Namaku Arsyil Whale, aku adalah Anak Pertama Raja Kerajaan Whale, bisa di bilang Aku adalah Putra Mahkota yang akan menjadi raja selanjutnya, harusnya begitu, tapi sayangnya hal seperti itu tidak akan mungkin terwujud, pasalnya Aku tidak memiliki bakat Beladiri maupun sihir Yang menjadi Aset Penting yang harusnya di miliki oleh Seorang Pangeran mahkota.
Sebagai seorang bangsawan, harusnya hal seperti itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, Mengingat garis Keturunanku adalah orang orang yang paling berbakat dan di segani di kerajaan Whale, bahkan Ayahandaku termasuk dalam Sepuluh kesatria paling kuat yang ada di dunia jika dilihat dari garis keturunanku, seharusnya aku memiliki bakat dan potensi yang bisa mengimbangi bahkan melebihi Ayahanda ku.
Sayangnya takdir tidak sebaik itu, Walaupun aku memiliki garis keturunan yang hebat, tapi aku tidak mewarisi bakat dan kehebatan mereka, hal itu membuat Statusku sebagai Putra mahkota di pertanyakan, bahkan aku sering mendapatkan cibiran pedas dari masyarakat Kerajaan Whale.
Aku yang harusnya mewarisi bakat Hebat Karna memiliki garis keturunan seorang bangsawan kerajaan malah menjadi seorang pecundang yang bahkan tidak bisa mengalahkan Adikku sendiri yang usianya satu tahun lebih muda dariku.
Adikku bernama Rasya Whale, salah satu keluarga kerajaan yang memiliki bakat yang luar biasa baik dari Bidang Sihir, maupun Beladiri.
Berbeda denganku, dia mempunyai bakat yang sangat hebat di usianya yang masih muda, bahkan dia berada di peringkat teratas sekolah sihir kerajaan Whale.
Hari ini adalah hari dimana Ujian penilaian peringkat tahunan di adakan.
dimana seluruh siswa akan bertarung satu lawan satu untuk menunjukkan kekuatannya masing masing.
Tahun sebelumnya aku dikalahkan dengan sangat mudah oleh Adikku sendiri, dan itu membuatku ditempatkan di kelas "F".
Kelas itu adalah Kelas yang tingkatannya paling rendah dalam sekolah sihir kerajaan, Kelas itu biasanya hanya di tempati oleh Rakyat biasa Dan berkat itu aku di juluki si Kakak yang payah, bahkan orang orang memandang rendah terhadapku karena hal tersebut.
Sekolah sihir kerajaan Sendiri mempunyai beberapa tingkatan, yaitu tingkatan paling Bawah adalah Kelas "F", kemudian di atasnya ada kelas "E", kemudian kelas "D", lalu kelas "C", Kelas "B", Kelas "A" dan yang tingkatannya paling tinggi adalah kelas "S"
Sebenarnya saat ini aku sangat tidak ingin mengikuti ujian itu, mengingat kekalahanku tahun lalu sangat memalukan hingga membuat orang orang memandangku serendah rendahnya, aku sangat tidak ingin kejadian itu terulang, tapi sayangnya ujian itu adalah sebuah kewajiban bagi para siswa yang bersekolah disana.
Kekalahan yang ku alami sebelumnya bagaikan cambukan yang sangat keras Bagiku dan membuatku ingin bolos sekolah saat itu juga, Namun saat itu Ibundaku datang ke kamarku untuk membujukku sembari membawakan sarapan.
Bagiku Ibundaku adalah ibu terbaik di dunia bahkan aku merasa bahwa dia adalah titisan dewi yang turun ke bumi, walaupun memiliki Anak payah sepertiku dia tidak pernah mengeluh sedikitpun, Bahkan dia selalu berkata bahwa aku adalah anak kebanggaannya.
Satu satunya alasan aku bisa terus menjalani aktivitas ku dengan semangat adalah kebaikan Ibundaku.
Sambil mengelus kepalaku beliau berkata.
“Apapun yang dikatakan orang, Ibunda akan selalu mendukungmu AL, apapun hasil Ujiannya AL akan selalu jadi anak kebanggaan Ibunda”
AL sendiri adalah Nama panggilan yang Ibundaku berikan untukku, Beliau mengambil huruf pertama dan huruf terakhir dari namaku.
Bermodalkan kata-kata itu aku menjadi semangat kembali, dan Serasa ingin memenangkan pertandingan dalam ujian tersebut.
Setelah menghabiskan sarapanku, aku mencium tangan Ibundaku kemudian berangkat Ke Sekolah Sihir.
“Terimakasih Ibunda, aku pergi dulu.” ucapku sebelum berangkat.
Setelah sampai di sekolah, aku disambut dengan kata-kata yang terdengar sangat tidak sedap.
“Hei Lihat, si kakak payah datang tuh.”
“Punya nyali juga si pangeran payah haha.”
“Paling juga kalah di babak pertama haha.”
“Tahun lalu, dia bahkan tidak dapat mendaratkan satu serangan saja pada adiknya haha. Tapi aku penasaran, apa kali ini ada perkembangan, atau dia tetap menjadi pecundang.”
Saat itu ucapan mereka terdengar sangat menyakitkan, Namun Yang kulakukan hanyalah berjalan melewati hantaman Cibiran yang sangat menusuk hati itu, tentu saja aku merasakan sakit hati yang amat dalam, namun aku berusaha untuk mengabaikan perkataan mereka.
Dan akhirnya pembukaan Ujian Peringkat pun di mulai.
Aku cukup terkejut saat melihat Ayahanda dan Ibundaku Duduk di bangku penonton dan ikut menyaksikan pertandingan secara langsung.
