Kabut Di Hati Arumi
Angin pada senja itu berhembus dengan cukup kencang. Langit pun terlihat sudah mulai mendung. Semua orang melangkahkan kakinya dengan terburu-buru.
Seorang gadis cantik dengan matanya yang indah, berjalan sendirian menyusuri trotoar. Sore itu, ia memakai celana jeans 7/9 yang dipadukan dengan kemeja lengan pendek berwarna putih. Ia juga masih terlihat tenang, meskipun rintik-rintik hujan sudah mulai turun.
Priyanka Harumi Ardyanti Winata, atau lebih dikenal dengan nama Arumi. Gadis itu kini telah berusia dua puluh enam tahun. Cantik dan menarik. Ia juga terlihat semakin dewasa.
Masih setia dengan rambut panjangnya yang selalu ia gulung dengan asal-asalan, Arumi selalu tampil manis dengan gayanya yang casual. Penampilan yang sangat berlainan dengan almarhum sang ibu, Ryanthi.
Arumi menghentikan langkahnya di depan sebuah klinik bersalin. Ia kemudian segera masuk ke sana dan menuju meja resepsionis.
Dua orang gadis berkerudung putih dengan masker bedah yang menempel di wajah mereka, menyambut Arumi dengan keramahan yang tidak dibuat-buat.
"Selamat sore, Mbak. Saya ingin menanyakan kamar atas nama ibu Pusparini Winata. Dia melahirkan semalam di sini," Arumi bertanya dengan gaya bicaranya yang khas. Sepasang lesung pipit pun tampak jelas menghiasi pipi dengan sapuan blush on berwarna oranye.
"Sebentar saya cek dulu," jawab salah satu dari mereka. Ia lalu memeriksa komputer yang ada di hadapannya.
"Anda masuk saja lewat lorong ini, dan terus lurus sampai kamar nomor 05!" Tunjuk gadis itu.
"Okay, Thank you," Arumi pun berlalu dari hadapan kedua gadis itu. Ia terus melangkah menuju kamar yang disebutkan oleh gadis di meja resepsionis tadi.
Berdiri di depan pintu bernomor 05, Arumi kemudian mengulurkan tangannya dan hendak meraih handle pintu berbentuk bulat itu. Akan tetapi belum sempat ia meraihnya, pintu itu lebih dulu terbuka.
Arumi tersentak. Ia hampir memekik karena kaget, dan rasa terkejutnya terus berlanjut ketika ia melihat seseorang yang muncul dari balik pintu itu. Arumi hanya dapat berdiri mematung dan menatapnya, begitu pula dengan pria yang muncul dari balik pintu itu.
Ia adalah pria dengan gaya rambut man bun, memakai jaket dari bahan jeans yang dipadukan dengan celana jeans belel. Ada beberapa sobekan di celana panjangnya, yang membuatnya layak disebut sebagai bad boy. Siapa lagi pria itu jika bukan Arjuna Moedya Aryatama alias Moedya. Tatapan mata keduanya saling bertemu dan terlihat ada rasa canggung yang menyelimuti mereka berdua.
Arumi berusaha untuk tetap terlihat tenang, meskipun dalam hati rasanya ia ingin sekali berlari dan langsung menghambur ke dalam pekukan pria itu.
Begitu juga dengan Moedya. Ia terlihat sedikit kikuk dan kebingungan. Namun, ia tetap ingin menunjukan jika dirinya adalah pria yang cool dan calm. Moedya pun membuka pintu agak lebar dan mempersilakan Arumi untuk masuk.
"Silakan," ucap pria berambut gondrong itu. Ia mengela napas dalam-dalam ketika Arumi melangkah masuk dan melewatinya.
Terciumlah aroma menyegarkan khas gadis itu. Aroma yang sama seperti tiga tahun yang lalu. Aroma yang penuh dengan cinta dan kehangatan di antara mereka berdua. Kedua hal yang kini telah sirna dan terkubur dengan sangat dalam.
"Arum ...." sapa Keanu yang saat itu baru keluar dari toilet. Ia lalu melihat ke arah pintu. Moedya ternyata sudah tidak ada di sana. Keanu kemudian mengalihkan tatapannya kepada sang adik.
"Hai, Arum," Puspa ikut menyapa gadis itu dengan senyum ramahnya.
Arumi memasang senyuman manisnya. Ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan Keanu dan Puspa. Ia pun segera menghampiri Puspa yang sedang berada di atas ranjang dengan setengah bersandar.
"Hai, kakak ipar," sapa Arumi dengan hangat. Ia memeluk Puspa dan memberinya ucapan selamat atas kelahiran anak keduanya bersama Keanu.
Bayi perempuan itu diberi nama Jenna. Ia sangat mungil dengan kulitnya yang masih sedikit kemerahan. Arumi tersenyum lebar melihat bayi kecil itu.
"Aku ingin sekali menggendongnya, tapi aku takut membangunkannya," ucap Arumi dengan wajah sedikit kecewa.
"Besok kami akan pulang. Kamu bisa datang ke rumah dan menggendongnya sepuasmu. Lagi pula, Puspa belum boleh terlalu sering menggendong bayinya," sahut Keanu. Ia melirik sang istri yang saat itu hanya tersenyum manis kepadanya.
"Aku akan mampir," balas Arumi.
