bab 3. berawal dari kelas

hari ini aku langsung mengajar, karena anak-anak baru kelas X sudah selesai melaksanakan MOS minggu kemarin, jadi aku langsung masuk mengajar hari ini di kelas XI dan XII.

.

XII DPIB I. begitulah tulisan yang tertera di depan kelas.

disini awal mengajariku dimulai hari ini. dengan sedikit tegang tapi kuyakinkan aku pasti bisa menguasainya. lalu kulangkahkan kakiku masuk ke kelas itu.

"assalamualaikum selamat pagi anak-anak" sapaku dengan semangat dan ramah kepada muridku

"wa'alaikumsalam Bu.." ucap mereka bersamaan.

"perkenalkan saya ibu Cintya yang akan mengajar matematika kepada kalian, mohon kerjasamanya" ucapku dengan sedikit gugup tapi kupaksakan untuk tetap tenang.

"baik Bu guru" ucap salah satu muridku.

"Bu guru, saya Romi, barangkali mau kenalan?" ucap salah satu muridku sambil cengir-cengir.

"huuuuuuuu, ngarep kamu Rom" celetuk salah satu murid di sebelahnya.

"ya namanya usaha bro. siapa tau kan?" jawabnya enteng.

kulihat Ridho hanya memandangi teman-temannya dengan wajah cemberut. mungkin dia tidak begitu suka kakaknya digoda oleh kawan-kawannya.

Yaa, adikku memang ada di kelas XII DPIB II yang sekarang sedang kuajar.

"Kalian ini bisa saja, sudah-sudah. keluarkan Bu kalian kita mulai pelajaran" perintahku agar tidak dilanjutkan kegaduhan dari kekonyolan mereka.

.

tok tok tok..

terdengar suara ketukan dari pintu kelas hingga menghentikan kegiatanku membuat catatan di papan tulis, aku menoleh kearah pintu disana terlihat siswa dengan plesteran di siku tangannya dan sedikit robek celana bagian dengkul.

DEG.

"assalamualaikum. maaf Bu saya terlambat, saya dari UKS" ucap siswa itu dengan menunduk.

'loh bukankah anak ini yan tadi kutabrak di perempatan dekat sekolah?' batinku dalam hari.

"maaf Bu apakah saya boleh masuk?" tanyanya lagi langsung membuatku tersentak dari lamunanku.

"oh.. i-iya silahkan" jawabku gugup

"terimakasih Bu" jawabnya langsung menuju kursi yang posisi agak belakang, dan langsung duduk di sebelah adikku, Ridho.

Sontak saja membuatku semakin kaget ternyata dia teman adikku.

kucoba menata detak jantungku yang masih kaget dengan keadaan ini, lalu kuputar tubuhku dan kembali melanjutkan catatan di papan tulis.

.

(Akrom POV)

'kenapa mbak nya disini? apa dia guru matematika disini?' gumamku dalam hati.

"eh bro, kenapa itu? tangan sama kakimu?" tanya ridho membuyarkan lamunanku.

"ah gak kenapa-kenapa, ada insiden kecil" jawabku sambil tersenyum.

"yah kamu sih kebanyakan atraksi krom" kata ridho dengan bibir nyinyir.

"yaiya dong. udah banyak dapat ijazah di pondok nih, itung-itung buat nyoba ilmu kebal" lanjutku sambil terkekeh pelan.

"ah ada-ada aja Krom. ilmu kebal tapi masih bisa lecet gitu?" ledek ridho.

"namanya juga masih amatir bro" jawabku dan lansung dijawab tertawa oleh ridho

.

"permisi, yang dibelakang kalau mau ngobrol di luar saja ya?" teriak ibu guru dari depan yang sukses membuat kamu langsung terdiam hanya saling pandang.

"baik Bu, maaf" ucapku dan ridho bersamaan.

.

setelah selesai jam matematika aku bertanya kepada ridho perihal guru yang matematika tersebut.

"itu tadi guru baru?" tanyaku.

"iya guru baru krom, namanya Bu Cintya" jawab ridho sambil memasukan buku matematika kedalam tasnya.

