Chapter 2 : Taruhan

 

“Gladish, Gladish.” Terdengar samar-samar sebuah suara tegas ala bapak-bapak, yang berkali-kali membangunkanku. Akan tetapi mataku enggan terbuka dan tubuhku enggan beranjak dari lenganku yang tergeletak di atas meja kelasku. “GLADIIIIIIIISSSH!!!!” Teriak suara itu lagi-kali ini lebih kencang. Aku pun yang kaget dengan teriakan tersebut, spontan aku pun membuka mata dan berdiri dari bangku yang kutempati.

Kulihat sosok Pak Burhan, guru Fisika terkiler se-SMA Tunas Bangsa sedang menatapku dengan tajam, seolah-olah ingin menyantapku.

“Kenapa kamu ketiduran lagi di jam Bapak? Hah!” Sidiknya sambil membelalakan matanya yang tajam kearahku. Aku bingung kali ini-ingin beralasan apa lagi, akhir-akhir ini latihan silatku mengahruskanku pulang larut malam.

Minggu kemarin aku beralasan, diare tengah malam hingga mengaharuskan aku untuk bergadang, sekarang alasan apa lagi yah?

Tiba-tiba saja Ibu Kepsek (Kepala Sekolah) masuk dengan membawa seorang cowok.

Hah cowok?!

"Anak-anak, Ibu minta perhatiannya sebentar!" Seru Bu Kepsek.

“Ya Allah, sumpah ganteng banget…”

“Masya allah, rahimku anget.”

Bisik-bisik dua cewek yang duduk di sebelahku.

“Itu anak baru yang kemarin digosipkan cewek-cewek itu yah?” terdengar samar-samar suara cowok, yang duduk di meja belakangku. “Katanya ganteng, ternyata biasa aja kok.”

“Iya, gantengan juga gua.” Bisik mereka dengan nada penuh kedengkian.

“Wajah yang tirus itu, kulit putih bak boneka, rambut lurus tebal dan sorot mata yang dingin itu, apakah dia… Apakah dia?" Pekik ku dalam hati, dengan wajah memucat. "Itu tidak mungkin kan?”

Pak Burhan yang sedari tadi mengintrogasi ku, kembali duduk di mejanya, menghormati Kepsek yang sedang masuk di dalam kelas kami. 

“Nak Arga, tolong perkenalkan dirimu, kepada teman-temanmu!” Pinta Kepsek yang berdiri didekat pintu, di samping cowok yang beliau sapa Arga itu. 

“Baik Bu.” Jawab Arga, dengan ekspresi datar. “Perkenalkan nama saya Arga, Arga Bima Prasetya. Pindahan dari Jakarta. Senang berkenalan dengan kalian, terimakasih.” Ucap Arga memperkenalkan diri secara singkat, padat dan jelas. Tanpa adanya basa-basi dan langsung mengakhiri perkenalan. BTW (By The Way) kita pada saat ini berada di kota hujan, Bogor.

Karena banyak anak-anak cewek yang kepo, langsung saja mereka bertanya hal lebih.

“Asal sekolah mana?”

“Sudah punya pacar belum?”

“Nomor hape-nya berapa?”

“Alamat rumahmu dimana?”

Tanya cewek-cewek itu secara bergantian, akan tetapi Arga tidak menghiraukan, dan langsung izin pamit kepada Kepala Sekolah untuk mencari tempat duduk.

Banyak cewek-cewek yang mengusir teman sebangkunya untuk duduk bersebelahan dengan Arga. Akan tetapi Arga pun lebih memilih duduk di dekat jendela di samping Rafi, cowok kutu buku berkacamata.

“Dingin banget, gila!” Pekik Prisil yang duduk disebelah ku. “Tapi nggak papa, yang penting dia ganteng, iya nggak Gladish?” Tanyanya, meminta pendapatku, sambil menyenggol kasar bahuku.

“A… apa?” Pekik ku yang terbangun dari lamunanku.

“Dia ganteng nggak?”

“Nggak kok. B aja (biasa aja)” Jawabku datar, sambil mencuri pandang ke arah Arga yang duduk baris kedua, tepat di depanku. “Semoga lo nggak ember ya, Ga?” Pekik ku dalam hati.

 

₩₩₩₩₩

 

Bel istirahat pun berbunyi, jam istirahat pun tiba… 

  Banyak anak-anak yang berlalu lalang, ada yang menuju perpus untuk membaca buku, ada yang menuju lapangan untuk berolahraga, ada yang ke toilet untuk membuang sesuatu, dan ada yang ke kantin untuk mengganjal perut. 

Dan aku? 

