Edgar, si Pria Rupawan

Siang itu, Arumi tampak sedang sibuk di dapur dengan beberapa loyang berisi kue yang baru ia keluarkan dari dalam oven. Ia bahkan mengabaikan suara dering telepon yang sejak tadi sudah berbunyi sebanyak lebih dari tiga kali.

Arumi tidak tahu siapa yang menghubunginya. Hal itu juga telah membuat konsentrasinya menjadi sedikit buyar. Karena kurang konsentrasi, tanpa sengaja tangannya menyentuh salah satu dari loyang panas itu, ketika ia baru membuka sarung tangannya yang tebal.

"Ah ... sial!" Gerutu Arumi pelan. Ia lalu meletakan sarung tangan itu di atas meja dan segera mengambil ponselnya.

Arumi kemudian memeriksa panggilan yang masuk. Ternyata itu adalah panggilan telepon dari Keanu. Mungkin ia ingin mengabarkan tentang kepulangan mereka dari klinik. Arumi segera membalasnya dengan sebuah pesan.

Setelah mengirimkan balasan untuk Keanu, Arumi kemudian memeriksa daftar panggilannya lagi. Ada dua missed call dari kontak dengan nama Mr. Hilaire dan dua pesan yang belum ia baca dari kontak yang sama. Pria asal Perancis itu mengatakan jika dirinya kini tengah berada di Indonesia untuk urusan pekerjaan.

"Masa bodoh!" Gumam Arumi pelan. Ia tidak berniat untuk membalas pesan dari pria itu. Arumi pun kembali meletakan ponselnya, ketika seorang gadis yang bekerja di sana datang menghampirinya. Gadis itu mengatakan jika ada seorang pria yang mencari dirinya.

Arumi tertegun. Pikirannya langsung tertuju kepada Moedya. Bagaimanapun juga, ia masih berharap agar pria itu mau berbaik hati kepada dirinya. Terlebih setelah mereka bertemu kembali pada hari kemarin. Rasanya sah saja, jika Arumi sedikit berharap lebih dari petemuan tidak disengaja itu.

Arumi melepaskan apron yang dipakainya. Ia lalu keluar dari dapur dan menuju bagian depan toko. Akan tetapi, seketika langkahnya terhenti ketika melihat pria yang tengah berdiri tidak jauh darinya.

Seorang pria tampan dengan penampilannya yang terlihat seperti seorang eksekutif muda. Rambutnya tersirir rapi. Ia memakai kemeja putih yang dipadukan dengan blazer berwarna hitam.

Pria itu tersenyum kalem saat melihat kehadiran Arumi di sana. Ia memperlihatkan sikap yang hangat, meskipun sikap yang ditunjukan Arumi justru sebaliknya.

Pria dengan wajah lembut dan belahan dagu yang membuat dirinya terlihat semakin good looking. Pria itu tiada lain adalah Edgar Hilaire. mantan kekasih Arumi semasa di Paris dulu.

"You?" Sebuah sambutan yang kurang bersahabat dari Arumi. Terlihat jelas jika gadis cantik itu tidak mengharapkan kehadiran Edgar di sana.

"Hi, Arum. How are you?" Sapa Edgar dengan kalemnya.

"Tidak sebaik sebelum melihatmu," jawab Arumi dengan ketus. Ia memasang wajah malas di hadapan pria itu. "Ada apa ke sini?" Tanya Arumi dengan sikapnya yang dingin.

Edgar tersenyum kalem. Ia sudah terbiasa menghadapi sikap tidak bersahabat yang ditunjukan oleh Arumi kepada dirinya.

"Aku baru pulang. Ada sedikit urusan pekerjaan," sahut Edgar dengan tenangnya.

Tiga tahun telah berlalu. Akan tetapi, Edgar masih saja seringkali menghubungi Arumi. Ia kerap mengirimkan email dan menyapa gadis itu. Satu hal yang Arumi sesali adalah, ketika Keanu memberikan nomor ponselnya yang baru kepada pria Perancis itu tanpa sepengetahuannya.

