Jodohku Seorang Pengacau

Jodohku Seorang Pengacau

Mengetok Kepala Batu

🌱Happy reading guys 😁😁 🌿

.

.

Di hari pertama masuk Sekolah tentunya bersama febri dan juga brian teman gio sejak sekolah dasar yang terus mengekor kepadanya

Melakukan banyak hal gila bersama hingga membuat orang tua dari ketiganya terus di pusingkan untuk membereskan semua kegaduhan yang telah mereka buat

Hingga pada suatu hari "Aww.. " gadis itu meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya

"Ehh.. maaf aku tidak sengaja" ucap gio spontan

Tetapi dirinya mulai merasa panik setelah dirasa gadis itu terus terdiam dengan tatapan tajamnya

'apa sesakit itu?'

Sesaat kemudian pandangan gio tertuju pada benda yang terjatuh menggelinding ke lantai

Dengan gerakan cepat gio meraih benda tersebut berniat mengembalikannya kepada sang pemilik

Tetapi sepertinya niat baik ini tidak akan berdampak apapun karena gadis itu masih menatapnya tajam

Selang beberapa detik barulah gadis ini sedikit melirik penghapus yang sedari tadi sudah gio sodorkan padanya

'wajahku hampir dibuat berlubang oleh tatapannya itu' gio susah payah menelan saliva nya

Tanpa sepatah kata tangan kanan gadis itu meraih penghapus kemudian berlalu pergi untuk kembali duduk di kursinya

Gio sedikit tersentak ketika dirasanya ada sebuah lengan bersandar kepadanya

"Waw berita besar!!" seringai di wajah Brian yang semakin mengganggu gio

"dihari pertama masuk sekolah sudah ada adegan seromantis ini" lanjut brian kali ini dengan menggosok-gosokkan jemarinya ke dagu

"Sebaiknya kau jaga mulut tajamu bri!!" menghempaskan sandaran lengan brian kemudian berlalu pergi

Walaupun hanya beberapa detik tapi brian dapat menangkap perubahan wajah dari gio chan ravindra yang menurutnya tidak biasa ini

Semakin membuatnya tertantang untuk menggoda sahabatnya lebih dari ini

Bahkan saat ini isi kepalanya sudah dipenuhi oleh ide gila yang meronta meminta untuk bersenang-senang

Brian mulai melangkahkan kakinya setengah berlari untuk mengejar langkah gio yang semakin menjauh

Setelah langkah mereka beriringan "gadis yang manis, not bad "ucap brian dengan menarik salah satu sudut bibirnya

"Kamu juga--" ucap gio terhenti

"NOT BAD!! sepertinya kalian akan cocok" lanjut gio membalas ucapan sahabatnya ini

Brian menarik kedua sudut bibirnya sempurna 'bukan brian namanya jika sudah kalah di ronde pertama' gumam brian dalam hati

Seperti sudah menebak isi kepala dari sahabatnya ini gio yang tidak ingin pembahasan ini semakin melebar kemana-mana

dengan sengaja kembali berjalan semakin cepat untuk membuat jarak diantara keduanya

"Hai tunggu aku!!" pinta brian sambil terkekeh

🌼🌼

Sesampainya di kantin kedua manik mata mereka mulai sibuk menyapu setiap sudut ruangan mencari keberadaan seseorang yang sedari tadi tidak menampilkan batang hidungnya

Gio mulai meraih sesuatu ke saku celananya untuk menghubungi seseorang tersebut tetapi belum selesai ia menekan tombol memanggil

"Woi kalian berdua, kemarilah" terdengar suara toak febri yang seketika membuat beberapa siswa berada disekitarnya memandang sebal

Melihat hal tersebut membuat gio memutar kedua bola matanya, tidak habis pikir dengan kebiasaan sahabatnya yang satu ini

Keduanya kini mulai melangkahkan kakinya berjalan mendekat mengikuti arahan dari sahabatnya itu

Langkah gio terhenti dan sesaat kemudian menoleh kearah brian yang sedari tadi berjalan beriringan dengannya yang menampilkan wajah brian yang kebingungan

"Pesankan aku makanan" ucap gio dengan menarik salah satu sudut bibirnya

"dan siapkan tempat ternyaman untukku duduk" brian pun menarik kedua sudut bibirnya melengkung keatas sebelum berlalu pergi

Gio menganggukkan kepalanya tanda setuju kemudian melangkahkan kakinya kembali mendekati kursi yang telah febri siapkan untuk mereka

Belum sempurna gio mendudukkan tubuhnya febri sudah lebih dulu melemparkan pertanyaan yang seketika membuat gio kembali memutar kedua manik matanya dengan kebiasaan lain dari sahabatnya yang satu ini

'Suka mengomel seperti nenek tua'

"Kenapa lama sekali? kau tidak tahu apa ibu kantin sudah tiga kali bertanya padaku. mau pesan apa?, jika dalam lima menit kal--"

Belum selesai febri dengan kalimatnya tetapi dengan gerakan cepat gio sudah mengisi penuh mulut febri dengan gorengan

"Sialan!! kalau bukan teman akan kukubur kau hidup-hidup di padang pasir" ucap febri penuh amarah

Dengan wajah datarnya gio melempar pertanyaan "hmm mau tambah lagi?" tanya gio acuh

Setelah dirasa tidak ada jawaban dari sahabatnya gio mendaratkan gorengan tersebut kedalam mulutnya

Beberapa saat kemudian brian sudah ikut bergabung dan mendudukkan tubuhnya diantara mereka

"Hey feb, kau tau tadi ada adegan romantis didalam kelas" tutur brian dengan wajah seriusnya

Disisi lain gio yang sudah menebak kemana arah pembicaraan sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan bahkan batinnya tidak lagi heran dengan sifat jail yang dimiliki oleh brian

"Apa? sepertinya aku sudah ketinggalan berita penting" ucap febri penuh penantian

Brian terkekeh melihat pancingannya dimakan mentah-mentah oleh sahabatnya itu, ia pun mulai menceritakan setiap jengkal kejadian yang tidak lupa ia tambahi dengan bumbu-bumbu imaginasinya sendiri

"Aku jadi semakin penasaran yang mana anaknya, berani sekali dia memperlakukan sahabatku ini dengan sangat pantas" ucap febri dengan merangkul pundak gio yang tidak lupa ia sematkan senyuman yang mengembang sempurna diwajahnya

'Menyebalkan' runtuk gio dalam hati

Gio yang sedari awal merasa dirinya akan berakhir ditertawakan oleh kedua sahabatnya itu kini mulai terusik ia pun menghentikan aktivitas makannya dan mulai menatap keduanya masih dengan wajah datarnya

"Pastikan rasa penasaranku terpecahkan bri" ucap febri

Yang dijawab anggukan oleh brian "SO pasti ma bro" jawab brian masih menampilkan wajah bahagianya

"Hmm kalau aku lihat, sepertinya kalian berdua bahagia sekali ya?" gio memandang febri dan brian bergantian

Sambil mengangguk-anggukan kepalanya pelan seolah disengaja untuk memberi penekanan sebelum gio kembali melanjutkan kalimatnya

"Terutama kau" menatap tajam sambil menunjuk kearah salah satu sahabatnya

Febri yang merasa dirinya ditunjuk semakin terkekeh, tangannya kini berusaha melipat telunjuk gio dengan wajah yang masih menampilkan senyuman indah ditempatnya

"Tenang dulu bro, jika melihat temannya bahagia. yo jelas to, aku melu seneng bukan begitu sobat?" tanya febri sambil menoleh kearah brian

keduanya kini terlihat cekikikan yang semakin membuat gio ingin mencekik leher keduanya agar berhenti menertawakannya

"jika sampai aku mendengar gosip tidak bermutu di sekolahan ini tentang diriku"

"maka kalianlah orang pertama yang akan aku mintai pertanggung jawaban" ancam gio menancapkan garpu tepat di atas piring seolah siap memangsa buruannya

Yang membuat brian serta febri saling menatap bingung "uuwow.. tunggu dulu, memang yang punya mulut serta mata hanya kami?" tanya brian tidak mau disalahkan

"Memang bukan hanya kalian tapi sumber masalahnya adalah kalian" jawab gio yakin

"Aku jadi semakin penasaran siapa gadis yang telah membuat gio chan ravindra terusik?" tanya febri dengan menarik kedua sudut bibirnya

Hingga menampilkan gigi putihnya yang terlihat rapih dengan wajah tanpa rasa bersalahnya terus mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya

"Tunggu sampai kita masuk kedalam kelas" ucap brian penuh semangat dengan senyuman yang tidak kalah menawannya

Yang membuat gio kembali menggelengkan kepalanya pelan melihat kekompakan kedua sahabatnya itu

Mereka memang telah berteman sejak kecil hingga masalah apapun hampir tidak ada rahasia diantara mereka

'Entah kenapa aku memiliki firasat buruk tentang hal ini ' gio kembali menyendok makanan kedalam mulut dengan perasaan tidak nyaman

.

.

.

🌱 Bab pertama telah selesai 😁😁 next➡️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!