Introvert Melankolis
Hai kenalin nama gua Gladish, biasanya teman-teman mengoloki gua dengan julukan. “Kamu masih gadis atau sudah janda?” Heleeeh khintil, ada-ada aja.
Saat ini gua bersekolah di SMA Tunas Bangsa, kelas 2 jurusan IPA , di sekolah gua, Gua temasuk cewek yang tomboy banget, hobinya makan, duduk ngangkang di sembarang tempat, rambut panjang lurus yang kadang lupa disisir, baca komik, berkelahi (iya donk anak silat euy~ muehehehe), kadang suka kepergok ngupil sembarangan, kentut sembarangan, ups~ pasti kalian jijik banget kan liat gambaran diri gua yang hancur habis ini?
Suatu hari, ketika gua sedang menikmati bakso (mangkok kedua gua) di kantin sekolah.
“Gladish, Gladish!!!” Teriak Prisil, sahabat gua yang centil abis, kenapa gua bilang centil? Karena dia suka dandan dan aku tidak huhuu~
Btw, gua dan Prisil bagai bumi dan langit, gua b*bi dan dia angsa… Dia cantik dan gua jorok, Dia otak kancil dan gua otak udang. Tapi kelebihan dan kekurangan kita itu membuat kami saling melengkapi satu sama lain, awalnya gua deketin dia biar selalu dapat contekan PR metik, fisika, kimia dan kawan-kawannya. Eh, lama-lama dia jadi jatuh cintrong ke gua, maksud gua jatuh cintrong sama duit gua yang selalu traktir Dia habis minta contekannya, muehehehehe… dasar matre loh Sil!
“Ada apa Pensil?” Tanya gua, sambil menyipitkan mata kearahnya, hampir saja bakso gua tumpah, karena tangannya meraba-raba sanggar pundak gua. (BTW pensil panggilan cinta gua untuk nie anak centil).
“Gua baru dapat spoiler, baru dapat spoiler, seneng banget... seneng bangeeeeeettt gua gila!” Seru Prisil, sambil menggeliat kegirangan kayak cacing kepanasan.
“Spoiler?” Gumamku, alis kananku pun terangkat keatas. “Spoiler Film Beranak Karena Bucin? (Film yang akan diputar di Bioskop kesayangan kita)” Tanyaku heran.
“No No No, Spoiler Nya~ emm, jadi gini sepertinya kita bakal bucin… tapi jangan dulu lah beranak nya…” Jelas Prisil dengan mata berbinar-binar, yang sumpah nggak nyambung banget.
“So?” Tanyaku lagi, penasaran.
“So, jadi sekolah kita akan kedatangan anak baru yang tadi, barusan gua lihat sumpah, sumpah ganteng banget… sumpaaaaaah!!!” Jawab Prisil, yang bagaikan belum pernah melihat cowok ganteng seumur hidupnya.
“Masa?" Tanyaku santai, sambil memutar bola mataku.
“Iya!” Jawabnya dengan mata berbinar-binar.
“Nggak nanya, BWE~” Sindir gua.
“Kok kesel yah!” Gumamnya nahan emosi.
“Awas loh kalo nggak ganteng, lu traktir gua jajan 1 minggu di kantin!” Ancam ku pada sahabatku, yang saat ini sedang bucin pada pandangan pertama.
“OKE.” serunya, setuju.
“But, kalo elo sampe jatuh cinta sama DIA, elo jadi budak gua selama satu minggu. Bagaimana pemirsa?” Tawarnya, penuh ancaman juga.
“Kenapa nggak traktir di kantin aja?” Aku pun langsung mengangkat sebelah alisku, mendengar tawarannya yang sangat memberatkan.
“Gua jaga body, nggak kayak elo, Badak!" Sindirnya.
ASEM!!!
“Badak? Gua loh ideal!” Bela gua.
BTW meski selera makan gua seperti gentong, badan gua tetap ideal kok, mungkin faktor gua ikut kegiatan Silat kali yah, jadi gua jajan sebanyak apapun, body gua tetep terlihat asik~
₩₩₩₩₩₩
Sepulang sekolah…
Huh… akhirnya setelah lelah mendengarkan kotbah para guru tercinta di sekolah, gua bisa kembali beristirahat sejenak di kandang b*bi Gua.
Kandang b*bi?
Pasti elo-elo pada bingung ya, apakah gua tinggalnya di kandang b*bi?
Bukan rumah?
Maksud gua, kandang b*bi di sini-rumah gua kali…
Jujur setelah Nyokap dan Bokap gua bercerai. Rumah gua yang gede dan indah kayak istana mulai menjelma menjadi kandang b*bi raksasa, bokap gua yang maniak kerja, dan gua yang malesnya melebihi kebo… merupakan kolaborasi sempurna bagi kami berdua untuk menciptakan rumah istana kami menjadi sebuah kandang b*bi raksasa, HAHAHAHA…
Baju yang bergelantungan di mana-mana, sarang laba-laba yang menggantung di setiap dinding dengan sempurna, debu-debu cantik menghiasi sudut-sudut rumah, piring-piring kotor yang nantinya akan dibersihkan saat mau dipakai saja, sampah-sampah kecil yang menghiasi sudut-sudut peralatan rumah.
Udah nggak usah dibayangin, nanti kamunya pusing, gua saja pusing yang tinggal disana, untung gua tahu diri, jadi gua harus menerima semua dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.
Alhamdulillah, tenang saja kandang b*bi, gua selalu menganggap-Mu rumahku adalah istanaku… Huhuhuhu
"Assalamuallaikum.” Salam ku basa-basi, ketika membuka pintu kandang b*bi ku. Yah meski basa-basi lah-meski di kandang b*bi ku tidak ada orang (Bapak jam segini pasti kerja).
Sapa ku mungkin saja terjawab oleh penghuni-penghuni halus yang lain. serem yeh?
“Waalaikumsalam.” Jawab seseorang.
“Astagfirulloh…” Kagetnya gua, ternyata ada yang menjawab salam gua, suara seorang wanita lagi.
Ku elus dadaku berkali-kali sambil melantunkan ayat kursi Al-Quran, di dalam hati. Ku lihat di sekitar ruang tamu rumah gua.
“Mana kandang b*bi gua? Kok bersih sih disini?” Gumamku takjub, mencari sesuatu yang kini telah hilang dari hidup gua, kini semua berubah, rumah gua jd bersih.
Wangi harum dari lantai putih yang kini terlihat kinclong, sofa-sofa ruang tamu yang kini bersih dari debu, seperti baru dilap.
Taplak meja yang baru dan vas bunga hijau yang baru, dengan berisikan bunga-bunga mawar merah plastik baru yang cantik.
“Eh kamu Gladish ya?” Tanya wanita bergaun putih itu, keluar dari persembunyiannya, rambutnya panjang, wajahnya tirus, matanya sayu dan tampak cantik meski pun umurnya sudah terlihat paruh baya.
Aku pun membelalakkan mataku, dan spontan menjatuhkan tubuhku. “Ampuni aku Mak Kunti, jangan ganggu aku, kumohon!” Pintaku, dengan nada bergetar.
“Hehehe…” Tawanya sopan, sambil menutupi mulutnya-anggun sekali.
Kulihat ke arah kakinya… wah, ada kakinya, aku sudah suuzon nih. “Ibu manusia yah?” Tanyaku polos, tanpa rasa berdosa.
Dia pun mengangguk, sambil menahan tawanya.
Kulihat sekeliling ruang tamuku bersih, bisa diartikan dia… “Ibu pembantu baru yah?” tanyaku cepat.
Diapun hanya menyipitkan matanya.
“Sembarangan!!!” Teriak suara ngebass ala bapak-bapak yang suaranya sudah tidak asing lagi bagiku-yaiyalah suara bapakku. “Hei Gladish, kenalin calon Bini Bapak yang baru. Sekaligus calon Ibu kamu yang baru!”
“Masya allah, bapak mau kawin lagi?” Seruku kaget, sambil membelalakkan mataku.
“Yaiyalah, masa Bapak kamu, kamu suruh Jones terus?! Hahaha.” Bisik Bapak ke arah telingaku.
“Iya Gladish, kenalin nama Tante Milea, panggil saja Tante Lia yah!” Sahut Tante yang bernama Lia itu dengan ramah. Sambil mengulurkan tangannya kearah ku untuk menjabat tanganku.
Aku pun terkesima dengan wajahnya yang cantik, pinter juga Bapak ku pilih nyokap baru-eh tunggu, mukanya Tante Lia ini sepertinya tidak asing, muka tirus nan indah ini, dia mirip-mirip siapa ya??
#To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ciber ara
biasanya nama gladish itu cewek nya kalem thor ini kok kayak kebalik 🤔
2020-12-26
0
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
0
spesialis jiwa
mampir nih ka..
btw ceritanya seru 🤣🤣❤
2020-08-23
2