Sebenarnya kehadiran mereka membuatku kurang percaya diri, tpi aku harus menunjukkan hasil kerja keras yang selama ini Ku jalani.
kalau bukan sekarang kapan lagi aku bisa memperlihatkan kerja kerasku pada mereka.
Walaupun tidak mempunyai Bakat, tapi aku sudah berlatih dengan sangat keras agar tidak mempermalukan Ayahanda dan Ibundaku, dan sekaranglah saatnya, akan ku tunjukan hasil kerja kerasku selama ini.
Pertandingan pertama pun dimulai.
Pertandingan pertama sangat meriah karna yang bertarung adalah si peringkat Pertama yaitu Adikku Rasya, melawan peringkat ke dua sekolah sihir.
Pertandingan itu di ikuti dengan pengumuman bahwa pertandingan itu hanyalah sebuah pertunjukan pembuka, mereka berdua sudah berada di kelas "S" dan kemampuan mereka tidak perlu di pertanyakan lagi.
"Pertandingan ini hanyalah pertunjukan pembuka, Mereka berdua adalah siswa terbaik di sekolah ini, dan kemampuannya sudah tidak perlu di pertanyakan lagi." Ucap Moderator
"Yang akan mengikuti pertandingan peringkat tahunan sekolah sihir hanyalah Kelas A sampai kelas F saja, dan tidak untuk kelas S, karna mereka sudah berada di peringkat paling atas." Moderator melanjutkan pengumumannya
Aku cukup lega karna tidak harus melawan orang orang dari kelas S yang di kenal sebagai kumpulan orang orang dengan bakat luar biasa, Namun itu juga memberiku beban karna aku hanya melawan orang yang bakatnya biasa biasa saja, jika aku tidak memenangkan pertandingan ini, itu sama saja dengan mempermalukan Nama Ayahanda dan Ibuku sebagai penguasa negri ini.
Pertandingan pembuka pun dimulai antara Adikku Rasya si peringkat satu dan si peringkat kedua yaitu Leon anak dari kepala Prajurit Kerajaan Whale sekaligus orang kepercayaan ayahku.
Rasya membuka pertarungan dengan sihir api yang sangat hebat, namun Leon Berhasil menghindarinya dan memberikan serangan balik yang tak kalah hebat.
Sungguh pertarungan yang sangat dahsyat, jika saja tidak ada sihir penghalang yang mengurung arena pertandingan, mungkin kursi penonton sudah hancur akibat dari pertarungan mereka.
"Inikah kekuatan sebenarnya dari orang orang yang berbakat?” ucapku dalam hati.
Sungguh luar biasa, jika dibandingkan dengan mereka aku memang hanya seorang pecundang yang bahkan tidak bisa menyentuh mereka sedikitpun.
Setelah beberapa lama bertarung, Pertarungan yang sangat sengit itu pun di menangkan oleh Rasya.
Kursi penonton Penuh dengan sorak Riuh menyambut kemenangan Rasya.
“Putra mahkota memang hebat.”
“keluarga kerajaan memang harus seperti itu.”
"Itu baru yang namanya putra Mahkota."
Mendengar Sorakan pujian yang terlontar dari kursi penonton membuatku sempat berfikir bahwa Tuhan benar benar Tidak Adil karena membuatku terlahir tanpa bisa mengimbangi saudaraku sendiri, padahal aku sudah latihan mati matian bahkan setahuku latihanku lebih berat dari semua saudaraku.
“Ah, tuhan Memang tidak adil, padahal ayah kami sama.“ Ucapku dalam Hati
Walaupun aku dan Rasya Bersaudara, namun kami memiliki Ibu yang berbeda, Ibundaku adalah Istri pertama Raja Walter Whale dan Ibunda Rasya adalah Istri Kedua Beliau.
Setelah pertarungan itu Selesai, kepala sekolah mengumumkan Nama Nama peserta yang akan mengikuti Ujian peringkat, tentu saja salah satunya adalah namaku.
Jumlah peserta yang di sebutkan hanya berjumlah Tiga puluh orang saja, Mengingat hanya orang orang Tertentu yang bisa memasuki sekolah itu, dan itu membuat siswanya sangat sedikit jika di bandingkan dengan sekolah sihir lain.
Dan pertandingan pun di mulai.
Setelah melihat pertandingan pembuka antara Rasya dan Leon, pertandingan yang berlangsung setelahnya menjadi terlihat biasa biasa saja, dikarenakan Ilmu Beladiri dan sihir yang di tampilkan oleh Murid lain tidak sehebat mereka berdua.
setelah beberapa pertandingan berakhir, akhirnya giliranku pun tiba.
Walaupun tidak berbakat dalam seni Beladiri dan Sihir, Namun aku sudah berlatih sangat keras, bahkan melebihi porsi latihan orang orang pada umumnya, dan tentu saja itu tidak sia sia.
Walaupun harus melewati pertarungan sengit buatku, akhirnya aku memenangkan pertandingan dan melangkah ke babak selanjutnya.
Berbeda dengan adikku yang mendapat sorakan yang sangat meriah, yang terdengar setelah kemenanganku hanyalah kata kata pahit tentang betapa payahnya Aku ini, tetapi tidak satupun dari mereka menghinaku karna takut pada Ayahandaku yang hadir di tempat itu.
Setelah melewati beberapa pertarungan yang cukup berat buatku, akhirnya aku berhasil mencapai babak final.
di babak final aku melawan salah satu murid dari kelas "A" yaitu Sepupuku sendiri Rhiel.
Rhiel adalah salah satu Murid terbaik di kelas "A", dan itu membuatku sedikit ragu untuk melawannya.
Namun aku tetap maju Dengan harapan bahwa aku mungkin bisa memenangkan pertarungan itu.
Ternyata Jauh dari bayanganku, tepat setelah dimulainya pertarungan, aku kalah hanya dengan Satu serangan saja, sangking cepatnya, Bahkan aku tidak sempat menarik pedangku.
