VINDICTA ( BALAS DENDAM )

VINDICTA ( BALAS DENDAM )

Siapa dia ?

    Malam itu, terlihat ramai warga warga berkumpul di depan rumah kecil milik Sanusi, diantaranya ada beberapa Polisi yang berjaga diluar rumah.

Dari dalam rumah, keluar Sanusi bersama dua Petugas keluar rumah. Sanusi di borgol, Polisi menangkap Sanusi.

Seorang anak kecil berusia 10 tahun berlari mengejar keluar rumah dengan menangis.

"Jangan bawa Bapak, Bapak bukan pembunuh, lepaskan, lepaskan Bapaakk !" Teriak anak kecil berusia 10 tahun.

Petugas Polisi tak perduli, mereka tetap membawa Sanusi ke mobil Polisi .

Petugas Polisi lainnya menghalangi sang anak agar tidak mendekati Bapaknya.

Petugas Polisi menahan sang anak, mendekapnya erat agar ia tak dapat bergerak dan berlari mendekati bapaknya.

Sanusi sudah masuk ke dalam mobil patroli Polisi yang terparkir di depan rumahnya.

Para warga memandang penuh kebencian pada sang anak yang menangis meraung raung.

Anak itu melihat mobil Patroli Polisi yang pergi dari rumahnya membawa bapaknya.

Polisi yang memegangi tubuhnya melepaskan pegangan dan dekapannya.

Lalu Polisi pergi begitu saja meninggalkan sang anak yang menangis terduduk di tanah.

Para warga yang menonton segera membubarkan diri masing masing, membiarkan sang anak sendiri meratapi nasibnya.

Seorang Pria separuh baya, berusia sekitar 46 tahun dengan penampilan yang mewah pakaiannya ada di lokasi itu.

Dari penampilannya menunjukkan jika dirinya orang terpandang dikampung itu.

Pria itu terlihat tersenyum puas melihat Sanusi di tangkap dan dibawa Polisi.

Dia lalu masuk ke dalam mobilnya, menyuruh Supir pribadinya untuk pergi meninggalkan rumah Sanusi.

Suasana seketika sepi, sunyi senyap setelah warga warga bubar dan para Petugas Polisi pergi membawa Sanusi.

Sang Anak masih menangis tersedu sedu, air hujan turun dengan derasnya, membasahi tubuh sang anak yang masih terduduk menangis di tanah.

Sang Anak tak perduli hujan, dia menangis, dia membiarkan tubuhnya terkena air hujan yang turun dengan derasnya.

     Di waktu lainnya, saat itu, sang anak kecil berusia 10 tahun yang kita kenal bernama Yanto sedang menemani adik perempuannya yang berusia 6 tahun.

Adik perempuannya saat itu dalam kondisi sakit parah, ada komplikasi di hatinya.

Yanto yang ditinggal bapaknya karena dipenjara atas tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan tak bisa berbuat apapun juga.

Dia tak punya biaya, dan tak tahu harus bagaimana caranya mengobati sakit adiknya.

Satu satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah menemani, menghibur, memberi makan adiknya.

Dia selalu menyuapkan makanan pada adik perempuannya yang bernama Wita.

Saat itu Wita terlihat senang wajahnya memegang sebuah boneka kayu pemberian abangnya.

"Wita suka boneka kayunya, buat Wita ya Bang." Ujarnya pada Yanto dengan wajah lugu dan cerianya.

Wajah Wita terlihat pucat karena sakitnya, Yanto mengangguk tersenyum menatap wajah adiknya itu.

Seorang gadis kecil berusia 8 tahun mendekati Yanto dan Wita, dia terlihat senang melihat boneka ditangan Wita.

"Waah, bagus bonekanya ya Wit." Ujar Maya, nama gadis berusia 8 tahun itu.

Wita mengangguk senang, lalu mengajak Maya untuk bermain boneka bersamanya.

Maya pun duduk disamping Wita, bermain boneka bersama, saat itu Yanto mencium seperti bau terbakar, dan suasana didalam rumahnya saat ini terasa panas.

Yanto cepat keluar kamar Wita, ingin melihat apa yang terjadi dirumahnya.

Saat Yanto keluar dari kamar, dia begitu kaget karena melihat api berkobar besar membakar rumahnya yang terbuat dari kayu.

Melihat rumahnya terbakar, Yanto panik, api menjalar dengan cepat, melalap dan membakar semua ruangan rumahnya.

Yanto dengan wajah panik cepat berlari masuk ke kamar menemui Wita dan Maya yang saat itu sedang asyik bermain boneka.

"Cepat keluar Maya, kebakaran, rumah ini kebakaran !!" Teriak Yanto memberitahu pada Maya yang kaget.

Wita bingung mendengar perkataan Yanto, Yanto cepat menggendong Wita, berusaha untuk menyelamatkan diri.

