Teror Hantu di Kampung Rawas

   Setelah Kampung yang bernama kampung "Rawas" di gegerkan dengan adanya penemuan 3 mayat warga kampung.

Maka, tidak ada pilihan lain bagi kepala desa untuk memerintahkan seluruh warga kampung berjaga dengan mengadakan ronda keliling secara bergilir bagi tiap tiap warga.

Para warga pun menjalankan tugas tersebut, setiap malam mereka selalu berkeliling kampung, dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya.

Mereka tidak ingin terjadi lagi pembunuhan yang akan membuat nama baik kampung mereka tercemar.

     Pada suatu malam, saat 6 orang warga bertugas ronda, menjaga keamanan kampung mereka.

Keenam warga itu di kagetkan dengan kemunculan yang tiba tiba dari sosok yang berpakaian serba putih. 

Saat ke enam warga sedang duduk santai di gardu pos ronda menikmati kopi dan kacang sebagai cemilan penghilang ngantuk, ada 2 warga yang serius bermain catur.

Saat mereka santai, tiba tiba muncul sosok seseorang berpakaian serba putih.

Melayang di atas pohon besar yang ada di dekat gardu pos ronda, tepat di sebrang jalan depan gardu pos ronda.

Sosok itu melayang layang seperti terbang ditempat bergerak melayang ke kiri dan ke kanan.

Dengan kepala menatap ke arah enam warga yang ada di gardu pos ronda.

Terlihat sosok berpakaian serba putih itu sangat menyeramkan sekali.

Rambutnya kusut dan panjang terurai menutupi seluruh wajah hingga ke perutnya.

Suara tertawa menyeramkan terdengar dari sosok berpakaian serba putih.

Keenam warga kaget saat mendengar suara tawa yang melengking seram itu.

Saat mereka melihat sosok berpakaian serba putih melayang layang di tempatnya di atas pohon besar.

"Kuu...kuuntiii...lanaaaakkk !!" Teriak seorang warga yang melihat.

Kelima warga yang mendengar teriakan temannya menoleh ke arah yang di lihat warga satu itu.

Mata mereka terbelalak kaget dan takut saat melihat sosok berpakaian serba putih melayang layang.

"Ttt...tttooo...loonnnggg... ada kunti...ada kuntilanaaaakkk!!" Teriak warga dua langsung berlari cepat meninggalkan teman temannya.

Yang lain juga kemudian ikut berlari dengan panik dan ketakutan berhamburan cepat meninggalkan gardu pos ronda.

Mereka tak perduli dengan gelas kopi yang tumpah dan buah catur yang berantakan tercecer ditanah.

Sesaat saja gardu pos ronda itu sepi, ke enam warga sudah pergi dengan ketakutan dan teriak teriak ketakutan karena melihat hantu kuntilanak.

"Adaaa hantuuu...ada hantuu...." Teriak keempat warga yang berlari dijalanan perkampungan.

"Tooolllooonggg...kuntilanaaak...tolooonnngg !!" Teriak warga satu dengan wajah pucat pasi berlari ketakutan.

Dia jatuh bangun ditanah lalu cepat terus berlari dengan penuh rasa takutnya.

Para warga yang mendengar teriakan histeris mereka yang keras memecahkan keheningan malam merasa terganggu.

Warga warga lalu segera keluar dari dalam rumah mereka masing masing. 

"Ada apa ?" Tanya warga tiga yang berdiri di jalan depan rumahnya menahan para warga yang berlari ketakutan.

"A...aa...daaa... Kuntilanak di gardu pos ronda !" Ujar warga dua dengan nafas terengah engah karena berlari dan ketakutan.

Dia lalu segera lari meninggalkan warga tiga yang berdiri kaget di jalan depan rumahnya.

Kelima warga yang lari dari gardu pos ronda pun terus berlari, tidak perduli dengan para warga yang sudah berkumpul karena mendengar teriakan mereka.

