Sekeping Kenangan

Sekeping Kenangan

Prolog

Apa arti cinta sejati? Inilah yang akhirnya ku pahami saat aku mengenal Sarah.

Ada banyak keanehan saat aku merenungkannya kembali. Namun keanehan inilah yang menjadikan kisah kami semakin menarik. Aku yakin, Sarah juga pasti berpikiran sama.

Kami memiliki banyak perbedaan di antara kami, di mana aku lebih suka hidup di tengah kota-kota besar, ia justru lebih senang dengan suasana pedesaan yang begitu kental. Sebuah tempat di mana jalanan hanya berupa gundukan tanah-tanah liat, tidak pernah ada bunyi kendaraan roda empat yang lewat, apalagi tempat hiburan atau semacamnya. Sebab yang ia butuhnya hanyalah ketenangan dari alam. Dan ia hanya perlu memulai semua itu dengan menghirup udara segar di setiap pagi. Yang sudah cukup baginya untuk bertahan di tengah kehidupan yang semakin rumit.

Ia mengatakan padaku, jika ia tidak pernah mengimpikan untuk hidup mewah sekalipun. Dan seandainya itu terwujud pun, hal itu juga tidak akan membawa banyak kebanggaan baginya. Yang membuat jiwanya lebih tenang dari siapapun. Ia hanya mengimpikan anak-anak yang bisa tumbuh besar di lingkungan yang sama sepertinya. Menemani mereka menuju dewasa. Kemudian menua dengan tenang di penghujung waktunya. Suatu permintaan yang tidak terlalu muluk-muluk bukan? Tapi kisah kami bahkan telah dimulai sejak enam tahun yang lalu. Yang untuk sejumlah alasan, aku mungkin tidak akan bisa melupakannya seumur hidup.

Kami berteman, menghabiskan waktu bersamaan, hingga menunjukkan perhatian satu sama lain. Hal-hal yang takkan pernah terjadi jika tidak ada alasan yang mendasar. Maka atas dasar alasan itu pulalah kemudian aku mencintainya. Perasaan itu bahkan membuat hari-hariku jauh lebih indah dari yang pernah ku rasakan sebelumnya. Aku, mungkin tak punya pengalaman yang baik untuk urusan percintaan. Tapi aku sangat yakin jika aku telah menjatuhkan perasaanku pada hati yang tepat kali ini. Aku menyimpan bayang-bayang tersebut cukup lama di dalam kepalaku. Setidaknya hingga waktu mengungkap segalanya.

Sebab seperti kebanyakan kisah cinta pada umumnya, aku juga berharap agar kisah kami berlanjut selamanya. Namun pada kenyataannya, aku justru harus meratapi kisah ini yang berakhir sebagai tragedi. Sebagian diriku merasa sangat sakit saat semua ini harus berakhir. Tapi hidup memang tidak selalu sejalan seperti yang kita harapkan bukan?

Seseorang perlu belajar dari masa lalu. Dan tak jarang jika pengalaman pahit bisa memberi pengaruh yang begitu besar. Dan tak peduli pada apapún yang pernah orang katakan kepadaku, hal itu tidak akan mengubah kenyataan jika aku pernah merasa sangat menyesal. Namun kini, semua itu hanyalah kepingan cerita dari kisah masa laluku. Sebuah kisah yang terjadi hampir enam tahun berlalu. Dan benar, semua orang menginginkan kehidupan yang sempurna. Tapi hidup yang sempurna itu hanya bisa datang di waktu dan lewat cara pandang yang tepat, bukan?

Dan seperti inilah penilaianku, setelah waktu pada akhirnya membuatku bisa melihatnya dengan cara yang lebih baik.

Aku bisa merasakan hangat tangannya saat kami bisa berpegangan tangan kembali pada malam itu. Tapi saat mata kami mulai bertemu, aku tahu aku harus segera melepas genggamanku. Karena kisah kami yang telah sepenuhnya berbeda sekarang. Namun sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi tanpa pernah ku sadari. Dan tanpa pernah ku mengerti, semua kenangan yang terjadi di masa-masa itu tiba-tiba kembali padaku. Meski beberapa di antaranya terasa samar.

Aku coba menatap ke belakangku, kembali mengulas semuanya. Sebab inilah yang ku mesti lakukan sekarang. Dan di sini, di salah satu tepi kota Bandung, semuanya terasa begitu kontras dari yang sebelumnya pernah ku ingat. Hanya ada gedung-gedung megah yang berdiri di sini. Setiap jengkal tanah juga sudah begitu padat dengan banyaknya pemukiman. Bahkan anak-anak tidak bisa berlari-lari di tengah jalan raya lagi di sini. Karena mereka yang bisa dengan mudah tertabrak jika berani melakukannya. Namun di sana, aku masih bisa melihat rerimbunan hutan belantara, sungai-sungai yang mengalir deras, atau sesekali merasakan merdunya suara alam. Mungkin aku sempat merindukannya sesekali, namun aku tahu aku takkan pernah kembali.

Aku kembali menatap jam di tangan kiriku, sudah hampir pukul satu siang sekarang. Meski awan hitam membuatku tidak bisa merasakan terik matahari lagi dari atas sana. Dan di atas meja kerjaku, aku baru saja membuka cerita lamaku. Satu kisah yang baru ku tulis beberapa menit yang lalu. Sesuatu yang juga bukan karena keharusan tersendiri saat aku melakukannya. Melainkan juga karena aku yang mulai menyukainya. Tapi terlepas dari semuanya, aku tahu aku harus menyelesaikan semua ini dengan segera.

Jadi inilah aku Ryan William. Ini adalah kisahku saat aku berumur 25 tahun. Namun kali ini aku tahu harus memulainya dari mana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!