Cinta Santri Dan Guru Sekolah
Embun yang masih duduk merengkuh dedaunan di ujung malam, menyibak fajar melanggam sepi. Juga dingin mengusik mimpi-mimpi yang enggan menepi, oh tidak tubuh itu tetap berjalan membasuh diri. wudhu menyongsong subuh yang sudah menanti.
Cintya Dewi Arlita, gadis manis yang sudah selesai menunaikan subuhnya mendatangi halaman rumah menyapa embun disana, "Alhamdulillah. masih bisa menghirup pagi dan menikmati mimpi" ucapnya sambil tersenyum di rutinitasnya pagi setelah sembahyang subuh, yaitu menyapu halaman rumah orang tuanya. yang nyaman meskipun tidak begitu besar.
.
"kenapa kamu nduk kok nyapu sambil senyum-senyum gitu? kerasukan apa kamu nduk?" tanya bapaknya dari teras yang sekaligus membuatnya kaget.
"Ndak ada apa-apa pak. hehehe. hanya senang saja masih diberi kenikmatan sama Gusti ALLOH" jawabnya dengan malu-malu.
"yaudah, asal kamu gak kesambet aja nduk, bapak mau jalan-jalan di depan, sudah lama bapak tidak olahraga" ucap bapaknya Cintya meninggalkan gadis itu melakukan rutinitasnya.
"hati-hati pak'e, jangan lupa bawain Tya camilan ya?" jawab Cintya sambil mengulurkan tangan kanannya.
"iya nduk, nanti bapak bawakan". Lalu menyambut tangan putrinya untuk dikecupkan punggung tangan ayahnya tersebut.
"Assalamu'alaikum nduk" ucap bapak Cintya.
"wa'alaikumsalam pak" bawah Cintya sopan.
.
begitulah Pak Rohmad ayah Cintya yang tidak bisa diam dirumah, terlebih setelah pensiun dari salah satu kantor dinas pemerintah, Beliau selalu mencari-cari kesibukan. sampai-sampai membuka workshop meuble kecil-kecilan untuk kegiatan sehari-hari mengisi waktu luangnya. sedang ibu Cintya adalah ibu rumah tangga yang punya usaha buka toko sembako kecil-kecilan. ibu Wiwid namanya.
"nduk bapakmu kemana?" tanya ibu Wiwid yang masih menggunakan mukena setelah sembahyang kepada Cintya,
"tadi pamit jalan-jalan didepan Bu" jawab Cintya sambil melakukan aktifitas menyapunya.
"walah, mau ibu minta antar kepasar kok malah jalan to bapak kamu ndu?" omel ibu Wiwid sambil menepuk-nepuk tangannya.
"iya nanti kalau bapak lewat sini Cintya kasih tahu buk" jawab Cintya mencoba menenangkan ibunya.
"yawes kalau gitu, tolong bilangin ya nduk? ibuk mau bangunin adik kamu yang susah kaya kebo itu" seloroh Bu Wiwid sambil berjalan kedalam rumah.
Cintya yang melihat ibunya itu hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.
.
tak lama berselang datang bapak Rohmad dengan menenteng kresek berisi jajanan pasar langsung menghampiri anak gadisnya yang sekarang sudah berganti menyirami tanaman bunga di halaman rumah itu.
"ini nduk pesanan kamu" dengan Pak Rohmad menyerahkan oleh-oleh yang ada di tangannya.
"wah terimakasih pak" jawab Cintya dengan mata berbinar.
"oh iya pak. tadi di cari ibu minta antar kepasar" lanjut Cintya menyampaikan pesan dari ibunya.
"iya nduk. bapak kedalam dulu menemui ibumu" jawab pak Rohmad.
"nggih pak Monggo" kata Cintya mempersilahkan.
.
tak lama berselang bapak dan ibu Cintya keluar sudah bersiap membawa tas belanjaan untuk belanja keperluan harian di pasar.
"nduk bapak berangkat dulu, nanti kamu jadi masuk kelas kan?" tanya pak Rohmad.
"jadi pak, nanti Tya masuk hari pertama pak" jawab Cintya dengan sopan.
"yasudah habis ini kamu siap-siap nduk. ibuk sekalian beli masakan yang sudah matang aja, nanti gak nutut waktunya kamu malah telat nduk". jawab ibu Wiwid.
"nggih buk, Tya ngikut ibu saja".
"yasudah kalau gitu kami berangkat dulu, assalamu'alaikum." pamit bapak Rohmad.
"wa'alaikumsalam" jawab Cintya.
lalu ia masuk kerumah untuk mandi dan beres-beres keperluan mengajarnya hari ini.
