Bola bola Api menyerang

   Bramantio bersama istrinya Masayu dan anak tunggalnya Mike sedang berkunjung kerumah Wijaya, orang tua dari Linda.

Di ruang tamu rumah yang sangat mewah itu, terlihat keakraban diantara Bramantio dan Wijaya.

Bramantio datang berkunjung untuk membicarakan perihal tentang rencana dirinya dan Wijaya menjodohkan Mike dengan Linda.

Perjodohan itu, dengan maksud, agar mereka menjadi besan, dan semakin mempererat persahabatan yang sudah terjalin selama ini.

Selain itu, ada motif lain yang di incar Bramantio untuk menjadikan Mike, anak semata wayangnya itu sebagai Menantu Wijaya.

Agar dia bisa menguasai sebagian saham perusahaan milik Wijaya yang selama ini secara diam diam memang sudah di incarnya.

Tampak kebahagiaan terpancar dari raut wajah Masayu yang tersenyum lebar melirik Linda yang hanya diam tertunduk.

Mike yang duduk di sofa, tepat di depan Linda sesekali melirik wajah Linda.

Ada kebahagiaan pada dirinya, karena akhirnya akan menjadikan Linda sebagai istrinya.

Suatu keinginan yang sudah lama di impikannya, dan akan segera terkabul.

"Ada baiknya, jika pernikahan Mike dan Linda dilangsungkan secepatnya." Ujar Masayu tersenyum senang pada Wijaya.

"Iya, kita diskusikan dulu untuk menetapkan waktu terbaiknya." Ujar Wijaya.

"Pernikahan mereka harus digelar dengan istimewa, saya akan mempersiapkan semuanya." Ujar Bramantio menatap Wijaya.

"Mudah mudahan dengan menikahnya anak anak kita, dapat lebih mempererat hubungan kita." Ujar Wijaya pada Bramantio yang mengangguk tersenyum .

"Bagaimana Mike ? Kamu siap kan menikah dengan Linda ?" Tanya Masayu pada Mike yang tesenyum senang itu.

"Iya Ma, saya bahagia bisa menikahi Linda." Ujarnya melirik Linda yang hanya diam saja duduk di sofanya.

Wijaya tersenyum menatap Mike dan Bramantio beserta Masayu. Linda terdiam.

"Sayang sekali, Mama Linda sudah almarhum, jika dia masih ada, tentu dia bahagia Linda akan menikah." Ujar Wijaya.

Wijaya tersenyum lirih mengenang istrinya yang sudah meninggal karena sakit jantungnya.

Tiba tiba Linda berdiri dari tempat duduknya dengan wajah yang sedikit menyimpan rasa ketidak senangan dengan semua pembicaraan mereka.

"Maaf Om, Tante, Linda tinggal dulu, Linda lagi gak enak badan." Ujar Linda dengan suara lemah pada Bramantio dan Masayu.

Dia melirik sekilas pada Mike yang heran melihat sikap Linda seperti dingin dan acuh tak acuh itu.

Linda beranjak dari tempatnya, berbalik jalan meninggalkan mereka.

Wijaya melirik heran pada anaknya yang pergi begitu saja, saat Mike berdiri hendak mengejar Linda.

Namun, Wijaya langsung menahan langkahnya, dia memegang tangan Mike.

"Biarkan dia Mike, Linda mungkin butuh waktu buat mikir tentang pernikahannya." Ujar Wijaya pada Mike yang lantas kembali duduk di sofanya.

Dia menghela nafasnya, ada rasa tidak enak di hatinya melihat perubahan sikap Linda yang tidak seperti biasanya.

Linda yang sehari harinya ceria, saat ini di lihat Mike lebih banyak murung.

Di dalam dirinya dia tahu, bahwa Linda keberatan dengan pernikahan mereka.

Namun Mike tidak perduli, karena selama ini memang dia mencintai Linda.

Dia senang, berkat kedua orang tuanya, dia bisa memiliki Linda seutuhnya.

   Linda melangkah cepat keluar dari dalam rumahnya, wajahnya terlihat kesal, dia lalu duduk di anak tangga lantai halaman rumahnya yang besar dan mewah.

Wajahnya murung, Gavlin, yang berdiri disamping mobilnya menunggu Bramantio beserta keluarga.

Gavlin melihat Linda duduk di anak tangga halaman rumah, dia segera melangkah mèndekatinya.

Gavlin lalu memperhatikan wajah cantik Linda yang sedang murung itu.

"Lebih baik, jika kamu keberatan, bilang langsung, jangan hanya diam." Ujar Gavlin berdiri di hadapan Linda yang menatap wajahnya.

Linda kaget karena tiba tiba, sudah ada Gavlin berdiri  tersenyum di dekatnya.

"Kamu siapa ? Apa maksudmu ?" Tanya Linda mendongak melihat Gavlin yang berdiri.