Keanu memang tidak sepenuhnya salah. Ia tidak tahu bahwa ada masalah pribadi antara Arumi dan juga Edgar. Lagi pula di mata Keanu, Edgar adalah sosok yang baik. Sama seperti penilaian Ryanthi dulu.,

Ya, Edgar memang pria yang baik. Bukan salahnya jika ada banyak wanita yang tertarik kepadanya. Sebagai pria normal, ia pasti tidak dapat menahan hasratnya ketika disuguhi seonggok daging segar yang mengunggah selera. Namun, itu terasa menjadi sesuatu yang menjijikan bagi Arumi.

Sebenarnya Edgar dan Moedya tiada bedanya. Mereka ibarat deretan angka, sebelas duabelas. Mereka sama saja, senang bertualang di dalam banyak gua.

Akan tetapi, dalam hal ini rasa cinta yang berbicara. Arumi lebih memilih Moedya karena memang ia jatuh cinta kepada pria itu. Ia bahkan menutup matanya dari masa lalu kelam pria berambut gondrong dengan sederet tato yang menghiasi tubuhnya. Arumi bahkan rela menunggu Moedya selama tiga tahun, ketika pria itu harus menebus kesalahannya di balik jeruji besi.

"Kamu tidak senang melihatku, Arum?" Tanya Edgar. Sebuah pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ia tanyakan, karena ia juga sebenarnya sudah mengetahui jawabannya.

"Kamu sudah tahu jawabannya," sahut Arumi. Ia tidak tersenyum sedikitpun. Jangankan tersenyum, ia bahkan tidak ingin menatap pria itu dan lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu masih menyalahkanku atas apa yang terjadi antara dirimu dan berandalan itu?" Tanya Edgar. Pertanyaan yang membuat Arumi seketika melotot tajam ke arahnya.

"Dia bukan berandalan!" Bela Arumi dengan tegas.

"I'm sorry. Okay ... dia bukan berandalan. I know dia pria yang sangat baik dan sangat mencintaimu," sindiran halus pun meluncur dari bibir manis Edgar. Tersungging sebuah senyuman sinis di wajahnya yang rupawan itu.

Secara fisik, Edgar memang lebih menawan jika dibandingkan dengan Moedya. Penampilannya rapi dan jauh lebih terawat. Apalagi saat ini, ia terlihat semakin matang. Namun, hal itu tidaklah membuat Arumi berniat untuk kembali ke dalam pelukan pria itu. Ia sudah benar-benar menutup pintu hatinya dari Edgar.

"Jika dia memang sangat mencintaimu ... kenapa tidak kamu tanyakan kepadanya, seberapa besar ia memercayaimu?" Tantang Edgar.

"Apa yang kamu dapatkan dari penantian panjangmu? Ketika kamu menerimanya dengan sepenuh hati, lalu seperti itukah balasan darinya untukmu?"

"It's not your business!" Sergah Arumi dengan tegas. "Kamu tidak berhak mengemukakan pendapatmu tentang Moedya ataupun hubungan kami berdua, karena aku tidak pernah memintamu untuk melakukan hal itu!" Tegas Arumi lagi. Meskipun kata-katanya terdengar sangat pedas, tetapi nada suaranya masih tetap pelan. Ia tidak ingin kedua gadis yang berada di sana, mendengar percakapan antara dirinya dengan Edgar.

Mendengar hal itu, Edgar hanya tertawa pelan. Ia seakan telah merasa menang karena dapat menunjukan sikap pengecut dari seorang Moedya. Ia juga tahu jika Arumi saat itu tengah berusaha untuk menghibur dirinya dengan membela pria bertato itu.

"Berhentilah berpura-pura, Arum! Bangun dan sadarlah! Berhentilah untuk bersikap sok kuat dan merasa baik-baik saja!" Sergah Edgar..

"Jangan sok tahu!" Sergah Arumi lagi. Ia menatap tajam ke arah Edgar yang masih terlihat sangat tenang.

