Ayah Untuk Anak Kembarku

Ayah Untuk Anak Kembarku

#1

Bismillah.. Novel ini masih lanjutan dari novel sebelumnya yaitu Harumnya Madu. Hanya fiksi, happy reading 💕

Silvira Rosalina, wanita cantik yatim piatu yang juga ditinggal meninggal suaminya setahun yang lalu. Kembali ke kota asalnya bersama kedua putra kembarnya Fahri dan Farhan. Dia sibuk meneruskan bisnis klinik kecantikan di beberapa kota peninggalan suaminya rahimahullah.

Pertemuannya dengan Ammar kekasihnya waktu kuliah, menjadi babak baru dalam hidupnya. Walau Ammar telah menikah, tapi dia menginginkan Ammar kembali bersamanya. Namun niatannya dia urungkan setelah mengenal kedua istri Ammar yang sangat baik, dia tak sampai hati merusak rumah tangga Ammar. Dan dari situlah hidayah Allah menyapanya, yang dulunya enggan menutup aurat, kini berpakaian syar'i, dan perlahan mendalami ilmu agama.

Silvira meminta Ammar mencarikan suami untuknya agar bisa mengajarinya dan kedua anaknya ilmu agama. Ammar pun sempat khawatir dengan keadaan Silvira, dia tidak punya saudara atau keluarga sama sekali di kota ini. Maka dikenalkanlah dia dengan teman sekantor Ammar yang bernama Azam.

Khoirul Azam adalah seorang sarjana pertanian yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas pertanian bersama Ammar. Dia dan keluarganya memiliki agro wisata petik apel di kota apel yang dikelola kakaknya , namun dia tetap mendapatkan bagian keuntungan dari kebun itu.

Dia seorang duda tanpa anak yang baru bercerai enam bulan yang lalu. Sebelumnya dia tidak percaya diri dengan dirinya, jangan-jangan dirinya yang bermasalah dengan reproduksinya. Namun setelah periksa, dinyatakan normal dan sehat, maka dia berani mengkhitbah Silvira.

Setelah Silvira mengetahui Azam mengkhitbahnya, maka dia bersedia untuk ta'aruf dengan Azam, dengan Ammar dan Arum sebagai perantara mereka, namun Silvira mengatakan bahwa keputusan untuk menikah tetap di tangan anak kembarnya. Setelah bertemu beberapa kali dengan Azam, Fahri dan Farhan tampaknya menyukai Azam. Mereka sangat bersemangat bercerita tentang Azam. Dan mendesak Silvira untuk mengajak mereka bertemu dengan Azam.

Silvira sangat senang mendengarnya, Farhan dan Fahri memang sangat merindukan sosok seorang ayah. Silvira hendak menghubungi Arum untuk mengajak mereka bertemu lagi bersama Azam dan anak-anak. Namun diurungkan niatnya kerena Ammar dan Arum masih berduka, pasalnya istri pertama Ammar, Fitri baru meninggal dunia.

"Mama, kapan kita ketemu Om Azam lagi?" tanya Fahri.

"Iya Ma, Om Azam hafalannya sudah banyak, Farhan mau diajari Om Azam," imbuh Farhan.

"Iya sayang, sabar dulu ya, saat ini kita belum bisa menghubungi Om Azam, karena Om Ammar dan tante Arum sebagai perantara kami sedang berduka sayang, tante Fitri istri pertama Om Ammar baru meninggal," Ucap Silvi.

"Kenapa Mama gak hubungi Om Azam sendiri?" tanya Farhan.

"Iya, tinggal telpon atau chat aja Ma," kali ini Fahri yang menimpali sambil cemberut.

"Tidak boleh sayang, laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom itu tidak boleh berkhalwat, atau berduaan walaupun itu hanya sebatas chat," jawab Silvira.

"Kalau kami yang telpon bisa?" tanya Farhan.

"Hmm iya bisa, tapi Mama gak punya kontak Om Azam, sabar dulu ya sayang, kalau Allah berkehendak kita pasti ketemu lagi," ucap Silvi.

Si kembar hanya diam saja dan cemberut mendengar jawaban mamanya.

"Hmm kok pada cemberut, ada yang mau makan pizza?" Tanya Silvi membujuk mereka.

"Mau!!!" seru si kembar, mereka akhirnya pergi ke mall di mana restoran pizza itu berada.