Aku Terbaring di Arena pertarungan setelah kalah dengan satu serangan saja, dan yang terlihat hanyalah tatapan sinis para penonton, yang seakan menyuruhku untuk mati saja.
Setelah berdiri kembali, Aku pun berjalan keluar dari arena pertarungan sembari menundukkan kepala dengan tatapan penuh keputusasaan.
diluar arena Ibundaku datang untuk menjemput ku.
“Angkat kepalamu AL.” Ucap Ibundaku dengan senyum Lembutnya.
Aku yang sudah tidak Dapat lagi membendung kekecewaan pada diriku sendiri sontak berlari mendekati Ibundaku lalu menangis di pelukannya.
“Maaf Aku Ibunda.” ucapku yang menangis Di pelukan Ibundaku.
Ibundaku berkata dengan lembut.
“AL sudah berjuang dengan baik kok, dan Ibunda yang paling tau perjuangan AL, jadi jangan khawatir, AL akan selalu jadi anak kesayangan dan kebanggaan Ibunda.”
Mendengar perkataan Ibundaku membuat perasaanku menjadi lebih baik, aku pun menghapus air mataku.
“Karna sudah berjuang dengan keras, malam ini Ibunda akan memasak makanan kesukaan AL.” Ucap Ibundaku dengan senyuman hangat.
Mendengar hal itu tentu saja membuatku sangat senang, bahkan aku bisa melupakan kejadian sebelumnya berkat kebaikan hati Ibundaku
“Benarkah?.” Ucapku yang mulai tenang.
Setelah merasa Lebih baik, Aku pun kembali ke Istana Bersama Kereta yang mengantar Ibundaku.
Bersambung...
Ketika terbangun di pagi hari, seperti biasa Aku membantu para pelayan yang bekerja di istana untuk memelihara bunga di taman Istana.
“Sini Bibi, Aku bantu siram Bunganya.” Ucapku pada pelayan yang sedang menyirami tanaman di taman itu.
“Oh Pangeran yah, selamat pagi, seperti biasa Pangeran sangat rajin yah”, Ucap Bibi pelayan yang sedang menyiram bunga.
“Karena cuman ini yang bisa dilakukan orang payah sepertiku Bi." Ucapku dengan nada lemah.
walaupun aku sangat payah dalam Hal beladiri dan sihir, namun aku cukup disukai oleh para pelayan karena aku memperlakukan mereka dengan baik.
“Tapi menurut kami para pelayan, Pangeran adalah orang yang sangat hebat loh, baik hati, jujur, dan lembut.” Ucap pelayan itu dengan senyuman
aku sedikit senang mendengar perkataan dari Bibi pelayan itu, Bagiku kata kata mereka sangat berharga dan membuatku bisa lebih hidup.
“Terima kasih Bibi.”Ucapku menjawab pujiannya.
setelah percakapan singkat kami aku mengatakan pada Bibi Pelayan itu untuk mempercayakan tanamannya padaku agar dia bisa mengurus hal lain.
“Oh iya, nanti urusan menyiram tanaman aku saja yang urus Bi, Bibi bisa urus yang lain saja.” Ucap ku lalu menyiram Bunga bunga yang ada di taman.
“Baiklah pangeran, tolong yah.” Ucap Bibi pelayan sebelum pergi.
Aku pun mulai menyiram seluruh Bunga yang ada di taman dengan sihir air yang ku miliki, Namun karena energi sihir Milikku cukup sedikit, aku hanya bisa menggunakan sihir air tingkat rendah saja, dan itu membuat ku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Setelah menyelesaikan perawatan Taman, Aku berniat untuk berkunjung ke perpustakaan kerajaan yang letaknya berada di luar istana, sebelum pergi aku akan meminta izin terlebih dahulu pada Ayahanda ku.
Karena aku dianggap orang gagal, hubungan kami berdua sedikit kurang baik, namun beliau tidak pernah Melarang Ku ketika aku meminta izin ke sana.
Aku sering belajar dan berlatih sihir di sana, Kakek yang bertugas sebagai kepala Perpustakaan di sana dulunya adalah Kepala Pertahanan Kerajaan Whale di bagian Divisi Sihir, karena itu aku sering meminta saran dan nasehat Beliau.
Dalam perjalanan menuju ke perpustakaan, aku melihat seorang gadis kecil yang di siksa oleh majikannya karna menumpahkan makanan.
Gadis kecil itu adalah seorang budak, karena Kerajaan Whale masih melegalkan perbudakan, Hal seperti itu banyak terjadi, bahkan sudah menjadi hal yang biasa di kerajaan Whale, namun Walaupun hal itu sudah sangat lumrah, namun hatiku masih belum terbiasa dengan kelakuan mereka yang menyiksa manusia
“Paman.” Ucapku memanggil Orang yang menyiksa gadis kecil di depannya.
Ketika aku memanggil orang yang menyiksa budaknya tadi, dia langsung menyahut dengan nada marah.
“Apa hah?.” Ucap orang itu dengan tatapan geram.
namun ketika dia melihatku, dia langsung tersentak kaget, dia tidak menyangka bahwa yang memanggilnya adalah anggota keluarga kerajaan.
“Oh ternyata pangeran Arsyil, Ada perlu apa Pangeran?”Ucap orang itu yang tiba tiba menjadi sopan.
Setelah melihat wajahku, Tiba tiba nada bicara dan raut muka orang itu berubah menjadi baik.
“Apa aku boleh membeli gadis kecil itu?.” Jawabku santai.
Ketika aku mengatakan hal itu, orang itu langsung menjawab bahwa dia membolehkan ku untuk membeli budaknya, sayangnya dia memanfaatkan kesempatan itu untuk membuatnya mendapatkan untung lebih, namun aku tidak keberatan dengan itu, lagipula kerajaan memberiku banyak uang setiap bulannya.