"Aku bicara seperti itu karena aku sangat mengenalmu. Aku sangat mengetahui seperti apa dirimu, Arum," Tegas Edgar.

"You don't know me, Ed!" Sanggah Arumi. "Please ... jangan ganggu aku untuk saat ini! Aku sangat sibuk! Kecuali jika kamu ingin tahu bagaimana rasanya saat kulitmu menyentuh loyang yang baru keluar dari oven!" Ujar Arumi dengan setengah mengancam. Ia lalu melipat kedua tangannya di dada dan memalingkan wajahnya.

"Tunjukan padaku!" Tantang Edgar dengan tenangnya.

Arumi menghempaskan keluhan panjang. Ia lupa jika Edgar adalah pria yang gigih. Pria itu akan terus berjuang demi apa yang dia inginkan. Sebenarnya, itu adalah hal yang memiliki nilai positif bagi Arumi. Namun, perasaannya saat ini tidak ia tujukan untuk pria rupawan itu.

"Baiklah, aku kemari bukan untuk membuatmu marah-marah. Aku hanya ingin memberitahumu, jika aku akan di sini untuk beberapa waktu. I will stay here for a while untuk urusan pekerjaan. Jangan salahkan aku jika kamu akan lebih sering melihat wajahku," ucap Edgar diakhiri dengan sebuah candaan. Sebuah senyuman menawan kembali ia layangkan untuk Arumi.

Arumi hanya menanggapinya dengan sebuah cibiran. Ia tidak peduli sama sekali dengan apa yang diucapkan Edgar. Indonesia adalah negara yang luas. Ia bisa pergi ke manapun untuk menghindari pria Perancis itu.

"Terserah! Aku tidak peduli meskipun kamu akan memindahkan Menara Eiffel kemari!" Sahut Arumi masih dengan sikap ketusnya. Sedangkan Edgar hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman.

Mendapat perlakuan ketus dan tidak menyenangkan dari Arumi adalah hal yang sudah biasa baginya. Akan tetapi, hal itu tidak akan pernah menyurutkan tekadnya, untuk dapat membawa kembali Arumi ke dalam pelukannya.

Terpopuler

Comments

Danendra Faiz

Danendra Faiz

buat ak aja dehh si edgar kl arumi g mauu🤭

2021-12-05

0

Emak Femes

Emak Femes

wah, ada cogan nih
😍😍😍
mata langsung berbinar

2021-11-12

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

padahal aku kangen ke uwuan miemie moemoe ❤❤

2021-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Arumi dan Cinta Lamanya
2 Menunggu Hujan Reda
3 Kabut di Dalam Hati
4 Edgar, si Pria Rupawan
5 Dalam Derasnya Hujan
6 Wajah di Balik Hujan
7 Senyuman yang Dirindukan
8 Tatapan Dalam Diam
9 Paris Brest
10 Mengingatkan Kembali
11 Kisah Malam Kelabu
12 Kembali Bertemu
13 Unforgettable Love
14 Rasa yang Tak Terucap
15 Dalam Secangkir Teh Hangat
16 Dua Cangkir
17 Sesuatu yang Terlupakan
18 A Million Burden in One Night
19 Everything Has Changed
20 Back Home, Back to The Identity
21 Antara Ryanthi dan Ranum
22 Seperti Pandangan Pertama
23 A Spark of The Past
24 Membuka Kenangan Lama
25 Percikan Kecil
26 Sedikit Cerita
27 Hempasan Angin Kecemasan
28 Tenggelam Bersama Senja
29 Saatnya untuk Bicara
30 Mempersiapkan Diri Kembali
31 Kejutan Kecil dari Sang Mantan
32 Moedya's Warm Lips
33 Memiliki Banyak Waktu
34 Dua Pengganggu
35 Edgar yang Manis
36 Hot Kiss
37 What's Wrong with Moedya
38 Berakhir di Tepi Danau Kenangan
39 Berdamai dengan Takdir
40 Edgar's Seduction
41 Sebuah Catatan Kecil
42 Ungkapan Hati Moedya
43 A Piece of Memory
44 Kebetulan yang Tidak Diharapkan
45 Cemburu
46 Behind the Smile
47 Sempitnya Dunia
48 Green Tea Ice Cream
49 Titik Balik Arumi
50 Lepas Kendali
51 Berakhir di Kolam Renang
52 Pelukan Hangat
53 Edgar, I'm Sorry
54 The Untold Story
55 Créme Brulee
56 Seorang Pecundang
57 Lovely Invitation
58 Sedikit Berharap
59 Seperti Pernah Bertemu
60 Kemesraan Kala Temaram
61 Sebuah Godaan
62 Disturbed Pleasure
63 Disturbed Pleasure 2
64 Are You Worrying Me?
65 Enchantèe
66 Ajakan Kencan
67 Berkencan Dalam Gelap
68 Pamit
69 Kepergian Edgar
70 Something About Ed
71 Mulai Terkenang
72 Keyakinan yang Muncul
73 Romantisme di Tepi Sungai Seine
74 Exciting Night
75 Melepas Rindu
76 Who is He?
77 Menuju Marseille
78 Bienvenue à Marseille
79 Tersesat yang Kebetulan
80 Evaries - Hill
81 Bucket Mawar Putih
82 Mirella, si Gadis Pirang
83 Thrilling Night
84 Sedikit Terkuak
85 Hampir Terungkap
86 I Love Your Everything
87 At Lunch
88 Handsome as Always
89 Sebuah Penyambutan
90 Arumi di 'Kandang Babi'
91 Kejutan di 'Kandang Babi'
92 Benjamin Beaufort
93 Secret Admirer
94 Startling
95 A Misunderstanding
96 Awesome Autumn
97 More Than A Diamond
98 Menikmati Kebersamaan Terakhir
99 Tarian Dalam Rintik Hujan
100 Panggilan Telepon di Tengah Malam
101 Keajaiban Musim Gugur
102 Melankolis
103 Memulai Persiapan
104 Kartu Undangan
105 Terusik
106 Pertemuan tanpa Sengaja
107 Cemburu
108 Dinner
109 Meyakinkan Carmen
110 Dream Come True
111 Begitulah Moedya
112 Bikini Two Piece
113 Sorry For This Love
114 Air Mata Terakhir
115 Titik Balik Moedya
116 Menuju Moedya yang Baru
117 Mr. and Mrs. Hillaire
118 Underwear
119 Sebuah Rayuan Es Krim
120 Sebuah Kebetulan
121 Rokok dan Cerutu
122 Pria Empat Musim
123 Pesta Musim Dingin
124 Coklat Hangat
125 Lovely Kitchen
126 Lazy Time
127 Winter Surprise
128 Pengawal Pribadi
129 Saatnya Bermain Busa
130 Raclette vs Cassoulet
131 Unspoken Love
132 Cinta Tersembunyi
133 Cerita yang Menyebalkan
134 Hadiah untuk Mirella
135 Keajaiban Musim Semi
136 Dalam Pergantian Musim
137 Kebahagiaan yang Sempurna
138 Autumn Dorielle Hillaire
139 Pertemuan di Kota Marseille ( Salam Perpisahan untuk Adrian dan Ryanthi )
140 Pesona Tuan de Luca
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Arumi dan Cinta Lamanya
2
Menunggu Hujan Reda
3
Kabut di Dalam Hati
4
Edgar, si Pria Rupawan
5
Dalam Derasnya Hujan
6
Wajah di Balik Hujan
7
Senyuman yang Dirindukan
8
Tatapan Dalam Diam
9
Paris Brest
10
Mengingatkan Kembali
11
Kisah Malam Kelabu
12
Kembali Bertemu
13
Unforgettable Love
14
Rasa yang Tak Terucap
15
Dalam Secangkir Teh Hangat
16
Dua Cangkir
17
Sesuatu yang Terlupakan
18
A Million Burden in One Night
19
Everything Has Changed
20
Back Home, Back to The Identity
21
Antara Ryanthi dan Ranum
22
Seperti Pandangan Pertama
23
A Spark of The Past
24
Membuka Kenangan Lama
25
Percikan Kecil
26
Sedikit Cerita
27
Hempasan Angin Kecemasan
28
Tenggelam Bersama Senja
29
Saatnya untuk Bicara
30
Mempersiapkan Diri Kembali
31
Kejutan Kecil dari Sang Mantan
32
Moedya's Warm Lips
33
Memiliki Banyak Waktu
34
Dua Pengganggu
35
Edgar yang Manis
36
Hot Kiss
37
What's Wrong with Moedya
38
Berakhir di Tepi Danau Kenangan
39
Berdamai dengan Takdir
40
Edgar's Seduction
41
Sebuah Catatan Kecil
42
Ungkapan Hati Moedya
43
A Piece of Memory
44
Kebetulan yang Tidak Diharapkan
45
Cemburu
46
Behind the Smile
47
Sempitnya Dunia
48
Green Tea Ice Cream
49
Titik Balik Arumi
50
Lepas Kendali
51
Berakhir di Kolam Renang
52
Pelukan Hangat
53
Edgar, I'm Sorry
54
The Untold Story
55
Créme Brulee
56
Seorang Pecundang
57
Lovely Invitation
58
Sedikit Berharap
59
Seperti Pernah Bertemu
60
Kemesraan Kala Temaram
61
Sebuah Godaan
62
Disturbed Pleasure
63
Disturbed Pleasure 2
64
Are You Worrying Me?
65
Enchantèe
66
Ajakan Kencan
67
Berkencan Dalam Gelap
68
Pamit
69
Kepergian Edgar
70
Something About Ed
71
Mulai Terkenang
72
Keyakinan yang Muncul
73
Romantisme di Tepi Sungai Seine
74
Exciting Night
75
Melepas Rindu
76
Who is He?
77
Menuju Marseille
78
Bienvenue à Marseille
79
Tersesat yang Kebetulan
80
Evaries - Hill
81
Bucket Mawar Putih
82
Mirella, si Gadis Pirang
83
Thrilling Night
84
Sedikit Terkuak
85
Hampir Terungkap
86
I Love Your Everything
87
At Lunch
88
Handsome as Always
89
Sebuah Penyambutan
90
Arumi di 'Kandang Babi'
91
Kejutan di 'Kandang Babi'
92
Benjamin Beaufort
93
Secret Admirer
94
Startling
95
A Misunderstanding
96
Awesome Autumn
97
More Than A Diamond
98
Menikmati Kebersamaan Terakhir
99
Tarian Dalam Rintik Hujan
100
Panggilan Telepon di Tengah Malam
101
Keajaiban Musim Gugur
102
Melankolis
103
Memulai Persiapan
104
Kartu Undangan
105
Terusik
106
Pertemuan tanpa Sengaja
107
Cemburu
108
Dinner
109
Meyakinkan Carmen
110
Dream Come True
111
Begitulah Moedya
112
Bikini Two Piece
113
Sorry For This Love
114
Air Mata Terakhir
115
Titik Balik Moedya
116
Menuju Moedya yang Baru
117
Mr. and Mrs. Hillaire
118
Underwear
119
Sebuah Rayuan Es Krim
120
Sebuah Kebetulan
121
Rokok dan Cerutu
122
Pria Empat Musim
123
Pesta Musim Dingin
124
Coklat Hangat
125
Lovely Kitchen
126
Lazy Time
127
Winter Surprise
128
Pengawal Pribadi
129
Saatnya Bermain Busa
130
Raclette vs Cassoulet
131
Unspoken Love
132
Cinta Tersembunyi
133
Cerita yang Menyebalkan
134
Hadiah untuk Mirella
135
Keajaiban Musim Semi
136
Dalam Pergantian Musim
137
Kebahagiaan yang Sempurna
138
Autumn Dorielle Hillaire
139
Pertemuan di Kota Marseille ( Salam Perpisahan untuk Adrian dan Ryanthi )
140
Pesona Tuan de Luca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!