.
iya. ini awal ajaran baru dan Cintya mulai mengajar disekolah SMK swasta dikota tempat tinggalnya. Setelah luluh S1 pendidikan matematika di kampus ternama di kota Surabaya, gadis 23 tahun itu kini mulai menjajaki tahap baru sebagai seorang guru.
tok. tok. tok.
"dek bangun dek, sudah sholat subuh belum kamu?" teriak Cintya membangunkan adiknya dari luar pintu kamar.
lama tidak ada jawaban akhirnya Cintya membuka pintu kamar adiknya Ridho.
"ya ampun dek, udah jam 5:30 kamu masih tidur aja, ayo bangun sholat, lalu siap-siap ini sudah waktunya kamu masuk sekolah lagi kan?" teriak Cintya membangunkan ridho yang masih menelungkup kan selimut sampai ke kepalanya, memang dingin pagi itu di kota kecil ini.
"ah mbak sebentar lagi mbak. masih ngantuk ini" jawab ridho yang masih malas untuk bangun.
"ah gak ada bentar-bentar'an. Kamu bangun, kalau enggak mbak siram air nih!" bentak Cintya yang kini malah tidak ada respon.
lalu gadis itu menghela nafas melihat adiknya, lalu ia berjalan keluar dan menutup kembali pintu kamar Ridho.
Ridho yang sudah merasa aman kembali lagi melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda karena gangguan sang kakak. lalu ia meringkuk kan badannya untuk menghalau dinginnya pagi itu.
.
"byurrr..."
guyuran air tiba-tiba mengagetkan Ridho yang tengah bermimpi dan sontak membuatnya bangun tersentak.
"ahhh. apaan sih mbak? pakai acara siram segala? jadi basah tau?" gerutu Ridho menahan marahnya karena dikagetkan kakaknya.
memang Ridho tidak pernah marah kepada orang yang lebih tua darinya. apalagi keluarganya, sebuah didikan baik dari orang tua mereka.
"salah siapa dibangunin gak bangun-bangun? hah? itu lihat sudah jam berapa?" bentak Cintya.
"iya tau jam 5:40. tapi aku masih ngantuk mbak" rengek Ridho dengan mata yang masih sayu.
"gak ada tapi-tapian, sudah kamu cepat wudhu, lalu sholat, terus beres-beres keperluan sekolah. lalu mandi dan siap-siap sekolah" perintah Cintya
"awas tidur lagi, sampai 5 menit tidak keluar kamar untuk wudhu mbak siram lagi kamu!" bentak kakaknya dengan mata melotot.
"iya-iya bawel, aku bangun nih. tapi nanti selimut sama sprei tolong bantuin nyuci ya? basah gara-gara mbak ini" gerutu Ridho sambil malas bangun dari tempat tidurnya.
"malas, siapa juga suruh susah dibangunin?" jawab Cintya dengan tenang.
"yah mbak, kan mbak yang bi-" bantah ridho yang masih tidak terima, tapi langsung dipotong oleh kakaknya.
"udah kelewat 2 menit, 3 menit lagi kamu mbak siram lagi" dengan nada datar Cintya memperingatkan adiknya untuk segera wudhu.
"oke oke yaudah okeeeee. ya okeee. baiklah tuan putri hamba sendiko dawuh (mengikuti perintah)" jawab Ridho dengan senyum terpaksa.
"bagus, mbak mau persiapkan buku-buku dulu, habis itu mandi" jawab Cintya sambil keluar kamar adiknya menuju kamarnya sendiri.
.
didalam kamarnya, Cintya langsung menyiapkan seragam guru untuk dikenakan mengajar hari ini, juga buku-buku yang diperlukan untuk mengajar murid-muridnya.
dia nampak senang akan memulai hari sebagai guru seperti cita2cita kecilnya dulu, sambil ia bersenandung lagu yang juga diputarnya dari ponsel miliknya.
.
Berat terasa
Senja semakin gila
Setiap orang
Ingin tinggal di kota
Haaaa aaaa
Haaaa aaaa
Cari-mencari
Mengumpulkan rejeki
Sedikit banyak
Untuk sesuap nasi
Haaaa aaaa
Haaaa aaaa
Menyambut sinar mentari kota
Membasuh peluh menderai jiwa
Berpadu satu menuju cita
Bersama makmur sejahtera
.
song by: White Shoes And The Couples Company : Senja Menggila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Etik Puji Astuti
lanjut
2022-09-28
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat terus dalam berkarya thor 💪💪💪
2021-12-04
2