Yanto, Maya dan Wita yang berada dalam gendongan Yanto berlari dan berusaha keluar dari ruang tamu rumahnya yang sudah terbakar.

Kayu yang terbakar jatuh dari atas atap rumah, hampir mengenai tubuh Yanto dan Wita.

Mereka berhasil menghindar, api sudah berkobar mengelilingi ruangan.

Hampir tak ada celah untuk melarikan diri, Maya terlihat panik, dia menoleh ke seluruh ruangan.

Maya lalu cepat berlari ke arah belakang rumah, menerobos kobaran api.

Melihat Maya yang menembus kobaran api, Yanto semakin panik dan kaget.

"Mayaaaa ,jangan lakukan itu !!" Teriak Yanto histeris.

Namun Maya tak mendengarnya, dia sudah berhasil menerjang kobaran api, terjatuh berguling guling dilantai dapur rumah Yanto.

Yanto lalu cepat mengambil keputusan, dia melompat menerjang jendela rumahnya.

Yanto melemparkan tubuh adiknya lebih dulu keluar rumah dari jendela, kemudian dia melompat dari jendela.

Yanto berhasil keluar dari kepungan api yang sudah menjalar besar didalam rumahnya.

     Diluar rumahnya, Yanto yang terguling guling ditanah karena melompat dari jendela rumahnya segera mendekati adiknya yang meringis kesakitan di tanah.

Yanto semakin panik begitu melihat Wita seperti susah sekali untuk bernafas.

"Wiiit, kamu kenapa ? Kamu kenapa?!!" Ujar Yanto menepuk nepuk pelan pipi adiknya yang terus seperti megap megap kehabisan nafas.

Yanto panik melihat keadaan adiknya, dia menatap kedepan, mencari cari.

Dia melihat beberapa orang berdiri dengan melemparkan kayu kayu yang sudah terbakar api ke arah rumahnya.

"Hentikan ! Jangan bakar rumah kami !! Apa salah kami pada kalian, cukup, hentikaaan !!" Teriak Yanto pada warga warga yang sengaja membakar rumahnya.

Yanto mendekat dan menyerang warga yang sedang melempari kayu terbakar kerumahnya.

Warga mendorong, menendang tubuh kecil Yanto hingga terjatuh di tanah,

Terdengar secara sayup sayup suara Wita, adiknya tengah memanggilnya.

"Bang Yanto, tolong bang, sakit..." Ujar Wita dengan suara terengah engah karena susah bernafas.

Yanto melihat adiknya lalu cepat berlari mendekatinya, saat itu juga Wita pingsan, tak sadarkan diri, melihat adiknya pingsan.

Yanto semakin panik, dia menangis mengangkat tubuh adiknya, memangku kepala adiknya dipahanya, dia terduduk ditanah menangis sejadi jadinya.

"Bangun Wiit, banguuunn... kamu gak boleh pergi, kamu gak boleh ninggalin abang." Ujar Yanto dalam tangisannya meratapi Wita yang pingsan.

Sementara warga warga yang membakar rumahnya bubar, pergi meninggalkan Yanto dan Wita, rumah Yanto sudah habis terbakar.

Kobaran api yang begitu besar dengan cepat melalap habis dan membakar seluruh rumah Yanto yang hanya terbuat dari kayu kayu.

Yanto yang menangis cepat berdiri dan menggendong adiknya, dia segera lari meninggalkan rumahnya.

Yanto membawa Wita, dia meminta pertolongan orang orang agar adiknya di tolongin.

Yanto menggendong Wita menyusuri jalan setapak tanah dekat rumahnya.

Saat itu dia melihat seseorang berdiri menatap kearah rumahnya, segera Yanto mendekatinya.

"Tolong pak, tolongin saya." Ujar Yanto memelas pada orang tersebut yang hanya terdiam tak berani berbuat apapun.

Dia melirik ke dalam mobil, di jok belakang ada seorang pria separuh baya duduk.

Yanto melihat ke dalam mobil, segera dia mengetuk kaca mobil, Wita masih ada di gendongannya.

"Tolongin saya pak, tolong bawa adik saya kerumah sakit, tolong pak." Ujar Yanto mengetuk kaca jendela mobil.

Pria paruh baya membuka sedikit kaca jendela, menyuruh orang yang berdiri di luar mobil untuk segera masuk dan pergi dari situ.

Orang yang berdiri diluar mobil cepat masuk kedalam mobil, menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan Yanto yang kebingungan itu.

Pria paruh baya meludah kearah Yanto, Yanto terdiam terkena air ludah pria paruh baya yang pergi meninggalkannya.

Pria itu tak perduli dengan semua keadaan dirinya dan adiknya saat itu.

Dalam tangisan sedihnya, Yanto yang masih menggendong adiknya melangkah pergi, untuk mencoba kembali mencari bantuan.