"Masa iya sih, kampung kita ada Kuntilanak, selama ini aman aman aja." Ujar warga empat.

"Kita lihat ke gardu, apa emang benar ada Kuntilanak." Ujar warga tiga pada para warga yang berkumpul.

Mereka pun mengangguk, lalu segera dengan cepat para warga berjalan bergegas mendatangi gardu pos ronda.

Sesampainya di gardu pos ronda, para warga mengamati sekitar gardu pos ronda.

Mereka melihat ke atas pohon, mencari cari, tapi tak ada hantu Kuntilanak mereka lihat.

Hanya ada gelas gelas dan kopi tumpah diatas gardu pos serta buah buah catur yang berantakan.

"Mana Kuntilanaknya, ga ada ." Ujar warga tiga , para warga mengangguk, mereka tidak melihat Kuntilanak ada di situ.

"Tapi kok mereka ketakutan , kayak memang ketemu kuntilanak ya." Ujar warga empat.

"Ah, gak usah di pikirin, biar aja kalo emang ada kuntilanak keliaran." Ujar warga tiga pada warga empat.

"Kalo kita bersatu, siapapun gak kan ada yang berani mengganggu kampung kita, termasuk hantu apapun ." Ujar warga tiga mencoba meyakinkan para warga.

Akhirnya mereka mengangguk setuju pada ucapan warga tiga tersebut.

"Ayo bubaar." Ajak warga tiga berbalik melangkah di ikuti warga empat dan para warga lainnya yang ikut ke gardu pos ronda itu.

Para warga kembali pulang dan masuk ke dalam rumah mereka masing masing.

Saat mereka berada di depan gardu pos ronda, mereka tidak ada yang sadar dan tidak mengetahui bahwa ada sepasang mata yang sedang mengintai.

Sosok itu berada di atas pohon, bersembunyi di cabang pohon yang berdaun lebat, mengamati gerak gerik para warga.

   Siang itu, di sebuah Taman kota, ramai orang orang berkumpul di lokasi tersebut.

Wajah wajah mereka terlihat menunjukkan kekaguman, Maya yang saat itu sedang berjalan di trotoar taman kota melihat keramaian itu menjadi penasaran.

Rasa ingin tahunya muncul, nalurinya sebagai wartawan dan reporter yang selalu ingin mendapatkan berita hangat, bagus dan unik mengusik hatinya .

Maya berjalan masuk ke taman kota, di pintu masuk, dia melihat ada petugas yang berjaga.

Mata Maya melihat spanduk yang membentang lebar, dia membaca spanduk itu " Pameran terbaik bulan ini - Karya Pematung Terkenal Yanto".

Maya juga melihat poster yang ada wajah sang pematung bernama Yanto.

Maya melihat wajah pematung terpampang di poster yang menempel di Banner yang ada di pinggir pintu masuk.

"Maaf, tiketnya mbak." Ujar Petugas tiket yang menjaga di pintu masuk.

Maya terdiam karena dia tidak punya tiket untuk masuk, lalu Maya mengambil kartu tanda pengenalnya sebagai wartawan.

Yanto, pematung yang sedang menggelar pameran terbuka di taman kota melihat Maya.

Lalu dia melangkah ke arah Maya yang berdiri menunjukkan kartu pengenal Wartawannya pada penjaga tiket.

Yanto mendekat, lalu dia erdiri di samping penjaga tiket, memandangi Maya.

"Biarkan dia masuk mas." Ujar Yanto pada penjaga tiket yang lantas mengangguk karena mengetahui Yanto yang memberi izin.

Maya menatap wajah Yanto yang berpenampilan sangat seniman dengan jaket kulit.

Rambutnya gondrong ikal, berkaca mata minus, dengan kumis tipis dan jenggot tebal di wajahnya.

Maya mengangguk berterima kasih pada Yanto, Penjaga tiket mempersilahkan Maya masuk.

