“HEI GLADHIS!!! CEPEETT LEMPAR KESINI BOLANYA!!” Teriak Niko, dengan suara yang lebih kenceng dari yang tadi.
“B*ngkeeee lu, sudah lempar nyuruh lagi!” Teriakku kesal, kearah Niko. Aku pun langsung mengambil bola basket tersebut, dan membidiknya kearah Niko, eh enggak ding, Arga ajah.
“SYUUUUUTTTTT!!!” Bola tersebut melayang, dan mendarat dengan sukses ke kepala cowok Alien yang pernah menolakku tiga tahun yang lalu tersebut. “BRRRRUUUUUUUKKKK!!!” Bunyi indah bola tersebut, ketika mendarat tepat di kepala Arga.
“Mampus loh!” Gumamku pelan, penuh senyum kemenangan.
“Eh gila, Arga pingsan” Teriak Niko, panik.
₩₩₩₩₩
#Author Pov
Di kelas…
Ketika Pak Burhan sedang menerangkan pelajaran Fisika tentang Gelombang Bunyi.
Niko pun sibuk mengigit-gigit ujung kukunya, gelisah.
Pikirannya kini ikutan sibuk memikirkan apa yang di lakukan Gladish dan Arga di UKS.
“Aduh apa yang akan terjadi yah?” Tanya Niko dalam hati-khawatir, “Aduh jangan su’uzon Niko, kan Gladish cuma nemenin Arga yang pingsan di UKS!” Jawab batin Niko sendiri-menenangkan. “Iya iya, benar lagipula Arga-nya pingsan, nggak mungkin kan ngapa-ngapain Gladhis.” Batinnya lagi, berusaha sekuat tenaga menenangkan hatinya. “Tapi kan tetap saja mereka bukan Muhrim!” Teriak Niko akhirnya-Depresi memikirkan apa yang akan terjadi oleh dua sejoli tersebut di UKS.
“Niko!!!” Teriak Pak Burhan, sambil melempar penghapus Whiteboard kearah Niko.
"BRUUUUUUUUKKKKKKKK!"
Diikuti suara tawa siswa-siswi kelas 2 IPA 6, yang meledak melihat wajah Niko yang tampan, terdapat tanda hitam persegi empat, bekas penghapus.
#Flashback
Ketika Gladish berhasil melempar Bola Basket tersebut ke arah Arga, Arga pun langsung pingsan di tempat, anak-anak cowok yang sedari tadi bermain basket pun rame-rame memboyong Arga ke UKS.
Gladish yang merasa bersalah akhirnya mengikuti jejak pemuda-pemuda tampan tersebut ke arah UKS.
Ketika tiba di UKS mereka pun bersama-sama meletakan tubuh Arga di atas kasur ruang UKS tersebut.
“Eh Gaes, sebentar lagi masukan nih!” Seru Bambang-ketua kelas kami mengingatkan teman-temannya.
“Waduh, mana habis istirahat ini pelajaran Pak Burhan lagi.” Pekik Rafi, si kutu buku-teman sebangku Arga, ketakutan.
Masih ingat Pak Burhan?
Itu loh guru Fisika terkiller di SMA Tunas Bangsa.
“Konon katanya kalau membolos di pelajaran Pak Burhan, Pak Burhan akan memberikan PR lima kali lipat jumlahnya, dari jumlah soal PR biasa.” Jelas Niko ketakutan, apalagi dia dikenal sebagai pemegang ranking terakhir di kelas mereka.
“Lu saja yang jaga Arga!”
“Sembarangan… Lu aja!”
“Lu aja!”
“Lu aja!”
Suara mereka ricuh….
Mereka para pemain basket amatir dari kelas 2 IPA 6 berebutan melempar tugas-siapa yang harus menjaga Arga di UKS.
“Hei kalian!” Seru Gladish, kearah mereka, “Kalian tuh yah, sama teman sendiri saja perhitungan gini!” Omel Gladish dengan suara ngebashnya-mengelilingi mereka satu-persatu, dengan jalan mengkangkang, ala-ala cowok. “Aku nggak habis pikir kalian itu begini...! Bisa-bisanya kalian begini...! Toh nggak selamanya kan kalian bakal sehat seperti ini?” Celoteh Gladish, panjang kali lebar. “Sudah, dari pada kalian berkelahi gini, biar aku saja yang jaga Arga!” Usul Gladish, dengan nada penuh kekesalan.
“Yah, memang Elu dodol, yang lempar Arga!” Sindir Niko-singkat, sambil melepak kepala Gladish.
“Yak!” Pekik Gladish kesakitan. “Kalau bukan karena Elu yang lempar bola basketnya ke gua, gua nggak mung…”
Belum selesai Gladish membela diri, Niko pun langsung menambahi. “Tapi kan harusnya Elu lempar bola basketnya ke gua, bukan ke Arga?!” Tambah Niko. “Toh posisi Arga loh, jauh dari aku?!”
“Deg!” kata-kata itu langsung menancap ke arah jantung Gladish. “Benar juga ya.” Pekik Gladish dalam hati.
“Sudah-sudah kalian jangan berkelahi.” Seru Bambang, menenangkan-sambil memisahkan tubuh mereka, Gladish dan Niko. “Intinya Gladish, kamu harus tetap jaga Arga di sini, sampai dia sadar. Ok!”
#FlashBack End
₩₩₩₩₩
Di UKS…
Gladish sibuk
Sibuk menatap wajah Arga dalam-dalam.
Gladish begitu takjub dengan wajah Arga yang begitu putih, bersih, mulus dan menawan. Tentunya dengan aksen wajah tirusnya, yang semakin membuat Gladish terpana.
“Wajahmu bening banget ya Ga.” Kagum Gladish, melihat pemandangan indah di depannya-bagaikan magnet, perlahan Gladish pun mendaratkan telapak tangannya kearah pipi Arga dengan penuh kehati-hatian, takut si pemilik pipi terbangun dari tak sadar-nya, “Hidungmu mancung banget,” Gumamnya, tanpa sadar, tangan Gladish mulai meraba hidung Arga, yang terlihat mancung nan indah… Sedangkan tangan sebelahnya lagi meraba hidungnya sendiri yang terlihat kurang mancung alias pesek.
Matanya lalu tertuju pada alis Arga yang lumayan lebat, bagaikan semut beriringan, bulu matanya yang lentik-cantik sekali.
Gladish pun hanya tersenyum simpul melihat keindahan itu… akan tetapi kini matanya tertuju di bibir Arga yang terlihat tebal dan tipis. Ingin sekali Ia merasakan keindahan tersebut, merasakan kelembutan bibir tersebut.
Perlahan-lahan Ia dekatkan wajahnya ke arah wajah Arga…
Semakin dekat…
Dag dig dug… (Suara Soundtrack dentuman jantung Gladish saat ini)
Semakin dekat…
Dag dig dug…
Semakin dekat…
Dag dig dug…
“Sedikit lagi…” Girang Gladish dalam hati. Ketika menyadari hidung mereka kini bersentuhan.
Dan….
“Yak, apa yang ingin kau lakukan??? Hah!!! Terdengar suara teriakan, dari balik pintu-yang menghentikan apa yang akan Gladish perbuat.
“Niko!” Pekik Gladish kaget, ia tak menyangka sosok ter-rese di hidupnya, sekali lagi mengganggu kehidupannya.
Lelaki yang bernama Niko itu pun akhirnya masuk ke ruang UKS tersebut, untuk menghampiri mereka.
#Author Pov End
₩₩₩₩₩
Benar-benar bikin kesal, hampir saja aku bisa… sedikiitt lagi... Aaaaggghhhhh~ Niko Niko, Aku benar-benar frustasi dibuatnya.
“Apa yang ingin kau perbuat kepada Arga, Hah!” Selidik Niko dengan penuh kecurigaan.
“A… Aku hanya...” Jawabku gugup, aku saat ini merasa seperti maling yang kepergok saat ingin mencuri ikan segar di Supermarket.
“Yak! Aku kesini karena khawatir, takut Agra akan apa-apain kamu, karena saat ini kalian yang jelas-jelas bukan muhrim, berduaan saja di ruangan ini!”
“Oh yah?” Pekikku-tak percaya, sambil memutar kedua bola mataku.
“Ternyata dugaanku salah, kau ternyata wanita yang benar-benar…” Niko pun langsung menutupi kedua dadanya yang datar dengan kedua tangannya, “Mengerikan!” Lanjutnya, dengan mimik ketakutan.
Aku lalu menggaruk-garuk telingaku yang tidak gatal. “A… A… Aku bisa jelaskan.” Tepisku-gugup, dengan wajah memerah.
“Apa penjelasanmu Nona Gladish atau janda?”
“Aku… Aku… Aku… Cuma ingin memeriksa lubang hidungnya." Jawabku, mencari alasan.
“Lubang hidungnya?!” Pekik Niko-tak percaya, sambil mengerutkan alisnya.
“Kalian ada apa ribut-ribut disini?” Tiba-tiba terdengar suara gumaman yang sangat pelan dan lemah yang hadir diantara kami.
Yap~
Suara Arga yang baru saja siuman dari pingsan panjangnya.
“Arga…” Seru Aku dan Niko berbarengan.
“Arga kau sudah sadar?” Tanyaku, sambil membantunya untuk mendudukan badannya di sandaran ranjang UKS.
“Arga kamu nggak diapa-apain sama nenek sihir ini kah?” Tanya Niko, dengan nada khawatir.
“What?!” Pekikku tak terima.
Sementara itu, seperti biasa Arga hanya diam saja, tak menjawab.
“Eh tahu nggak Ga, tadi kamu hampir mau di ciuuuu~” Belum selesai Niko melanjutkan kalimatnya, aku langsung menangkap dan menutup bibir Niko rapat-rapat dengan kedua tanganku.
₩₩₩₩₩
Akhirnya aku mendapatkan PR Fisika lima kali lipat dari guru terkiller se-SMA Tunas Bangsa, Pak Burhan.
Entahlah, padahal aku sudah menjelaskan berkali-kali pada Pak Burhan kalau aku selama jam pelajarannya sedang menemani Agra yang pingsan. Dasar om-om botak berhati dingin!!
Sedangkan Arga lolos dari tugas PR tersebut, karena dia saat itu memang sedang sakit.
Dan saat ini...
Di kamar ini…
Aku sedang sibuk mengerjakan PR Fisika, buah tangan dari Pak Burhan selama di sekolah, dengan iringan musik pop lagu-lagu Bucin Indonesia, sambil menginggat-ingat wajah Arga yang saat Ia pingsan di UKS tadi.
Betapa bahagianya aku…
Baru kali ini wajahku bisa sedekat itu dengan wajahnya… mengingat setiap inti moment-mement indah tersebut, dengan penghayatan lagu bucin.
“Tookk, Toookk, Tooookkkk!!” Tiba-tiba lamunanku yang indah, dibubarkan secara paksa oleh ketukan pintu kamarku-dari arah luar.
“Siapa?” Tanyaku, sambil berlari kecil, dan membuka pintu kamarku tersebut. “Bapak…” Gumamku, ketika melihat sosok di balik pintu tersebut.
“Gladish bisa minta waktumu sebentar?” Tanya Bapak dengan mimik wajah serius kearahku. “Ada yang ingin Bapak bicarakan sama kamu.”
“Aku lagi sibuknya Pak.” Tolakku halus. Sambil menutup pintu kamarku kembali...
Akan tetapi Bapak berhasil menahan pintu kamar yang ingin tertutup tersebut, dengan tangan kanannya. “Ini penting!” Seru Bapak dengan nada penuh penekanan, dan dengan sorot mata yang tajam, seolah-olah ingin memakanku.
“Eh?”
#To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Briwin Kariwangan
aku mampir thor,,dah like n rate
salam "autumn in my heart"
di tunggu kehadirannya
2020-08-20
1
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
jempol lagi👍👍
2020-08-20
1
Rena Karisma
Ini Gladish cewe tenaganya super amat,lempar bola sampe bikin yayang babe pingsan haha
2020-08-14
1