Sementara itu Di sebuah hutan, tepatnya di dasar jurang tempat Ku terjatuh. Seorang Kakek sedang mencari tanaman obat yang hanya bisa di dapatkan di sana Kakek itu adalah Kakek Roy, Orang Yang telah Membawaku dan merawat Lukaku.
Ketika sedang mencari obat, Tiba tiba Kakek Roy dikejutkan oleh seseorang yang terkapar di dasar jurang, karena penasaran, Kakek Roy pun mendekatinya.
Setelah Melihat kesana kemari, dan melihat lukaku, Kakek Roy pun memastikan bahwa aku terjatuh dari jurang itu, hal seperti itu memang seharusnya tidak membingungkan, tapi kali ini kakek Roy berhasil dibuat bingung, yang membuatnya bingung bukanlah fakta bahwa aku terjatuh ke dasar jurang itu tapi bagaimana mungkin seseorang bisa selamat setelah terjatuh dari jurang yang sangat dalam itu.
Jurang Tersebut sangatlah dalam, bahkan sangking dalamnya, orang yang melihat dari atas tidak akan bisa melihat dasarnya, begitupun sebaliknya.
“Sungguh tidak bisa di percaya.” gumamnya sambil memeriksa denyut nadiku yabg ternyata masih ada.
Setelah memberikan pertolongan pertama, Kakek Roy pun menggendong Ku dan membawa ku pulang menuju kediamannya dan berniat untuk merawat ku.
Setelah sampai, dia meminta tolong pada cucunya Ellaine untuk memberikan pengobatan penuh pada ku.
“ Ellie, cepat siapkan seluruh alat yang di butuhkan untuk mengobati bocah ini.” Ucap Kakek Roy pada Ellie.
Walaupun sedikit terkejut ketika melihatku yang bersimbah darah, namun Ellie tidak banyak tanya dan langsung membawakan peralatan medis yang diminta oleh Kakek Roy.
“Ba-baik Kek.” Ucap Ellie yang terkejut melihat Kakek Roy menggendong seorang anak yang bersimbah darah.
Setelah Ellie pergi untuk menyiapkan peralatan medis, kakek Roy mengganti pakaianku yang sudah hancur karena terkoyak ranting pohon dan bebatuan dinding jurang kemudian mengobati beberapa luka kecil terlebih dahulu.
Setelah Ellie datang dan membawa peralatan Medis, mereka berdua pun mulai mengobati semua luka yang ada pada tubuhku
“Sebenarnya apa yang terjadi padanya kek?” Tanya Ellie pada kakek Roy sambil membalut kaki Ku Yang patah.
“Entahlah, kakek menemukannya di dasar jurang." Sahut Kakek Roy singkat.
Kakek Roy mengatakan Pada Ellie bahwa Sepertinya Aku telah terjatuh dari dari atas jurang, walaupun hal tersebut sungguh aneh. Kakek Roy Bahkan masih tidak percaya bahwa Aku terjatuh dari jurang itu dan masih Hidup, jika di bandingkan dengan kedalaman jurang itu, harusnya tubuhku sudah hancur saat menyentuh Dasar Jurang, Kakek Roy mulai berpikir bahwa hal itu Sungguh sebuah keajaiban, bukan hanya itu, bahkan setelah terjatuh dari jurang itu aku hanya mengalami beberapa patah tulang saja.
Beberapa hari Setelah kejadian itu, aku pun terbangun, Aku terbangun setelah setelah tidak sadarkan diri selama sepekan.
Setelah dua bulan berlalu setelah kejadian itu, semua luka ku pun sudah sembuh total, bahkan tidak berbekas sedikitpun, aku benar benar sembuh seperti sedia kala, hal itu cukup membuat Ellie dan Kakek Roy heran dengan pemulihan ku yang jujur bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa aku bisa pulih total dari luka seperti itu.
“Aku heran dengan pemulihan mu itu, biasanya ketika seseorang terluka seperti itu, membutuhkan waktu paling sedikit setengah tahun untuk sembuh.” Tanya Ellie sambil melepaskan semua perban yang terpasang padaku ku.
Sebenarnya aku juga Heran dengan pemulihan ku sendiri, aku benar benar tidak menduga bahwa aku bisa sembuh secepat itu.
“Entahlah.” Ucapku pada Ellie.
Karena perkataan ellie barusan, aku tiba-tiba teringat ketika aku menjalin kontrak dengan Roh angin, saat itu aku mulai berpikir bahwa mungkin saja, hal itulah yang menyebabkan lukaku cepat sembuh, bahkan aku merasa bahwa bisa dipastikan hal itulah yang menyebabkan lukaku cepat sembuh.
Setelah Seluruh lukaku sudah sembuh total, aku pun mulai berlatih dengan serius agar kemampuanku meningkat, Kakek Roy sudah mengajariku sihir penguatan fisik sihir yang bernama Enhance, yah walaupun itu sihir dasar, tapi menurut kakek Roy itu adalah sihir yang sangat penting.
Ketika aku mengaktifkan sihir itu, aku merasa seluruh tubuhku menjadi hangat, detak jantungku lebih cepat dari biasanya, dan aku bisa bergerak dua kali lebih cepat dari biasanya. Menurutku ini adalah sihir yang sangat hebat.
“Apa kau sudah bisa menggunakan sihir penguatan secara bebas AL?” Tanya kakek Roy yang baru saja selesai membelah kayu.
“iya kek, tapi mungkin belum sempurna." Ucapku yang saat itu sedang latihan.
Karena aku telah bisa menggunakan sihir itu dengan bebas, Kakek Roy berencana meningkatkan latihanku.
“Hmm baiklah, kalau begitu kita lanjut ke tahap selanjutnya.” Ucap Kakek Roy lalu pergi meninggalkanku.
Saat itu Kakek Roy pergi menuju gudang yang berada di belakang rumah untuk mengambil sesuatu. Tak lama kemudian, kakek Roy kembali dan membawa bola besi setinggi satu meter, saat itu aku hanya bisa mengernyitkan mataku karena bingung dengan apa yang dilakukan Kakek Roy.
“Baiklah, kita mulai latihannya,” ucap kakek Roy.
Setelah mengatakan itu, Kakek Roy Kemudian melemparkan bola besi itu sekuat tenaga ke dalam hutan, anehnya Bola itu melayang bagaikan sebuah batu kecil yang dilemparkan, saat itu aku hanya bisa terdiam melihat kekuatan kakek Roy yang luar biasa itu, padahal ketika dia membawanya dari gudang dia terlihat sedikit kesulitan, ditambah lagi bola itu adalah besi murni yang beratnya 1,5 ton.
Setelah melemparnya, dia pun membersihkan debu di tangannya kemudian berkata.
“Baiklah, latihanmu kali ini adalah membawa pulang bola itu dengan cara menggelindingkannya. Ingat, kau hanya boleh menggunakan sihir penguat, jangan menggunakan bantuan alat maupun sihir selainnya.” ucap kakek Roy.
Walaupun kakek Roy bisa melemparkannya dengan mudah, namun bagiku menggerakkan bola besi itu sangatlah tidak mungkin, pasalnya aku pernah mencoba menggerakkannya ketika bola itu masih berada di gudang, namun sialnya bola besi itu tidak bergerak sama sekali
“Hah? Jangan bercanda lah kek.” Ucapku yang mencoba meyakinkan pada Kakek Roy bahwa itu tidak mungkin bisa kulakukan.
Sayangnya Kakek Roy tidak menerima alasan apapun dan menyuruhku segera melakukannya.
“Sudah, jangan mengeluh, cepat cari dan bawa bola itu kesini.” Ucap kakek Roy sambil mendorong pundakku.
Saat itu Ellie yang melihatku dari kejauhan hanya bisa tertawa kemudian mulai mengejekku.
“Semongko AL,” Ucap Ellie dari kejauhan sambil tertawa kecil.
Aku tau betul bahwa ucapan Ellie tidak bermaksud menyemangati ku tapi lebih ke sebuah ejekan, tapi tetap saja aku merasa sedikit senang setelah Ellie mengatakan itu.
Setelah menarik nafas panjang, Aku pun pergi ke hutan untuk mencari Bola besi itu.
Setelah beberapa jam mencari, aku Berhasil menemukan bola besi itu. Bola besi itu merobohkan sebuah pohon lalu tenggelam ke tanah sampai yang terlihat hanya setengahnya saja.
“Gila loh, Kok bisa gitu yah.” gumamku heran sambil menatap bola itu.
Walaupun Mustahil bagiku untuk memenuhi permintaan Kakek Roy, namun saat itu aku tidak ingin menyerah intinya sebaiknya kulakukan saja dulu.
Aku menggali tanah di sekeliling bola itu agar aku bisa mengeluarkannya dar tanah, namun Ketika aku berusaha mengangkatnya, bolanya tidak bergerak sedikitpun.
“Astaga, sekuat apa sih kakek Roy, Ini aku udah pake sihir penguat loh, jangankan terangkat, gerak aja enggak.” Gumamku setelah mencoba mengangkat bola itu.
Saat itu Aku terus mencoba berbagai cara, terus meningkatkan sihir penguat yang diajarkan kakek Roy, dan setelah berusaha selama beberapa jam, Bola itu akhirnya berhasil keluar dari lubang yang di buatnya.
Karena Hari sudah menjelang sore dan energi sihirku sudah terkuras habis dan Tubuhku sudah kelelahan, aku pun memutuskan pulang dengan tangan kosong.
Saat itu aku disambut oleh Kakek Roy yang sedang duduk di teras Rumah.
“Oh, kau sudah pulang yah, jadi bagaimana dengan bolanya?” Tanya kakek Roy padaku.
Saat itu aku hanya bisa beralasan ini itu agar kakek Roy tidak memarahiku.
“Maaf kek, aku tidak bisa bawa bola itu pulang. buat gerakin aja susah, apalagi bawa pulang.” Ucapku yang sedang kelelahan.
Tapi bukannya marah padaku, Kakek Roy justru mengejekku dan menertawai ku, sepertinya kakek Roy memang sudah menduga hal itu
“Haha, kau cukup payah juga ternyata.” Ucap kakek Roy dengan nada agak mengejek.
Aku pun hanya bisa terdiam pasrah ketika Kakek Roy mengatakan Hal itu.
“Sudah ku bilang bukan, aku bukanlah si orang berbakat, seperti yang kakek katakan.” Ucapku dengan Nada sedikit lesu.
Sayangnya Kakek Roy benar benar menganggap aku sebagai orang yang punya bakat dan tidak percaya sedikitpun pada setiap ucapanku.
“Masih berkata seperti itu, Sudah sudah, cepat mandi dan ganti pakaianmu, Sudah hampir malam juga.” Ucap Kakek Roy saat itu
Setelah aku mandi dan makan malam. Aku pun langsung kek kamar dan tertidur karna kelelahan.
Keesokan harinya, aku dan kakek Roy berangkat ke dalam hutan seperti biasanya
Setiap hari kami selalu masuk ke dalam hutan untuk berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Setelah pekerjaan kami selesai, aku kembali ketempat Bola Besi itu, untuk melanjutkan latihanku sambil berharap ada peningkatan.
Walaupun cuman sedikit, aku sudah bisa menggerakkan bola itu, Walaupun belum bisa mengangkatnya.
Aku mengguling bola itu sedikit demi sedikit, dan setelah menggulingkan bola itu selama beberapa jam aku pun berhasil sampai sejauh seperempat jalan.
Tanpa kusadari aku benar benar telah berkembang. Namun, Walaupun ada perkembangan, tapi aku masih belum bisa membawa bola itu kembali ke rumah kakek Roy.
Keesokan harinya. seperti biasa, setelah melakukan aktivitas sehari hari kami, aku kembali pada latihanku, yaitu membawa bola besi kembali ke rumah.
Aku terus mengulangi hariku yang berat itu selama lima hari, dan akhirnya. Di hari ke enam, Aku pun berhasil mengguling bola besi itu sampai ke rumah.
“Hoooh, sudah sampai yah.” Sahut kakek Roy dengan nada mengejek.
Kakek Roy pun mendekatiku lalu kembali melempar bola itu sekuat tenaga kedalam hutan, saat itu Aku hanya bisa terdiam dalam hati mengatakan, siksaan apa lagi ini. Di sisi lain Ellie pun tetap memberiku semangat, tentu saja sambil tertawa dengan nada sedikit mengejek.
Namun Karna hari sudah menjelang malam, aku mengatakan untuk melanjutkan latihan ku besok saja.
Seperti biasa, setiap pagi aku dan Kakek Roy mengumpulkan bahan sehari hari yang kami butuhkan, dan di siang harinya aku menjalani latihan sekaligus penyiksaan dari kakek Roy.
Saat itu Aku berhasil menyelesaikan latihan itu satu hari lebih cepat dari sebelumnya dan yap, kakek Roy kembali melemparkan bolanya dan menyuruhku membawanya pulang.
Setiap aku mengulangi latihan itu, aku berhasil menyelesaikannya lebih cepat dari sebelumnya, dan akhirnya. Aku sudah bisa menyelesaikan latihan itu hanya dalam waktu satu hari saja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sarah
ada juga ya kata" semongko jaman dulu😁😁😁
2021-12-09
2
Libra
ayo Al kamu pasti bisa 💪💪💪
2021-12-07
1
Franssisskus Supry
semongko/semangat? ^-^
2021-11-26
3