Kurebut Suami Sahabatku

Kurebut Suami Sahabatku

SATU

Dengan malas,Mila memasuki sebuah ruangan yang sangat luas dengan dekorasi yang sangat indah.

Kalau bukan sahabatnya yang melangsungkan pernikahan, Ia tidak akan Sudi datang ke acara pernikahan ini.

Dari jauh nampak Sofi sahabatnya melambaikan tangan kearahnya.

Sang pengantin perempuan berlari lari kecil menghampiri sahabat yang sedari tadi ditunggunya.

"Mil......

kok baru datang?,

telat banget kamunya!"

ucap Sofi memonyongkan bibirnya.

"Maaf ya Sof....

tadi di jalan macet banget!!!"

jawab Mila, berusaha menutupi perasaannya.

Bukan tanpa alasan, Mila seperti itu.

Bagaimanapun juga dia masih memendam rasa cintanya kepada Aldo, suami sahabatnya sekarang.

Dia tidak menyangka kalau cintanya harus terkubur dalam dalam, demi sahabatnya yang sangat disayanginya itu.

"Selamat ya, sekarang udah jadi istri orang, jangan manja kayak sekarang, harus berbakti sama suami, terus jangan sekalu kelayapan lagi, kayak kemarin kemarin".

Mila kemudian memeluk sahabatnya dengan erat, "ingat jangan cengeng lagi".

ucapnya mencubit hidung mungil Sofi.

Mila lalu menggandeng tangan Sofi kembali ke pelaminan, "nanti keburu tamu tamu pada protes, mempelai wanitanya kok malah kabur",

sungut Mila.

Di atas pelaminan Mila juga menyalami Aldo, walau hatinya begitu perih bagai tersayat pisau belati, tapi demi sahabatnya dia berusaha tersenyum, saat menjabat tangan Aldo.

Pria yang selama begitu disayangi dan dicintainya.

"Mila kamu nikmati pestanya ya", ucap Sofi lembut.

Mila tertawa lebar dilihatnya semua teman teman kuliahnya juga ada di sana.

Mila turun dan berbaur dengan teman temannya.

Sesekali pandangannya tertuju pada Aldo yang sedang merangkul Sofi dengan begitu mesranya.

Mila kemudian menepi dan duduk di sebuah kursi di pojok ruangan, dirabanya dadanya yang begitu sesak, ingin rasanya dia menangis, dan meratapi nasibnya yang begitu miris.

"Hai Mila....

Sendiri aja nihh?, gak ada yang marah kan, kalau aku duduk di sini?"

ucap pria itu kepada Mila.

Mila menengadah dan melihat seorang pria tampan, bahkan tak kalah tampannya dengan Aldo.

Mila mengerutkan alisnya,

"Em Hai Rey....."

Mila mencoba mengingat ingat pria yang sedang membungkuk di depannya, karena posisi Mila yang duduk di kursi, dan Rey nama lengkapnya Reyhan, dengan postur tubuh yang tinggi maka Ia harus membungkukkan badan di depan Mila.

"Aku pikir kau sudah melupakan temanmu ini", ucapnya tersenyum manis.

Mila balas tersenyum, dia kemudian berdiri karena risih dengan posisi mereka yang sangat dekat.

"Mana mungkin aku lupa dengan semua teman temanku, kau saja yang terlalu membedakan teman, dan tak pernah menganggap aku ada"

Ucap Mila sambil tertawa, karena baru sadar jika kata katanya seperti sebuah lirik lagu.

Rey menggelengkan kepalanya, walau sudah hampir setahun tak bertemu tapi Mila tidak pernah berubah, masih cantik seperti dulu, saat mereka masih SMA.

Rey yang begitu mengagumi sosok Mila yang supel dan mudah berteman dengan siapa saja, membuatnya begitu mengagumi gadis cantik tersebut.

Mila, Sofi,Rey, dan Aldo teman satu sekolah, semenjak mereka masuk kuliah Rey sudah jatuh hati kepada Mila, bahkan Rey pernah mengungkapkan isi hatinya.

Tapi Mila menolak dengan alasan ingin fokus dengan sekolahnya.

Sampai suatu ketika, Rey tahu kalau sebenarnya Mila diam diam menjalin hubungan dengan Aldo.

Tapi yang membuat Rey merasa kasihan pada Mila, saat Aldo memutuskan Mila, dan memilih menikah dengan Sofi, sahabatnya sendiri, sungguh ironis kisah cinta Mila.

Saat itu Rey melihat Mila seperti kehilangan arah, tak memiliki gairah hidup, dan lebih banyak menyendiri.

Tak terasa malam semakin larut, tibalah mereka dipuncak acara, yaitu acara pesta dansa.

kedua mempelai pun turut melantai bersama para tamu undangan.

Mila memperhatikan, Aldo dan Sofi yang sedang berdansa, tak ada jarak diantara mereka, mereka saling berpelukan sambil berdansa mengikuti alunan musik.

Tanpa sengaja Rey melihat Mila, meneteskan air mata, dengan gerakan cepat Rey bergegas memeluk, dan menyembunyikan wajah Mila di dadanya yang bidang.

"Mil....

kamu harus kuat, jangan mempermalukan dirimu di depan banyak orang, ingat Aldo bukan satu satunya laki laki di dunia ini, kamu harus melanjutkan hidupmu".

Ryan bergerak pelan mengikuti musik, ia pura pura berdansa agar orang orang tidak curiga apa sebenarnya yang terjadi.

"Rey aku nggak tahu, tiba tiba air mataku jatuh begitu saja, aku juga nggak pengen kayak gini Rey, aku pengen hidup normal kayak dulu, tapi hati aku sakit, sakit banget Rey....."

Mila terisak di dalam dekapan Rey,

Rey sengaja membiarkan wanita melepaskan segala keluh dalam hatinya, membiarkannya melepaskan semua sesak yang bersarang di dadanya.

"Kamu tahu, kenapa Tuhan tidak membuat Aldo melihat cintamu", Tanya Rey sambil membelai lembut rambut Mila.

Mila menggeleng ,"Itu karena Aldo bukan jodoh yang pantas buat kamu, Tuhan sedang mempersiapkan jodoh yang pantas, dan layak mendampingi wanita yang baik seperti kamu".

ucap Rey, membiarkan Mila yang terus membenamkan wajahnya di dadanya,.

Orang orang memperhatikan mereka yang begitu intim, dengan posisi saling berhadapan, Mila memeluk erat pinggang Rey dari depan, dan membenamkan kepalanya di dada Rey, sedangkan Rey pun memeluk punggung Mila, dan tangan yang satunya Membelai lembut rambut wanita yang tengah hancur itu.

Tidak ada yang akan menyangka bahwa wanita sedang menangis histeris di balik pelukan itu.

Setelah cukup lama dalam posisi seperti itu, akhirnya Rey, mengajak Mila pulang, tanpa pamit terlebih dahulu, dibawanya Mila ke dalam mobilnya, dan mengantarkannya pulang ke rumahnya.

Mila masuk ke kamarnya, dibantingnya pintu kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya di kasur, dia menangis histeris, menyesalkan semua yang telah terjadi.

"Seandainya sejak awal aku mengungkapkan hubungan kami pada semua orang, mungkin hatiku tidak akan sesakit ini,

Aku benar benar bodoh, kenapa harus memendam rasa ini sendiri, menyimpan cinta ini terlalu lama, sekarang aku sendiri yang sakit, sementara dia tidak pernah mau tahu akan perasaan dan deritaku saat ini".

Mila benar benar kehilangan akal sehat, dia menangis meraung Raung, untung saja kamarnya itu kedap suara, jadi orang tua dan para pembantu tak ada yang mendengarkan suaranya.

Semalaman Mila hanya menangis, sampai matanya bengkak, menjelang subuh mungkin karena kelelahan, akhirnya dia tertidur.

Saat cahaya matahari melalui celah celah ventilasi kamarnya, dia masih meringkuk dalam tidurnya, pakaian yang tidak diganti, sepatu yang tak terlepas dari kakinya, dan rambut yang acak acakan.

Seorang Wanita setengah baya memasuki kamar tersebut, dia tertegun melihat gadis yang yang tertidur di atas kasur.

Wanita itu adalah Wanita yang melahirkan Mila ke dunia ini, namanya Ibu Rani, walau sudah berumur tapi masih kelihatan cantik dan kencang, tubuhnya masih bagus, tinggi semampai, dengan kulit putih halus, seperti yang dia wariskan ke putri tunggalnya tersebut, putri yang sedang ditinggal nikah oleh laki laki yang sangat dicintainya itu.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!