"Aku supir pribadi pak Bramantio, aku tau, kamu akan menikah dengan tuan Mike, anak pak Bramantio kan ?" Ujar Gavlin.

Gavlin tersenyum pada Linda yang memperhatikan wajah Gavlin, Linda lantas berdiri dihadapan Gavlin.

"Aku kesal, kecewa sama Mike, gak nyangka dia setuju dengan perjodohan kami." Ujar Linda kesal.

"Kamu suka gak sama Mike ? Kamu akan bahagia gak kalo jadi istrinya?" Tanya Gavlin menatap wajah Linda.

"Suka dalam hal persahabatan, tidak lebih, aku gak kan bahagia jika jadi istrinya, karena aku gak pernah mencintai Mike." Linda kesal.

"Dia itu hanya ku anggap sebagai sahabat baik, tidak lebih dari itu." Ujar Linda.

"Aku kecewa aja pada sikap Mike yang menerima begitu saja perjodohan kami." Ujar Linda dengan wajah kecewa.

"Dia udah berbohong padaku, bilang gak kan pernah mau jika orang tuanya memaksa dia menikahi aku, nyatanya setuju aja." Ujar Linda kesal.

Dia sangat kecewa pada Mike, dia merasa Mike tidak jujur dengan apa yang sudah pernah dikatakannya. Gavlin tersenyum.

"Ya bilang terus terang, kamu menolak pernikahan itu." Ujar Gavlin santai.

"Kalo kamu diam aja, dan sikapmu seperti ini, orang tuamu pasti berfikir kamu setuju dengan pernikahan kalian." Ujar Gavlin.

Mendengar ucapan Gavlin, Linda terdiam, lalu Linda menatap wajah Gavlin yang tersenyum.

"Sebaiknya, kamu secepatnya memberitahu mereka, sebelum mereka menyiapkan semuanya." Ujar Gavlin.

Linda diam lagi, dia berfikir sejenak, lalu dia menatap Gavlin yang tersenyum padanya.

"Baik gak, kalo sekarang aku bilang ke mereka ?" Tanya Linda pada Gavlin.

"Kalo gak sekarang, mau kapan lagi? Mereka pasti mau cepat cepat menikahi kamu dan Mike." Ujar Gavlin.

"Kalo kamu tunda dan berlarut larut, akan terlambat nanti." Gavlin meyakinkan Linda yang diam berfikir.

Akhirnya dia menarik nafas dan mengangguk, menatap wajah Gavlin yang tersenyum padanya.

"Okay, aku akan bilang ke mereka." Ujar Linda menatap wajah Gavlin.

"Terima kasih ya, Oh ya, nama kamu siapa ?" Tanya Linda pada Gavlin.

"Aku Gavlin." Ujarnya memberitahukan namanya pada Linda.

"Aku Linda. sekali lagi, terima kasih ya udah kasih saran buatku." Ujar Linda tersenyum ramah pada Gavlin yang mengangguk tersenyum.

Linda lalu berbalik dan berjalan cepat kembali masuk ke dalam rumahnya di ikuti tatapan mata Gavlin yang melihatnya masuk ke dalam rumah.

   Linda kemudian segera berjalan masuk ke dalam rumahnya, menemui Papahnya.

Papahnya sedang tertawa tawa bahagia bersama Bramantio dan Masayu beserta Mike. Linda berdiri dihadapan mereka.

"Linda boleh bicara pah ?" Ujar Linda pada Wijaya, lapahnya yang lantas melihatnya dengan wajah heran.

Bramantio, Masayu dan Mike juga kaget melihat sikap Linda yang tiba tiba datang dan seperti akan menyampaikan sesuatu hal yang penting.

"Ada apa ? Kamu mau bilang apa? Duduklah." Ujar Wijaya pada Linda dengan penuh kelembutan.

Linda berdiri diam sejenak, dia menarik nafasnya berat, menguatkan dirinya.

Kemudian dia menatap satu persatu kewajah Bramantio, Masayu, Wijaya, lalu melihat pada Mike yang menatapnya lekat.

"Maafin Linda pah. Linda menolak perjodohan kami, Linda gak mau menikah dengan Mike." Ujar Linda dengan mantap dan penuh keyakinan dalam dirinya.

Hal itu membuat Wijaya sedikit kaget, namun dia kemudian tersenyum, mencoba mengerti akan sikap anak yang sangat disayanginya itu.

Sementara Bramantio terlihat terhenyak, dia kaget Linda menolak rencananya menikahi anaknya dengan Linda.

Masayu melirik Bramantio yang terlihat kecewa, Mike yang duduk di sofa juga terlihat air mukanya berubah kecewa, dia menatap Linda.

"Kenapa kamu menolak pernikahan kita Lin ? Apa kamu gak suka denganku ?" Tanya Mike pada Linda.

"Aku udah bilang berkali kali padamu Mike, aku gak pernah mau jadi pacarmu, apalagi jadi istrimu!" Linda marah.

