Azam mengajak Fahri dan Farhan mampir ke masjid untuk sholat maghrib berjamaah. Selepas itu kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kost Azam.
"Om, kenapa kita sholat di Masjid? Gak di tempat Om Azam saja?" tanya Fahri yang duduk di samping kemudi Azam.
"Ehm, iya, karena itu kewajiban lelaki muslim boy," jawab Azam.
"Oh gitu," ucap Fahri sambil mengangguk perlahan memahami.
"Memang kalian kalau sholat gak di masjid?" tanya Azam.
"Kalau sholat di rumah, kalau gak di sekolah sholat dhuhur, ashar, sama sholat jum'at," jawab Fahri.
"Kenapa lelaki yang wajib ke masjid? Kalau perempuan bagaimana? Apa tidak boleh ke masjid?" tanya Farhan.
"Kalau perempuan boleh ke masjid, tidak dilarang, namun ada beberapa yang harus diperhatikan," jawab Azam.
"Apa itu Om?" tanya Farhan. Kedua bocil ini belum genap delapan tahun, rasa penasaran akan sesuatu pasti sangat besar, dan Azam harus sabar menjelaskan kepada mereka agar bisa mengerti dengan baik.
"Yang pertama tidak memakai wewangian yang bisa tercium oleh laki-laki, tidak berdandan berlebihan, datang setelah para lelaki sudah masuk masjid dan segera pulang terlebih dahulu sebelum laki-laki pulang, dan yang paling penting, wanita itu jauh lebih baik sholat di dalam rumahnya," ucap Ammar.
Tidak terasa mereka sudah sampai di tempat Azam. Azam menyewa kamar kost khusus untuk pegawai atau rumah tangga kecil. Tempat kost itu sangat luas, ada sekitar sepuluh kamar berjejer lima kamar di samping kiri dan kanan tempat parkir.
Azam membuka pintu kamar kost miliknya, ruangan itu berukuran cukup lebar, berukuran empat kali enam meter, dengan kamar mandi di sudut kanan ruangan, sebelahnya adalah dapur kecil lengkap dengan mini kitchen set dan wastafel untuk cuci piring, ada kulkas satu pintu, di sebelahnya ada penanak nasi ukuran kecil dan microwave untuk menghangatkan makanannya. Di seberangnya ada spring bed queen size yang tertata rapi dengan sprei dan bedcover warna abu tua menggambarkan sisi maskulinnya. Di samping bed itu ada nakas dengan lampu tidur minimalis dan beberapa buku dan Al Qur'an di atasnya.
Di sisi yang lain ada treadmill untuk berolahraga, dan di dinding sampingnya terpasang smart tv dan di bawahnya ada rak kecil berisi game console xbox one kesukaannya. Kamar itu terlihat sangat bersih dan rapi karena memang Azam sangat suka kebersihan.
Farhan dan Fahri langsung berlari menuju rak di bawah tv itu ingin segera bermain gim.
"Om, kita pengen main gim ini," ucap Farhan sambil menunjuknya.
"Hmm, Om gak yakin sama Mama dibolehin," ucap Azam.
"Mama kan gak ada, bolehlah Om, sekali aja," pinta Fahri.
"Ehmm gini aja, kalian hafalannya sampai surat apa?" tanya Azam.
"Baru selesai juz 30 Om, surat An Naba'," jawab Farhan, Fahri juga mengangguk mengiyakan.
"Kalau gitu kita main sambung ayat dulu ya terus kita main gim deh," ucap Azam.
"Oke, setuju!!" seru kedua anak itu. Azam pun memulai permainan sambung ayat. Azam membacakan potongan ayat, Farhan dan Fahri melanjutkannya bergantian, begitu terus sampai tak terasa azan Isya berkumandang. Kemudian Azam mengajak mereka sholat isya di masjid yang berjarak sekitar tiga rumah dari tempat kost nya.
Azam terkenal alim dan sopan dengan warga sekitar kost nya, dia ramah dan selalu menyapa warga ketika berjalan pulang dan pergi sholat ke masjid. Meski baru beberapa bulan dia kost di sana namun sudah sangat akrab dengan warga.
