Saudara yang Sulit

🌱Happy reading yaa guys 😁

.

.

Hari ini begitu berat bagi bastian ditambah sebelum masuk kedalam rumah ia melihat dua pengacau berkeliaran di kawasannya yang membuat mood nya semakin buruk

Di tambah lagi ketika dirinya masuk ke dalam rumah bastian kembali disuguhi dengan pemandangan yang membuat sakit kepalanya semakin parah

Dilihatnya pengacau yang lain tertidur pulas ditemani televisi yang entah sejak kapan dinyalakan olehnya

Seketika membuatnya semakin ingin memaki dan menjadikan seseorang yang terlelap dihadapannya sebagai pelampiasan

Tetapi kewarasannya datang lebih dulu hingga bastian mencoba menghilangkan amarahnya dengan berulang kali menghela nafasnya kasar

Berlalu pergi masuk ke dalam kamar untuk sejenak membersihkan diri yang seharian berkeringat karena aktivitasnya yang begitu padat

Setelah rutinitas pribadinya rampung bastian keluar kamar berencana mencari sesuatu untuk mengganjal perutnya yang kosong

Diliriknya gio masih tertidur pulas langkahnya semakin mendekat hingga berulang kali ia mengguncangkan bagian tubuh sang adik

Barulah sekitar sepuluh menit gio mulai menggeliat "hmmm.. udah pulang bang" ucap gio dengan suara seraknya lalu gio mulai merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku

melihat tingkah adiknya tersebut membuat bastian tidak habis pikir

"Berapa umurmu sekarang? masih saja menunggu sambil menonton tv hingga ketiduran seperti itu" tanya bastian pelan penuh penekanan

(Wait, saran aku. Abang basbas jangan nyari masalah sama singa yang tertidur pulas😰)

Tatapan gio menajam "kenapa si bang? kalau capek yaa tidur sanaa" perintah gio dengan nada yang meninggi kemudian membangunkan tubuhnya dari sofa

Sejenak bastian memejamkan matanya sekuat tenaga mencoba menahan emosi yang berulang kali ditahannya tetapi kini kembali memuncak sampai ke ubun-ubun

Pletakk "kalau ngomong itu pakai saringan, karena yang aku lakukan pasti ada .." ucap bastian terputus

"Terserah apa lo kata bang" ucap gio geram sambil meninggalkan bastian

Gio membanting pintu kamar kemudian menguncinya "sial, kenapa kebiasaan tidurku juga dikomentarinya" runtuk gio sambil mengacak rambutnya

Walau tidak melihatnya secara langsung tapi nenek duriyah yang sedari tadi di dapur dapat mendengarkannya dengan jelas

Ia hanya dapat mengelus dada menahan rasa kekhawatirannya terhadap gio

Karena dirinya sangat hafal dengan setiap kepribadian dari tuannya tersebut

Kalau sudah seperti itu sang kakak mudah merasa bersalah kemudian akan mencari perhatian dari sang adik

dengan terus berada diruang tengah yang terhubung langsung dengan semua ruangan

Sedangkan sang adik akan terus mengunci diri di dalam kamar sampai waktu yang hanya ia dan Sang Pencipta yang tau (🤣🤣🤣yaa kali sampai segitunya)

Malam semakin larut tetapi rumah ini masih berselimutkan keheningan hingga tepat pada pukul 20.10 WIB sang bunda kembali ke rumah dengan langkah yang gontai

Bastian yang melihat kondisi tersebut menatap iba padanya "bun.." ucap bastian

menyadarkan bunda lidya yang sedari tadi berjalan tetapi tidak fokus dengan sekelilingnya

Sebelum mendekat bundanya menghela dengan berat melepaskan lelahnya kemudian menampilkan wajah bahagianya kepada sang putra

"Sayangku belum tidur?" ucap bunda lidya sambil terus melangkah mendekati bastian

Melihat ekspresi bunda lidya yang mencoba menampilkan wajah semangat 45

membuat bastian menarik kedua sudut bibirnya "Belum bunda, ada banyak tugas yang minta diservis satu persatu" ucap bastian

"rajinnya anak bunda" ucapnya sembari tersenyum

Kini pandangan bunda lidya menelusuri setiap sudut ruangan mencari keberadaan putra yang lain

Seketika bastian pun langsung mengerti "Karena sudah larut malam sepertinya setelah selesai belajar gio langsung pergi untuk tidur" ucap bastian masih dengan mata fokus ke layar laptop

"Sebaiknya sekarang bunda lekas membersihkan diri sehingga dapat langsung beristirahat" lanjut bastian kali ini dengan menatap kearah bunda lidya

Bunda lidya tersenyum merasa bahagia dengan kepekaan putranya tersebut "baiklah sayang, jangan terlalu malam yaa begadangnya. Ingat, tetap jaga kesehatanmu" ucap bunda lidya sambil mengelus puncak kepala putranya

🌼🌼

DI PAGI HARI

Gio yang menuruni anak tangga sudah mengenakan seragam lengkapnya beserta tas ransel

Wajahnya yang terlihat datar menandakan amarahnya masih belum reda

mulai mendudukkan tubuhnya di atas kursi tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar hp sambil menunggu sarapannya datang

"Bunda dimana nek?" tanya gio masih fokus dengan benda pipih yang kini berada ditangan kirinya

sedangkan tangan satunya lagi untuk menyuapi roti kedalam mulutnya

"Nyonya masih di kamarnya den" saut nenek duriyah yang sudah kembali kedalam dapur

Beberapa saat kemudian nenek duriyah keluar dari dapur dengan membawa susu putih untuk gio

baru saja nenek duriyah hendak melangkahkan kakinya kembali masuk kedalam dapur untuk melanjutkan menyiapkan sarapan untuk anggota keluarga yang lain

Matanya kini dikejutkan oleh kedatangan bastian yang terlihat menyembul keluar dari kamarnya yang berada dilantai satu

seketika kedua manik mata nenek duriyah melirik kearah gio yang terlihat sama sekali tidak peduli pada keadaan disekitarnya

"Mau sarapan pagi dengan apa den bastian?" ucap nenek duriyah

mulai ketar-ketir menatap kedua tuannya bergantian, takut kedua bom granat kembali meledak di pagi hari

Bastian mendudukkan tubuhnya di atas kursi tepat dihadapan gio "samakan saja seperti punya gio nek" ucap bastian acuh

'What the? drama apa lagi kali ini? hilang sudah selera makan ku, cabutlah' gumam gio dalam hati

Dongkolnya dari kemarin dan semua kekesalan yang tertumpuk selama ini ia terima tanpa tahu apa penyebabnya

Gio mulai meletakkan sendok kemudian meminum susu lanjut mengenakan kembali ranselnya

"Kenapa terburu-buru ini masih setengah tujuh, tumben sekali kamu--" belum selesai bastian menyelesaikan ucapannya

Gio yang tidak berniat merespon apapun yang akan bastian katakan padanya lebih memilih berlalu pergi menjauh menghilang ditelan pintu

'Memang ada hal positif tentangku yang tersimpan di memorimu bang? kurasa tidak ada' gumam gio kembali dalam hati

.

.

Mood yang buruk sedari kemarin masih membekas sampai detik ini hingga membuat gio tidak konsentrasi saat mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru

Bahkan saat diajak bicara oleh kedua sahabatnya, ia tidak meresponnya dengan benar hanya tubuhnya saja yang hadir dan bersama mereka tapi tidak dengan pikirannya

'Ni anak g*bl*g satu kenapa diajak ngomong gak ada responnya sama sekali ' gumam febri dalam hati karena sudah menahan dongkolnya terhadap gio

Kemudian febri memberi Signal kepada brian untuk membuka chat yang ia kirimkan barusan

Kali ini dengan cepat tanggap brian menangkap signal dari febri

Febri : "ni anak g*bl*g satu napa? diajak ngomong gak nyambung sama sekali"

Brian : "Tadi katanya berantem sama abangnya"

Febri : 'ohh.. ' seketika mampu membuat salah satu sudut bibirnya ditariknya keatas "bagaimana kalau kita berikan sedikit electric shock agar otaknya kembali berkerja"

Brian : 'hmm '

seketika membuat brian mengernyit kemudian selang beberapa detik barulah ia menganggukkan kepalanya pertanda setuju "aku punya ide bagus"

.

🌻Jangan ditiru yang buruknya yaa guys, ikuti yang positifnya aja🤗🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!