"Aku gak pernah mencintaimu, aku hanya menyukaimu sebagai sahabat baikku, aku rasa kamu udah tau semuanya alasanku." Ujar Linda.

Linda menatap wajah Mike yang kecewa, Linda terlihat kesal pada Mike.

"Bagaimana bisa aku jadi istrimu jika aku selama ini gak pernah mencintaimu?!" Ujar Linda.

"Biarpun aku terpaksa menikahimu, hatiku gak akan pernah bisa mencintaimu." Ujar Linda menegaskan. Mike berdiri menatap Linda.

"Tapi Lin... " Ujar Mike, Linda memotong ucapan Mike.

"Cukup Mike, aku kecewa denganmu ! Kamu udah bohong!" Ujar Linda keras.

"Kamu bilang akan menolak jika orang tuamu menjodohkan kita, nyatanya kamu menerimanya begitu aja, bahkan kamu senang." Ujar Linda sinis pada Mike.

"Maafin Linda pah, batalkan semua rencana ini." Ujar Linda pada papahnya.

Wijaya hanya diam mengangguk, dia tidak akan memaksa anaknya, dia lebih memilih menuruti semua yang di katakan dan di minta anaknya.

Wijaya menilai, semua yang dilakukan anaknya pasti untuk kebaikan diri anaknya sendiri. 

Linda berbalik, berjalan meninggalkan mereka semua yang ada diruang tamu rumahnya.

Dia naik ke tangga rumahnya, menuju ke kamarnya yang berada dilantai atas rumahnya.

Melihat kepergian Linda begitu saja membuat Bramantio tersinggung, wajahnya terlihat kesal melihat sikap Linda yang terang terangan menolak lamaran anaknya.

Bramantio berdiri dari tempat duduknya, Masayu mengikutinya dan berdiri.

"Kita pulang." Ujar Bramantio dengan wajah menahan kesal dan marah pada Masayu dan Mike yang mengikutinya.

"Aku kecewa dengan sikap anakmu yang tidak sopan padaku, anak kurang ajar !" Ujar Bramantio geram.

"Bramantio !! Jangan sekali kali kamu mengatakan hal buruk tentang anakku !" Bentak Wijaya, dia marah pada Bramantio.

"Wijayaaa !! Kamu tau kan siapa aku ?! Tidak ada seorangpun yang berani berbuat seenaknya, tidak menaruh hormat padaku!" Ujar Bramantio marah.

"Anakmu sudah menginjak injak harga diriku!" Bentak Bramantio marah menatap wajah Wijaya yang geram.

"Sudah, sudah pah, jangan diteruskan." Ujar Masayu menenangkan suaminya yang marah.

"Keterlaluan kamu Bram ! Apa kamu kira semua orang akan menuruti kehendakmu !" Bentak Wijaya.

"Kamu tidak bisa membuat orang menurutimu hanya karena memandang kehebatan dan kekayaanmu !" Ujar Wijaya menatap Bramantio.

"Aku lebih menuruti kemauan anakku daripada orang lain ,jika dia menolak, aku pun akan menolak perjodohannya !" Ujar Wijaya geram.

Bramantio mengepalkan tangannya, dia tersinggung pada Wijaya dan Linda.

Bramantio menatap tajam wajah Wijaya, Mike lalu memegang tubuhnya dan membawa pergi papahnya beserta mamanya.

"Kami permisi Om." Ujar Mike pamit pada Wijaya.

"Silahkan. Lebih baik bawa papahmu keluar dari rumahku, orang seperti dia tidak pantas berada dirumahku !" Ujar Wijaya.

Mendengar itu Bramantio marah, dia hendak memukul Wijaya, namun di tahan Masayu dan di cegah Mike yang lantas dengan cepat menarik.

Mike dan Masayu membawa Bramantio keluar dari dalam rumah Wijaya yang menatap kesal pada Bramantio.

Mike dan Masayu keluar dari dalam rumah Wijaya membawa Bramantio yang terlihat sangat marah.

Gavlin yang berdiri disamping mobil menunggu, begitu dia melihat kedatangan mereka cepat membuka pintu belakang mobilnya.

Bramantio masuk ke dalam mobil di ikuti Masayu, mereka duduk di jok belakang mobil.

Mike berjalan dan duduk di jok depan samping mobil, Gavlin setelah menutup pintu mobil segera cepat masuk ke dalam mobil.

Gavlin menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Wijaya.

"Kurang ajar Wijaya ! Berani dia melawanku ! Aku akan kasih pelajaran dia !" Ujar Bramantio sangat marah sambil menarik dan melepas dasinya.

"Anaknya sudah berani menghinaku terang terangan dengan menolak rencanaku menikahi dia dan Mike !" Bramantio ngamuk.

"Aku tidak bisa menerimanya, tidak bisa ! Dia sudah merendahkan kehormatanku!" Teriak Bramantio melampiaskan amarahnya di dalam mobil.

Gavlin diam terus menyetir mobil, sesekali matanya melirik pada Bramantio yang marah mengamuk di dalam mobil, dia melihat dari kaca spion depan mobil.

"Sudahlah pah, buat apa papah marah marah, biar semuanya aku yang urus, aku akan bicara nanti dengan Linda." Ujar Mike memberi ketenangan pada papahnya.

"Iya pah, serahkan semua sama Mike." Ujar Masayu pada Bramantio yang terlihat menarik nafasnya, berusaha untuk meredakan amarahnya.

Mobil terus melaju dijalanan dengan kecepatan sedang, terlihat wajah Gavlin tersenyum kecil.

Di hati kecilnya mengatakan bahwa Linda pasti sudah menolak perjodohannya.

Hal itu yang membuat Bramantio mencak mencak mengamuk marah. Gavlin dengan sikap tenang terus menyetir mobilnya.

   Adzan Isya saat ini berkumandang sayup sayup terdengar dari kejauhan.

Terlihat Ningsih , Wanita berusia 50 tahun dijalanan, dia berpenampilan dengan pakaian yang rapi, habis pergi ketempat hajatan.

Dia mengendarai motor maticnya melintasi jalanan kecil, di kiri jalanan ada rawa rawa.

Sementara di sebelah kanan jalan hanya di tumbuhi rumput rumput liar yang tinggi.

Tidak ada lampu penerangan dijalanan itu, tiba tiba Ningsih menghentikan motornya, dia turun dari motornya.

Ningsih berjalan, melihat ban belakang motornya, ban motor belakang kempes, Ningsih terlihat kesal.

"Ada ada aja nih motor, pake bocor segala, mana sepi gak ada orang, bengkel jauh." Ujarnya mengomel pada dirinya sendiri.

Matanya tertuju pada ranjau paku yang menancap di tanah, dibelakang dekat motornya.

Ningsih lalu dengan cepat melangkah mendekati, melihat ranjau paku itu dia marah.

"Kurang ajar, siapa yang sengaja buat ranjau begini !" Ujarnya marah.

Ningsih melihat sekitarnya, karena suasana sepi, tiba tiba wajahnya berubah pucat, dia takut.

"Jangan jangan, begal yang buat ranjau ini." Ujarnya ngeri.

Ningsih lalu cepat mendorong motornya, berjalan tergesa gesa , pergi dengan mendorong motornya. Dia takut, ada begal menyerangnya ditempat sepi itu.

Saat Ningsih jalan cepat sambil mendorong motornya , tiba tiba saja melesat terbang di depannya sebuah bola api.

Bola api itu berputar putar melesat terbang ke arahnya, Ningsih kaget melihat ada bola api yang terbang ke arahnya.

Bola api itu melesat melewati kepalanya, Ningsih kaget dan menundukkan kepalanya, lalu menoleh ke belakang.

Dia melihat bola api itu berhenti dan tetap melayang berputar putar ditempatnya.

Lalu tiba tiba kembali bola api itu melesat terbang ke arahnya, melihat bola api yang terbang melesat ke arahnya lagi, mata Ningsih melotot, dia ketakutan.

Dia melepaskan begitu saja motornya terjatuh di tanah, lalu cepat berlari dengan ketakutan.

Bola api yang terbang melayang layang itu terus melesat mengejarnya.

"Tolllloooonnngggg...Tooolllloooonnnggg...!!" Teriak Ningsih terus berlari cepat dengan wajah penuh ketakutan.

Sesekali dia melihat ke belakang, ke atas pada bola api yang terbang melesat mengejarnya.

Ningsih terjatuh ditanah, dia cepat bangun dan berdiri, lalu segera berlari kembali.

Wajahnya semakin pucat, dia berkali kali terjatuh dan bangun lalu lari lagi.

Bola api terus mengejarnya, di pertigaan jalan setapak, Ningsih mendadak menghentikan langkahnya.

Dia berdiri diam tak bergerak di tempatnya, matanya terbelalak ketakutan.

Dia melihat sosok seseorang berdiri di depannya tanpa kepala, di tangan sosok orang itu memegang kepala.

"Haa...haan...tu...kepala bun...tung...!!" Ujarnya penuh ketakutan.

Ningsih bergidik ngeri, dia gemetar ketakutan, lalu beberapa detik setelah dia berdiri kaku ditempatnya.

Ningsih pingsan, tubuhnya terkulai lemas di tanah, dia tak sadarkan diri.

Sosok orang tanpa kepala itu berjalan pelan mendekati tubuh Ningsih yang pingsan terbaring di tanah.

