Pangeran Tanpa Bakat
Namaku Arsyil Whale, aku adalah Anak Pertama Raja Kerajaan Whale, bisa di bilang Aku adalah Putra Mahkota yang akan menjadi raja selanjutnya, harusnya begitu, tapi sayangnya hal seperti itu tidak akan mungkin terwujud, pasalnya Aku tidak memiliki bakat Beladiri maupun sihir Yang menjadi Aset Penting yang harusnya di miliki oleh Seorang Pangeran mahkota.
Sebagai seorang bangsawan, harusnya hal seperti itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, Mengingat garis Keturunanku adalah orang orang yang paling berbakat dan di segani di kerajaan Whale, bahkan Ayahandaku termasuk dalam Sepuluh kesatria paling kuat yang ada di dunia jika dilihat dari garis keturunanku, seharusnya aku memiliki bakat dan potensi yang bisa mengimbangi bahkan melebihi Ayahanda ku.
Sayangnya takdir tidak sebaik itu, Walaupun aku memiliki garis keturunan yang hebat, tapi aku tidak mewarisi bakat dan kehebatan mereka, hal itu membuat Statusku sebagai Putra mahkota di pertanyakan, bahkan aku sering mendapatkan cibiran pedas dari masyarakat Kerajaan Whale.
Aku yang harusnya mewarisi bakat Hebat Karna memiliki garis keturunan seorang bangsawan kerajaan malah menjadi seorang pecundang yang bahkan tidak bisa mengalahkan Adikku sendiri yang usianya satu tahun lebih muda dariku.
Adikku bernama Rasya Whale, salah satu keluarga kerajaan yang memiliki bakat yang luar biasa baik dari Bidang Sihir, maupun Beladiri.
Berbeda denganku, dia mempunyai bakat yang sangat hebat di usianya yang masih muda, bahkan dia berada di peringkat teratas sekolah sihir kerajaan Whale.
Hari ini adalah hari dimana Ujian penilaian peringkat tahunan di adakan.
dimana seluruh siswa akan bertarung satu lawan satu untuk menunjukkan kekuatannya masing masing.
Tahun sebelumnya aku dikalahkan dengan sangat mudah oleh Adikku sendiri, dan itu membuatku ditempatkan di kelas "F".
Kelas itu adalah Kelas yang tingkatannya paling rendah dalam sekolah sihir kerajaan, Kelas itu biasanya hanya di tempati oleh Rakyat biasa Dan berkat itu aku di juluki si Kakak yang payah, bahkan orang orang memandang rendah terhadapku karena hal tersebut.
Sekolah sihir kerajaan Sendiri mempunyai beberapa tingkatan, yaitu tingkatan paling Bawah adalah Kelas "F", kemudian di atasnya ada kelas "E", kemudian kelas "D", lalu kelas "C", Kelas "B", Kelas "A" dan yang tingkatannya paling tinggi adalah kelas "S"
Sebenarnya saat ini aku sangat tidak ingin mengikuti ujian itu, mengingat kekalahanku tahun lalu sangat memalukan hingga membuat orang orang memandangku serendah rendahnya, aku sangat tidak ingin kejadian itu terulang, tapi sayangnya ujian itu adalah sebuah kewajiban bagi para siswa yang bersekolah disana.
Kekalahan yang ku alami sebelumnya bagaikan cambukan yang sangat keras Bagiku dan membuatku ingin bolos sekolah saat itu juga, Namun saat itu Ibundaku datang ke kamarku untuk membujukku sembari membawakan sarapan.
Bagiku Ibundaku adalah ibu terbaik di dunia bahkan aku merasa bahwa dia adalah titisan dewi yang turun ke bumi, walaupun memiliki Anak payah sepertiku dia tidak pernah mengeluh sedikitpun, Bahkan dia selalu berkata bahwa aku adalah anak kebanggaannya.
Satu satunya alasan aku bisa terus menjalani aktivitas ku dengan semangat adalah kebaikan Ibundaku.
Sambil mengelus kepalaku beliau berkata.
“Apapun yang dikatakan orang, Ibunda akan selalu mendukungmu AL, apapun hasil Ujiannya AL akan selalu jadi anak kebanggaan Ibunda”
AL sendiri adalah Nama panggilan yang Ibundaku berikan untukku, Beliau mengambil huruf pertama dan huruf terakhir dari namaku.
Bermodalkan kata-kata itu aku menjadi semangat kembali, dan Serasa ingin memenangkan pertandingan dalam ujian tersebut.
Setelah menghabiskan sarapanku, aku mencium tangan Ibundaku kemudian berangkat Ke Sekolah Sihir.
“Terimakasih Ibunda, aku pergi dulu.” ucapku sebelum berangkat.
Setelah sampai di sekolah, aku disambut dengan kata-kata yang terdengar sangat tidak sedap.
“Hei Lihat, si kakak payah datang tuh.”
“Punya nyali juga si pangeran payah haha.”
“Paling juga kalah di babak pertama haha.”
“Tahun lalu, dia bahkan tidak dapat mendaratkan satu serangan saja pada adiknya haha. Tapi aku penasaran, apa kali ini ada perkembangan, atau dia tetap menjadi pecundang.”
Saat itu ucapan mereka terdengar sangat menyakitkan, Namun Yang kulakukan hanyalah berjalan melewati hantaman Cibiran yang sangat menusuk hati itu, tentu saja aku merasakan sakit hati yang amat dalam, namun aku berusaha untuk mengabaikan perkataan mereka.
Dan akhirnya pembukaan Ujian Peringkat pun di mulai.
Aku cukup terkejut saat melihat Ayahanda dan Ibundaku Duduk di bangku penonton dan ikut menyaksikan pertandingan secara langsung.
Sebenarnya kehadiran mereka membuatku kurang percaya diri, tpi aku harus menunjukkan hasil kerja keras yang selama ini Ku jalani.
kalau bukan sekarang kapan lagi aku bisa memperlihatkan kerja kerasku pada mereka.
Walaupun tidak mempunyai Bakat, tapi aku sudah berlatih dengan sangat keras agar tidak mempermalukan Ayahanda dan Ibundaku, dan sekaranglah saatnya, akan ku tunjukan hasil kerja kerasku selama ini.
Pertandingan pertama pun dimulai.
Pertandingan pertama sangat meriah karna yang bertarung adalah si peringkat Pertama yaitu Adikku Rasya, melawan peringkat ke dua sekolah sihir.
Pertandingan itu di ikuti dengan pengumuman bahwa pertandingan itu hanyalah sebuah pertunjukan pembuka, mereka berdua sudah berada di kelas "S" dan kemampuan mereka tidak perlu di pertanyakan lagi.
"Pertandingan ini hanyalah pertunjukan pembuka, Mereka berdua adalah siswa terbaik di sekolah ini, dan kemampuannya sudah tidak perlu di pertanyakan lagi." Ucap Moderator
"Yang akan mengikuti pertandingan peringkat tahunan sekolah sihir hanyalah Kelas A sampai kelas F saja, dan tidak untuk kelas S, karna mereka sudah berada di peringkat paling atas." Moderator melanjutkan pengumumannya
Aku cukup lega karna tidak harus melawan orang orang dari kelas S yang di kenal sebagai kumpulan orang orang dengan bakat luar biasa, Namun itu juga memberiku beban karna aku hanya melawan orang yang bakatnya biasa biasa saja, jika aku tidak memenangkan pertandingan ini, itu sama saja dengan mempermalukan Nama Ayahanda dan Ibuku sebagai penguasa negri ini.
Pertandingan pembuka pun dimulai antara Adikku Rasya si peringkat satu dan si peringkat kedua yaitu Leon anak dari kepala Prajurit Kerajaan Whale sekaligus orang kepercayaan ayahku.
Rasya membuka pertarungan dengan sihir api yang sangat hebat, namun Leon Berhasil menghindarinya dan memberikan serangan balik yang tak kalah hebat.
Sungguh pertarungan yang sangat dahsyat, jika saja tidak ada sihir penghalang yang mengurung arena pertandingan, mungkin kursi penonton sudah hancur akibat dari pertarungan mereka.
"Inikah kekuatan sebenarnya dari orang orang yang berbakat?” ucapku dalam hati.
Sungguh luar biasa, jika dibandingkan dengan mereka aku memang hanya seorang pecundang yang bahkan tidak bisa menyentuh mereka sedikitpun.
Setelah beberapa lama bertarung, Pertarungan yang sangat sengit itu pun di menangkan oleh Rasya.
Kursi penonton Penuh dengan sorak Riuh menyambut kemenangan Rasya.
“Putra mahkota memang hebat.”
“keluarga kerajaan memang harus seperti itu.”
"Itu baru yang namanya putra Mahkota."
Mendengar Sorakan pujian yang terlontar dari kursi penonton membuatku sempat berfikir bahwa Tuhan benar benar Tidak Adil karena membuatku terlahir tanpa bisa mengimbangi saudaraku sendiri, padahal aku sudah latihan mati matian bahkan setahuku latihanku lebih berat dari semua saudaraku.
“Ah, tuhan Memang tidak adil, padahal ayah kami sama.“ Ucapku dalam Hati
Walaupun aku dan Rasya Bersaudara, namun kami memiliki Ibu yang berbeda, Ibundaku adalah Istri pertama Raja Walter Whale dan Ibunda Rasya adalah Istri Kedua Beliau.
Setelah pertarungan itu Selesai, kepala sekolah mengumumkan Nama Nama peserta yang akan mengikuti Ujian peringkat, tentu saja salah satunya adalah namaku.
Jumlah peserta yang di sebutkan hanya berjumlah Tiga puluh orang saja, Mengingat hanya orang orang Tertentu yang bisa memasuki sekolah itu, dan itu membuat siswanya sangat sedikit jika di bandingkan dengan sekolah sihir lain.
Dan pertandingan pun di mulai.
Setelah melihat pertandingan pembuka antara Rasya dan Leon, pertandingan yang berlangsung setelahnya menjadi terlihat biasa biasa saja, dikarenakan Ilmu Beladiri dan sihir yang di tampilkan oleh Murid lain tidak sehebat mereka berdua.
setelah beberapa pertandingan berakhir, akhirnya giliranku pun tiba.
Walaupun tidak berbakat dalam seni Beladiri dan Sihir, Namun aku sudah berlatih sangat keras, bahkan melebihi porsi latihan orang orang pada umumnya, dan tentu saja itu tidak sia sia.
Walaupun harus melewati pertarungan sengit buatku, akhirnya aku memenangkan pertandingan dan melangkah ke babak selanjutnya.
Berbeda dengan adikku yang mendapat sorakan yang sangat meriah, yang terdengar setelah kemenanganku hanyalah kata kata pahit tentang betapa payahnya Aku ini, tetapi tidak satupun dari mereka menghinaku karna takut pada Ayahandaku yang hadir di tempat itu.
Setelah melewati beberapa pertarungan yang cukup berat buatku, akhirnya aku berhasil mencapai babak final.
di babak final aku melawan salah satu murid dari kelas "A" yaitu Sepupuku sendiri Rhiel.
Rhiel adalah salah satu Murid terbaik di kelas "A", dan itu membuatku sedikit ragu untuk melawannya.
Namun aku tetap maju Dengan harapan bahwa aku mungkin bisa memenangkan pertarungan itu.
Ternyata Jauh dari bayanganku, tepat setelah dimulainya pertarungan, aku kalah hanya dengan Satu serangan saja, sangking cepatnya, Bahkan aku tidak sempat menarik pedangku.
Aku Terbaring di Arena pertarungan setelah kalah dengan satu serangan saja, dan yang terlihat hanyalah tatapan sinis para penonton, yang seakan menyuruhku untuk mati saja.
Setelah berdiri kembali, Aku pun berjalan keluar dari arena pertarungan sembari menundukkan kepala dengan tatapan penuh keputusasaan.
diluar arena Ibundaku datang untuk menjemput ku.
“Angkat kepalamu AL.” Ucap Ibundaku dengan senyum Lembutnya.
Aku yang sudah tidak Dapat lagi membendung kekecewaan pada diriku sendiri sontak berlari mendekati Ibundaku lalu menangis di pelukannya.
“Maaf Aku Ibunda.” ucapku yang menangis Di pelukan Ibundaku.
Ibundaku berkata dengan lembut.
“AL sudah berjuang dengan baik kok, dan Ibunda yang paling tau perjuangan AL, jadi jangan khawatir, AL akan selalu jadi anak kesayangan dan kebanggaan Ibunda.”
Mendengar perkataan Ibundaku membuat perasaanku menjadi lebih baik, aku pun menghapus air mataku.
“Karna sudah berjuang dengan keras, malam ini Ibunda akan memasak makanan kesukaan AL.” Ucap Ibundaku dengan senyuman hangat.
Mendengar hal itu tentu saja membuatku sangat senang, bahkan aku bisa melupakan kejadian sebelumnya berkat kebaikan hati Ibundaku
“Benarkah?.” Ucapku yang mulai tenang.
Setelah merasa Lebih baik, Aku pun kembali ke Istana Bersama Kereta yang mengantar Ibundaku.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Andi Alvin
xvvvnnn.
2023-10-10
1
REY ASMODEUS
thor,, montok ya idenya ?
2022-11-23
0
DNK • SLOTH SINN
next
2022-10-20
0