“Bruuuuukkkk!!!”
Mereka bukannya melepaskanku untuk berlari ke belakang, akan tetapi mereka mendorongku kearah depan, dan apesnya, tubuhku yang berat ini pun tertambak di dada Arga yang bidang. Posisi kami kini seperti berpelukan…
OMG!!!
M*mpus gua!!!
“Aduh~” Pekikku, kesakitan. Aku pun mengadahkan kepalaku kearah atas dan mendapati wajah Arga yang… yang…
Eh?
Ke… kenapa matanya memerah?
“Arga, Matamu kenapa?” Tanyaku khawatir.
Tanpa menjawab, ia hanya mengucek matanya, dan berlalu dari hadapanku…
Berlalu?
Tunggu misiku belum selesai!
“Hei, Tunggu!” Teriakku, sebelum berlalu-langsung saja aku menangkap pergelangan tangan kanannya.
Arga pun langsung menyipitkan matanya ke arahku, dengan tatapan sinis-seakan tak suka.
Tapi… akh~! aku tidak peduli-aku harus dapatkan uang tersebut!
“Ma... Ma... Ma... Maukah, kau menjadi pacarku?” Tanyaku pelan. Dengan tubuh gemetaran.
“Apa?” Pekiknya, seakan tidak mendengar suaraku.
M*mpus gua, ini baru pertama kalinya gua nembak cowok.
“Maukah kau menjadi pacarku?” Tanyaku lagi, dengan nada yang sedang.
“APA?” Teriaknya.
Buset dah ini cowok ganteng-ganteng tapi bud*k.
Bismillah~
Nekat aja udah!
“ARGA MAUKAH KAU MENJADI PACARKU?!” Teriakku nekat, langsung saja seluruh anak yang sempat mendengar teriakanku, mendekat-berkeliling disekitar kami berdua.
“Ih, itu si Gadis atau Janda a.k.a Gladish yah?” Terdengar suara tanya dari salah satu Netizen yang mulai penasaran.
“Parah yah dia, nggak sadar mukanya cem apa?!” Terdengar lagi suara dari salah satu Netizen yang mulai Men-Gibah.
“Oho~ Pede banget sih dia, sama gua aja loh jauh.” Terdengar lagi suara dari salah satu Netizen yang mulai merasa lebih cantik.
“Alah... Paling juga ditolak, mana mau cowok seperfect Arga mau sama dia!” Terdengar suara dari salah satu Netizen yang mulai su’uzon dan pesimis dari hasil usaha gua.
Dan itu semua merupakan komentar-komentar Netizen +62 di sekolah gua yang berjenis kelamin betina.
Heddeeehhh.
“TERIMMAAAA!”
“TERRIMMAAAAA!!”
“TERIMMMMMAAAA!!!”
Teriak teman-temanku, warga +62 berjenis kelamin jantan, yang mendukungku, duh~ mereka memang yang terbaique, aku sampai terharu…
“TOLAAAAAKKK!”
“TOLAAAAAAKKK!!”
“TOLAAAAAAAKKKKK!!!”
Tiba-tiba suara teman-teman buriq ku, warga +62 berjenis kelamin betina, yang terang-terangan tak mendukungku, termasuk suara Reva dan Nadia yang ikut-ikutan bersuara penolakan-entah karena sayang sama Arga atau sayang dengan duit 500 ribu mereka.
Wajah Arga pun memerah…
What!!
Memerah??!!
Duh aku bingung harus gimana… jangan-jangan dia suka juga sama aku…
Iyalah pasti dia suka sama aku, bukannya sombong yah, waktu masih kelas 3 SD aku pernah menyelamatkan nyawanya.
“Aku nggak mau.” Jawabnya singkat.
“A… Apa?” pekikku kaget.
“Maaf.” Gumamnya singkat, sambil berlalu dari hadapanku-tanpa rasa berdosa.
Terdengar hawa kemenangan dari kaum hawa, mendengar penolakan yang ditujukan Arga kepadaku. nn Penolakan Arga bagai angin segar bagi mereka.
Aku pun nggak bisa terima dengan penolakan Arga. langsung mengambil tangan kanannya lagi.
“Arga kamu ingat nggak waktu kita masih kelas 3 SD?” Bisikku mengingatkan. “Aku pernah nolong kamu!"
Sial, sebenarnya aku males mengungkit-ungkit seseorang yang pernah aku tolong… Tapi, sudahlah… Aku butuh uang…
Arga pun diam sejenak, tampak berusaha mengingat.
Aku pun berbisik lagi ke telinganya. “Bisakah kau tolong aku?” Pintaku dengan nada memohon.
Dia pun tanpa pikir panjang langsung melepaskan tanganku yang sedari dari memegang tangannya, dan berlari … berlari sekencang-kencangnya, meninggalkanku sendirian.
Sendirian?
Maksudku sendirian, ditatap oleh puluhan mata siswa dan siswi yang belum pulang ke rumah mereka-masih Stand By di sekolah.
Sendirian, dicibir oleh beberapa mulut siswa dan siswi yang kini kini sengaja mengolok-olokku karena
penolakan tersebut.
Dan ngenesnya, bahkan ada yang merekam kejadian tersebut, untuk mereka share di akun sosmed mereka masing-masing.
Tiba-tiba saja mataku berkaca-kaca, dan butiran-butiran akir mata menetes ke pipiku. Mau melawan mereka pun percuma, tubuhku teralalu lemah untuk itu.
Datanglah Reva dan Nadia mengahampiriku dan memelukku.
“Yang sabar ya Dhis.” Bisik Reva kepadaku.
“Sudahlah Dhis, toh cowok bukan dia saja.” Gumam Nadia, sambil menepuk-nepuk bahuku.
“Oi, aku melakukan ini bukan karena dia, tapi karena uang!” Rengekku.
Lengkap sudah penderitaanku, di hari ini. Pertama ayah dan ibuku hari ini bakal resmi bercerai, dan yang kedua, aku di tolak dan dipermalukan seperti ini… Dan ketiga, aku tidak jadi kabur dari rumah…
Tapi yang paling menyakitkan ialah orang yang pernah kutolong dan pernah kuselamatkan nyawanya, tidak mau peduli terhadapku.
Senin, 29 Oktober 2018. Merupakan hari yang paling menyedihkan bagiku…
#Flashback end
“Doooorrr... Doooorrr… Doooorrr!!!”
Tiba-tiba saja suara tangan yang mengedor-gedor pintu toilet menyadarkan lamunanku.
“Wooiii… siapaa di dalaaaam??!!” Teriak seorang siswi di balik pintu. “Gua kebeleet b*ker nih!!!” Lirihnya, sambil menahan mules.
Buseet, gua habis nangis di WC nih, pasti kalau gua keluar dari WC ini, bakal ketahuan wajah gua pasti habis nangis. Ku geledah hp gua di kantong, dan mendapati mata gua yang memerah, di layar kamera hape tersebut.
“WOOOIII, CEPPPEEEEETTT WOOOIII!!!” Teriak siswi tersebut, nggak sabaran. Gua pun langsung membalikan semua rambut gua kearah depan-pas ke arah wajah gua, dan segera membuka pintu WC tersebut.
“Kyaaaaaaakkkk… Ku… Kuntilanaaaaaaaaaaaaaakkk!!!!” Teriak siswi tersebut di depan pintu, ketakutan.
Gua pun langsung menaruh rambut-rambut gua kebelakang, seperti semula.
“Gladish!” Serunya, sambil terkantut kantut karena kaget.
“Brrrrooooottt… Brroroooooooottt!!!” Suara indah yang keluar dari dalam tubuhnya. Menyadarkan hidungku kalau dunia ini begitu kejam.
“Bau!” Lirihku, sambil menutup hidung. Kulihat pemilik suara nista tersebut, ternyata merupakan suara Rebecca teman satu kelasku. “Gila Loe bau banget, masuk sudah sana!!!” sambil menarik tubuhnya dan memasukannya ke dalam ruang WC.
“Eh tunggu Gladhis atau janda, kenapa matamu merah seperti itu?” Tanyanya khawatir, sempat memergoki mata merahku. Tanpa menjawab, aku pun langsung segera menutup pintu WC tersebut, dan pergi meninggalkan ruang yang penuh nista tersebut.
₩₩₩₩₩₩₩
Masih jam istirahat dan merah di mataku belum juga hilang.
“Bruuukkkkk!” Tiba-tiba saja sebuah bola basket melayang dan mendarat dengan sempurna tepat di kepalaku.
“Adddduuuhh!!!” Pekikku kesakitan. Tubuhku hampir saja oleng dan terjatuh, untung saja bisa kutahan, dan aku masih bisa berdiri tegak di pijakanku.
“Gladhis atau janda… Sorry gua nggak sengaja!!!” Teriak Niko dari arah kejauhan-tepat di lapangan basket. Kulihat dia bersama teman-teman cowok lain, sedang bermain basket dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan percikan-percikan keringat di ketiak mereka.
Awas saja nanti masuk kelas, membawa bau-bau yang tak sedap ya kalian!
Aku melihat ada penampakan sosok murid baru, Arga Bima Prasetya sedang ikutan ngumpul bermain basket di lapangan tersebut. “Tumben tuh cowok Alien cepat dapat temannya!” Lirihku tipis, hingga tak terdengar. BTW aku tahu tentang Arga dari SD, dia itu anaknya terlalu pendiam, hingga sangat sulit bersosialisasi, karena teman-teman yang lain sering menganggapnya bisu. Dia dapat teman paling lama sebulan atau dua bulan, itu pun paling hanya karena teman-teman sadar kalau dia pintar dalam pelajaran dan juga olahraga… dia juga ganteng sih…. Tapi dia selalu memasang tembok yang tinggi apabila ingin didekati oleh seorang gadis.
“HEI GLADHIS!!! CEPEETT LEMPAR KESINI BOLANYA!!” Teriak Niko, dengan suara yang lebih kenceng dari yang tadi.
“B*ngkeeee lu, sudah lempar nyuruh lagi!” Teriakku kesal, kearah Niko. Aku pun langsung mengambil bola basket tersebut, dan membidiknya kearah Niko, eh enggak ding, ke arah Arga ajah.
“SYUUUUUTTTTT!!!” Bola tersebut melayang, dan mendarat dengan sukses ke kepala cowok Alien yang pernah menolakku tiga tahun yang lalu tersebut.
“BRRRRUUUUUUUKKKK!!!” Bunyi indah bola tersebut, ketika mendarat tepat di kepala Arga.
“Mampus loh!” Gumamku pelan, penuh senyum kemenangan.
“Eh gila, Arga pingsan” Teriak Niko, panik.
#To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
jempol disini👍
2020-08-20
1
Dian Anggraeni
Kereeen....ditunggu ya komenmu di Kubalas Cintamu dengan Sebongkah Batu
2020-08-16
1
Rena Karisma
Aku jadi ketawa,lagi serius bca eh,netezennya manggil gladish, gadis atau janda..Aduh dasyat tawa saya
2020-08-14
1