Terpopuler

Comments

Sak. Lim

Sak. Lim

naif mata buta ga liat apa anak kmu trtuduk gtu

2023-08-28

0

Yuuna

Yuuna

hebat Yanto...bikin mereka berantem😆

2022-04-25

1

Bintang Putra Int

Bintang Putra Int

ga jls alur critanya

2022-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Siapa dia ?
2 Hari yang bersejarah
3 Geger
4 Teror Hantu di Kampung Rawas
5 Bola bola Api menyerang
6 Getar Asmara
7 Ingatan Masa lalu
8 Pembunuhan Masal
9 Tersiksa Rindu
10 Menyisakan tanda tanya
11 Sakit Hati
12 Proyek Besar
13 Denyut Asmara
14 Tanda Tanya
15 Apa Kabar
16 Kenalkah Dia?
17 Tabir Rahasia Kelam
18 Mati Mengenaskan
19 Kepribadian Ganda
20 Pertikaian
21 Sahabat jadi Musuh
22 Pengintaian
23 Serangan mendadak
24 Pertemuan
25 Kesaksian
26 Bunuh Diri Menebus Dosa
27 Curiga
28 Api Menjalar
29 Murka
30 Di Keroyok
31 Dia tak menyadari kehadiranku
32 Kematian Tragis
33 Tentang Dia
34 Tanda Lahir
35 Sadis
36 Masterpiece
37 Cinta bersemi di Hati
38 Di Kubur Hidup hidup
39 Pembunuh berdarah dingin
40 Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41 Mencari dan Menghancurkan
42 Hasrat memuncak
43 Aku tau siapa kamu
44 Target
45 Menghindar dari Maut yang Mengancam
46 Siapa Kamu ?!
47 Sandera
48 Menanti Kematian
49 Kalung Nama
50 Bebasnya Sang Psikopat
51 Mengamuk
52 Para Bedebah
53 Monster Pembunuh
54 Alibi Kuat
55 Terbakar Api Cemburu
56 Hasrat
57 Kamera Mini dalam Patung
58 Geram
59 Gavlin itu Aku
60 Ledakan
61 Duel
62 Sang Informan
63 Dia, Gavlin
64 Ya, Aku yang Membantai
65 Aku merahasiakannya
66 Hancurnya sebuah Kebanggaan
67 Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68 Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69 Kosong
70 Di Ikuti
71 Siapa Moses ?
72 Terkapar
73 Syock
74 Mengungkap Pelaku
75 Amarah Gavlin
76 Saatnya berburu
77 Meringkus
78 Menunggu
79 Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80 Kematian Moses
81 Naik Pitam
82 Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83 Terluka
84 Pertikaian 2 Saudara Kandung
85 Hancur, berkeping keping
86 Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87 Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88 Penyerangan
89 Kamu Iblisnya !
90 Merampok Psikopat
91 Aku datang, mengambil Nyawamu
92 Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93 Menempatkan Mata Mata
94 Terjun Bebas
95 Menghadapi Musuh yang Sama
96 Musuh Besar
97 Masuk Perangkap
98 Kematian Teguh
99 Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100 Buronan Kepolisian
101 Menjadikan Patung Lilin
102 Jari Jari Tangan
103 Tergantung di Atas Tiang Bendera
104 Pengamanan Ketat
105 Pengintai yang Terbantai
106 Di Borgol dan di Tangkap
107 Kejutan untuk Sutoyo
108 Boneka Patung Lilin Citra
109 Terluka Parah
110 Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111 Bertemu Ronald
112 Penembak Misterius
113 Menghilang
114 Terhina, karena di Lecehkan
115 Duel Sesama Psikopat
116 Monster Mati di tangan Iblis
117 Menjadi Abu
118 Konspirasi
119 Siasat Richard
120 Negosiasi Richard pada Gavlin
121 Akhir hidup Sutoyo
122 Gatot Menghilang
123 Menyusun Siasat
124 Mulai Memburu Bram !
125 Penyiksaan Bram !
126 Terbakar
127 Menemukan Bukti yang terkubur lama
128 Mata di Bayar Mata
129 Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130 Penyerangan di Villa
131 Akhir Hayat Dody
132 Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133 Kasus Kadaluwarsa
134 Pengadilanku akan Datang
135 Penculikan Prawira
136 Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137 Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138 Penggeledahan
139 Terbunuhnya Mulyono
140 Melewati Masa Kritis
141 Mencari cara Membebaskan Herman
142 Aksi Perampokan
143 Penyelidikan Kasus Perampokan
144 Jafar Semakin Menjadi Buas
145 Bukti Mengarah ke Jafar
146 Bagai Dejavu
147 Menemukan Ruang Rahasia
148 Rahasia Yang Terkuak
149 Murkanya Gavlin
150 Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151 Terungkapnya Ambisi Richard
152 Ikut Berburu Jafar
153 Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154 Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155 Hukum Kalian membuatku Menderita
156 Apa Dia Masih Hidup ?
157 Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158 Jafar Melarikan Diri
159 Jafar Beraksi lagi
160 Video Amatir sebagai Barang Bukti
161 Sadar dari Koma
162 Di Non Aktifkan
163 Kemarahan Gavlin
164 Aku Iblis
165 Memusnahkan
166 Pertemuan Tak Sengaja
167 Jafar Tersungkur Jatuh
168 Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169 Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170 Poster Buronan Kepolisian
171 Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172 Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173 Aman
174 Richard Memburu Gavlin
175 Benih benih Cinta
176 Aku Bangkit dari Kubur !
177 Para Polisi Mencari Jafar
178 Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179 Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180 Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181 Berhalusinasi
182 Petak Umpet
183 Melempar Kesalahan pada Gavlin
184 Bukti rekaman pembunuhan
185 Mendadak Terkenal
186 Richard di Tangkap
187 Gavlin Kembali Beraksi
188 Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189 Merengek, Menangis takut Mati
190 Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191 Menemukan Richard
192 Andre Mengancam Jack dan Herman
193 Orang itu, Adalah Teguh
194 Gavlin Mengancam Andre
195 Menyamar dan Mengintai
196 Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197 Menyelinap Bagai Hantu
198 Berhutang Nyawa
199 Bukti Kejahatan Lainnya
200 Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201 Misi Yang Gagal
202 Penyerahan Bukti bukti Baru
203 Semakin Panik
204 Hari Pembantaian Jack
205 Tak Ada Pengampunan
206 Meyakinkan
207 Paket Khusus Buat Herman
208 Inside
209 Kasus yang Rumit
210 Semakin Terungkap
211 Di Buang Bagai Sampah
212 Berkhianat
213 Pengakuan secara Langsung
214 Pengakuan Herman
215 Di jebloskan ke dalam Tahanan
216 Bunuh Diri
217 Penebusan Dosa
218 Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219 Merayu Masto agar Berkhianat
220 Tak Akan Berkhianat
221 Peter Menculik Chandra
222 Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223 Di Tolong Gavlin
224 Tameng
225 Hadiah buat Binsar
226 Akulah Sang Penguasa
227 Chandra di Serang
228 Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229 Penyergapan yang Gagal
230 Di Kepung di Tengah Jalan
231 Sekarat
232 Berada di Ujung Tanduk
233 Hancurnya Tentara Bayaran
234 Gavlin Melewati Masa Kritis
235 Usaha Pembunuhan yang Gagal
236 Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237 Masto Curiga pada Chandra
238 Sepucuk Surat dari Indri
239 Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240 Memulai Penyerangan
241 Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242 Hancur berantakan
243 Luluh Lantaknya Markas Inside
244 Memburu Samsudin di Bandara
245 Penyerangan di Bandara
246 Menghancurkan Kesombongan
247 Menyerah
248 Tertangkapnya Samsudin
249 Lolos dari Vonis
250 Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251 Gagal Total Rencana Chandra
252 Terpenjara
253 Aksi Protes besar besaran terjadi
254 Meletakkan Jabatan
255 Bertemu Sang Jawara
256 Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257 Wicak Menolong Chandra
258 Pijar Mengamuk
259 Pertemuan Ramon dan Gavlin
260 Perkelahian di rumah Tahanan
261 Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262 Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263 Aku akan Memburumu
264 Gavlin Mengincar Jalal
265 Akhirnya, Bertemu Jalal
266 Mencari Samsudin
267 Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268 Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269 Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270 Pengejaran di Dalam Bunker
271 Berakhirnya kisah Samsudin
272 Persiapan ke Luar Negeri
273 Memberantas Organisasi Inside
274 Kerjasama Andre dan Gavlin
275 Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276 Dia Benar Indri ?!
277 Galau Tingkat Dewa
278 Rencana Gila Gavlin
279 Binsar Lolos dari Kejaran
280 Rencana Menjebak Binsar
281 Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282 Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283 Tangis Sedih Indri
284 Menghirup Udara Kebebasan
285 Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286 Duel Sengit Antar Gank Mafia
287 Kekalahan Binsar
288 Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289 Malik Menemui Indri
290 Pertemuan Gavlin dan Indri
291 Saling Merindu
292 Ledakan Dahsyat di Angkasa
293 Identifikasi Korban
294 Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295 Permintaan Terakhir
296 Apa Malik Benar Tewas ?
297 Lamaran
298 Munculnya Sosok Pria Misterius
299 Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300 Aku Anaknya Guntur
301 Tanda Tanya Gavlin
302 Rasa Penasaran Gavlin
303 Kilas Balik
304 Pablo Menyelamatkan Malik
305 Maafkan Aku , Jackson
306 Keresahan Hati Aamauri
307 Gavlin bertemu Aamauri
308 Gavlin Mengamuk
309 Murkanya Gavlin
310 Melacak Keberadaan Bellamy
311 Mengejar Bellamy
312 Penyerangan terhadap Gavlin
313 Andrei Menyerah
314 Pergilah. Aku menunggumu
315 Bellamy Melarikan Diri
316 Kejamnya Pablo
317 Hidup Bellamy Berakhir
318 Kebahagiaan Milik Mereka Berdua
Episodes

Updated 318 Episodes

1
Siapa dia ?
2
Hari yang bersejarah
3
Geger
4
Teror Hantu di Kampung Rawas
5
Bola bola Api menyerang
6
Getar Asmara
7
Ingatan Masa lalu
8
Pembunuhan Masal
9
Tersiksa Rindu
10
Menyisakan tanda tanya
11
Sakit Hati
12
Proyek Besar
13
Denyut Asmara
14
Tanda Tanya
15
Apa Kabar
16
Kenalkah Dia?
17
Tabir Rahasia Kelam
18
Mati Mengenaskan
19
Kepribadian Ganda
20
Pertikaian
21
Sahabat jadi Musuh
22
Pengintaian
23
Serangan mendadak
24
Pertemuan
25
Kesaksian
26
Bunuh Diri Menebus Dosa
27
Curiga
28
Api Menjalar
29
Murka
30
Di Keroyok
31
Dia tak menyadari kehadiranku
32
Kematian Tragis
33
Tentang Dia
34
Tanda Lahir
35
Sadis
36
Masterpiece
37
Cinta bersemi di Hati
38
Di Kubur Hidup hidup
39
Pembunuh berdarah dingin
40
Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41
Mencari dan Menghancurkan
42
Hasrat memuncak
43
Aku tau siapa kamu
44
Target
45
Menghindar dari Maut yang Mengancam
46
Siapa Kamu ?!
47
Sandera
48
Menanti Kematian
49
Kalung Nama
50
Bebasnya Sang Psikopat
51
Mengamuk
52
Para Bedebah
53
Monster Pembunuh
54
Alibi Kuat
55
Terbakar Api Cemburu
56
Hasrat
57
Kamera Mini dalam Patung
58
Geram
59
Gavlin itu Aku
60
Ledakan
61
Duel
62
Sang Informan
63
Dia, Gavlin
64
Ya, Aku yang Membantai
65
Aku merahasiakannya
66
Hancurnya sebuah Kebanggaan
67
Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68
Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69
Kosong
70
Di Ikuti
71
Siapa Moses ?
72
Terkapar
73
Syock
74
Mengungkap Pelaku
75
Amarah Gavlin
76
Saatnya berburu
77
Meringkus
78
Menunggu
79
Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80
Kematian Moses
81
Naik Pitam
82
Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83
Terluka
84
Pertikaian 2 Saudara Kandung
85
Hancur, berkeping keping
86
Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87
Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88
Penyerangan
89
Kamu Iblisnya !
90
Merampok Psikopat
91
Aku datang, mengambil Nyawamu
92
Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93
Menempatkan Mata Mata
94
Terjun Bebas
95
Menghadapi Musuh yang Sama
96
Musuh Besar
97
Masuk Perangkap
98
Kematian Teguh
99
Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100
Buronan Kepolisian
101
Menjadikan Patung Lilin
102
Jari Jari Tangan
103
Tergantung di Atas Tiang Bendera
104
Pengamanan Ketat
105
Pengintai yang Terbantai
106
Di Borgol dan di Tangkap
107
Kejutan untuk Sutoyo
108
Boneka Patung Lilin Citra
109
Terluka Parah
110
Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111
Bertemu Ronald
112
Penembak Misterius
113
Menghilang
114
Terhina, karena di Lecehkan
115
Duel Sesama Psikopat
116
Monster Mati di tangan Iblis
117
Menjadi Abu
118
Konspirasi
119
Siasat Richard
120
Negosiasi Richard pada Gavlin
121
Akhir hidup Sutoyo
122
Gatot Menghilang
123
Menyusun Siasat
124
Mulai Memburu Bram !
125
Penyiksaan Bram !
126
Terbakar
127
Menemukan Bukti yang terkubur lama
128
Mata di Bayar Mata
129
Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130
Penyerangan di Villa
131
Akhir Hayat Dody
132
Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133
Kasus Kadaluwarsa
134
Pengadilanku akan Datang
135
Penculikan Prawira
136
Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137
Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138
Penggeledahan
139
Terbunuhnya Mulyono
140
Melewati Masa Kritis
141
Mencari cara Membebaskan Herman
142
Aksi Perampokan
143
Penyelidikan Kasus Perampokan
144
Jafar Semakin Menjadi Buas
145
Bukti Mengarah ke Jafar
146
Bagai Dejavu
147
Menemukan Ruang Rahasia
148
Rahasia Yang Terkuak
149
Murkanya Gavlin
150
Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151
Terungkapnya Ambisi Richard
152
Ikut Berburu Jafar
153
Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154
Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155
Hukum Kalian membuatku Menderita
156
Apa Dia Masih Hidup ?
157
Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158
Jafar Melarikan Diri
159
Jafar Beraksi lagi
160
Video Amatir sebagai Barang Bukti
161
Sadar dari Koma
162
Di Non Aktifkan
163
Kemarahan Gavlin
164
Aku Iblis
165
Memusnahkan
166
Pertemuan Tak Sengaja
167
Jafar Tersungkur Jatuh
168
Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169
Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170
Poster Buronan Kepolisian
171
Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172
Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173
Aman
174
Richard Memburu Gavlin
175
Benih benih Cinta
176
Aku Bangkit dari Kubur !
177