Aku dan Prisil sedang menuju kantin.

“Wah hebat Elo Dhis, Elo sama sekali nggak tertarik sama Arga.” Prisil pun mengangkat dua jempolnya kearah ku. “Apakah ini karena iming-iming jatah kantin seminggu dari gua ya?” Duga Prisil, sambil menyipitkan matanya ke arahku.

Aku pun menanggapinya dengan senyuman sinis. “Aku nggak enak badan Sil, aku ke Toilet dulu yah.” 

“Hai, nggak mau ditemenin nih?!” Tawar Prisil.

“Nggak usah, makasih yah.” Tolak Ku halus.

Aku pun segera berlari ke arah toilet. Sesampainya di toilet, aku pun memasuki salah satu ruangan di toilet tersebut. Aku pun mengunci pintu toilet tersebut rapat-rapat.

Tiba-tiba saja air mataku, yang sedari tadi ku tahan, tumpah kearah pipiku, aku pun menangis sejadi-jadinya di dalam toilet tersebut.

 

#Flashback

 

Dua tahun lalu di SMP Pelita Harapan, terlihat ada gerombolan anak cowok berkumpul di lapangan sedang bermain Basket.

Di pinggir lapangan terlihat penuh penonton wanita sedang bersorak dan  mengagungkan agungkan nama Arga.

“Eh Dhis, Arga popular banget yah…” Gumam Reva, sahabat SMP ku yang kini duduk di bangku taman, tepat di sebelahku. Sahabatku Reva ini dikenal mempunyai tubuh yang tambun dan berjerawat disekitar pipinya, yang kini duduk di sebelah kananku.

“Iya.” Jawabku singkat, sambil memandangi makhluk indah ciptaan tuhan yang sedang sibuk mengelap keringatnya. Dengan baju basket yang memperlihatkan lengan berotot dengan garis-garis urat disekitarnya-terbentuk karena olahraga, terlihat sangat seksi.

“Dia ganteng sih.” Sambung Nadia. Sahabatku juga, yang memiliki postur kurus kerempeng dan tinggi menjulang-yang kini duduk di sebelah kiri Ku.

“Banget!” Sambung Reva lagi. 

“Cewek biasa yang seperti kita mah nggak bisa dapetin dia.” Tambah Nadia. Dengan nada merendah mengingat postur kami di bawah rata-rata untuk dibilang seperti gadis cantik. Si Reva yang gendut, tubuhnya Nadia yang kerempeng, dan tubuhku yang berpostur agak kecowokan (yang saat ini posisi dudukku pun, dalam posisi mengangkang).

“Siapa bilang?” Sanggah ku, “Aku bisa!”

“Yakin?” Pekik Nadia dan Reva berbarengan, tak percaya. Sambil mengerutkan kening mereka.

“Berani taruhan?” Tawar ku, sambil tersenyum simpul.

 

₩₩₩₩₩

Sepulang sekolah.

Aku, Nadia dan Reva janjian menunggu pria yang terkenal ganteng, akan tetapi tak ramah seantero SMP Pelita Harapan.

“Dhis, Dhis!” Panggil Reva, sambil menarik-narik ujung seragam putihku. Kami bertiga saat ini menunggu sosok Arga di depan pagar luar Sekolah.

“Apaan sih?” Pekik ku, sambil mengibas tangannya yang sibuk menarik-narik ujung seragam putihku.

“Lu yakin Dhis, mau nembak Arga?” Tanyanya, meyakinkanku. 

“Yaiyalah, kamunya nggak lupa kan sama taruhan kita?” Jawabku santai.

“Yaelah Dhis, kamu gara-gara duit Satu Juta aja nekat hancurkan harga dirimu kayak gini?!” Sindir Nadia, sambil menyipitkan matanya. “Memang kamu wataknya cuek sih, tapi aku masih nggak percaya kalau kamu ini Gladish yang kukenal.”

Kamu pasti bertanya-tanya, kenapa Gladish yang terkenal berumah besar dan berekonomi menengah keatas ini rela menghancurkan harga dirinya demi uang yang bernilai sedikit, yakni satu juta saja-tentunya lima ratus dari Nadia dan Lima ratus lagi dari Reva.

Satu juta?

Satu juta saja cukup kok buat aku kabur dari rumah. 

Yah, saat ini Ibu dan Bapakku diambang perceraian, dan tepat hari ini ibu dan Bapakku sedang menghadiri sidang perceraian mereka di pengadilan.

“Eh Dhis Arga keluar!!!” Seru Reva. melihat Arga keluar dari gerbang sekolah.