"ohh, makanya baru lihat aku"

"iya, dia baru masuk hari ini, soalnya juga baru lulus dia bro".

"lah, kok kamu tau beliau baru lulus dho?" tanyaku heran.

"sssttt. jangan bilang siapa-siapa dulu krom, aku kasih tau, dia kakakku" bisik ridho pelan setelah memastikan tidak ada yg menguping.

"ohh. gitu ya?" jawabku yang masih kaget, namun berusaha ku tutupi kekagetanku.

"iya, kamu sih jarang main ke rumahku, makanya gak pernah ketemu"

"ya kalau aku kerumahmu juga nyari kamu dho, gak nyari mbakmu" jawabku sambil tersenyum dan dibalas senyum oleh Ridho.

lalu kami melanjutkan pelajaran selanjutnya. yaitu pelajaran agama.

.

(Cintya POV)

.

'haduh, ternyata anak tadi teman adikku, gimana kalau dia bercerita kalau aku tadi nabrak dia? haduh bisa gawat ini' ceracau Cintya mengingat wajah siswanya yang meringis setelah tertabrak motornya.

.

"kamu tidak apa-apa Bu? kok melamun?" sapa pak Rian yang juga guru di SMK ini mengagetkanku.

"oh e-enggak kenapa-kenapa pak, hehe" jawabku gugup.

"kalau gitu biar saya ambilkan air dingin di koperasi untuk Bu Cintya lebih tenang?"

"oh tidak perlu pak terimakasih, saya permisi mau ke kelas dulu pak, ada jam" jawabku segera keambil buku-buku di kursi panjang depan kelas.

"kalau ibu mau, nanti kita makan siang di kantin Bu waktu istirahat?" kembali pak Rian memberi tawaran sambil senyum kearahku.

"terimakasih pak, saya bawa bekal, saya permisi" alasan saja sih untuk menghindari percakapan lebih lanjut. karena aku sendiri juga tidak membawa bekal. hehe

.

(Author POV)

.

didalam kelas Cintya masih terfikirkan oleh siswanya yang tadi pagi tertabrak olehnya.

'dia tadi mengenali aku nggak ya dikelas?'

ah fikiran-fikiran itu terus saja terbayang kepalanya. hingga sedikit membuatnya terganggu untuk proses mengajar.

.

bel istirahat sekolah berbunyi, Cintya yang sudah merasakan perutnya keroncongan, dangdutan, reggae'an, bahkan metal'an.😀😀 bergegas menuju kantin untuk menentramkan khalayak ramai di perutnya.

.

"pak nasi pecel 1 ya pak? sama es teh" pesan Cintya kepada penjual kantin.

"siap Bu, silahkan cari tempat nanti saya antar Bu". jawab pak Asep dengan senyum khasnya.

"terimakasih pak" jawab Cintya setelah membayar makanannya.

"sama-sama Bu"

.

lalu ia melihat kesana kemari untuk mencari meja yang masih kosong, namun semua sudah terpakai. hanya sisa meja di ujung pojok yang hanya di isi oleh 1 siswa.

tanpa ragu guru yang murah senyum itu segera menghampirinya.

"maaf, ini kursinya kosong? saya boleh gabung?" tanya Cintya dengan senyumnya.

membuat si penunggu meja yang sedang asyik makan menoleh ke arahnya.

DEG.

"oh iya bu, silahkan kosong kok" jawab siswa itu yang tidak lain adalah akrom, langsung menundukkan wajahnya.

"terimakasih ya" jawab Cintya singkat

hening, suasana meja itu karena kedua penduduknya sama-sama canggung.

Cintya yang masih kefikiran soal kejadian tadi pagi, dan Akrom yang memang selalu diam ketika bertemu perempuan. untuk menjaga dirinya.

.

"Mmm. maafkan saya soal tadi pagi?" buka Cintya mencoba mencairkan suasana.

"e-eh, tidak apa-apa Bu, saya baik-baik saja kok" jawab Akrom datar dengan wajah tetap tertunduk kebawah.

"nama kamu siapa? saya tadi belum sempat absen nama kamu"

"saya Akrom Bu" jawabnya singkat.

'ih dingin banget ini anak? apa masih marah ya?' Gumam Cintya dalam hati

"nih krom, minum pesananmu" sapa ridho yang menghampiri mereka membawa 2 botol minuman.

"terimakasih dho" jawab Akrom menerima 1 botol.

"eh ada Bu Cintya" sapa ridho dengan cengir-cengir kuda.

"cieee berduaan ya? gak makan Bu? nunggu si Akrom makan aja nih?" ledek ridho sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

'pltak' jitakan Bu Cintya tepat di kepala ridho dengan delikan tajam matanya.

"ngaco kamu dek, aku sudah pesan cuma belum datang, dan dari semua meja sudah penuh kecuali meja ini, jadinya aku nebeng kesini" jawab Cintya dengan kesal kepada ridho.

"ooh kirain mbak mau ngajak kenalan Akrom" cengir si ridho yang langsung mendapat tatapan tajam dari temannya.

"santai bro santai, tenang Broo, bencanda doank my Broo" pembelaan ridho dengan nyengir kuda sambil tangannya membentuk huruf V ke pada temannya.

Episodes
1 bab pertama nih. anggap saja perkenalan
2 Bab dua. pindah lokasi dulu. pengenalan (2) ponpes
3 bab 3. berawal dari kelas
4 bab 4. lanjutan dikantin
5 Bab empat. ada bonus puisi nih
6 Bab enam.
7 tujuh
8 bab delapan
9 Bab Sembilan.
10 Bab Sepuluh. sebuah pertemuan
11 Bab sebelas. cintailah cinta secara jantan
12 Bab Dua Belas.
13 Bab Tiga Belas. Kunjungan Rindu
14 Bab Empat Belas. gugur setelah sesaat merekah
15 Bab Lima Belas. bonus puisi
16 Bab Enam Belas. Tugas Matematika
17 Bab tujuh belas. seperti sebuah penentuan
18 Bab Delapan Belas. Bunga Bersambut
19 Bab Sembilan Belas.
20 Bab Dua Puluh. Gadis dari kelas lain
21 Bab Dua Puluh Satu. di sekolah
22 Bab Dua Puluh Dua. Salah Faham.
23 Bab Dua Puluh Tiga. Kencan Pertama.
24 Bab 24. Dirumah Cintya
25 Pendirian Akrom.
26 Pak Rian.
27 Bensin Habis dan Menuju Kafe.
28 Cafe
29 Kembali ke Pondok Pesantren.
30 Gara-Gara Cintya.
31 Rahasia Dimas
32 Hari Minggu.
33 Berangkat
34 Jalan-jalan.
35 Kak Rizky.
36 Beban Akrom.
37 Hujan Deras.
38 Hujan Deras (2)
39 Penyesalan Cintya
40 Makan Malam
41 Ridho dan Agus
42 Permintaan Maaf Cintya.
43 Perubahan Sikap Akrom. (bonus puisi)
44 Penjelasan Akrom.
45 Berpamitan Dini
46 Dirumah Pak Mahfud.
47 Dirumah Cintya
48 Pagi Di Sekolah.
49 Berkunjung Kerumah Akrom
50 Berkunjung Kerumah Akrom (2)
51 Berbincang Dengan Pak Mahfud.
52 Mengantar Cintya Pulang
53 Membuka Hadiah Dari Akrom
54 Kerumah Akrom Sendiri
55 Sebuah Insiden
56 Permintaan Akrom
57 Mengantar Cintya Pulang
58 Khitbah
59 Pacaran Di Perpustakaan
60 Berangkat Menjenguk Kak Rania
61 Nikmatilah Lara Untuk Sementara.
62 Sudut Pandang Mengajar
63 Niken
64 Niken (2)
65 Penjelasan Akrom
66 Sebuah Kejutan.
67 Parkiran Sekolah
68 Dipanggil Ke Ruang BK.
69 Penyelesaian
70 Penyelesaian (2)
71 Mencari Akrom
72 Mencari Akrom (2)
73 Bertemu (bonus puisi)
74 Mencari Penjelasan
75 Sebuah Pengakuan
76 "Pulang" by: Float
77 Interogasi
78 Tangis Niken
79 Niken (3)
80 Menahan Rindu Tidak Seberat Itu.
81 NP: Djamrud "Mengejar Nirwana"
82 Tic Band "Perjalanan Cinta"
83 Menjelang Petang
84 Delikan Tajam Cintya.
85 Ujian Sekolah Hari Pertama.
86 Hujan dan Kesal
87 Berpamitan Kepada Kata Pamit
88 Selamat Tinggal Cinta, Bunga, Cerita.
89 Terbang
90 Dia Tidak Datang
Episodes

