama.
24
Bab 24. Dirumah Cintya
25
Pendirian Akrom.
26
Pak Rian.
27
Bensin Habis dan Menuju Kafe.
28
Cafe
29
Kembali ke Pondok Pesantren.
30
Gara-Gara Cintya.
31
Rahasia Dimas
32
Hari Minggu.
33
Berangkat
34
Jalan-jalan.
35
Kak Rizky.
36
Beban Akrom.
37
Hujan Deras.
38
Hujan Deras (2)
39
Penyesalan Cintya
40
Makan Malam
41
Ridho dan Agus
42
Permintaan Maaf Cintya.
43
Perubahan Sikap Akrom. (bonus puisi)
44
Penjelasan Akrom.
45
Berpamitan Dini
46
Dirumah Pak Mahfud.
47
Dirumah Cintya
48
Pagi Di Sekolah.
49
Berkunjung Kerumah Akrom
50
Berkunjung Kerumah Akrom (2)
51
Berbincang Dengan Pak Mahfud.
52
Mengantar Cintya Pulang
53
Membuka Hadiah Dari Akrom
54
Kerumah Akrom Sendiri
55
Sebuah Insiden
56
Permintaan Akrom
57
Mengantar Cintya Pulang
58
Khitbah
59
Pacaran Di Perpustakaan
60
Berangkat Menjenguk Kak Rania
61
Nikmatilah Lara Untuk Sementara.
62
Sudut Pandang Mengajar
63
Niken
64
Niken (2)
65
Penjelasan Akrom
66
Sebuah Kejutan.
67
Parkiran Sekolah
68
Dipanggil Ke Ruang BK.
69
Penyelesaian
70
Penyelesaian (2)
71
Mencari Akrom
72
Mencari Akrom (2)
73
Bertemu (bonus puisi)
74
Mencari Penjelasan
75
Sebuah Pengakuan
76
"Pulang" by: Float
77
Interogasi
78
Tangis Niken
79
Niken (3)
80
Menahan Rindu Tidak Seberat Itu.
81
NP: Djamrud "Mengejar Nirwana"
82
Tic Band "Perjalanan Cinta"
83
Menjelang Petang
84
Delikan Tajam Cintya.
85
Ujian Sekolah Hari Pertama.
86
Hujan dan Kesal
87
Berpamitan Kepada Kata Pamit
88
Selamat Tinggal Cinta, Bunga, Cerita.
89
Terbang
90
Dia Tidak Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!