(Author POV)
.
hari ini tidak ada jadwal Cintya di kelas Akrom, namun fikirannya masih saja terganggu oleh bayangan-bayangan akan kejadian yang menimpanya ketika pagi dua hari ini.
.
ia berjalan malas melangkahkan kaki menyusuri lorong kelas untuk mengajar di jam ke-2 pada kelas yang tertera di jadwalnya, hingga sampailah kepada kelas XI TKR 2.
.
"Assalamualaikum anak-anak, perkenalkan saya ibu Cintya akan mengajar matematika, tolong kerja samanya ya?"
"wa'alaikumsalam.. baik Bu" jawab murid dengan serentak.
.
"wih bro, cantik Broo" bisik salah satu murid kepada temannya.
"wah iya bro, ada mangsa nih" jawab Aldo.
murid yang terkenal playboy dan sedikit badboy di sekolahnya.
"udah sikat aja udah" bisik temannya lagi dengan semangat.
.
selesai pelajaran, Cintya bergegas menuju kantin. tiba-tiba ia dikagetkan Aldo dengan berjalan beriringan disampingnya.
.
"mau ke kantin Bu?"
"eh.. iya nih"
"boleh saya ikut Bu?" tanyanya to the point.
"mmmm.. iya gak apa-apa" jawabnya bingung.
.
"duh kantinnya ramai nih" ucap Aldo sambil mencari-cari meja yang kosong.
"itu ada meja kosong" jawab Cintya sambil menunjuk meja di tepi.
mereka memesan makanan terlebih dahulu lalu pergi menuju meja yang dimaksud.
.
"ibu baru ya ngajar disini?" Aldo membuka obrolan dimeja kantin.
"eh.. oh iya, saya juga baru lulus kuliah" jawab Cintya yang kini duduk berhadapan dengan Aldo.
.
"wah ibu pintar deh, masih muda juga"
"ah kamu bisa aja" jawab Cintya dengan wajah memerah padam dibuatnya.
"serius Bu, ohiya saya boleh meminta nomor whatsapp Bu Cintya?"
"eh buat apa?"
"mmm. barangkali saya ada kesulitan pelajaran matematika bisa konsultasi Bu" jawab Aldo beralasan.
"oh, boleh kok. ini" sambil Cintya menuliskan nomornya.
"terimakasih Bu guru cantik"
blush, wajah merah padamnya dipaksakan untuk senyum sebagai jawaban atas rayuan muridnya itu.
.
tanpa mereka sadari ada sepasang mata sedang mengamati mereka dari meja kantin lainnya.
.
setelah selesai makan, si empunya sepasang mata yang sedari tadi menyaksikan mereka segera bangkit kembali ke kelas melewati meja mereka.
.
secara refleks Cintya yang sedang melihat situasi kantin hari ini, matanya melihat sosok itu berjalan didekatnya.
.
DEG.
jantungnya berdegup kencang, antara kaget dan canggung saat itu.
'akrom ada disini? sejak kapan?' gumam Cintya.
'ah lagian juga kenapa sih mesti jantungku begini? dia kan sama-sama muridku?' rutuknya dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya sendiri dengan ujung jari.
.
"ibu kenapa? pusing ya?" tanya Aldo buyarkan lamunannya.
"eh. oh nggak, cuma nunggu makanannya lama belum datang-datang. keburu lapar" jawab Cintya grogi.
tak berselang lama makanan yang mereka pesan sudah datang dan siap untuk disantap.
.
bel pulang sekolah sudah di bunyikan. para siswa dan guru sudah siap untuk pulang.
.
Cintya segera melajukan motornya untuk pulang. hingga sampai di perempatan matanya menangkap sosok yang dua hari ini hadir di fikirannya.
.
"hay kamu nunggu siapa?" sapa Cintya kepada Akrom yang sedang berdiri menunggu bus untuk pulang.
"saya menunggu bus Bu" jawabnya masih dengan wajah menunduk.
"kamu tidak bareng Ridho? dia kan bawa motor?"
"enggak Bu, takut merepotkan"
"oh yasudah saya duluan ya?" pamit Cintya
"baik Bu, terimakasih"
"Assalamualaikum"
"wa'alaikumsalam.."
.
lalu Cintya pergi meninggalkan Akrom dengan motor maticnya.
dipandangi gurunya tersebut yang berangsur hilang dari pandangannya.
.
bis sudah datang dan segera mengantarkan ia pulang ke pondoknya.