Updated 90 Episodes

1
bab pertama nih. anggap saja perkenalan
2
Bab dua. pindah lokasi dulu. pengenalan (2) ponpes
3
bab 3. berawal dari kelas
4
bab 4. lanjutan dikantin
5
Bab empat. ada bonus puisi nih
6
Bab enam.
7
tujuh
8
bab delapan
9
Bab Sembilan.
10
Bab Sepuluh. sebuah pertemuan
11
Bab sebelas. cintailah cinta secara jantan
12
Bab Dua Belas.
13
Bab Tiga Belas. Kunjungan Rindu
14
Bab Empat Belas. gugur setelah sesaat merekah
15
Bab Lima Belas. bonus puisi
16
Bab Enam Belas. Tugas Matematika
17
Bab tujuh belas. seperti sebuah penentuan
18
Bab Delapan Belas. Bunga Bersambut
19
Bab Sembilan Belas.
20
Bab Dua Puluh. Gadis dari kelas lain
21
Bab Dua Puluh Satu. di sekolah
22
Bab Dua Puluh Dua. Salah Faham.
23
Bab Dua Puluh Tiga. Kencan Pertama.
24
Bab 24. Dirumah Cintya
25
Pendirian Akrom.
26
Pak Rian.
27
Bensin Habis dan Menuju Kafe.
28
Cafe
29
Kembali ke Pondok Pesantren.
30
Gara-Gara Cintya.
31
Rahasia Dimas
32
Hari Minggu.
33
Berangkat
34
Jalan-jalan.
35
Kak Rizky.
36
Beban Akrom.
37
Hujan Deras.
38
Hujan Deras (2)
39
Penyesalan Cintya
40
Makan Malam
41
Ridho dan Agus
42
Permintaan Maaf Cintya.
43
Perubahan Sikap Akrom. (bonus puisi)
44
Penjelasan Akrom.
45
Berpamitan Dini
46
Dirumah Pak Mahfud.
47
Dirumah Cintya
48
Pagi Di Sekolah.
49
Berkunjung Kerumah Akrom
50
Berkunjung Kerumah Akrom (2)
51
Berbincang Dengan Pak Mahfud.
52
Mengantar Cintya Pulang
53
Membuka Hadiah Dari Akrom
54
Kerumah Akrom Sendiri
55
Sebuah Insiden
56
Permintaan Akrom
57
Mengantar Cintya Pulang
58
Khitbah
59
Pacaran Di Perpustakaan
60
Berangkat Menjenguk Kak Rania
61
Nikmatilah Lara Untuk Sementara.
62
Sudut Pandang Mengajar
63
Niken
64
Niken (2)
65
Penjelasan Akrom
66
Sebuah Kejutan.
67
Parkiran Sekolah
68
Dipanggil Ke Ruang BK.
69
Penyelesaian
70
Penyelesaian (2)
71
Mencari Akrom
72
Mencari Akrom (2)
73
Bertemu (bonus puisi)
74
Mencari Penjelasan
75
Sebuah Pengakuan
76
"Pulang" by: Float
77
Interogasi
78
Tangis Niken
79
Niken (3)
80
Menahan Rindu Tidak Seberat Itu.
81
NP: Djamrud "Mengejar Nirwana"
82
Tic Band "Perjalanan Cinta"
83
Menjelang Petang
84
Delikan Tajam Cintya.
85
Ujian Sekolah Hari Pertama.
86
Hujan dan Kesal
87
Berpamitan Kepada Kata Pamit
88
Selamat Tinggal Cinta, Bunga, Cerita.
89
Terbang
90
Dia Tidak Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!