Sesampainya di parkiran, Silvira dan anak-anak turun dari mobil. Namun Farhan langsung berlari ke arah seberang.

"Om Azam!!" seru Farhan sambil memeluk Azam. Fahri yang mengetahuinya juga ikut menyusul mereka. Silvira hanya terpaku melihatnya.

"Hey boys, kok bisa ada di sini?" tanya Azam.

"Iya Om, kita diajak Mama makan pizza, itu Mama," sahut Fahri sambil menunjuk ke arah Silvi.

Silvira mau tidak mau menghampiri mereka.

"Kok bisa di sini Mas," ucap Silvi pelan dan masih menunduk.

"Iya, habis ngopi sama teman, kopi di cafe mall ini enak," jawab Azam.

"Oh gitu, kalau begitu kami masuk dulu ya," ucap Silvira.

"Yuk sayang kita masuk," katanya kepada anak-anak.

"Om, ikut kita makan pizza yuk," pinta Farhan.

"Hey, Om Azam pasti sibuk sayang," ucap Silvi yang merasa tidak enak dengan Azam.

"Iyakah Om sibuk? Atau Mama yang gak ngebolehin Om Azam ikut?" celetuk Fahri.

Azam tertawa mendengarnya, Azam juga merindukan mereka dan ingin lebih dekat dengan mereka.

"Nggak, Om gak sibuk, tapi tanya Mama kalian dulu, Om boleh ikut atau tidak," ucap Azam.

"Gimana Ma?" tanya Farhan.

"Iya baiklah, tapi kalian gak boleh bandel ya," ucap Silvi mengalah pada akhirnya.

Merekapun pergi ke restoran pizza di dalam mall itu.

Silvira kebanyakan terdiam, dia masih canggung dengan Azam. Tapi si kembar dan Azam yang banyak bicara dan saling bercerita.

Silvira mendapat pesan dari karyawannya, kalau ada tamu penting di klinik kecantikannya.

"Ehm, Mas Azam, bisa minta tolong titip mereka dahulu? Saya harus ke klinik, ada tamu soalnya," tanya Silvi kepada Azam.

"Iya boleh kok, dengan senang hati aku akan menemani mereka," ucap Azam.

"Ok boys, nanti Mama telpon kalau Mama sudah selesai, yang pintar ya, gak boleh bandel, nurut sama Om," pesan Silvira kepada Fahri dan Farhan. Si kembar hanya mengangguk, Silvi segera pergi menuju klinik kecantikannya.

"Boys kalian sering ditinggal mama di rumah?" tanya Azam.

"Iya, keluar kota juga," jawab Fahri.

"Di rumah ga ada siapapun?" tanya Azam.

"Ada sih Bu Wati, tapi kalau sore pulang Bu Wati,"

"Oh, kalau kalian butuh teman telpon Om aja, kalau Om lagi gak kerja, pasti Om temani," ucap Azam kemudian.

"Iyakah?" tanya Fahri.

"Iya, tapi kalian harus minta izin mama dulu kalau mau ketemu Om Azam,"

"Iya Om, boleh kita simpan kontak Om?" tanya Farhan sambil mengeluarkan hp dari sakunya.

"Kalian punya hp?" tanya Azam.

"Iya, satu buat berdua tapi, gak ada game nya, dipake cuma buat telpon Mama," jawab Fahri.

"Iya, kalian gak boleh sering-sering main game," ucap Azam.

Dan mereka bertukar nomor hp, dan menyelesaikan makan mereka, setelah selesai, Azam mengajak mereka ke tempat bermain anak-anak. Azam menemani mereka dengan telaten. Membayangkan betapa kesepian anak-anak ini tanpa ayahnya sementara mamanya sibuk bekerja.

"Sudah mau maghrib, kita pulang yuk," ajak Azam.

"Gak mau pulang, mama belom telpon," kata Fahri.

"Ehm gimana kalau kita ke tempat Om?" tanya Azam.

"Wah iya iya Om mau," ucap Farhan.

"Kalau gitu, kirim pesan ke mama ya kalau kalian mau ke tempat Om,"

"Baik Om," Farhan bersemangat dan mengirim pesan kepada mamanya.

Terpopuler

Comments

Rita Piliang

Rita Piliang

musiknya terlalu dominan dr pada audio pembacanya

2023-03-13

0

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

mamoir dan.nyimak.ukhti....

2021-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!