.
karena hari masih siang dan belum ada kelas mengaji untuk santri yang mengikuti kelas umum. setelah selesai semua keperluan kepada Tuhannya. lalu ia memutuskan membuka laptopnya dan mengutak-atik isi didalamnya.
.
sampai tiba waktu menjelang Maghrib, ia bergegas bersiap menuju ke masjid untuk kegiatan mengaji sampai jam 9 malam.
.
"bro nglamun aja, nanti kesambet setan di balkon masjid Lo" seru Fauzy teman kamar Akrom membuyarkan lamunannya.
"eh nggak zi. lagi ngantuk aja kayaknya" jawabnya gugup.
"yakali, jam segini udah ngantuk aja, jangan-jangan mikirin santri putri ya?" ledek Fauzy.
"iya krom, si Nisa ya?" sergah Dimas menyambung ledekan Fauzy.
"astaghfirulloh. gak ah, Fatkhul izzar belum katam bro" jawabnya acuh.
sontak membuat Fauzy & Dimas tertawa namun masih bisa di tahan agar tidak dimarahi ustadz yang sedang mengajar.
.
di lingkup pondok, Akrom memang banyak menarik hati santi-santri putri, terlebih yang sering bertemu dalam majlis Bahtsul Masail (debat/bedah hukum dalam lingkup pesantren). dimana Akrom selalu bisa memberi argumen-argumen yang merujuk pada kitab para ulama lebih luas. disamping ia juga terbilang tampan meskipun selalu menyembunyikan wajahnya dengan menundukkan kepala saat bertemu lawan jenis.
.
malam hari setelah selesai melakukan kegiatan mengaji. Akrom segera kembali ke kamarnya, menyiapkan keperluan dan tugas-tugas sekolahnya, lalu bergegas tidur berharap bisa melupakan bayang-bayang wanita yang mengganggunya.
.
satu jam berlalu, tidak juga kantuk menghampirinya, malah bayangan itu kian datang menghantui.
dilihatnya teman kamar masih sebagian yang sudah kembali ke kamar. akhirnya ia memutuskan mengambil air wudhu dan pergi ke masjid utama pondok, segera ia tunaikan sholat hajat dan melakukan i'tikaf hingga tertidur bersandar dinding masjid.
.
hingga datang santri yang masuk masjid bermaksud untuk muroja'ah membangunkannya.
.
"maaf kang, Ndak tau ada sampean" sapa santri tersebut dengan nada sungkan.
"Ndak apa-apa kang, saya yang malah ketiduran" jawab Akrom ramah.
"lanjut saja kang, muroja'ah jam segini memang paling enak kang" lanjut Akrom.
"nggih kang. terimakasih kang"
"nggih kang sama-sama" jawab Akrom lalu bergegas kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur yang kurang berkualitasnya.
.
"darimana krom?" tanya Dimas yang baru selesai jaga keamanan pondok.
"dari masjid dim" jawabnya pelan agar tidak mengganggu temannya yang sudah tidur.
"nyari wangsit ya?"
"gak, mau kenalan sama temenmu" jawabnya enteng.
"siapa emang?" tanya Dimas penasaran.
"gendruwo dim" jawab Akrom sambil menahan tawa.
"ngawur krom" gerutu Dimas.
.
lalu mereka segera meletakan tubuh muda mereka masing-masing di alas untuk mengistirahatkan diri.
namun mata tak juga bisa memejam, dilihatnya Dimas sudah berlayar dalam mimpinya.
lalu Akrom duduk, diambilnya buku pelajarannya asal-asalan.
membuka halaman paling belakang dan menuliskan baik-bait yang muncul saja di kepalanya.
.
singsingan malam
lambai debu di sajadah rindu
menepis remahan mimpi meramu
menguntai sajak tentang namamu
biarkan getir tetap kujamu
^^^lepaskan aku akan pandangmu^^^
^^^pelankan suaramu di senandung mimpi^^^
^^^hingga aku menyerah akan waktu^^^
^^^namun kuminta jangan saat ini^^^
jangan menyerahkan ku pada dingin malam
ku tak mampu menahan menelan resah
pun tak juga mengeja Nurul Fajri
kelu menyapanya resah gelap berganti
.
.
note:
Silahkan meninggalkan jejak di tulisan saya.
dan terimakasih banyak untuk yang sudah berkenan mengunjunginya.
semoga suka dengan gaya bahasa yang saya haturkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments