Hari sudah sangat sore, El berjalan pelan menuju mobilnya yang terparkir di parkiran kampus. Dia menghabiskan waktu seharian di perpustakaan, sudah saatnya dia pulang dan beristirahat dirumah. Baru saja ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba ponselnya berdering. Nomor tanpa nama tertera di layar, El mengernyitkan alisnya kemudian memencet tombol terima.
"Halo."
"Halo, El." Terdengar suara lembut diseberang sana.
"Mmm, siapa ya?"
"Tante Jessi."
"Oh, maaf tante, aku tidak mengenali suara tante."
"Ya, tidak apa-apa El."
"Mmm, ada apa tante?"
"El, apa ayahmu sudah bilang?"
"Sudah tante, tentang Nevan kan?"
"Ya, sayang. Apakah kau bersedia?"
"Ya, tante."
"Oh syukurlah, maafkan merepotkanmu El."
"Tidak apa-apa tante."
"Tante sangat pusing, pengasuh Nevan berhenti dan tante tidak bisa secepatnya mencari penggantinya. Sulit mencari pengasuh baru yang terpercaya El."
"Ya, tante, aku paham."
"Bisakah kau datang lusa, El?"
"Hari minggu?"
"Ya sayang, minggu malam tante sudah harus berangkat, Om Davin juga belum pulang, dia masih berada di luar kota."
"Baiklah, tante."
"Terima kasih sayang, apa kau sedang sibuk sekarang."
"Tidak tante, aku baru saja mau pulang dari kampus."
"Mmm baiklah, hati-hati dijalan El."
"Ya, tante." El mematikan sambungan telepon.
El masuk kemobilnya dan segera melajukannya menjauhi kampus. Dia ingin segera sampai dirumah dan merendam tubuhnya dengan air hangat. Kebiasaan El setiap dia merasa lelah, dia akan berlama-lama berendam air hangat dengan sedikit aromaterapi.
Di perjalanan El melihat sebuah toko kue yang lumayan besar, dia tiba-tiba ingin membeli beberapa cupcake. El memasuki toko kue berlantai dua tersebut, matanya berbinar melihat kue yang bermacam-macam. El memang sangat menyukai kue, terutama cupcake dengan krim matcha. El mengambil beberapa cupcake dan membawanya ke kasir. Setelah membayar, El berjalan menuju pintu keluar, dia berpapasan dengan seseorang.
"El?"
"Kak Jeff?"
"Sedang apa kau disini, El?"
"Aku sedang membeli beberapa cupcake, kak." El tersenyum menunjukkan kantong belanja ditangannya.
"Oh apa kau suka cupcake?"
"Ya, sangat." El mengangguk. "Mmm, sedang apa kakak disini?"
"Hmm, aku sedang..."
"Tuan, nona Clara sudah menunggu di atas." Seorang pelayan toko menyela pembicaraan mereka. Jeff mengangguk dan mengisyaratkan agar pelayan tersebut pergi.
"Wahh wahh, apa pacar kakak sedang menunggu di atas?" El terkekeh.
"Hmmm, hanya teman lama." Jeff tersenyum.
"Baiklah kak, segera temui dia, aku juga harus segera kembali. Hari sudah mulai malam." El menunjuk keluar toko, hari sudah mulai menggelap.
"Perlukah aku mengantarmu, El." Jeff menawarkan diri.
"Hei, hei, tidak perlu kak, aku sendiri saja." El tersenyum cerah.
"Kau yakin? apa kau tidak takut pulang malam-malam begini."
"Tentu saja tidak, ini juga belum terlalu malam kak." El terkekeh.
"Hmm, baiklah, hati-hati El."
"Ya, kak, sampai jumpa." El melambaikan tangannya saat keluar dari toko.
"Sampai jumpa, El."
Jeff menatap kepergian El hingga mobilnya tidak terlihat lagi. Ada perasaan yang sulit di artikannya saat menatap gadis itu. Perasaan asing yang sudah ada sejak pertama kali bertemu gadis itu beberapa waktu yang lalu.
Jefferi adalah senior El dikampus, dia sudah lulus saat El baru semester dua. Jeff menjabat wakil pimpinan di perusahaan tempat El magang. Sejak awal bertemu dengan El, Jeff sudah merasa sangat tertarik dengan gadis itu. Semakin mengenal El, Jeff semakin merasa bahwa gadis itu benar-benar mempesona. Tidak hanya parasnya, tapi juga sifat El yang rendah hati dan sangat mudah bergaul.
El selalu tampak mencolok diantara teman-teman magangnya. Tubuhnya lebih tinggi daripada temannya yang lain, wajahnya sangat cantik, dia seakan berkilauan di antara semua orang. Bukan hanya Jeff yang tertarik, tapi beberapa karyawan lain pun diam-diam selalu memperhatikan gerak-gerik El.
El tidak pernah menyadari apa yang terjadi, dia sangat sulit memahami perasaan suka seseorang terhadap dirinya. El tidak terlalu peka dengan keadaan yang bahkan menyorot dirinya. Salah satu bukti bahwa dia manusia biasa, kesempurnaan tidak semua berlimpah padanya. Karena itulah El selalu terlihat biasa menanggapi perasaan seseorang.
Jeff selalu menunjukkan perhatiannya terhadap El, dia selalu berusaha membantu El dan teman magangnya yang lain jika mengalami kesulitan. Hal yang tidak pernah di lakukan Jeff pada mahasiswa magang lainnya sebelum El. Namun itulah El, dia tidak menyadarinya sama sekali. Dia hanya mengira bahwa Jeff memang punya sifat yang baik terhadap semua orang.
Hingga waktu magang El berakhir Jeff tidak punya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. El yang benar-benar tidak peka selalu memghancurkan rencana Jeff untuk mengungkapkan perasaan. Beberapa kali Jeff mengajak bertemu El empat mata saja, namun El selalu membawa teman-teman magangnya setiap kali bertemu dengan Jeff.
Kelakuan El selalu membuat Jeff menepuk-nepuk jidatnya sendiri. Gadis itu pernah di ajak untuk menonton bioskop, Jeff sudah menyiapkan kata-kata romantis untuk di ucapkan pada El. Jeff akan menjadikan acara menonton bioskopnya menjadi ajang kencan dengan El.
Jeff menunggu El datang, dia sudah menyiapkan diri semaksimal mungkin. Jeff juga sudah membeli tiket untuk dua orang. Namun harapan Jeff benar-benar pupus, El datang dengan membawa lima orang teman magangnya. Jadilah acara kencan yang sudah disusun Jeff hancur seketika. Wajahnya meringis meratapi kegagalan acara kencannya.
Jadilah acara kencan berubah menjadi reuni anak magang dengan wakil pimpinan perusahaan. El dan teman-temannya terlihat sangat ceria, sangat berbanding terbalik dengan Jeff. Wajahnya tersenyum kaku, memaksakan diri padahal dalam hati benar-benar menahan dongkol. Jeff menyemangati dirinya sendiri dalam hati bahwa akan ada waktu-waktu yang lain untuk mengungkapkan perasaannya pada El.
Hari-hari terus berlalu, benar-benar tak ada celah untuknya. Setelah magang El dan teman-temannya selesai, mereka sudah jarang bertemu lagi. Hanya sesekali jika ada keperluan untuk laporan, barulah El dan temannya mengunjungi perusahaan.
Jeff merasa harapannya sudah menghilang, dia berusaha merelakan perasaannya. Namun angin segar tiba-tiba berhembus diwajahnya, menguatkan kembali harapan yang hampir pupus. Pimpinan menyuruhnya mengirim surat rekomendasi untuk El karena kinerjanya yang sangat bagus. Jeff tersenyum mengembang membayangkan jika gadis itu menerima rekomendasi ini maka akan banyak waktu untuk Jeff mendekati El kembali.
Jeff selalu berdoa agara El menerima rekomendasi tersebut. Dia sangat berharap agar bisa melihat El lagi setiap hari, karena dengan memandang El saja sudah membuatnya semangat untuk menjalani hari. Senyum gadis itu seakan memberikan bunga-bunga untuk hatinya. Jeff menyadari bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada El, namun dia tidak ingin lagi tergesa-gesa. Biarlah waktu yang akan membawa perasaannya kepada gadis itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Harsam
semangat thor
2022-01-13
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
next
2021-11-08
2