“Tentu saja boleh Pangeran, tapi harganya cukup mahal loh Pangeran.” Ucap orang itu sambil tersenyum licik.
Saat itu aku sudah tahu bahwa dia memanfaatkan kesempatan itu untuk memeras ku, namun aku tidak terlalu mempedulikannya.
“Yah terserah paman saja, Sekalian saja aku ingin membeli serigala putih yang ada di sana.” lanjut sembari menunjuk kearah serigala putih yang berada dalam kandang.
Sambil menyodorkan sekantong kecil Emas, Aku langsung memotong ucapannya karena Aku sudah tau dia akan berkata seperti itu.
“Oh, serigala itu sudah di pesan oleh Seseorang, aku tidak bisa memberikannya pada-.”
Ketika aku menyodorkan kantong emas yang lain, Orang itu tidak melanjutkan ucapannya dan langsung beralih memperbolehkan ku mengambil serigala itu.
“Oh silahkan diambil pangeran, urusan Orang itu nanti akan ku selesaikan.” Ucapnya setelah aku memberinya sekantong emas yang lain.
Setelah mengambil Uang itu, dia pun Beranjak pergi meninggalkan ku
Aku menyapa gadis kecil yang baru saja ku beli dari majikannya yang baru saja pergi.
“Hey, apa kau baik baik saja?” Tanyaku dengan nada lembut.
Walaupun anak itu sangat ketakutan, dia masih menjawab pertanyaanku dengan baik.
“Aku baik baik saja.” Ucapnya dengan suara sedikit gemetar.
“Kalau begitu ikutlah denganku.” Ucapku lalu mengajaknya menuju perpustakaan kerajaan.
Dia segera berdiri dan Mengikuti Ku yang berjalan sambil membantuku menarik kurungan berisi serigala berwarna putih yang ku beli bersama gadis kecil itu.
Setelah sampai ke perpustakaan, aku melihat Seseorang sedang duduk di teras perpustakaan, Seorang Pria yang sudah agak tua dengan rambut dan jenggot yang sudah berwarna putih.
Aku pun Menyapa Orang itu, Dia adalah Kakek Rob, orang yang menjaga perpustakaan, sekaligus mantan Kepala Pasukan keamanan Divisi Sihir Kerajaan Whale.
“Kakek.” Ucapku memanggilnya dari kejauhan sebelum mendekatinya.
“Oh Pangeran, lama tidak bertemu.” Sahut Kakek Rob sambil tersenyum
Setelah Meminta gadis kecil itu menjaga serigala yang berada dalam kurungan, Aku pun bergegas mendekati Kakek Rob.
“Kek Aku punya permintaan” Ucapku dengan Mimik serius
Kakek Rob tersenyum padaku seraya berkata
“Permintaan apa itu Pangeran?.”
Setelah menceritakan Tentangku yang membeli Seorang Budak dan Seekor Serigala ketika perjalanan Menuju Perpustakaan, aku pun berkata kepada Kakek Rob.
“Apa Kakek bisa menggunakan Sihir Teleportasi untuk mengirim serigala itu ke hutan?.”
Kakek Rob hanya tersenyum dan berkata padaku
“Baiklah Pangeran, kakek akan membantumu.”
“Dan apa kakek membutuhkan seseorang untuk membantu mengurus perpustakaan?.” Aku melanjutkan pertanyaan ku.
“Hmm, kalau di Pikir pikir kakek sudah sangat tua, mungkin kakek memang membutuhkan orang yang bisa membantu pekerjaan Kakek.” Sahut kakek Rob sambil memegangi Jenggotnya.
Mendengar perkataan kakek Rob, Tanpa pikir panjang aku langsung berkata padanya untuk mempekerjakan gadis kecil yang baru saja ku beli dari pedagang budak.
“Kalau begitu apa kakek mau mempekerjakan Gadis Kecil itu?” Ucapku sambil menunjuk Gadis Kecil yang Bersama seekor serigala.
Saat itu Kakek Rob Langsung menerima tawaranku tanpa pikir panjang.
“Jika pangeran merekomendasikan gadis itu, maka aku akan menerimanya.” Ucap Kakek Rob sambil Tersenyum.
Mendengar ucapan Kakek Rob Tentu saja membuatku sangat senang.
"Howa, Terimakasih Kek." Ucapku yang kegirangan.
Kami pun mendekati Gadis Kecil itu, Setelah sampai ke sana, Kakek Rob langsung memindahkan serigala putih yang berada dalam kurungan menuju hutan dengan sihir Teleportasi Miliknya.
“Lalu kurungan ini akan Pangeran apakan?” Tanya Kakek Rob setelah memindahkan serigalanya.
“Eh, Hmm, Entahlah Kek, apa Kakek punya saran?.” Ucapku agak bingung.
“Kalau boleh Kakek ingin merubahnya menjadi sebuah kereta pengangkut Pangeran, agar bisa digunakan untuk mengangkut buku.” Sahut Kakek Rob.
“Silahkan kek, gunakan sesuka kakek.” Ucapku tanpa berfikir panjang.
Kemudian aku memanggil gadis kecil yang berada di dekat kurungan itu dengan nada lembut.
“Hei kemarilah.” Ucapku memanggilnya.
Dia pun segera mendekatiku ketika aku memanggilnya
“Apa kau punya Nama?.” Tanyaku dengan Lembut.
“T-tidak, aku tidak punya nama,” Ucap gadis kecil itu dengan suara gemetar.
Aku pun duduk dan berniat melepaskan kalung budak yang ada di lehernya dengan kunci yang diberikan oleh majikan sebelumnya.
Ketika aku melepaskan kalung budak yang menjeratnya, dia bertanya padaku.
“Apakah aku akan di buang?” Tanya gadis kecil itu dengan nada cemas
Aku tidak menjawab pertanyaan tesebut, tapi aku memberinya pilihan.
“Sekarang kau bukan budak lagi, kau bisa hidup bebas sesukamu sekarang, tapi aku punya penawaran untukmu.” Ucapku setelah kalungnya terlepas.
“Apa itu.” tanya gadis itu penasaran.
Aku pun memintanya untuk bekerja di perpustakaan yang dikelola Kakek Rob.
“Maukah kau membantu kakek mengurus perpustakaan ini untukku?” Ucapku pada Gadis kecil itu.
Tanpa pikir panjang, gadis kecil itu langsung mengiyakannya.
“Baiklah tuan, aku akan melakukannya." Ucap gadis kecil itu
Karena Gadis kecil itu tidak mempunyai Nama, aku pun berniat memberinya nama agar bisa memanggilnya dengan baik
“Oh iya, apa aku boleh memberimu Sebuah Nama?." Lanjut Ku Bertanya.
Tidak kusangka ekspresinya menjadi sangat senang ketika aku mengatakan itu, entahlah, mungkin hal itu memiliki makna tersendiri.
“Benarkah, maksudku aku sangat senang jika kau mau memberiku Nama.” Ucap Gadis kecil itu dengan wajah senang.
Setelah mendengar jawabannya, aku pun mulai memikirkan nama yang cocok dengannya.
“Hmm baiklah, sekarang namamu adalah Rose.” Ucapku memberinya sebuah Nama.
Setelah memberinya nama, dia terlihat sangat senang sehingga memuji nama yang kuberikan, hal itu membuatku sangat senang.
“Howaa, nama yang sangat indah,” Ucap Rose dengan nada sangat senang.
Setelah memberinya nama dan memberinya pekerjaan, aku pun berdiri dan berniat menitipkan Rose pada Kakek Rob.
“Baiklah kakek, tolong jaga Rose yah.” Ucapku pada kakek Rob
Kakek Rob dengan Senang hati memenuhi keinginanku
“Dengan senang hati pangeran” Ucap kakek Rob.
Setelah percakapan itu selesai, tiba tiba pengawal yang biasanya di tugaskan untuk mengawal ku datang mendekat, dia membawa pesan dari ayahku yang menyuruhku untuk pulang dan menghadap padanya.
Karena aku harus segera memenuhi panggilan itu, Aku pun berpamitan pada Kakek Rob dan Rose untuk kembali ke istana.
Setelah berpamitan dengan Mereka, aku bergegas pulang dan menemui Ayahanda ku, aku cukup terkejut ketika melihat Ketiga Adik ku juga di panggil untuk menghadap pada Ayahanda ku.
Aku memiliki Tiga orang Adik Yaitu Rasya, Rian dan Liliana, Namun kami berempat memiliki masing masing ibu yang berbeda.
“Ada apa Ayahanda memanggil kami?” Tanya Rasya pada ayahanda kami.
Ayahandaku langsung mengatakan pada kami bahwa tujuannya memanggil kami adalah karena dia ingin kami bertiga pergi menuju kediaman Kakek kami untuk mengunjunginya.
“Aku ingin kalian mengunjungi Kakek dan Nenek kalian yang tinggal di Kastil Angin,” ucap Ayahanda pada kami
Kastil angin adalah sebuah bangunan yang dulunya di jadikan benteng pertahanan ketika perang dunia terjadi, kastil itu berada di ujung Timur Kerajaan Whale, beberapa tahun setelah perang selesai, kastil itu di Poles dan sekarang menjadi sebuah bangunan mewah tempat Kakek dan Nenek kami tinggal.
“Baiklah Ayahanda.” ucap kami serentak.
Setelah pertemuan itu, kami pun pergi menuju kamar masing masing untuk mempersiapkan keberangkatan kami, Ibunda ku membantu untuk mengemas pakaian dan membuatkan bekal untuk perjalanan ku.
Setelah berpamitan, kami pun berangkat dengan kereta kuda yang telah di siapkan masing masing untuk kami.
Sebelum berangkat Rian mendekati ku namun bukan untuk menyapaku melainkan untuk mengejek ku, diantara semua saudaraku, Rian lah yang paling membenciku, bahkan dia merasa jijik mempunyai kakak Sepertiku.
“Karna kau yang paling payah gunakan kereta yang paling belakang.” ucap Rian padaku dengan nada mengejek.
Aku tidak menghiraukan perkataan Rian sama sekali, menurutku percuma saja membalas ejekannya karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan kami.
Seperti biasa sebelum aku berangkat Aku pamit dan mencium tangan Ibunda ku.
“Ibunda, Aku berangkat.” Ucapku untuk berpamitan pada Ibundaku.
“Hati hati di jalan AL.” Ucap Ibundaku dengan nada lembut.
Kami pun berangkat menuju Kastil Angin setelah berpamitan dengan Ayahanda dan Ibunda kami.
Awalnya kereta kami berangkat dengan jarak yang cukup berdekatan, Namun setelah berada di tengah hutan ketiga kereta Adikku sudah tidak terlihat lagi.
Aku berfikir mungkin jalan yang di lalui cukup sulit dan membuat kereta kami harus menjaga jarak dan berangkat secara terpisah.
Namun, tak lama kemudian Aku mendengar sebuah keributan dan kereta yang membawaku tiba tiba berhenti.
Karena penasaran, Aku melihat keluar kereta.
Betapa terkejutnya Aku ketika Melihat seluruh pengawalku sudah tewas di bunuh, yang terlihat hanya mayat mereka yang penuh dengan darah.
“Ap-apa ini? apa yang terjadi?” Ucapku yang mulai ketakutan.
Saat itu aku benar benar kebingungan, pasalnya semua pengawalku tiba tiba tewas bersimbah darah, saat itu ketakutan dan kebingungan bercampur aduk dalam hatiku.
“Apa mereka di serang oleh bandit?, Tapi tidak mungkin pengawalku kalah semudah itu oleh bandit.” ucapku dalam hati.
Walaupun prajurit yang mengawal ku bukan prajurit khusus, namun mereka memiliki kemampuan tempur yang lumayan hebat, tidak mungkin mereka kalah begitu saja dengan serangan bandit, bahkan harusnya bandit biasa bukanlah ancaman bagi mereka, namun saat ini yang terjadi adalah mereka justru tewas tanpa terdengar suara pertarungan sedikitpun.
Tak lama kemudian, Tiba tiba sebuah bola api yang cukup besar meluncur ke arah ku, untunglah aku sempat melihatnya, saat itu aku bergegas melompat keluar dari kereta sebelum bola api itu mengenai kereta yang ku tumpangi.
Dalam sekejap kereta yang membawaku meledak dan berhamburan setelah terkena bola api itu.
Karna dikuasai oleh rasa takut, Aku sudah tidak bisa berfikir jernih dan langsung berlari meninggalkan kereta itu.
Ketika aku berlari tanpa arah dan tujuan, ada tiga orang yang tidak dikenal mengejar ku.
Dari cara mereka mengejar, sepertinya mereka adalah pembunuh bayaran, mereka terlihat sangat lincah dan sangat kuat, aku berusaha melancarkan beberapa sihir air untuk mengalihkan perhatian mereka, namun itu semua sia sia, mereka tetap bisa Menyusul Ku tanpa masalah sedikitpun.
Setelah Berlari cukup jauh, mereka berhasil mendaratkan beberapa serangan padaku yang membuatku kehilangan keseimbangan.
karena sudah kelelahan dan terluka, aku sudah tidak bisa mengontrol tubuhku sendiri dengan baik sehingga aku berlari pontang panting.
Tak lama kemudian, Aku tersandung akar pohon Yang membuatku terjatuh ke sebuah jurang yang sangat dalam.
“Ah, aku akan mati, Maafkan Aku Ibunda, karna hanya menjadi beban hingga akhir." Gumamku dalam Hati ketika aku menyadari bahwa ajalku telah tiba.
Bersambung...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Yo Halo para Readers, jangan lupa Like ceritanya yah, See You Nex Bab.
-Leader
Ketika aku terjatuh ke jurang, aku sempat memegang sebuah akar pohon dan berhasil menggantung, sayangnya pembunuh bayaran itu datang dan ingin memotong akar yang kupegang untuk membuatku terjatuh kedalam jurang.
Ketika orang itu mengayunkan pedangnya untuk memotong akar pohon yang kupegang, tiba-tiba seseorang berteriak dari kejauhan.
“Tunggu.” teriaknya dari kejauhan.
seketika pembunuh bayaran itu berhenti, Kemudian dari dalam hutan terlihat seseorang sedang mendekat kemari.
Alangkah terkejutnya aku ketika aku melihat mukanya, dia adalah orang yang sangat dekat dengan ku.
“Ap-apa maksudnya ini Rasya?” tanyaku yang bingung dengan apa yang terjadi.
Dalam hati aku bertanya tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana bisa Rasya bersama para pembunuh yang mengejar ku.
“Sadar dirilah dasar kakak payah, kau hanyalah aib bagi kerajaan Whale, tidak ada yang menginginkanmu di sini.” Ucap Rasya dengan tatapan dingin.
Saat itu aku sangat kaget dengan ucapannya, pasalnya Rasya adalah orang yang kalem, Pendiam dan selama ini Rasya tidak pernah mengejekku.
Setelah mengatakan itu, Rasya Terus berjalan mendekat dengan tatapan yang sangat dingin dan mencekam, ketika Rasya tepat berada di depanku, Rasya mengeluarkan sihir bola api dan menghantam ku agar aku terjatuh ke jurang.
aku refleks melepaskan pegangan ku pada akar pohon itu untuk menghindari sihir api milik Rasya dan dan akibatnya hal itu membuat ku terjatuh kedalam jurang.
Ketika Terjatuh, Aku sempat membentur dinding jurang dan membuatku hampir kehilangan kesadaranku, saat itu seakan aku melihat semua hal yang pernah terjadi dalam hidupku, mungkin inilah yang dinamakan kilas balik sebelum kematian, diantara semua itu hal yang paling menyakitkan buatku adalah kenyataan bahwa aku akan mati sebelum bisa memberikan kebahagiaan pada Ibundaku.
Tak lama kemudian, aku kehilangan kesadaranku, anehnya Ketika aku membuka mataku tiba tiba aku melihat sosok Wanita yang sangat cantik mengenakan baju berwarna hijau cerah, aku mulai berpikir bahwa mungkin aku telah mati dan dia adalah bidadari yang datang menjemputku.
“Apa kau Bidadari yang akan mengantarku ke surga?” Tanyaku sedikit lemah.
Saat itu aku sudah pasrah dan sudah yakin bahwa aku benar benar telah mati, sampai akhirnya Wanita itu tertawa dan berkata,
“kau belum mati bodoh,” ucapnya sembari tertawa.
Entah kenapa aku mulai kesal padanya, pasalnya cara tertawanya sungguh menyebalkan di tambah dia langsung mengatai ku bodoh, padahal saat itu aku bertanya dengan sangat serius.
“Ini adalah alam bawah sadar mu, bisa di bilang aku berbicara denganmu di alam bawah sadar mu.” Ucapnya yang masih sedikit tertawa.
Entah kenapa aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia katakan, pembahasan yang sangat asing buatku.
“Bukankah itu sama saja dengan mati?” Tanyaku sedikit bingung.
Saat itu Akhirnya dia berhenti tertawa dan menjawab pertanyaanku dengan serius.
“Tentu saja tidak, lebih tepatnya kau belum mati, tubuhmu masih belum menyentuh tanah, tapi jika tubuhmu menyentuh tanah mungkin kau akan mati, tidak, kau pasti mati.” Jelasnya singkat.
Saat itu Entah mengapa aku mulai paham dengan apa yang dia katakan, seharusnya tubuhku masih melayang ditengah jurang karena terjatuh, artinya aku hanya menunggu kematianku tiba saja.
“Yah mau bagaimana lagi kan, lagipula aku sudah bosan juga di olok-olok oleh Teman temanku, hanya saja jika bisa aku tidak ingin mati sebelum membuat sebuah pencapaian” ucapku dengan nada pasrah.
Obrolan kami sempat terputus saat itu sebelum akhirnya Gadis itu bertanya padaku
“Hei. Apa kau tidak ingin mati?” ucapnya singkat
Awalnya aku cukup bingung dengan apa yang dia katakan, maksudku apa mungkin aku bisa selamat dari jurang ini, sepertinya itu hal yang mustahil, tapi jika memang ada harapan, tentu saja aku tidak ingin mati.
“Apa maksudmu?” Tanyaku kebingungan.
mendengar pertanyaanku membuatnya melanjutkan pernyataannya sebelumnya, dia mengatakan bahwa dia bisa menyelamatkanku dari insiden ini.
“Maksudku aku bisa menyelamatkanmu.” ucapnya singkat
Saat itu aku semakin bingung dengan perkataannya, dalam hati bertanya, bagaimana bisa, tapi setelah dilihat lihat lagi, Sepertinya dia serius dengan perkataannya, aku mulai berpikir jika memang aku bisa selamat, kenapa tidak.
Di sisi lain aku mulai berpikir jika aku selamat dari kematian, mungkin aku hanya akan tetap menjadi beban keluarga ku saja seperti perkataan Rasya sebelum menyerang ku, bahkan aku mulai berpikir bahwa mungkin ada baiknya jika aku mati saja.
“Entahlah, jika ditanya ingin hidup atau mati, tentu saja aku ingin hidup. Tapi selama ini aku hanyalah orang payah, bahkan aku hanya mempermalukan nama orangtuaku, adik adikku pun menganggap ku beban keluarga, aku tak ingin mengatakannya, tapi ada baiknya jika aku mati saja.” ucapku yang masih bingung dengan kejadian yang ku alami.
Ketika aku sudah benar benar pasrah dan tidak punya motivasi untuk hidup Gadis itu tiba tiba tertawa sembari berkata
“Ternyata kau orang yang sangat bodoh yah.” ucap gadis itu.
“Tapi aku tidak membenci orang sepertimu, aku adalah roh angin, buatlah kontrak denganku, dan aku akan menyelamatkanmu,” Ucap gadis itu sembari tersenyum.
Saat itu aku sangat bingung karena dia terdengar tidak peduli dengan perkataanku.
“Oy apa kau tidak mendengar-”
Tiba-tiba dia memegang tanganku dan mencium bibirku sebelum aku menyelesaikan kalimatku, sangking kagetnya aku sontak memegang pundaknya dan melepaskannya dariku.
“Ap-apa yang kau lakukan?” Ucapku kebingungan.
Saat itu Aku menjadi sangat bingun dengan apa yang dia lakukan, pasalnya dia tiba tiba saja menciumku, hingga akhirnya dia berkata bahwa dia ingin menjalin kontrak denganku.
“Sudah ku bilang bukan, aku akan menjalin kontrak denganmu,” Ucapnya singkat.
Saat itu aku langsung berpikir bahwa mungkin saja untuk membuat kontrak dengannya dia harus mencium ku, tapi tetap saja itu membuatku sangat gugup bahkan membuat wajahku merona
“Oh, jadi cara menjalin kontrak dengan Roh Angin adalah ciuman yah?” Ucapku berusaha menenangkan diriku.
dengan santainya dia menjawab bahwa itu bukan syarat untuk membuat kontrak, dia melakukannya hanya karena dia tertarik padaku.
“Oh bukan, aku mencium mu karna sedang ingin saja, soalnya kau lumayan tampan, hehe." Ucapnya dengan senyum manis
Entahlah, tapi Aku sudah kehabisan kata kataku, otakku seakan berhenti bekerja, aku mulai berpikir, apa-apaan dengan wanita yang mengaku Roh ini, tak lama setelah kejadian itu, aku kembali kehilangan kesadaran ku.
"Eh, apa yang terjadi." Gumamku yang mulai kehilangan kesadaran.
saat itu pandanganku mulai menjadi Gelap, aku sempat melihat wanita yang mengaku Roh angin itu tersenyum, dalam hati aku berkata bahwa betapa cantiknya orang itu, sayangnya dia agak aneh.
beberapa waktu pun berlalu, ketika aku membuka mataku, aku telah berada di sebuah rumah yang terletak ditengah hutan, seluruh lukaku sudah di perban, aku berusaha bangun dari tempat aku berbaring, sebelum akhirnya seorang gadis cantik yang duduk di dekatku tiba-tiba berkata.
“Jangan bergerak dulu, nanti lukanya tambah parah.” Ucapnya sembari memeras sebuah kain
Karena baru sadar, aku masih belum tau dengan kondisi yang ku alami saat itu.
“Kamu siapa, dimana aku?” Tanyaku singkat
Gadis yang saat ini duduk di sampingku bukanlah gadis yang kutemui sebelumnya yang mengaku sebagai Roh Angin, namun Wanita ini tidak kalah cantik darinya, Rambut putih lurus, kulit putih sedikit pucat, pipi Tembem dengan mata sedikit sayu itu membuatku berpikir bahwa dia adalah gadis paling imut yang pernah kulihat.
Setelah aku bertanya padanya, Gadis itu mulai menjelaskan kejadiannya padaku sembari mengusap ku dengan kompres yang iya pegang.
“Namaku Ellaine, kau boleh memanggilku Ellie” Ucapnya singkat.
Ellie menjelaskan padaku bahwa Kakeknya Menemukanku tergeletak di jurang dengan Kondisi Kaki, Tangan dan beberapa tulang rusukku patah, setelah menemukanku, Kakek Ellie membawaku ke rumahnya dan Ellie pun merawat ku saat itu.
Setelah menjelaskan semuanya padaku, Ellie kembali bertanya.
“Oh iya, apa kau punya nama?” Ucapnya padaku
Sebelum menjawab pertanyaannya tiba tiba seseorang memasuki kamar tempat aku di rawat, dia berkata.
“Oh, kau sudah sadar,” Tanya orang itu padaku
Dia adalah pria yang wajahnya lumayan ber-umur, tapi mempunyai badan yang segar bugar, bagaikan seorang tentara. Dia mengingatkanku pada seseorang.
Karena penjelasan Ellie sebelumnya, Aku pun bisa menebak bahwa dia adalah Kakek yang dimaksud oleh Ellie, orang yang telah menolongku.
“Iya, terimakasih telah menolongku," Sahutku padanya.
Setelah menjawab sapaan Kakek itu, aku langsung menjawab pertanyaan Ellie Sebelumnya.
“Oh iya namaku AL aku seorang pengembara,” Ucapku Pada Ellie.
Aku berbohong pada mereka tentang statusku karena aku berpikir lebih baik jika mereka tidak tahu dulu, takutnya muncul masalah yang harusnya tidak mereka alami.
“Jangan memaksakan tubuhmu, kau boleh istirahat saja, Ellie akan menjagamu,” Ucap kakek itu.
“Oh iya, kau boleh memanggilku Roy, jika kau butuh sesuatu katakan saja.” Lanjutnya sebelum meninggalkan kamar tempat aku dirawat.
Karna luka yang ku alami cukup serius, untuk sementara waktu aku tidak bisa bergerak, jadi kakek Roy dan Ellie terus merawat ku sampai aku bisa bergerak.
Empat pekan pun berlalu dan lukaku sudah lumayan membaik. walaupun belum sembuh sepenuhnya, aku sudah bisa membantu Kakek Roy untuk kegiatan sehari harinya.
Suatu hari, aku menemani Kakek Roy untuk mencari kayu bakar di hutan, tiba-tiba ada seekor serigala menyerang kami. Sungguh tidak bisa di percaya, Kakek Roy membunuh serigala itu hanya dengan satu serangan saja, dan sihir yang di gunakannya pun hanya sihir sederhana yaitu sihir angin tingkat bawah Wind Cutter
Karena sangat terkejut tanpa sadar aku berkata dengan girangnya.
“Howa, hebat sekali kek.” Ucapku kegirangan.
“Apa kau tertarik belajar sihir, kalau begitu setelah sampai ke rumah aku akan mengajarimu.” kakek Roy berkata dengan nada sedikit menyombongkan diri
Sebenarnya aku ingin memberi tahukan padanya bahwa aku juga bisa menggunakan sihir, walaupun agak payah, tpi dia tidak memberikan kesempatan padaku untuk berbicara.
Sesampainya di rumah, kami menaruh kayu bakar yang kami kumpulkan sebelumnya di gudang, Kemudian kakek Roy mengambil sebuah bola kristal untuk memeriksa energi sihirku.
Bola kristal itu sangat mirip dengan bola kristal pengukur sihir milik kakek Rob yang ada di perpustakaan kerajaan.
Setelah mengambil Bola Kristal itu, Kakek Roy Kemudian menyuruhku meletakkan tangan kananku diatas bola kristal itu, ketika aku meletakkan tanganku, tiba-tiba bola kristal itu memancarkan cahaya berwarna hijau dan biru yang sangat terang.
Berbeda ketika aku mengukur sihirku di sekolah sihir kerajaan Whale, cahayanya hanya berwarna biru dan sedikit redup, itu menandakan bahwa aku hanya memiliki sihir air yang sedikit.
Tapi kali ini cahaya yang memancar sangatlah terang, bahkan melebihi cahaya ketika Rasya mengukur sihirnya di sekolah sihir kerajaan.
karena melihat Cahaya sihirnya yang sangat besr, Tiba-tiba kakek Roy berkata dengan hebohnya.
“Whoaa, kau mempunyai bakat sihir yang sangat hebat yah." Ucapnya sedikit terkejut.
Dalam hatiku berkata. hah, ini kita sedang bercerita tentangku loh, si pangeran tanpa bakat, yang kerjanya jadi beban keluarga.
Ketika aku mendengar ucapan Kakek Roy, aku Sontak berkata padanya.
“Jangan bercanda kek, pasti bolanya agak rusak itu, gak mungkin lah aku memiliki bakat yang luar biasa seperti yang kakek katakan.” Ucapku Pada Kakek Roy.
Kakek Roy tiba tiba menepuk pundakku lalu berkata.
“Jangan berkata seperti itu bodoh, itu akan membuat sedih orang orang yang tidak di berikan bakat oleh tuhan, karna itu aku akan melatihmu dengan keras, agar kau bisa menjadi kesatria yang hebat.” Ucapnya sedikit bersemangat.
Entah kenapa perkataannya membuatku sedikit terpukul, pasalnya orang yang tidak berbakat dalam perkataan kakek Roy adalah aku sendiri.
“Orang tidak berbakat itu adalah aku kek” ucapku dalam hati.
Namun karena kakek Roy begitu bersemangat, Aku pun hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan kakek Roy, setelah itu pelatihanku yang tidak masuk akal pun di mulai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!