“Mana-mana?!” Sahut Nadia.”

Mmp*s gua, mamp*s?!

 Gua sendiri juga nggak yakin mau nembak Arga atau nggak, gua pun perlahan-lahan memundurkan langkahku-ingin kabur.

“Eits~" Reva yang bertangan besar pun, berhasil menangkap pergelangan tangan kiri ku. “Dhis, kamu nggak lupa taruhan kita kan?”

Nadia pun ikut memegangi pergelangan tanganku yang sebelah kanan. “Come on, Baby! Satu jeti menanti.” Bisik-nya, dengan iming-iming duit-seakan merendahkan harga diriku dengan duit.

“Kalian parah, gila. Bukannya tadi kalian menghalang-halangi ku yah, kenapa sekarang.” Jawabku panik, dengan tubuh yang gemetaran-berkeringat dingin.

 Langkah Arga pun semakin dekat menuju ke arah kami.

Tubuhku pun semakin panas dingin. “Reva, Nadia, lepasin gua, please!” Pekik ku, dengan nada memohon. Tubuhku pun semakin gemetaran.

Langkah Arga pun tinggal beberapa langkah lagi, menuju kearah kami. 

Wajahku pun semakin pucat.

 

Dan

“Bruuuuukkkk!!!”

Mereka bukannya melepaskan ku untuk berlari ke belakang, akan tetapi mereka mendorongku kearah depan… dan apesnya, tubuhku yang berat ini pun tertabrak di dada Arga yang bidang. Posisi kami kini seperti berpelukan…

OMG!!!

Mamp*s gua!!!

Sumpah deg-degan gua!!!

“Aduh~” Pekik ku, kesakitan. Aku pun mengarahkan kepalaku kearah atas dan mendapati wajah Arga yang… yang…

Eh?

Ke… kenapa matanya memerah?

 

To be continued…

Terpopuler

Comments

ciber ara

ciber ara

kebiasaan cewk kalau ad siswa baru apalagi cowok nanyain banyak hal

salam dri shadow of princess 2 ✌

2020-12-26

0

𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02

𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02

jempol untukmu👍

2020-08-20

1

Rena Karisma

Rena Karisma

Aku mau kenalan dong sama Arga..

