"silahkan Bu, ini pecel sama es tehnya" kata pak Asep memecah keheningan.
"terimakasih pak"
"sama-sama Bu, saya permisi" pamit pak Asep meninggalkan mereka bertiga.
"kamu gak makan dek?" tanya Cintya kepada ridho.
"enggak mbak, masih kenyang, nemenin si Akrom sambil minum aja" jawabnya enteng.
"emang kamu udah makan tadi" tanya Cintya heran.
"la tadi dirumah aku udah sarapan mbak, lagian uang sakunya mau aku pakai jalan nanti"
"awas kalau main sampai sore-sore" Cintya memperingatkan.
"iya mbak, lagian kalau sore-sore si Akrom juga gak bakal mau, iya gak krom?" jawab ridho sambil melirik temannya.
"emang kalian mau kemana?" telisik Cintya penasaran.
"ah mau tau aja urusan cowok mbak" jawab ridho enteng.
"heh, mbak gak mau ya kalau kamu aneh-aneh diluar sana dek. mbak cuma khawatir, awas aja kamu macam-macam" kini wajah Cintya sudah memerah dengan matanya melotot kepada adiknya.
"iya-iya mbak. tenang aja aman lah" jawab ridho yang takut sama kakaknya kalau sudah seperti keluar tanduk itu.
.
"yaudah, saya sudah selesai makannya, saya pamit dulu" pamit Akrom tiba-tiba mengejutkan teman dan gurunya.
"lah kemana krom? belum juga masuk kelas" tanya ridho heran.
"aku mau ke perpustakaan dulu dho, kamu terusin dulu aja ngobrolnya"
"yaudah aku ikut kamu aja, disini takut diseruduk banteng krom". jawab ridho sambil berlari menghindari kakaknya yang siap mengayunkan sendok ke kepala adiknya.
"saya permisi dulu Bu, Assalamu'alaikum" pamit Akrom kepada gurunya.
"oh iya. wa'alaikumsalam" jawabnya.
.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Cintya bergegas menuju parkiran motor untuk mengambilnya dan segera pulang. capek rasanya.
.
"kamu naik apa Bu?" sapa pak Rian mengagetkannya.
"oh saya naik motor pak" jawab Cintya pelan dengan raut wajah sedikit malas menanggapi rekan gurunya itu.
"boleh saya antar, kebetulan kita kan searah?" tawar pak Rian yang lagi-lagi semakin membuat Bu Cintya tidak nyaman.
"oh terimakasih pak, saya mau mampir-mampir dulu soalnya" tolak Cintya dengan alasannya agar tidak menyinggung pak Rian.
"yasudah kalau gitu, kapan-kapan kita bareng ya?" tawar pak Rian lagi untuk kesekian kali.
"eh,, mmmm, lihat besok-besok deh pak. saya permisi dulu" pamit Cintya tergesa-gesa menghindari pak Rian.
.
dengan menggerutu Bu Cintya mengendarai motornya untuk mengantarkan pulang
'ihhh genit banget sih pak Rian, sudah dibilang gak mau masih maksa aja, gak kaya Akrom yang lebih tenang gitu'. 'ah kok jadi Akrom? ah kenapa otakku? ibuuuu" gerutu Cintya sepanjang jalan.
.
"assalamualaikum Bu" sapa Cintya kepada ibunya ketika sudah sampai dirumah.
"waalaikumsalam nduk, cah ayu sudah pulang? gimana ngajarnya? capek kamu? lancar ngajarnya?" berondong pertanyaan dari ibunya seperti hujan es batu dari langit.
"ya ampu buk, tanya mbok ya satu-satu to? bingung Tya jawabnya" gerutu Cintya.
"hehe, iya maaf, ibuk gak sabar dengar cerita hari pertama kamu ngajar nak" Bu wiwid sambil tersenyum dengan raut kesal anak gadisnya.
"yah baik sih Bu, anak-anaknya baik, rekan-rekan guru juga ramah".
"tapi tadi pagi Tya nabrak murid Tya Bu" lanjut Cintya ragu-ragu.
"apa? trus keadaannya gimana nduk? kamu gimana?" tanya Bu Wiwid dengan expreai kagetnya.
"Alhamdulillah gak kenapa-kenapa buk, dia hanya luka lecet saja, dan tidak ada apa-apa selanjutnya" jawab Cintya mencoba menenangkan ibunya.
"syukurlah, yang penting kamu tidak apa-apa kan nduk?" tanya Bu Cintya memastikan
"Ndak apa-apa Bu. tapi tolong jangan bilang ridho ya?" rengek Cintya kepada ibunya.