Para Polisi Mencari Jafar
178
Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179
Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180
Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181
Berhalusinasi
182
Petak Umpet
183
Melempar Kesalahan pada Gavlin
184
Bukti rekaman pembunuhan
185
Mendadak Terkenal
186
Richard di Tangkap
187
Gavlin Kembali Beraksi
188
Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189
Merengek, Menangis takut Mati
190
Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191
Menemukan Richard
192
Andre Mengancam Jack dan Herman
193
Orang itu, Adalah Teguh
194
Gavlin Mengancam Andre
195
Menyamar dan Mengintai
196
Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197
Menyelinap Bagai Hantu
198
Berhutang Nyawa
199
Bukti Kejahatan Lainnya
200
Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201
Misi Yang Gagal
202
Penyerahan Bukti bukti Baru
203
Semakin Panik
204
Hari Pembantaian Jack
205
Tak Ada Pengampunan
206
Meyakinkan
207
Paket Khusus Buat Herman
208
Inside
209
Kasus yang Rumit
210
Semakin Terungkap
211
Di Buang Bagai Sampah
212
Berkhianat
213
Pengakuan secara Langsung
214
Pengakuan Herman
215
Di jebloskan ke dalam Tahanan
216
Bunuh Diri
217
Penebusan Dosa
218
Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219
Merayu Masto agar Berkhianat
220
Tak Akan Berkhianat
221
Peter Menculik Chandra
222
Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223
Di Tolong Gavlin
224
Tameng
225
Hadiah buat Binsar
226
Akulah Sang Penguasa
227
Chandra di Serang
228
Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229
Penyergapan yang Gagal
230
Di Kepung di Tengah Jalan
231
Sekarat
232
Berada di Ujung Tanduk
233
Hancurnya Tentara Bayaran
234
Gavlin Melewati Masa Kritis
235
Usaha Pembunuhan yang Gagal
236
Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237
Masto Curiga pada Chandra
238
Sepucuk Surat dari Indri
239
Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240
Memulai Penyerangan
241
Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242
Hancur berantakan
243
Luluh Lantaknya Markas Inside
244
Memburu Samsudin di Bandara
245
Penyerangan di Bandara
246
Menghancurkan Kesombongan
247
Menyerah
248
Tertangkapnya Samsudin
249
Lolos dari Vonis
250
Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251
Gagal Total Rencana Chandra
252
Terpenjara
253
Aksi Protes besar besaran terjadi
254
Meletakkan Jabatan
255
Bertemu Sang Jawara
256
Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257
Wicak Menolong Chandra
258
Pijar Mengamuk
259
Pertemuan Ramon dan Gavlin
260
Perkelahian di rumah Tahanan
261
Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262
Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263
Aku akan Memburumu
264
Gavlin Mengincar Jalal
265
Akhirnya, Bertemu Jalal
266
Mencari Samsudin
267
Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268
Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269
Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270
Pengejaran di Dalam Bunker
271
Berakhirnya kisah Samsudin
272
Persiapan ke Luar Negeri
273
Memberantas Organisasi Inside
274
Kerjasama Andre dan Gavlin
275
Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276
Dia Benar Indri ?!
277
Galau Tingkat Dewa
278
Rencana Gila Gavlin
279
Binsar Lolos dari Kejaran
280
Rencana Menjebak Binsar
281
Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282
Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283
Tangis Sedih Indri
284
Menghirup Udara Kebebasan
285
Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286
Duel Sengit Antar Gank Mafia
287
Kekalahan Binsar
288
Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289
Malik Menemui Indri
290
Pertemuan Gavlin dan Indri
291
Saling Merindu
292
Ledakan Dahsyat di Angkasa
293
Identifikasi Korban
294
Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295
Permintaan Terakhir
296
Apa Malik Benar Tewas ?
297
Lamaran
298
Munculnya Sosok Pria Misterius
299
Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300
Aku Anaknya Guntur
301
Tanda Tanya Gavlin
302
Rasa Penasaran Gavlin
303
Kilas Balik
304
Pablo Menyelamatkan Malik
305
Maafkan Aku , Jackson
306
Keresahan Hati Aamauri
307
Gavlin bertemu Aamauri
308
Gavlin Mengamuk
309
Murkanya Gavlin
310
Melacak Keberadaan Bellamy
311
Mengejar Bellamy
312
Penyerangan terhadap Gavlin
313
Andrei Menyerah
314
Pergilah. Aku menunggumu
315
Bellamy Melarikan Diri
316
Kejamnya Pablo
317
Hidup Bellamy Berakhir
318
Kebahagiaan Milik Mereka Berdua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!