2020-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Spoiler
2 Chapter 2 : Taruhan
3 Chapter 3: Pingsan
4 Chapter 4: Dag Dig Dug
5 Chapter 5 :Tamu Tak Terduga
6 Chapter 6: Berubah ala ciwik-ciwik
7 Chapter 7 : Apakah kita harus jadian?
8 Chapter 8: CUUUUUUPPPPP
9 Chapter 9: TOLOOOOOOONGGGG AKU!!!!
10 Chapter 10 : Mencintaimu Dalam Diam
11 Chapter 11 : Arya, Sang Penakhluk Hati
12 Chapter 12 : Ada Namanya Dimimpimu
13 Chapter 13: Pelabrakan Maya
14 Chapter 14 : Ruang BK
15 Chapter 15 : Kedatangan Arya
16 Chapter 16 : WHAAAAAAAAAATTTTTTT
17 Chapter 17 : MANTAAAAAAAAANNNN!!!
18 Chapter 18 : Aku Rindu
19 Chapter 19: Kenangan di Gondola
20 Chapter 20 : Kenangan di Sea World
21 Chapter 21 : Handphone
22 Chapter 22: Kamu Jangan Ge’er…!
23 Chapter 23: Menunggu
24 Chapter 24 : Angkot Hijau
25 Chapter 25 : Maaf
26 Chapter 26 : Keberadaan Melanie
27 Chapter 27 : Seseorang Spesial Bagi Niko
28 Chapter 28 : Ekstrovert Ambisius
29 Chapter 29 : Selamat tinggal dunia~
30 Chapter 30 : Ia nggak peduli
31 Chapter 31 : Awal Mula Pertemuan
32 Chapter 32 : Menolong Rafi
33 Chapter 33: Kau yang Terlihat Keren
34 Chapter 34 : Homo?
35 Chapter 35 : Aku ingin melihat kamu MATI
36 Chapter 36 : XXXL?
37 Chapter 37: My First Kiss
38 Chapter 38 : Tunggu Pembalasanku
39 Chapter 39 : HOM PIM PA
40 Chapter 40 : Ke Rumah Niko
41 Chapter 41 : Idiot
42 Chapter 42 : Madam Lisa
43 Chapter 43 : “Gladish, Please...
44 Chapter 44 : Arga, kamu ganteng
45 Chapter 45 : Kejutan dari Maya
46 Chapter 46 : Ayo kita ke UKS!
47 Chapter 47 : My Secret Admirer
48 Chapter 48 : Hadiah Untuk Arga
49 Chapter 49 : Satu… Dua… Ti... Ga…
50 Chapter 50 : Sudah di jodohkan?
51 Chapter 51 : Sendirian di Tengah Keramaian
52 Chapter 52 : Aku benci kamu!
53 Chapter 53 : Aku Serius, Arya!
54 Chapter 54 : Dipaksa Menikah?
55 Chapter 55 : Trauma
56 Chapter 56: Kebohongan Sahabat
57 Chapter 57 : Sebelum Janur Kuning Melengkung
58 Chapter 58 : Ting Teng~
59 Chapter 59 : Berangkat Sekolah Bareng?
60 Chapter 60: Bolos Sekolah?
61 Chapter 61 : Tercyiduk
62 Chapter 62 : Kejang-Kejang
63 Chapter 63 : The Power of Dijodohkan
64 Chapter 64 : Akan Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku
65 Chapter 65: Minta Tolong Sahabat
66 Chapter 66 : Tentang Kevin
67 Chapter 67 : Ojek Online
68 Chapter 68 : Kediaman Jennie
69 Chapter 69 : Kevin kamu NORMAL???
70 Chapter 70 : Keperjakaanku Dirampas
71 Chapter 71 : Gladish, Kamu Cantik
72 VISUAL sebelumnya, VISUAL sekarang dan alasan jadi VISUAL
73 Chapter 72: Kencan Pertama yang Tak Terduga
74 Chapter 73 : MERENDAH untuk MENOLAK
75 Chapter 74 : Persiapan Pesta Pertunangan
76 Chapter 75 : Makan itu Nasi! Jangan Teman!!!
77 Chapter 76 : Hanya Aku... dan Dia Nggak!!!
78 Chapter 77 : Berkencan dengan Gadis Mesum
79 Chapter 78: Bioskop
80 VISUAL INDONESIA LAINNYA, CAST INTROVERT MELANKOLIS
81 Chapter 79: Trcyduk di Bioskop
82 Chapter 80 : Perselingkuhan
83 Chapter 81 : Mimpi Menikah
84 Chapter 82: Mimpi Koboi
85 Chapter 83 : Kebun Teh
86 Chapter 84 : Terkepung
87 Chapter 85 : Gosip
88 Chapter 86 : Bapak ku tetaplah Bapak ku
89 Chapter 87: Bagaimana Ini?
90 Chapter 88 : Mawar dan Duri
91 Chapter 89 : Cincin
92 Chapter 90 : Tanda Bekas Sayatan
93 Chapter 91 : Bulan Purnama
94 Chapter 92 : Kolam Darah
95 Chapter 93 : Pagi itu Dengan WhatsApp Darimu
96 Chapter 94 : Pilihan, Kejujuran dan Penyamaran
97 Chapter 95 : Bergetar Karena Pria Tampan
98 Chapter 96 : Gengsi Tinggi
99 Chapter 97 : Kenakalan Arya
100 Chapter 98 : Kalah Taruhan
101 Chapter 99 : Kencan membawa petaka
102 Chapter 100 : Lepaskan aku!
103 Chapter 101 : KDRT di Rumah Hantu
104 Chapter 102 : Surat Beramplop Putih
105 Chapter 103 : Surat Cinta
106 Chapter 104 : Kediaman Ibu Gladish
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Chapter 1: Spoiler
2
Chapter 2 : Taruhan
3
Chapter 3: Pingsan
4
Chapter 4: Dag Dig Dug
5
Chapter 5 :Tamu Tak Terduga
6
Chapter 6: Berubah ala ciwik-ciwik
7
Chapter 7 : Apakah kita harus jadian?
8
Chapter 8: CUUUUUUPPPPP
9
Chapter 9: TOLOOOOOOONGGGG AKU!!!!
10
Chapter 10 : Mencintaimu Dalam Diam
11
Chapter 11 : Arya, Sang Penakhluk Hati
12
Chapter 12 : Ada Namanya Dimimpimu
13
Chapter 13: Pelabrakan Maya
14
Chapter 14 : Ruang BK
15
Chapter 15 : Kedatangan Arya
16
Chapter 16 : WHAAAAAAAAAATTTTTTT
17
Chapter 17 : MANTAAAAAAAAANNNN!!!
18
Chapter 18 : Aku Rindu
19
Chapter 19: Kenangan di Gondola
20
Chapter 20 : Kenangan di Sea World
21
Chapter 21 : Handphone
22
Chapter 22: Kamu Jangan Ge’er…!
23
Chapter 23: Menunggu
24
Chapter 24 : Angkot Hijau
25
Chapter 25 : Maaf
26
Chapter 26 : Keberadaan Melanie
27
Chapter 27 : Seseorang Spesial Bagi Niko
28
Chapter 28 : Ekstrovert Ambisius
29
Chapter 29 : Selamat tinggal dunia~
30
Chapter 30 : Ia nggak peduli
31
Chapter 31 : Awal Mula Pertemuan
32
Chapter 32 : Menolong Rafi
33
Chapter 33: Kau yang Terlihat Keren
34
Chapter 34 : Homo?
35
Chapter 35 : Aku ingin melihat kamu MATI
36
Chapter 36 : XXXL?
37
Chapter 37: My First Kiss
38
Chapter 38 : Tunggu Pembalasanku
39
Chapter 39 : HOM PIM PA
40
Chapter 40 : Ke Rumah Niko
41
Chapter 41 : Idiot
42
Chapter 42 : Madam Lisa
43
Chapter 43 : “Gladish, Please...
44
Chapter 44 : Arga, kamu ganteng
45
Chapter 45 : Kejutan dari Maya
46
Chapter 46 : Ayo kita ke UKS!
47
Chapter 47 : My Secret Admirer
48
Chapter 48 : Hadiah Untuk Arga
49
Chapter 49 : Satu… Dua… Ti... Ga…
50
Chapter 50 : Sudah di jodohkan?
51
Chapter 51 : Sendirian di Tengah Keramaian
52
Chapter 52 : Aku benci kamu!
53
Chapter 53 : Aku Serius, Arya!
54
Chapter 54 : Dipaksa Menikah?
55
Chapter 55 : Trauma
56
Chapter 56: Kebohongan Sahabat
57
Chapter 57 : Sebelum Janur Kuning Melengkung
58
Chapter 58 : Ting Teng~
59
Chapter 59 : Berangkat Sekolah Bareng?
60
Chapter 60: Bolos Sekolah?
61
Chapter 61 : Tercyiduk
62
Chapter 62 : Kejang-Kejang
63
Chapter 63 : The Power of Dijodohkan
64
Chapter 64 : Akan Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku
65
Chapter 65: Minta Tolong Sahabat
66
Chapter 66 : Tentang Kevin
67
Chapter 67 : Ojek Online
68
Chapter 68 : Kediaman Jennie
69
Chapter 69 : Kevin kamu NORMAL???
70
Chapter 70 : Keperjakaanku Dirampas
71
Chapter 71 : Gladish, Kamu Cantik
72
VISUAL sebelumnya, VISUAL sekarang dan alasan jadi VISUAL
73
Chapter 72: Kencan Pertama yang Tak Terduga
74
Chapter 73 : MERENDAH untuk MENOLAK
75
Chapter 74 : Persiapan Pesta Pertunangan
76
Chapter 75 : Makan itu Nasi! Jangan Teman!!!
77
Chapter 76 : Hanya Aku... dan Dia Nggak!!!
78
Chapter 77 : Berkencan dengan Gadis Mesum
79
Chapter 78: Bioskop
80
VISUAL INDONESIA LAINNYA, CAST INTROVERT MELANKOLIS
81
Chapter 79: Trcyduk di Bioskop
82
Chapter 80 : Perselingkuhan
83
Chapter 81 : Mimpi Menikah
84
Chapter 82: Mimpi Koboi
85
Chapter 83 : Kebun Teh
86
Chapter 84 : Terkepung
87
Chapter 85 : Gosip
88
Chapter 86 : Bapak ku tetaplah Bapak ku
89
Chapter 87: Bagaimana Ini?
90
Chapter 88 : Mawar dan Duri
91
Chapter 89 : Cincin
92
Chapter 90 : Tanda Bekas Sayatan
93
Chapter 91 : Bulan Purnama
94
Chapter 92 : Kolam Darah
95
Chapter 93 : Pagi itu Dengan WhatsApp Darimu
96
Chapter 94 : Pilihan, Kejujuran dan Penyamaran
97
Chapter 95 : Bergetar Karena Pria Tampan
98
Chapter 96 : Gengsi Tinggi
99
Chapter 97 : Kenakalan Arya
100
Chapter 98 : Kalah Taruhan
101
Chapter 99 : Kencan membawa petaka
102
Chapter 100 : Lepaskan aku!
103
Chapter 101 : KDRT di Rumah Hantu
104
Chapter 102 : Surat Beramplop Putih
105
Chapter 103 : Surat Cinta
106
Chapter 104 : Kediaman Ibu Gladish

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!