"memang kenapa?" tanya Bu Wiwid bingung.
"tidak kenapa-kenapa Bu, mmm ya biar tidak diperpanjang aja Bu beritanya" jawab Cintya mencari-cari alasan.
karena alasan sebenarnya adalah dia tidak enak sama adiknya karena sudah menabrak temannya.
"yasudah gak apa-apa, yang penting keduanya baik-baik saja" jawab Bu Wiwid dengan senyumnya.
"terimakasih Bu" jawab Cintya lega
"ayo kamu makan dulu" ajak Bu Wiwid kepada putrinya.
"makasih Bu, tadi Tya sudah makan di sekolah, nanti saja ya Bu habis Tya istirahat, capek Bu" rengek Cintya dengan senyum manjanya.
"yasudah kamu istirahat, jangan lupa sholat dulu" perintah Bu wiwid
"siap Buk"
.
Cintya beranjak menuju kamarnya, melepas jilbabnya dan mengambil baju ganti untuk dibawa ke kamar mandi dan menggantinya.
setelah selesai, direbahkan tubuhnya dikasur sambil mengingat-ingat kejadian selama seharian.
'keadaan lukanya gimana ya? kok tadi tidak sempat tanya detail nya sih ke dia langsung?'. 'lah kok malah mikirin dia sih? ingat Tya, dia murid kamu!!' gerutu Cintya dalam hatinya.
.
lalu di ambil hp nya membuka aplikasi-aplikasi sosmednya untuk mengalihkan fikiran. sakian lama jenuh juga, akhirnya ia memutuskan memutar musik dari Kenny G. berharap bisa mengantarkan tidur. benar saja tidak lama dia langsung tertidur dengan pulas.
.
----
keesokan hari, Cintya kembali berangkat mengajar mengendarai motornya, saat akan mendekati perempatan menuju sekolah lagi-lagi didepannya ada bus berhenti mendadak, untungnya kejadian tidak seperti kemarin hingga ia masih sempat mengerem lagu motornya.
"eh maaf maaf" ucap pria yang turun dari bis dengan wajah khawatirnya.
Cintya hanya terdiam bengong memandang wajah yang kemarin selalu tertunduk itu kini menampakkan sisi lain yang belum pernah dilihatnya.
'ya ampun cakep juga kalau lagi panik gitu' gumamnya dalam hati.
"Bu, Bu Cintya, kok malah bengong?" ucap Akrom yang membuyarkan lamunannya dengan gerakan tangan didepan wajahnya.
"eh,, e-anu, saya gak apa-apa. saya duluan ya?" jawab Cintya dengan wajah merah menahan malu, melajukan motornya buru-buru agar tidak ketahuan sedang menahan nerveus di jantungnya.
.
(Akrom POV)
.
'ah, manis juga Bu guru'. 'Astaghfirulloh. Yaa Alloh ampuni hamba". ucap Akrom dalam hati yang langsung dilanjut dengan istighfar
.
sepanjang perjalanan menuju sekolah kucoba menyingkirkan bayangan-bayangan wajah Bu cintya dari fikiranku.
.
"assalamualaikum bro" sapaku kepada teman-teman bangku sekitarku.
"wa'alaikumsalam" jawab ridho yang sedang sibuk menyalin PR dari buku temannya.
"eh itu kenapa muka tidak simetris krom?" tanya Agus teman sebangku Romi.
"gak apa-apa. ngantuk aja" jawabku sekenanya.
"kalau karena cewek sih gak mungkin kamu krom, soalnya kecurigaan ku kamu gak normal" selidik Agus seenaknya.
"ngawur Gus, aku normal Gus" sergahku malas.
"lagian kamu dideketin banyak cewek gak pernah ada respon. mana cantik-cantik semua lagi" cibir Agus kearahku.
"ya kalau kamu mau ambil aja gus. aku sih gak mau" jawabku sambil meletakan kepalaku di lengan diatas meja
"yah, kalau dia mau sama kamu bro, bukan sama aku" gerutu Agus sambil ikutan meletakan kepalanya berbantal lengan dimeja.
"la itu deritamu gus, jangan ngeluh" jawabku Romi membuat tertawa.
dan hanya dijawab dengan dengusan Agus menelungkup kan kepala ditangannya.
.
.
.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA & MENGIKUTI CERITA INI.
KALAU BERKENAN SILAHKAN TINGGALKAN JEJAK DISINI, KALAU BERKENAN, KALAU ENGGAK YA GAK APA2 SIH. hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments