03:00 WIB, keamanan pondok sudah keliling kamar untuk membangunkan santri-santri putra agar segera menunaikan qiyamul lail dan dilanjutkan sholat subuh jamaah.
lalu dilanjutkan kegiatan belajar mengajar pelajaran agama.
"Krom, nanti kamu sudah masuk sekolah lagi ya?" tanya seorang dikamar santri putra kepada temannya setelah selesai mengaji.
"iya kang, masuk semester pertama kelas XII nih, gak terasa mau lulus sekolah". jawab pria yang biasa di sapa Akrom.
ya, dia santri salah satu pondok pesantren yang mengikuti sekolah luar pondok. jadinya dia mengikuti kegiatan mengaji dipondok hanya setelah subuh, setelah Maghrib & isya'. sedang diwaktu siang dia mengenyam pendidikan umum biasa.
"kalau sekolah kamu kapan masuk kang?" tanya Akrom balik kenapa Dimas teman kamarnya.
"masih seminggu lagi krom, yaah masih agak nyantai lah. hehe" jawabnya sambil terkekeh.
"yaudah kang, saya mau siap-siap dulu mau berangkat soalnya" kata Akrom sambil mengenakan baju seragam yang ada manetag di bajunya "Akrom Abdul Anam".
ya itulah nama lengkapnya. dan lalu di tutup dengan jaket.
"iya krom, hati-hati. moga lancar sekolahnya" jawab Dimas dengan senyum tulus kepada temannya itu.
"siap kang, yaudah aku berangkat kang, Assalamu'alaikum" serunya sambil berjalan keluar kamar.
.
"wa'alaikumsalam krom" jawab Dimas.
.
lalu Akrom segera menuju pinggir jalan untuk menunggu bus yang siap mengantarkannya menuju sekolah. seperti kebiasaan hari-hari nya. sambil menunggu datangnya bis sama-samar terdengar bisik-bisik anak sekolah cewek yang sedang menunggu bus di halte yang sama.
"wah gantengnya dia"
"wajahnya teduh banget"
"calon imam idaman deh"
Dan celoteh-celoteh lainnya, tapi tidak pernah ditanggapi olehnya, karena tidak begitu tertarik dia akan hal-hal seperti itu.
Akrom tetap dingin dengan pujian-pujian itu, bahkan justru menjadi risih. lantas dikeluarkan handphone dan memasangkan earphone di kupingnya untuk mengabaikan celoteh-celoteh yang di dengarnya.
.
lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul kuning cukup menenangkan dirinya dari lirikan-lirikan dan bisikan dari para gadis di sekitarnya.
sampai datanglah bus kota untuk mengantarkan mereka menuju sekolah masing-masing.
"perempatan SMK Bhakti 2 berhenti pak" ucap Akrom kepada kondektur bus
"siap bos, SMK Bhakti yok" jawab pak kondektur keras sekaligus memberi tahu driver bus untuk berhenti.
bus yang sedang posisi agak tengah jalan diminta berhenti mendadak minggir ke tepi untuk menurunkan penumpang. lalu Akrom bersiap untuk turun.
.
(Akrom POV)
"ciiitt. bruk"
"Aduh Astaghfirulloh" teriakku kaget.
bus yang menepi mendadak hingga membuat motor di belakangnya menjadi gugup dan akhirnya menabrakku yang sedang turun tidak memperhatikan belakang.
untung pengendara motor sudah sempat mengerem, meskipun tetap saja tertabrak.
"aduh maaf dek, saya kaget tadi menepi mendadak" ucap gadis yang sudah berjongkok mendekatiku yang sedang terjatuh
"eh, tidak apa-apa mbak, saya bisa berdiri sendiri saja"
"maafkan mbak ya dek? mbak tidak sengaja"
"iya mbak, saya juga salah tidak lihat belakang. busnya juga menepi mendadak mbak" jawabku sambil menoleh kepada bis yang sudah langsung jalan.
'sial udah jalan aja' batinku dalam hati.
"tapi kamu tidak apa-apa kan dek? mbak antar ke sekolahmu ya?" tanya gadis itu dengan suara terdengar cemas
"iya mbak tidak apa-apa, cuma lecet aja" jawabku sambil memandang wajahnya.
'Yaa ALLOH manisnya, Astaghfirulloh' batinku langsung kutundukan wajahku.
"e-eh, tidak usah mbak, saya masih bisa jalan, terimakasih" tolakku karena memang masih bisa jalan.