Sebenarnya dia juga punya rumah dengan mantan istrinya, namun dia jual karena sang mantan minta bagian harta gono gini, dia menurut saja daripada ribut, meskipun rumah itu dia beli sendiri dengan kerja kerasnya.
Selepas sholat Isya, Azam kembali ke tempat kost nya, dengan Farhan dan Fahri yang menggandeng tangannya di kanan dan kirinya.
Fahri dan Farhan langsung naik tempat tidur begitu memasuki kamar Azam.
"Lho kok langsung tidur, ngantuk ya," ucap Azam sambil menghangatkan tiga mug berisi susu uht low fat dalam microwave. Setelah selesai dia membawa ketiga mug itu ke dekat si kembar dan memberikan masing-masing satu mug.
"Apa ini Om?" tanya Farhan sambil menengok isi mug itu, Fahri juga ikut-ikutan menengok ke dalam mug dan mencium baunya.
"Hmm susu ya Om?" tanya Fahri.
"Iya, ayo diminum, jangan lupa baca Bismillah ya," ucap Azam.
"Bismillah," mereka pun minum susu bersama. Fahri dan Farhan menyerahkan mug kosong mereka kepada Azam dan langsung berbaring lagi. Azam menaruh mug-mug itu dalam wastafel, dan kembali menghampiri si kembar.
"Lho kok berbaring lagi, gosok gigi dulu dong," ucap Azam menarik mereka ke kamar mandi.
"Tapi kita gak bawa sikat gigi Om," ucap Farhan.
"Tenang aja, nih Om ada persediaan banyak," ucap Azam, sambil mengambil dua sikat gigi baru dari dalam lemari kecil yang menempel di dinding kamar mandinya. Kedua bocah itu meraihnya, dan segera melakukan ritual gosok gigi mereka bersama Azam.
"Om, bisa gendong kami ke tempat tidur?" tanya Fahri selsai menggosok gigi.
Azam terhenyak dengan pertanyaan Fahri, dia semakin sadar, kedua bocah ini sangat merindukan sosok ayah, apalagi mereka laki-laki, perlu ada role model untuk mereka.
"Hmm, okelah, mau gendong dua-duanya?" tanya Azam kembali.
"Iya.. iya...!!" seru kedua bocil itu kesenangan.
Mereka pun digendong Azam di kiri dan di kanan, lalu berjalan menuju tempat tidurnya. Dan menurunkan mereka di sana.
"Om Azam kok kuat banget, bisa gendong kita berdua," ucap Farhan.
"Om suka olah raga, jadi kuat gendong kalian, makanya kalau kalian ingin jadi kuat seperti Om, harus makan yang banyak dan berolahraga," ucap Azam.
"Mama kenapa lama banget sih, gak telpon- telpon," gerutu Fahri.
"Mungkin tamu pentingnya belum pulang, kalian tidur dulu saja, nanti kalau Mama kalian telpon biar Om yang jawab, ya," ucap Azam.
"Baik Om," sahut mereka berdua. Si kembar pub berbaring di sisi kanan dan kiri Azam. Azam setengah duduk di tengah mereka, dia membuka gawainya, rupanya ada pesan dari kakaknya.
📨 Bismillah, Dik besok datanglah ke sini untuk memeriksa laporan keuangan kebun apel, sekalian ayah dan ibu kangen sama kamu.
📨 Bismillah, iya Mas Amir, in syaa Allah aku ke sana.
Ammar meletakkan hp itu ke atas nakas dan hendak merebahkan tubuhnya dengan benar, namun suara dering hp si kembar membuatnya terbangun lagi, rupanya Silvira menelpon.
📲 "Halo Assalamualaikum sayang...," Ucap Silvira di seberang.
📲 "Waalaikumusalam," jawab Azam.
Silvira terdiam sejenak, dia sangat kaget dan malu karena Azam yang mengangkat telponnya, mana bilang sayang lagi, hadeh..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
good ukhti syukaa krn ceritanya sarat dgn syiar agama....ada adab dlm pergaulan dan fiqih ibadah.....👍👍💪💪💟💟💟🙏
2021-11-26
1