Setiap kali dia bertemu orang dan meminta tolong, setiap kali juga orang orang yang bertemu dengannya menolak dan tidak mau menolong Yanto.

Bahkan ada diantara mereka yang memandang jijik serta hina pada Yanto dan Wita yang masih pingsan dalam gendongannya.

Yanto dengan susah payah melanjutkan langkahnya, tubuhnya mulai melemah, dia berusaha menguatkan dirinya berjalan dan menggotong adiknya.

Bagi Yanto, yang ada di fikirannya saat itu hanyalah berusaha agar dia segera tiba dirumah sakit, agar adiknya dapat tertolong.

     Dengan wajah panik dan penuh kesedihan Yanto berlari lari kecil, menyusuri jalanan.

Dia yang menggendong Wita berlari menyeberangi jalan raya yang cukup besar dan ramai kendaraan.

Karena panik dan ingin cepat sampai kerumah sakit, dia tidak peduli dan tidak melihat rambu lalu lintas, dengan cepat berlari menerobos jalanan.

Karena kecerobohannya itu, Yanto pun di tabrak sebuah mobil yang melaju dengan cepat dijalan raya itu.

Tubuh kecil Yanto terlempar karena ditabrak mobil, pegangan tangannya yang menggendong tubuh adiknya terlepas.

Wita yang berada dibelakang punggung Yanto terjatuh dari gendongan Yanto.

Wita terguling guling di aspal, kepalanya membentur aspal, terluka dan mengeluarkan darah.

Sementara Yanto yang terpental jauh juga terkulai tak berdaya di aspal jalanan itu, tubuhnya terlihat luka luka.

Seorang pemuda berseragam Polisi yang melihat Yanto ditabrak dan mobil yang menabraknya melarikan diri segera menghentikan mobilnya.

Lalu dia turun dan keluar dari dalam mobilnya, dia cepat berlari kearah Yanto, membopong tubuh Yanto dan memasukkannya ke dalam mobilnya.

"Witaa...Witaa..." Ujar Yanto lemah dalam gendongan pemuda yang menolongnya, lalu Yanto pingsan.

Setelah Yanto berada di dalam mobilnya, cepat sang pemuda berlari mendekati Wita.

Dia mengangkat serta menggendong Wita, membawanya masuk ke dalam mobilnya.

Wita sudah tak bergerak tubuhnya, pingsan seperti Yanto, setelah Wita dan Yanto berada di dalam mobilnya, Sang Pemuda cepat masuk kedalam mobil.

Dia menyalakan mesin mobilnya, lalu segera tancap gas menjalankan mobilnya, pergi meninggalkan tempat itu.

     Pemuda membawa Yanto dan Wita kerumah sakit, petugas rumah sakit dengan cepat dan tanggap serta sigap segera memberi pertolongan.

Petugas medis membawa Yanto serta Wita ke ruang gawat darurat, sang Pemuda wajahnya terlihat cemas dan iba melihat kondisi Yanto serta Wita terluka parah.

Beberapa jam kemudian sang Pemuda menemui Dokter yang mengoperasi Yanto serta Wita.

Dokter memberitahu kondisi Yanto aman dan baik baik saja setelah dioperasi,walau mengalami patah tulang di bagian kaki dan tangannya.

Tapi tidak dengan Wita, Dokter mengabarkan bahwa nyawa Wita tak dapat diselamatkan.

Setelah berusaha di operasi berjam jam, Wita menghembuskan nafasnya, dan meninggal dunia.

Sang Pemuda dengan wajah sedih terdiam, dia tak bisa berkata apapun juga saat itu.

     Setelah kematian Wita, adiknya, hari hari Yanto di isi dengan kesepian dan kesedihan, wajahnya terlihat murung, dia menjadi pendiam.

Saat itu Yanto berada di sebuah panti asuhan, sang Pemuda yang menolong Yanto saat kecelakaan sengaja membawanya ke panti asuhan.

Dengan tujuan, agar dia punya tempat tinggal, karena tahu bahwa Yanto tidak punya keluarga dan rumah.

Siapa sang pemuda ini ? Nanti akan dibuka tentang siapa sebenarnya di bab bab ke depannya.

--- 17 Tahun kemudian --- 

   Terlihat sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan tinggi lalu berhenti tepat di dekat seorang gadis cantik yang terlihat tertawa.

Saat itu, dari dalam mobil sport yang mahal itu keluar seorang pemuda gagah.

Pemuda itu berkaca mata hitam, dengan penampilan yang keren, parlente.

Dengan wajah tersenyum, Pemuda itu lantas membuka kacamata hitamnya.

Dia berjalan mendekati gadis cantik yang  sudah lama berdiri menunggunya.

Pemuda itu lalu menggandeng gadis cantik yang tersenyum senang padanya.

Pemuda yang dikenal bernama Mike serta gadis cantik yang bernama Linda itu terlihat akrab, berjalan masuk ke dalam gedung perkantoran.

Gedung perkantoran itu milik Mike, hasil dari pemberian orang tuanya. Dan Linda teman dekat Mike, mereka sangat dekat.

Banyak yang mengira kedekatan serta kemesraan mereka itu karena mereka berpacaran, padahal sebenarnya mereka hanyalah bersahabat.

Walau Mike menyukai Linda dan ingin serius, tapi Linda selalu menolaknya.

Linda mengatakan bahwa dia lebih nyaman menjadi sahabat Mike daripada pacar. Dan Mike menerima alasan Linda .

   Di dalam sebuah rumah yang terlihat gelap dan hanya di sinari lampu lampu pijar berwarna kuning cahayanya dengan watt kecil.

Terlihat seorang bapak yang duduk menatap televisi serta seorang ibu yang sedang menjahit di mesin jahit.

Tubuh mereka tak bergerak, diam mematung, lalu di kamar tidur anak, terlihat seorang gadis cantik yang sedang berbaring di ranjang.

Di kursi meja belajar,ada juga duduk gadis kecil seperti sedang belajar.

Di ruangan lain, terlihat sosok pemuda yang tidak terlihat wajahnya sedang asyik serius membuat sebuah patung lilin.

Dia sedang membuat sebuah patung lilin dengan sosok gadis kecil yang cantik.

Setelah selesai, tampak sorot matanya menatap puas dan senang pada patung lilin yang selesai dibuatnya.

Dia lalu merapikan semua peralatannya, kemudian pergi meninggalkan patung lilin gadis kecil itu.

Ternyata seorang bapak, seorang ibu yang ada diruang tamu depan tivi dan di mesin jahit adalah patung patung lilin yang sengaja dibuat sang pemuda misterius itu.

Sama halnya dengan gadis kecil yang berada di dalam kamar, terbaring di ranjang dan di meja belajar.

Mereka semua adalah patung patung lilin yang dibuat pemuda misterius itu.

Suasana yang gelap dan hanya diterangi sinar kuning lampu pijar membuat suasana dalam rumah tersebut mencekam.

Dengan keberadaan patung patung lilin yang seperti manusia aslinya membuat rumah itu terlihat menakutkan dan mengerikan.

Jika ada orang yang masuk ke dalam rumah itu, tentunya akan ketakutan dan teriak histeris.

Karena melihat patung lilin dengan nuansa gelap mencekam didalamnya.

Sang pemuda misterius duduk di kursi meja makan, tentang siapa dirinya sengaja dibuat menjadi sosok yang misterius untuk kepentingan cerita kedepannya.

Pemuda misterius itu menyendok nasi dan meletakkannya ke piring, mengambil lauk.

Lalu dia memberikan piring yang telah berisi nasi dan lauk pauk ke hadapan gadis kecil yang duduk di kursi meja makan.

Tepat di hadapannya, gadis kecil yang ternyata, sebuah patung lilin juga, sama seperti patung lainnya di dalam rumah.

"Sekarang waktunya kita makan, habis makan, aku akan bacain cerita komik buat kamu tidur." Ujar pemuda misterius tersenyum.

Suaranya terdengar berat dan ngebass, dia bicara pada patung lilin berbentuk gadis kecil.

Wajahnya mirip dan sama persis dengan wajah  kedua patung lilin gadis kecil yang berada di dalam kamar. 

Pemuda itu dengan cuek dan santainya menikmati makanannya, sesekali dia tersenyum dan tertawa.

Dia menatap pada patung lilin gadis kecil yang duduk didepannya, seolah sedang bicara dan becanda saat makan bersama sama. 

Siapa pemuda misterius ini ? Mengapa ada begitu banyak patung patung lilin yang dibuat dan di pajangnya di dalam rumah?

Apa maksud dan tujuannya dengan adanya patung patung lilin tersebut? 

Semua akan terjawab sedikit demi sedikit dalam bab bab berikutnya. Tetap ikuti kelanjutan ceritanya.

Akan banyak kejutan kejutan yang akan terjadi dalam cerita ini, hal yang tak terduga, sebuah misteri yang terus menyelimuti akan mengarungi alur cerita ini.

Terpopuler

Comments

nat.oke1

nat.oke1

Baca di awal bikiin penasaran....


jangan lupa mampir di cerita aku dong gengs, "my last kiss"

2023-03-16

0

Asuma Ace

Asuma Ace

1S55

2022-11-14

0

A 1

A 1

baru mulai, tapi sebenarnya ada beberapa kesalahan tulisan di sana.

2022-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Siapa dia ?
2 Hari yang bersejarah
3 Geger
4 Teror Hantu di Kampung Rawas
5 Bola bola Api menyerang
6 Getar Asmara
7 Ingatan Masa lalu
8 Pembunuhan Masal
9 Tersiksa Rindu
10 Menyisakan tanda tanya
11 Sakit Hati
12 Proyek Besar
13 Denyut Asmara
14 Tanda Tanya
15 Apa Kabar
16 Kenalkah Dia?
17 Tabir Rahasia Kelam
18 Mati Mengenaskan
19 Kepribadian Ganda
20 Pertikaian
21 Sahabat jadi Musuh
22 Pengintaian
23 Serangan mendadak
24 Pertemuan
25 Kesaksian
26 Bunuh Diri Menebus Dosa
27 Curiga
28 Api Menjalar
29 Murka
30 Di Keroyok
31 Dia tak menyadari kehadiranku
32 Kematian Tragis
33 Tentang Dia
34 Tanda Lahir
35 Sadis
36 Masterpiece
37 Cinta bersemi di Hati
38 Di Kubur Hidup hidup
39 Pembunuh berdarah dingin
40 Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41 Mencari dan Menghancurkan
42 Hasrat memuncak
43 Aku tau siapa kamu
44 Target
45 Menghindar dari Maut yang Mengancam
46 Siapa Kamu ?!
47 Sandera
48 Menanti Kematian
49 Kalung Nama
50 Bebasnya Sang Psikopat
51 Mengamuk
52 Para Bedebah
53 Monster Pembunuh
54 Alibi Kuat
55 Terbakar Api Cemburu
56 Hasrat
57 Kamera Mini dalam Patung
58 Geram
59 Gavlin itu Aku
60 Ledakan
61 Duel
62 Sang Informan
63 Dia, Gavlin
64 Ya, Aku yang Membantai
65 Aku merahasiakannya
66 Hancurnya sebuah Kebanggaan
67 Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68 Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69 Kosong
70 Di Ikuti
71 Siapa Moses ?
72 Terkapar
73 Syock
74 Mengungkap Pelaku
75 Amarah Gavlin
76 Saatnya berburu
77 Meringkus
78 Menunggu
79 Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80 Kematian Moses
81 Naik Pitam
82 Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83 Terluka
84 Pertikaian 2 Saudara Kandung
85 Hancur, berkeping keping
86 Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87 Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88 Penyerangan
89 Kamu Iblisnya !
90 Merampok Psikopat
91 Aku datang, mengambil Nyawamu
92 Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93 Menempatkan Mata Mata
94 Terjun Bebas
95 Menghadapi Musuh yang Sama
96 Musuh Besar
97 Masuk Perangkap
98 Kematian Teguh
99 Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100 Buronan Kepolisian
101 Menjadikan Patung Lilin
102 Jari Jari Tangan
103 Tergantung di Atas Tiang Bendera
104 Pengamanan Ketat
105 Pengintai yang Terbantai
106 Di Borgol dan di Tangkap
107 Kejutan untuk Sutoyo
108 Boneka Patung Lilin Citra
109 Terluka Parah
110 Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111 Bertemu Ronald
112 Penembak Misterius
113 Menghilang
114 Terhina, karena di Lecehkan
115 Duel Sesama Psikopat
116 Monster Mati di tangan Iblis
117 Menjadi Abu
118 Konspirasi
119 Siasat Richard
120 Negosiasi Richard pada Gavlin
121 Akhir hidup Sutoyo
122 Gatot Menghilang
123 Menyusun Siasat
124 Mulai Memburu Bram !
125 Penyiksaan Bram !
126 Terbakar
127 Menemukan Bukti yang terkubur lama
128 Mata di Bayar Mata
129 Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130 Penyerangan di Villa
131 Akhir Hayat Dody
132 Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133 Kasus Kadaluwarsa
134 Pengadilanku akan Datang
135 Penculikan Prawira
136 Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137 Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138 Penggeledahan
139 Terbunuhnya Mulyono
140 Melewati Masa Kritis
141 Mencari cara Membebaskan Herman
142 Aksi Perampokan
143 Penyelidikan Kasus Perampokan
144 Jafar Semakin Menjadi Buas
145 Bukti Mengarah ke Jafar
146 Bagai Dejavu
147 Menemukan Ruang Rahasia
148 Rahasia Yang Terkuak
149 Murkanya Gavlin
150 Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151 Terungkapnya Ambisi Richard
152 Ikut Berburu Jafar
153 Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154 Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155 Hukum Kalian membuatku Menderita
156 Apa Dia Masih Hidup ?
157 Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158 Jafar Melarikan Diri
159 Jafar Beraksi lagi
160 Video Amatir sebagai Barang Bukti
161 Sadar dari Koma
162 Di Non Aktifkan
163 Kemarahan Gavlin
164 Aku Iblis
165 Memusnahkan
166 Pertemuan Tak Sengaja
167 Jafar Tersungkur Jatuh
168 Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169 Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170 Poster Buronan Kepolisian
171 Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172 Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173 Aman
174 Richard Memburu Gavlin
175 Benih benih Cinta
176 Aku Bangkit dari Kubur !
177 Para Polisi Mencari Jafar
178 Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179 Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180 Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181 Berhalusinasi
182 Petak Umpet
183 Melempar Kesalahan pada Gavlin
184 Bukti rekaman pembunuhan
185 Mendadak Terkenal
186 Richard di Tangkap
187 Gavlin Kembali Beraksi
188 Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189 Merengek, Menangis takut Mati
190 Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191 Menemukan Richard
192 Andre Mengancam Jack dan Herman
193 Orang itu, Adalah Teguh
194 Gavlin Mengancam Andre
195 Menyamar dan Mengintai
196 Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197 Menyelinap Bagai Hantu
198 Berhutang Nyawa
199 Bukti Kejahatan Lainnya
200 Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201 Misi Yang Gagal
202 Penyerahan Bukti bukti Baru
203 Semakin Panik
204 Hari Pembantaian Jack
205 Tak Ada Pengampunan
206 Meyakinkan
207 Paket Khusus Buat Herman
208 Inside
209 Kasus yang Rumit
210 Semakin Terungkap
211 Di Buang Bagai Sampah
212 Berkhianat
213 Pengakuan secara Langsung
214 Pengakuan Herman
215 Di jebloskan ke dalam Tahanan
216 Bunuh Diri
217 Penebusan Dosa
218 Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219 Merayu Masto agar Berkhianat
220 Tak Akan Berkhianat
221 Peter Menculik Chandra
222 Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223 Di Tolong Gavlin
224 Tameng
225 Hadiah buat Binsar
226 Akulah Sang Penguasa
227 Chandra di Serang
228 Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229 Penyergapan yang Gagal
230 Di Kepung di Tengah Jalan
231 Sekarat
232 Berada di Ujung Tanduk
233 Hancurnya Tentara Bayaran
234 Gavlin Melewati Masa Kritis
235 Usaha Pembunuhan yang Gagal
236 Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237 Masto Curiga pada Chandra
238 Sepucuk Surat dari Indri
239 Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240 Memulai Penyerangan
241 Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242 Hancur berantakan
243 Luluh Lantaknya Markas Inside
244 Memburu Samsudin di Bandara
245 Penyerangan di Bandara
246 Menghancurkan Kesombongan
247 Menyerah
248 Tertangkapnya Samsudin
249 Lolos dari Vonis
250 Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251 Gagal Total Rencana Chandra
252 Terpenjara
253 Aksi Protes besar besaran terjadi
254 Meletakkan Jabatan
255 Bertemu Sang Jawara
256 Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257 Wicak Menolong Chandra
258 Pijar Mengamuk
259 Pertemuan Ramon dan Gavlin
260 Perkelahian di rumah Tahanan
261 Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262 Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263 Aku akan Memburumu
264 Gavlin Mengincar Jalal
265 Akhirnya, Bertemu Jalal
266 Mencari Samsudin
267 Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268 Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269 Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270 Pengejaran di Dalam Bunker
271 Berakhirnya kisah Samsudin
272 Persiapan ke Luar Negeri
273 Memberantas Organisasi Inside
274 Kerjasama Andre dan Gavlin
275 Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276 Dia Benar Indri ?!
277 Galau Tingkat Dewa
278 Rencana Gila Gavlin
279 Binsar Lolos dari Kejaran
280 Rencana Menjebak Binsar
281 Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282 Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283 Tangis Sedih Indri
284 Menghirup Udara Kebebasan
285 Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286 Duel Sengit Antar Gank Mafia
287 Kekalahan Binsar
288 Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289 Malik Menemui Indri
290 Pertemuan Gavlin dan Indri
291 Saling Merindu
292 Ledakan Dahsyat di Angkasa
293 Identifikasi Korban
294 Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295 Permintaan Terakhir
296 Apa Malik Benar Tewas ?
297 Lamaran
298 Munculnya Sosok Pria Misterius
299 Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300 Aku Anaknya Guntur
301 Tanda Tanya Gavlin
302 Rasa Penasaran Gavlin
303 Kilas Balik
304 Pablo Menyelamatkan Malik
305 Maafkan Aku , Jackson
306 Keresahan Hati Aamauri
307 Gavlin bertemu Aamauri
308 Gavlin Mengamuk
309 Murkanya Gavlin
310 Melacak Keberadaan Bellamy
311 Mengejar Bellamy
312 Penyerangan terhadap Gavlin
313 Andrei Menyerah
314 Pergilah. Aku menunggumu
315 Bellamy Melarikan Diri
316 Kejamnya Pablo
317 Hidup Bellamy Berakhir
318 Kebahagiaan Milik Mereka Berdua
Episodes

Updated 318 Episodes

1
Siapa dia ?
2
Hari yang bersejarah
3
Geger
4
Teror Hantu di Kampung Rawas
5
Bola bola Api menyerang
6
Getar Asmara
7
Ingatan Masa lalu
8
Pembunuhan Masal
9
Tersiksa Rindu
10
Menyisakan tanda tanya
11
Sakit Hati
12
Proyek Besar
13
Denyut Asmara
14
Tanda Tanya
15
Apa Kabar
16
Kenalkah Dia?
17
Tabir Rahasia Kelam
18
Mati Mengenaskan
19
Kepribadian Ganda
20
Pertikaian
21
Sahabat jadi Musuh
22
Pengintaian
23
Serangan mendadak
24
Pertemuan
25
Kesaksian
26
Bunuh Diri Menebus Dosa
27
Curiga
28
Api Menjalar
29
Murka
30
Di Keroyok
31
Dia tak menyadari kehadiranku
32
Kematian Tragis
33
Tentang Dia
34
Tanda Lahir
35
Sadis
36
Masterpiece
37
Cinta bersemi di Hati
38
Di Kubur Hidup hidup
39
Pembunuh berdarah dingin
40
Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41
Mencari dan Menghancurkan
42
Hasrat memuncak
43
Aku tau siapa kamu
44
Target
45
Menghindar dari Maut yang Mengancam
46
Siapa Kamu ?!
47
Sandera
48
Menanti Kematian
49
Kalung Nama
50
Bebasnya Sang Psikopat
51
Mengamuk
52
Para Bedebah
53
Monster Pembunuh
54
Alibi Kuat
55
Terbakar Api Cemburu
56
Hasrat
57
Kamera Mini dalam Patung
58
Geram
59
Gavlin itu Aku
60
Ledakan
61
Duel
62
Sang Informan
63
Dia, Gavlin
64
Ya, Aku yang Membantai
65
Aku merahasiakannya
66
Hancurnya sebuah Kebanggaan
67
Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68
Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69
Kosong
70
Di Ikuti
71
Siapa Moses ?
72
Terkapar
73
Syock
74
Mengungkap Pelaku
75
Amarah Gavlin
76
Saatnya berburu
77
Meringkus
78
Menunggu
79
Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80
Kematian Moses
81
Naik Pitam
82
Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83
Terluka
84
Pertikaian 2 Saudara Kandung
85
Hancur, berkeping keping
86
Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87
Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88
Penyerangan
89
Kamu Iblisnya !
90
Merampok Psikopat
91
Aku datang, mengambil Nyawamu
92
Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93
Menempatkan Mata Mata
94
Terjun Bebas
95
Menghadapi Musuh yang Sama
96
Musuh Besar
97
Masuk Perangkap
98
Kematian Teguh
99
Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100
Buronan Kepolisian
101
Menjadikan Patung Lilin
102
Jari Jari Tangan
103
Tergantung di Atas Tiang Bendera
104
Pengamanan Ketat
105
Pengintai yang Terbantai
106
Di Borgol dan di Tangkap
107
Kejutan untuk Sutoyo
108
Boneka Patung Lilin Citra
109
Terluka Parah
110
Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111
Bertemu Ronald
112
Penembak Misterius
113
Menghilang
114
Terhina, karena di Lecehkan
115
Duel Sesama Psikopat
116
Monster Mati di tangan Iblis
117
Menjadi Abu
118
Konspirasi
119
Siasat Richard
120
Negosiasi Richard pada Gavlin
121
Akhir hidup Sutoyo
122
Gatot Menghilang
123
Menyusun Siasat
124
Mulai Memburu Bram !
125
Penyiksaan Bram !
126
Terbakar
127
Menemukan Bukti yang terkubur lama
128
Mata di Bayar Mata
129
Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130
Penyerangan di Villa
131
Akhir Hayat Dody
132
Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133
Kasus Kadaluwarsa
134
Pengadilanku akan Datang
135
Penculikan Prawira
136
Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137
Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138
Penggeledahan
139
Terbunuhnya Mulyono
140
Melewati Masa Kritis
141
Mencari cara Membebaskan Herman
142
Aksi Perampokan
143
Penyelidikan Kasus Perampokan
144
Jafar Semakin Menjadi Buas
145
Bukti Mengarah ke Jafar
146
Bagai Dejavu
147
Menemukan Ruang Rahasia
148
Rahasia Yang Terkuak
149
Murkanya Gavlin
150
Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151
Terungkapnya Ambisi Richard
152
Ikut Berburu Jafar
153
Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154
Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155
Hukum Kalian membuatku Menderita
156
Apa Dia Masih Hidup ?
157
Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158
Jafar Melarikan Diri
159
Jafar Beraksi lagi
160
Video Amatir sebagai Barang Bukti
161
Sadar dari Koma
162
Di Non Aktifkan
163
Kemarahan Gavlin
164
Aku Iblis
165
Memusnahkan
166
Pertemuan Tak Sengaja
167
Jafar Tersungkur Jatuh
168
Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169
Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170
Poster Buronan Kepolisian
171
Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172
Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173
Aman
174
Richard Memburu Gavlin
175
Benih benih Cinta
176
Aku Bangkit dari Kubur !
177
Para Polisi Mencari Jafar
178
Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179
Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180
Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181
Berhalusinasi
182
Petak Umpet
183
Melempar Kesalahan pada Gavlin
184
Bukti rekaman pembunuhan
185
Mendadak Terkenal
186
Richard di Tangkap
187
Gavlin Kembali Beraksi
188
Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189
Merengek, Menangis takut Mati
190
Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191
Menemukan Richard
192
Andre Mengancam Jack dan Herman
193
Orang itu, Adalah Teguh
194
Gavlin Mengancam Andre
195
Menyamar dan Mengintai
196
Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197
Menyelinap Bagai Hantu
198
Berhutang Nyawa
199
Bukti Kejahatan Lainnya
200
Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201
Misi Yang Gagal
202
Penyerahan Bukti bukti Baru
203
Semakin Panik
204
Hari Pembantaian Jack
205
Tak Ada Pengampunan
206
Meyakinkan
207
Paket Khusus Buat Herman
208
Inside
209
Kasus yang Rumit
210
Semakin Terungkap
211
Di Buang Bagai Sampah
212
Berkhianat
213
Pengakuan secara Langsung
214
Pengakuan Herman
215
Di jebloskan ke dalam Tahanan
216
Bunuh Diri
217
Penebusan Dosa
218
Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219
Merayu Masto agar Berkhianat
220
Tak Akan Berkhianat
221
Peter Menculik Chandra
222
Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223
Di Tolong Gavlin
224
Tameng
225
Hadiah buat Binsar
226
Akulah Sang Penguasa
227
Chandra di Serang
228
Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229
Penyergapan yang Gagal
230
Di Kepung di Tengah Jalan
231
Sekarat
232
Berada di Ujung Tanduk
233
Hancurnya Tentara Bayaran
234
Gavlin Melewati Masa Kritis
235
Usaha Pembunuhan yang Gagal
236
Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237
Masto Curiga pada Chandra
238
Sepucuk Surat dari Indri
239
Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240
Memulai Penyerangan
241
Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242
Hancur berantakan
243
Luluh Lantaknya Markas Inside
244
Memburu Samsudin di Bandara
245
Penyerangan di Bandara
246
Menghancurkan Kesombongan
247
Menyerah
248
Tertangkapnya Samsudin
249
Lolos dari Vonis
250
Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251
Gagal Total Rencana Chandra
252
Terpenjara
253
Aksi Protes besar besaran terjadi
254
Meletakkan Jabatan
255
Bertemu Sang Jawara
256
Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257
Wicak Menolong Chandra
258
Pijar Mengamuk
259
Pertemuan Ramon dan Gavlin
260
Perkelahian di rumah Tahanan
261
Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262
Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263
Aku akan Memburumu
264
Gavlin Mengincar Jalal
265
Akhirnya, Bertemu Jalal
266
Mencari Samsudin
267
Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268
Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269
Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270
Pengejaran di Dalam Bunker
271
Berakhirnya kisah Samsudin
272
Persiapan ke Luar Negeri
273
Memberantas Organisasi Inside
274
Kerjasama Andre dan Gavlin
275
Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276
Dia Benar Indri ?!
277
Galau Tingkat Dewa
278
Rencana Gila Gavlin
279
Binsar Lolos dari Kejaran
280
Rencana Menjebak Binsar
281
Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282
Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283
Tangis Sedih Indri
284
Menghirup Udara Kebebasan
285
Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286
Duel Sengit Antar Gank Mafia
287
Kekalahan Binsar
288
Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289
Malik Menemui Indri
290
Pertemuan Gavlin dan Indri
291
Saling Merindu
292
Ledakan Dahsyat di Angkasa
293
Identifikasi Korban
294
Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295
Permintaan Terakhir
296
Apa Malik Benar Tewas ?
297
Lamaran
298
Munculnya Sosok Pria Misterius
299
Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300
Aku Anaknya Guntur
301
Tanda Tanya Gavlin
302
Rasa Penasaran Gavlin
303
Kilas Balik
304
Pablo Menyelamatkan Malik
305
Maafkan Aku , Jackson
306
Keresahan Hati Aamauri
307
Gavlin bertemu Aamauri
308
Gavlin Mengamuk
309
Murkanya Gavlin
310
Melacak Keberadaan Bellamy
311
Mengejar Bellamy
312
Penyerangan terhadap Gavlin
313
Andrei Menyerah
314
Pergilah. Aku menunggumu
315
Bellamy Melarikan Diri
316
Kejamnya Pablo
317
Hidup Bellamy Berakhir
318
Kebahagiaan Milik Mereka Berdua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!