"Akhir-akhir ini kamu sangat sibuk di toko, sampai-sampai jarang sekali mampir ke rumah," protes Puspa selalu dengan nada bicaranya yang lembut.
Arumi tertawa pelan seraya duduk di ujung ranjang berlapis sprei berwarna putih itu. Ia menatap sang kakak ipar yang kini terlihat semakin berisi.
"Kakak tambah berisi saja. Apa wanita selalu seperti itu jika sehabis melahirkan?" Tanya Arumi. Ia seakan mengalihkan topik pembicaraan.
Ya, tentu saja. Jika sudah membahas masalah toko dan kue, maka kesedihan Arumi akan kembali muncul. Ingatannya akan kembali terusik oleh kenangan indah bersama sang ibu, Ryanthi.
"Nanti juga kamu akan tahu, seberapa nikmatnya berada dalam posisi sepertiku saat ini," jawab Puspa. Ia kemudian melirik Keanu yang saat itu hanya tersenyum dengan sikapnya yang kalem.
"Ah ... ya, sudahlah!" Arumi kembali berdiri. Ia lalu berjalan sedikit dan mendekati Puspa. "Besok aku kemari lagi. Kira-kira jam berapa Kakak akan pulang?"
Puspa hanya mengangkat kedua bahunya. Ia kemudian melirik Keanu yang masih duduk dengan sambil membaca.
"Entahlah, yang pasti setelah kami menyelesaikan segala urusan administrasi. Aku rasa ... mungkin sebelum sore juga kami pasti sudah diizinkan pulang," jelas pria dengan rambut cepak itu.
"Baiklah," sahut Arumi, "aku masih punya sedikit pekerjaan. Aku janji jika aku tidak sempat ke sini lagi ... aku pasti mampir ke rumah. Lagi pula aku sangat merindukan Dinan," ujar Arumi. Ia menyebutkan nama anak pertama Keanu yang berjenis kelamin laki-laki.
"Jangan bohong, Arum! Dinan sering menanyakanmu," ucap Puspa.
Arumi tersenyum seraya mencium pipi kakak iparnya. Ia juga memeluk Keanu untuk sesaat. "Aku usahakan!" Sahut gadis manis itu. Arumi kemudian berpamitan untuk kembali ke toko.
Melangkahkan kakinya keluar dari sana, Arumi harus kembali tertegun karena ternyata hujan turun dengan sangat deras.
"Oh my God!" Keluh gadis itu pelan. Ia bahkan tidak membawa payung di dalam tasnya. Jika sudah seperti ini, mau apa lagi?
Pandangan Arumi akhirnya tertuju pada sebuah kantin yang berada di sebelah klinik itu. Sambil berlari kecil namun sangat hati-hati, ia berusaha untuk menghindari kebasahan. Arumi akhirnya sampai di kantin itu.
Suasana di sana terbilang sepi. Di kantin itu hanya ada beberapa meja yang terisi. Arumi kemudian memesan minuman hangat sambil mengeringkan rambut dan kemeja putihnya yang basah. Sial baginya, kemeja basah itu telah membuat pakaian dalamnya terekspos dengan cukup jelas.
Arumi kembali mengeluh pelan. Ia juga tidak membawa jaket. Begitulah jika bepergian tanpa direncanakan. Ia memang tidak berniat untuk datang ke klinik itu. Akan tetapi, entah kenapa niat itu datang dengan tiba-tiba.
Untunglah suasana di sana cukup sepi. Meskipun merasa risih dan tampak tidak nyaman, tapi Arumi mencoba untuk bersikap biasa saja. Namun, ia menjadi tidak dapat bersikap biasa saja seterusnya, ketika ada seseorang yang menyodorkan jaket kepadanya.
"Pakaian dalammu terlihat dengan sangat jelas," ucapnya datar.
Arumi tertegun. Ia sangat mengenal suara itu. Suara yang selalu ia dengar tiga tahun yang lalu.
...🍁 🍁 🍁...
Hai ... hai ... Ceuceu othor come back membawa cerita yang uwuuwu. Untuk yang sudah tahu siapa itu Arumi dan Moedya, pasti bingung kan kenapa mereka tiba-tiba terpisah selama tiga tahun?
Nah ... bagi yang belum kenal sama mereka, monggo kenalan dulu di novel Ceuceu yang berjudul Ryanthi (Manisnya Kue, Pahitnya Kenyataan) season 2. Tetapi, kalo mau baca dari season pertama juga alhamdullah ya ... sesuatu banget buat Ceuceu. Ceuceu ucapkan "Hatur nuhun pisan".
Jadi, masih penasaran ga nih? Kalau penasaran yuk ikuti kisah cinta Arumi dan Moedya (lagi).
Salam sayang,
🍒 Komalasari
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
dewi andarini
di cerita yg sebelumnya...
moemoe & Mimi.. sudah bersama kembali setelah moemoe keluar dari penjara selama 3 th.
tapi kenapa sekarang malah jadi mantan ?
jadi gak nyambung baca cerita ny
2023-10-12
0
Wica Carolina
setelah vakum dari NT bbrp bulan gak baca, q kembali ngubek2 karya2 para author yang kece badai 😎
2022-06-16
2
Ami Siti
jadi penasaran riathy sesion yg ke 2.
jadi binggung pas baca cerita rebut hati arumi.koq jadi pisah ya.
2022-04-09
1