"yasudah, sekali mbak minta maaf ya? mbak jalan dulu dek?" ucapnya sopan
"iya mbak hati-hati". jawabku. lalu kulanjutkan jalan menuju sekolahku yang kurang lebih 300m dari perempatan itu.
.
(Cintya POV)
.
setelah persiapan bermacam-macam keperluan untuk mengajar, lalu kukeluarkan motor matic kesayanganku untuk mengantarkan ku kesekolah tempatku mengajar.
"dek, kamu gak bareng sama mbak? kan kita satu sekolah dek?" tanyaku pada adikku Ridho
"gak deh mbak, aku nanti mau mampir kerumah temanku" jawabnya dengan santai.
"yaudah pulang jangan sore-sore, mbak duluan ya? assalamu'alaikum" pamitku pada adiku setelah cium tangan sama bapak ibu didalam rumah.
"hati-hati mbak. wa'alaikumsalam" jawab adikku sambil melambaikan tangannya.
.
lalu kulajukan motorku dengan kecepatan sedang sambil bernyanyi-nyari lagu terlintas di otakku saja.
sedang asyik-asyiknya menikmati perjalanan ini tiba-tiba didepanku ada bus kota yang menepi dan berhenti, mendadak ada siswa yang turun di perempatan itu. dan akhirnya...
.
"cciiiit... bruk" aku yang kaget langsung menarik tuas rem meskipun pada akhirnya tetap
menabrak sosok siswa disalah satu sekolah.
"maafkan mbak ya dek? mbak tidak sengaja" ucapku sambil berlari menghampiri anak itu dengan cemas
"iya mbak, saya juga salah tidak lihat belakang. busnya juga menepi mendadak mbak" jawabku langsung menoleh kearah bus.
"tapi kamu tidak apa-apa kan dek? mbak antar ke sekolahmu ya?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yg meringis itu, meskipun masih terlihat tampan
"iya mbak tidak apa-apa, cuma lecet aja" dia menoleh ke arahku hingga mata kami bertemu.
'duh cakep ini anak' batinku
"e-eh, tidak usah mbak, saya masih bisa jalan, terimakasih" tolaknya dengan suara gugup.
"yasudah, sekali mbak minta maaf ya? mbak jalan dulu dek?" pamitku sekaligus memastikan keadaannya.
"iya mbak hati-hati". jawabnya lalu kutinggalkan dia dengan motorku menuju sekolah.
.
hingga terlihat gerbang sekolah yang akan menjadi tempatku mencapai mimpiku menjadi seorang guru. SMK BHAKTI 2. lalu ku masuki gerbang itu dan segera kuparkirkan di tempat parkir khusus guru.
.
lalu aku masuk keruang kepala sekolah untuk menghantarkan surat menjadi guru dan meminta pengarahan, serta berkenalan dengan guru-guru senior disana.
"pagi pak, Bu. perkenalkan saya Cintya guru matematika baru disini" salamku memperkenalkan diri
"pagi Bu Cintya, saya Bu Amel guru bahasa Inggris, Bu Cintya nanti mengajar dikelas berapa?" tanya Bu Amel ramah.
"saya di kelas XII bangunan Bu jadwal pertama, selanjutnya di XI mesin Bu"
"oh iya, semangat ya? memang sekolah di SMK muridnya banyak genit-genit Bu, bisa-bisa sampean di godain nanti" jawab Bu Amel sambil terkekeh.
"iya Lo Bu, apalagi Bu Amel cantik gitu" kali ini Bu Dini yg berkata begitu langsung membuatku tersipu malu didepan para guru pagi itu.
"ah ibu bisa aja" jawabku malu-malu.
"iya bener kok. sampean sudah menikah Bu? tanya Bu Amel menyelidik dengan senyum dikulumnya.
"saya belum Nemu calonnya Bu" jawabku malu dengan wajah sudah pasti terlihat merah.
"walah. pas ini pak, pak Rian kan masih jomblo juga? seloroh Bu Amel yang sudah pasti membuat seisi ruang guru dipenuhi gelak tawa.
"loh kok saya Bu?" sergah pak Rian yang sebenarnya sejak tadi melihatku diam-diam.
blussh, 'merah sudah wajah ini'.
"la siapa lagi pak? kan cuma sampean yang masih jomblo disini?" lanjut bu Amel yang lagi-lagi bikin aku semakin malu.
.
teet. teet. teet.
terdengar bel masuk kelas sudah terdengar, itu artinya aku harus siap untuk mengajar. lalu ku langkahkan kakiku meninggalkan ruang guru dengan segera sekaligus menghindari ledekan dari para rekan-rekan guru.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments