NovelToon NovelToon

Cinta Santri Dan Guru Sekolah

bab pertama nih. anggap saja perkenalan

Embun yang masih duduk merengkuh dedaunan di ujung malam, menyibak fajar melanggam sepi. Juga dingin mengusik mimpi-mimpi yang enggan menepi, oh tidak tubuh itu tetap berjalan membasuh diri. wudhu menyongsong subuh yang sudah menanti.

Cintya Dewi Arlita, gadis manis yang sudah selesai menunaikan subuhnya mendatangi halaman rumah menyapa embun disana, "Alhamdulillah. masih bisa menghirup pagi dan menikmati mimpi" ucapnya sambil tersenyum di rutinitasnya pagi setelah sembahyang subuh, yaitu menyapu halaman rumah orang tuanya. yang nyaman meskipun tidak begitu besar.

.

"kenapa kamu nduk kok nyapu sambil senyum-senyum gitu? kerasukan apa kamu nduk?" tanya bapaknya dari teras yang sekaligus membuatnya kaget.

"Ndak ada apa-apa pak. hehehe. hanya senang saja masih diberi kenikmatan sama Gusti ALLOH" jawabnya dengan malu-malu.

"yaudah, asal kamu gak kesambet aja nduk, bapak mau jalan-jalan di depan, sudah lama bapak tidak olahraga" ucap bapaknya Cintya meninggalkan gadis itu melakukan rutinitasnya.

"hati-hati pak'e, jangan lupa bawain Tya camilan ya?" jawab Cintya sambil mengulurkan tangan kanannya.

"iya nduk, nanti bapak bawakan". Lalu menyambut tangan putrinya untuk dikecupkan punggung tangan ayahnya tersebut.

"Assalamu'alaikum nduk" ucap bapak Cintya.

"wa'alaikumsalam pak" bawah Cintya sopan.

.

begitulah Pak Rohmad ayah Cintya yang tidak bisa diam dirumah, terlebih setelah pensiun dari salah satu kantor dinas pemerintah, Beliau selalu mencari-cari kesibukan. sampai-sampai membuka workshop meuble kecil-kecilan untuk kegiatan sehari-hari mengisi waktu luangnya. sedang ibu Cintya adalah ibu rumah tangga yang punya usaha buka toko sembako kecil-kecilan. ibu Wiwid namanya.

"nduk bapakmu kemana?" tanya ibu Wiwid yang masih menggunakan mukena setelah sembahyang kepada Cintya,

"tadi pamit jalan-jalan didepan Bu" jawab Cintya sambil melakukan aktifitas menyapunya.

"walah, mau ibu minta antar kepasar kok malah jalan to bapak kamu ndu?" omel ibu Wiwid sambil menepuk-nepuk tangannya.

"iya nanti kalau bapak lewat sini Cintya kasih tahu buk" jawab Cintya mencoba menenangkan ibunya.

"yawes kalau gitu, tolong bilangin ya nduk? ibuk mau bangunin adik kamu yang susah kaya kebo itu" seloroh Bu Wiwid sambil berjalan kedalam rumah.

Cintya yang melihat ibunya itu hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.

.

tak lama berselang datang bapak Rohmad dengan menenteng kresek berisi jajanan pasar langsung menghampiri anak gadisnya yang sekarang sudah berganti menyirami tanaman bunga di halaman rumah itu.

"ini nduk pesanan kamu" dengan Pak Rohmad menyerahkan oleh-oleh yang ada di tangannya.

"wah terimakasih pak" jawab Cintya dengan mata berbinar.

"oh iya pak. tadi di cari ibu minta antar kepasar" lanjut Cintya menyampaikan pesan dari ibunya.

"iya nduk. bapak kedalam dulu menemui ibumu" jawab pak Rohmad.

"nggih pak Monggo" kata Cintya mempersilahkan.

.

tak lama berselang bapak dan ibu Cintya keluar sudah bersiap membawa tas belanjaan untuk belanja keperluan harian di pasar.

"nduk bapak berangkat dulu, nanti kamu jadi masuk kelas kan?" tanya pak Rohmad.

"jadi pak, nanti Tya masuk hari pertama pak" jawab Cintya dengan sopan.

"yasudah habis ini kamu siap-siap nduk. ibuk sekalian beli masakan yang sudah matang aja, nanti gak nutut waktunya kamu malah telat nduk". jawab ibu Wiwid.

"nggih buk, Tya ngikut ibu saja".

"yasudah kalau gitu kami berangkat dulu, assalamu'alaikum." pamit bapak Rohmad.

"wa'alaikumsalam" jawab Cintya.

lalu ia masuk kerumah untuk mandi dan beres-beres keperluan mengajarnya hari ini.

.

iya. ini awal ajaran baru dan Cintya mulai mengajar disekolah SMK swasta dikota tempat tinggalnya. Setelah luluh S1 pendidikan matematika di kampus ternama di kota Surabaya, gadis 23 tahun itu kini mulai menjajaki tahap baru sebagai seorang guru.

tok. tok. tok.

"dek bangun dek, sudah sholat subuh belum kamu?" teriak Cintya membangunkan adiknya dari luar pintu kamar.

lama tidak ada jawaban akhirnya Cintya membuka pintu kamar adiknya Ridho.

"ya ampun dek, udah jam 5:30 kamu masih tidur aja, ayo bangun sholat, lalu siap-siap ini sudah waktunya kamu masuk sekolah lagi kan?" teriak Cintya membangunkan ridho yang masih menelungkup kan selimut sampai ke kepalanya, memang dingin pagi itu di kota kecil ini.

"ah mbak sebentar lagi mbak. masih ngantuk ini" jawab ridho yang masih malas untuk bangun.

"ah gak ada bentar-bentar'an. Kamu bangun, kalau enggak mbak siram air nih!" bentak Cintya yang kini malah tidak ada respon.

lalu gadis itu menghela nafas melihat adiknya, lalu ia berjalan keluar dan menutup kembali pintu kamar Ridho.

Ridho yang sudah merasa aman kembali lagi melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda karena gangguan sang kakak. lalu ia meringkuk kan badannya untuk menghalau dinginnya pagi itu.

.

"byurrr..."

guyuran air tiba-tiba mengagetkan Ridho yang tengah bermimpi dan sontak membuatnya bangun tersentak.

"ahhh. apaan sih mbak? pakai acara siram segala? jadi basah tau?" gerutu Ridho menahan marahnya karena dikagetkan kakaknya.

memang Ridho tidak pernah marah kepada orang yang lebih tua darinya. apalagi keluarganya, sebuah didikan baik dari orang tua mereka.

"salah siapa dibangunin gak bangun-bangun? hah? itu lihat sudah jam berapa?" bentak Cintya.

"iya tau jam 5:40. tapi aku masih ngantuk mbak" rengek Ridho dengan mata yang masih sayu.

"gak ada tapi-tapian, sudah kamu cepat wudhu, lalu sholat, terus beres-beres keperluan sekolah. lalu mandi dan siap-siap sekolah" perintah Cintya

"awas tidur lagi, sampai 5 menit tidak keluar kamar untuk wudhu mbak siram lagi kamu!" bentak kakaknya dengan mata melotot.

"iya-iya bawel, aku bangun nih. tapi nanti selimut sama sprei tolong bantuin nyuci ya? basah gara-gara mbak ini" gerutu Ridho sambil malas bangun dari tempat tidurnya.

"malas, siapa juga suruh susah dibangunin?" jawab Cintya dengan tenang.

"yah mbak, kan mbak yang bi-" bantah ridho yang masih tidak terima, tapi langsung dipotong oleh kakaknya.

"udah kelewat 2 menit, 3 menit lagi kamu mbak siram lagi" dengan nada datar Cintya memperingatkan adiknya untuk segera wudhu.

"oke oke yaudah okeeeee. ya okeee. baiklah tuan putri hamba sendiko dawuh (mengikuti perintah)" jawab Ridho dengan senyum terpaksa.

"bagus, mbak mau persiapkan buku-buku dulu, habis itu mandi" jawab Cintya sambil keluar kamar adiknya menuju kamarnya sendiri.

.

didalam kamarnya, Cintya langsung menyiapkan seragam guru untuk dikenakan mengajar hari ini, juga buku-buku yang diperlukan untuk mengajar murid-muridnya.

dia nampak senang akan memulai hari sebagai guru seperti cita2cita kecilnya dulu, sambil ia bersenandung lagu yang juga diputarnya dari ponsel miliknya.

.

Berat terasa

Senja semakin gila

Setiap orang

Ingin tinggal di kota

Haaaa aaaa

Haaaa aaaa

Cari-mencari

Mengumpulkan rejeki

Sedikit banyak

Untuk sesuap nasi

Haaaa aaaa

Haaaa aaaa

Menyambut sinar mentari kota

Membasuh peluh menderai jiwa

Berpadu satu menuju cita

Bersama makmur sejahtera

.

song by: White Shoes And The Couples Company : Senja Menggila

Bab dua. pindah lokasi dulu. pengenalan (2) ponpes

03:00 WIB, keamanan pondok sudah keliling kamar untuk membangunkan santri-santri putra agar segera menunaikan qiyamul lail dan dilanjutkan sholat subuh jamaah.

lalu dilanjutkan kegiatan belajar mengajar pelajaran agama.

"Krom, nanti kamu sudah masuk sekolah lagi ya?" tanya seorang dikamar santri putra kepada temannya setelah selesai mengaji.

"iya kang, masuk semester pertama kelas XII nih, gak terasa mau lulus sekolah". jawab pria yang biasa di sapa Akrom.

ya, dia santri salah satu pondok pesantren yang mengikuti sekolah luar pondok. jadinya dia mengikuti kegiatan mengaji dipondok hanya setelah subuh, setelah Maghrib & isya'. sedang diwaktu siang dia mengenyam pendidikan umum biasa.

"kalau sekolah kamu kapan masuk kang?" tanya Akrom balik kenapa Dimas teman kamarnya.

"masih seminggu lagi krom, yaah masih agak nyantai lah. hehe" jawabnya sambil terkekeh.

"yaudah kang, saya mau siap-siap dulu mau berangkat soalnya" kata Akrom sambil mengenakan baju seragam yang ada manetag di bajunya "Akrom Abdul Anam".

ya itulah nama lengkapnya. dan lalu di tutup dengan jaket.

"iya krom, hati-hati. moga lancar sekolahnya" jawab Dimas dengan senyum tulus kepada temannya itu.

"siap kang, yaudah aku berangkat kang, Assalamu'alaikum" serunya sambil berjalan keluar kamar.

.

"wa'alaikumsalam krom" jawab Dimas.

.

lalu Akrom segera menuju pinggir jalan untuk menunggu bus yang siap mengantarkannya menuju sekolah. seperti kebiasaan hari-hari nya. sambil menunggu datangnya bis sama-samar terdengar bisik-bisik anak sekolah cewek yang sedang menunggu bus di halte yang sama.

"wah gantengnya dia"

"wajahnya teduh banget"

"calon imam idaman deh"

Dan celoteh-celoteh lainnya, tapi tidak pernah ditanggapi olehnya, karena tidak begitu tertarik dia akan hal-hal seperti itu.

Akrom tetap dingin dengan pujian-pujian itu, bahkan justru menjadi risih. lantas dikeluarkan handphone dan memasangkan earphone di kupingnya untuk mengabaikan celoteh-celoteh yang di dengarnya.

.

lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul kuning cukup menenangkan dirinya dari lirikan-lirikan dan bisikan dari para gadis di sekitarnya.

sampai datanglah bus kota untuk mengantarkan mereka menuju sekolah masing-masing.

"perempatan SMK Bhakti 2 berhenti pak" ucap Akrom kepada kondektur bus

"siap bos, SMK Bhakti yok" jawab pak kondektur keras sekaligus memberi tahu driver bus untuk berhenti.

bus yang sedang posisi agak tengah jalan diminta berhenti mendadak minggir ke tepi untuk menurunkan penumpang. lalu Akrom bersiap untuk turun.

.

(Akrom POV)

"ciiitt. bruk"

"Aduh Astaghfirulloh" teriakku kaget.

bus yang menepi mendadak hingga membuat motor di belakangnya menjadi gugup dan akhirnya menabrakku yang sedang turun tidak memperhatikan belakang.

untung pengendara motor sudah sempat mengerem, meskipun tetap saja tertabrak.

"aduh maaf dek, saya kaget tadi menepi mendadak" ucap gadis yang sudah berjongkok mendekatiku yang sedang terjatuh

"eh, tidak apa-apa mbak, saya bisa berdiri sendiri saja"

"maafkan mbak ya dek? mbak tidak sengaja"

"iya mbak, saya juga salah tidak lihat belakang. busnya juga menepi mendadak mbak" jawabku sambil menoleh kepada bis yang sudah langsung jalan.

'sial udah jalan aja' batinku dalam hati.

"tapi kamu tidak apa-apa kan dek? mbak antar ke sekolahmu ya?" tanya gadis itu dengan suara terdengar cemas

"iya mbak tidak apa-apa, cuma lecet aja" jawabku sambil memandang wajahnya.

'Yaa ALLOH manisnya, Astaghfirulloh' batinku langsung kutundukan wajahku.

"e-eh, tidak usah mbak, saya masih bisa jalan, terimakasih" tolakku karena memang masih bisa jalan.

"yasudah, sekali mbak minta maaf ya? mbak jalan dulu dek?" ucapnya sopan

"iya mbak hati-hati". jawabku. lalu kulanjutkan jalan menuju sekolahku yang kurang lebih 300m dari perempatan itu.

.

(Cintya POV)

.

setelah persiapan bermacam-macam keperluan untuk mengajar, lalu kukeluarkan motor matic kesayanganku untuk mengantarkan ku kesekolah tempatku mengajar.

"dek, kamu gak bareng sama mbak? kan kita satu sekolah dek?" tanyaku pada adikku Ridho

"gak deh mbak, aku nanti mau mampir kerumah temanku" jawabnya dengan santai.

"yaudah pulang jangan sore-sore, mbak duluan ya? assalamu'alaikum" pamitku pada adiku setelah cium tangan sama bapak ibu didalam rumah.

"hati-hati mbak. wa'alaikumsalam" jawab adikku sambil melambaikan tangannya.

.

lalu kulajukan motorku dengan kecepatan sedang sambil bernyanyi-nyari lagu terlintas di otakku saja.

sedang asyik-asyiknya menikmati perjalanan ini tiba-tiba didepanku ada bus kota yang menepi dan berhenti, mendadak ada siswa yang turun di perempatan itu. dan akhirnya...

.

"cciiiit... bruk" aku yang kaget langsung menarik tuas rem meskipun pada akhirnya tetap

menabrak sosok siswa disalah satu sekolah.

"maafkan mbak ya dek? mbak tidak sengaja" ucapku sambil berlari menghampiri anak itu dengan cemas

"iya mbak, saya juga salah tidak lihat belakang. busnya juga menepi mendadak mbak" jawabku langsung menoleh kearah bus.

"tapi kamu tidak apa-apa kan dek? mbak antar ke sekolahmu ya?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yg meringis itu, meskipun masih terlihat tampan

"iya mbak tidak apa-apa, cuma lecet aja" dia menoleh ke arahku hingga mata kami bertemu.

'duh cakep ini anak' batinku

"e-eh, tidak usah mbak, saya masih bisa jalan, terimakasih" tolaknya dengan suara gugup.

"yasudah, sekali mbak minta maaf ya? mbak jalan dulu dek?" pamitku sekaligus memastikan keadaannya.

"iya mbak hati-hati". jawabnya lalu kutinggalkan dia dengan motorku menuju sekolah.

.

hingga terlihat gerbang sekolah yang akan menjadi tempatku mencapai mimpiku menjadi seorang guru. SMK BHAKTI 2. lalu ku masuki gerbang itu dan segera kuparkirkan di tempat parkir khusus guru.

.

lalu aku masuk keruang kepala sekolah untuk menghantarkan surat menjadi guru dan meminta pengarahan, serta berkenalan dengan guru-guru senior disana.

"pagi pak, Bu. perkenalkan saya Cintya guru matematika baru disini" salamku memperkenalkan diri

"pagi Bu Cintya, saya Bu Amel guru bahasa Inggris, Bu Cintya nanti mengajar dikelas berapa?" tanya Bu Amel ramah.

"saya di kelas XII bangunan Bu jadwal pertama, selanjutnya di XI mesin Bu"

"oh iya, semangat ya? memang sekolah di SMK muridnya banyak genit-genit Bu, bisa-bisa sampean di godain nanti" jawab Bu Amel sambil terkekeh.

"iya Lo Bu, apalagi Bu Amel cantik gitu" kali ini Bu Dini yg berkata begitu langsung membuatku tersipu malu didepan para guru pagi itu.

"ah ibu bisa aja" jawabku malu-malu.

"iya bener kok. sampean sudah menikah Bu? tanya Bu Amel menyelidik dengan senyum dikulumnya.

"saya belum Nemu calonnya Bu" jawabku malu dengan wajah sudah pasti terlihat merah.

"walah. pas ini pak, pak Rian kan masih jomblo juga? seloroh Bu Amel yang sudah pasti membuat seisi ruang guru dipenuhi gelak tawa.

"loh kok saya Bu?" sergah pak Rian yang sebenarnya sejak tadi melihatku diam-diam.

blussh, 'merah sudah wajah ini'.

"la siapa lagi pak? kan cuma sampean yang masih jomblo disini?" lanjut bu Amel yang lagi-lagi bikin aku semakin malu.

.

teet. teet. teet.

terdengar bel masuk kelas sudah terdengar, itu artinya aku harus siap untuk mengajar. lalu ku langkahkan kakiku meninggalkan ruang guru dengan segera sekaligus menghindari ledekan dari para rekan-rekan guru.

...

bab 3. berawal dari kelas

hari ini aku langsung mengajar, karena anak-anak baru kelas X sudah selesai melaksanakan MOS minggu kemarin, jadi aku langsung masuk mengajar hari ini di kelas XI dan XII.

.

XII DPIB I. begitulah tulisan yang tertera di depan kelas.

disini awal mengajariku dimulai hari ini. dengan sedikit tegang tapi kuyakinkan aku pasti bisa menguasainya. lalu kulangkahkan kakiku masuk ke kelas itu.

"assalamualaikum selamat pagi anak-anak" sapaku dengan semangat dan ramah kepada muridku

"wa'alaikumsalam Bu.." ucap mereka bersamaan.

"perkenalkan saya ibu Cintya yang akan mengajar matematika kepada kalian, mohon kerjasamanya" ucapku dengan sedikit gugup tapi kupaksakan untuk tetap tenang.

"baik Bu guru" ucap salah satu muridku.

"Bu guru, saya Romi, barangkali mau kenalan?" ucap salah satu muridku sambil cengir-cengir.

"huuuuuuuu, ngarep kamu Rom" celetuk salah satu murid di sebelahnya.

"ya namanya usaha bro. siapa tau kan?" jawabnya enteng.

kulihat Ridho hanya memandangi teman-temannya dengan wajah cemberut. mungkin dia tidak begitu suka kakaknya digoda oleh kawan-kawannya.

Yaa, adikku memang ada di kelas XII DPIB II yang sekarang sedang kuajar.

"Kalian ini bisa saja, sudah-sudah. keluarkan Bu kalian kita mulai pelajaran" perintahku agar tidak dilanjutkan kegaduhan dari kekonyolan mereka.

.

tok tok tok..

terdengar suara ketukan dari pintu kelas hingga menghentikan kegiatanku membuat catatan di papan tulis, aku menoleh kearah pintu disana terlihat siswa dengan plesteran di siku tangannya dan sedikit robek celana bagian dengkul.

DEG.

"assalamualaikum. maaf Bu saya terlambat, saya dari UKS" ucap siswa itu dengan menunduk.

'loh bukankah anak ini yan tadi kutabrak di perempatan dekat sekolah?' batinku dalam hari.

"maaf Bu apakah saya boleh masuk?" tanyanya lagi langsung membuatku tersentak dari lamunanku.

"oh.. i-iya silahkan" jawabku gugup

"terimakasih Bu" jawabnya langsung menuju kursi yang posisi agak belakang, dan langsung duduk di sebelah adikku, Ridho.

Sontak saja membuatku semakin kaget ternyata dia teman adikku.

kucoba menata detak jantungku yang masih kaget dengan keadaan ini, lalu kuputar tubuhku dan kembali melanjutkan catatan di papan tulis.

.

(Akrom POV)

'kenapa mbak nya disini? apa dia guru matematika disini?' gumamku dalam hati.

"eh bro, kenapa itu? tangan sama kakimu?" tanya ridho membuyarkan lamunanku.

"ah gak kenapa-kenapa, ada insiden kecil" jawabku sambil tersenyum.

"yah kamu sih kebanyakan atraksi krom" kata ridho dengan bibir nyinyir.

"yaiya dong. udah banyak dapat ijazah di pondok nih, itung-itung buat nyoba ilmu kebal" lanjutku sambil terkekeh pelan.

"ah ada-ada aja Krom. ilmu kebal tapi masih bisa lecet gitu?" ledek ridho.

"namanya juga masih amatir bro" jawabku dan lansung dijawab tertawa oleh ridho

.

"permisi, yang dibelakang kalau mau ngobrol di luar saja ya?" teriak ibu guru dari depan yang sukses membuat kamu langsung terdiam hanya saling pandang.

"baik Bu, maaf" ucapku dan ridho bersamaan.

.

setelah selesai jam matematika aku bertanya kepada ridho perihal guru yang matematika tersebut.

"itu tadi guru baru?" tanyaku.

"iya guru baru krom, namanya Bu Cintya" jawab ridho sambil memasukan buku matematika kedalam tasnya.

"ohh, makanya baru lihat aku"

"iya, dia baru masuk hari ini, soalnya juga baru lulus dia bro".

"lah, kok kamu tau beliau baru lulus dho?" tanyaku heran.

"sssttt. jangan bilang siapa-siapa dulu krom, aku kasih tau, dia kakakku" bisik ridho pelan setelah memastikan tidak ada yg menguping.

"ohh. gitu ya?" jawabku yang masih kaget, namun berusaha ku tutupi kekagetanku.

"iya, kamu sih jarang main ke rumahku, makanya gak pernah ketemu"

"ya kalau aku kerumahmu juga nyari kamu dho, gak nyari mbakmu" jawabku sambil tersenyum dan dibalas senyum oleh Ridho.

lalu kami melanjutkan pelajaran selanjutnya. yaitu pelajaran agama.

.

(Cintya POV)

.

'haduh, ternyata anak tadi teman adikku, gimana kalau dia bercerita kalau aku tadi nabrak dia? haduh bisa gawat ini' ceracau Cintya mengingat wajah siswanya yang meringis setelah tertabrak motornya.

.

"kamu tidak apa-apa Bu? kok melamun?" sapa pak Rian yang juga guru di SMK ini mengagetkanku.

"oh e-enggak kenapa-kenapa pak, hehe" jawabku gugup.

"kalau gitu biar saya ambilkan air dingin di koperasi untuk Bu Cintya lebih tenang?"

"oh tidak perlu pak terimakasih, saya permisi mau ke kelas dulu pak, ada jam" jawabku segera keambil buku-buku di kursi panjang depan kelas.

"kalau ibu mau, nanti kita makan siang di kantin Bu waktu istirahat?" kembali pak Rian memberi tawaran sambil senyum kearahku.

"terimakasih pak, saya bawa bekal, saya permisi" alasan saja sih untuk menghindari percakapan lebih lanjut. karena aku sendiri juga tidak membawa bekal. hehe

.

(Author POV)

.

didalam kelas Cintya masih terfikirkan oleh siswanya yang tadi pagi tertabrak olehnya.

'dia tadi mengenali aku nggak ya dikelas?'

ah fikiran-fikiran itu terus saja terbayang kepalanya. hingga sedikit membuatnya terganggu untuk proses mengajar.

.

bel istirahat sekolah berbunyi, Cintya yang sudah merasakan perutnya keroncongan, dangdutan, reggae'an, bahkan metal'an.😀😀 bergegas menuju kantin untuk menentramkan khalayak ramai di perutnya.

.

"pak nasi pecel 1 ya pak? sama es teh" pesan Cintya kepada penjual kantin.

"siap Bu, silahkan cari tempat nanti saya antar Bu". jawab pak Asep dengan senyum khasnya.

"terimakasih pak" jawab Cintya setelah membayar makanannya.

"sama-sama Bu"

.

lalu ia melihat kesana kemari untuk mencari meja yang masih kosong, namun semua sudah terpakai. hanya sisa meja di ujung pojok yang hanya di isi oleh 1 siswa.

tanpa ragu guru yang murah senyum itu segera menghampirinya.

"maaf, ini kursinya kosong? saya boleh gabung?" tanya Cintya dengan senyumnya.

membuat si penunggu meja yang sedang asyik makan menoleh ke arahnya.

DEG.

"oh iya bu, silahkan kosong kok" jawab siswa itu yang tidak lain adalah akrom, langsung menundukkan wajahnya.

"terimakasih ya" jawab Cintya singkat

hening, suasana meja itu karena kedua penduduknya sama-sama canggung.

Cintya yang masih kefikiran soal kejadian tadi pagi, dan Akrom yang memang selalu diam ketika bertemu perempuan. untuk menjaga dirinya.

.

"Mmm. maafkan saya soal tadi pagi?" buka Cintya mencoba mencairkan suasana.

"e-eh, tidak apa-apa Bu, saya baik-baik saja kok" jawab Akrom datar dengan wajah tetap tertunduk kebawah.

"nama kamu siapa? saya tadi belum sempat absen nama kamu"

"saya Akrom Bu" jawabnya singkat.

'ih dingin banget ini anak? apa masih marah ya?' Gumam Cintya dalam hati

"nih krom, minum pesananmu" sapa ridho yang menghampiri mereka membawa 2 botol minuman.

"terimakasih dho" jawab Akrom menerima 1 botol.

"eh ada Bu Cintya" sapa ridho dengan cengir-cengir kuda.

"cieee berduaan ya? gak makan Bu? nunggu si Akrom makan aja nih?" ledek ridho sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

'pltak' jitakan Bu Cintya tepat di kepala ridho dengan delikan tajam matanya.

"ngaco kamu dek, aku sudah pesan cuma belum datang, dan dari semua meja sudah penuh kecuali meja ini, jadinya aku nebeng kesini" jawab Cintya dengan kesal kepada ridho.

"ooh kirain mbak mau ngajak kenalan Akrom" cengir si ridho yang langsung mendapat tatapan tajam dari temannya.

"santai bro santai, tenang Broo, bencanda doank my Broo" pembelaan ridho dengan nyengir kuda sambil tangannya membentuk huruf V ke pada temannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!