Maya pun segera melangkah masuk, berjalan disamping Yanto, sang pematung.

Di dalam taman kota, Maya melihat patung patung yang ada di sekitar taman kota itu, raut wajahnya menunjukkan rasa kagum yang luar biasa.

Dia belum pernah melihat sebuah karya patung yang begitu indah dan sempurna seperti saat ini dia lihat, dia mengambil kameranya.

"Boleh aku photo untuk artikelku ?" Tanya Maya pada Yanto.

"Silahkan saja." Ujar Yanto dengan suaranya yang berat.

Maya lalu dengan cepat memegang kameranya, segera mengabadikan patung patung dalam kameranya.

Maya berjalan mendekat ke patung patung, dia semakin kagum melihat patung patung yang terbuat dari lilin itu, seolah seperti manusia asli.

Patung patung itu di tata dan ditempatkan sesuai dengan bentuk patung tersebut.

Seperti orang orang yang sedang duduk santai dan bermain main di dalam taman kota itu.

"Boleh aku membuat video ? Aku mau siarkan di situs online majalah kami." Tanya Maya lagi pada Yanto yang tersenyum mengangguk.

"Apa saya juga boleh wawancarai anda ?" Tanya Maya menatap Yanto, Yanto diam sejenak, dia lalu menatap wajah Maya.

"Hanya satu menit, mungkin bisa buat janji di waktu lain, agar bisa mendapatkan waktu yang lebih banyak." Ujar Yanto dengan suara beratnya menjelaskan.

"Oke, nanti saya buat janji." Ujar Maya senang, dia lalu merekam patung patung lilin yang terpajang disekitar taman kota.

Tidak lupa juga dia mengabadikan orang orang yang ramai berdatangan melihat pameran istimewa tersebut.

Sebuah karya unik yang ditemui Maya, patung yang dibuat dari lilin begitu mirip seperti manusia aslinya. 

Saat Maya sibuk dan asyik mengabadikan moment itu, dia terpana.

Dia melihat salah satu patung lilin seorang pria tua yang sedang duduk santai di bangku taman.

Ditemani seorang anak kecil yang duduk di atas sepeda kecil didepannya.

Maya terdiam, dia menatap wajah patung lilin pria tua, terpana, dia tercenung.

"Wajah patung ini seperti gak asing." Ujar Maya bergumam sendiri.

Maya mendekati patung lilin pria tua yang duduk dibangku taman, mengamati sosok patung tersebut.

Yanto yang berdiri tidak jauh darinya melihat Maya yang begitu serius memperhatikan patung lilin Pria.

Yanto diam diam mengamati dan melihat Maya, menatap tegas pada Maya yang terlihat berfikir.

"Kayak pernah liat mukanya, tapi dimana ya ?" Ujar Maya bingung, dia garuk kepalanya, berfikir.

Tapi dia tidak tahu dan tidak ingat pernah melihat wajah yang mirip patung lilin pria tua itu dimana.

Yanto mendekati Maya yang berdiam tercenung.

"Kenapa ?" Tanya Yanto pada Maya.

Maya tersentak kaget, dia tersadar dari lamunan sesaatnya, melihat pada Yanto yang sudah berdiri di sampingnya.

"Oh nggak, patung ini sangat mirip sama orang asli, kayak orang yang pernah ku liat, tapi gak tau dimana." Ujar Maya .

"Mungkin hanya mirip saja." Ujar Yanto tersenyum pada Maya.

"Iya kali ya." Ujar Maya nyengir.

"Oh iya, apa patung patung lilin ini di jual ?" Tanya Maya pada Yanto.

"Sebagian iya, sebagian tidak, biasanya ada yang khusus memesan, minta dibuatkan patung lilin sesuai keinginannya." Ujar Yanto menjelaskan.

Maya mengangguk paham, dia menoleh ke patung lilin Pria tua yang duduk dikursi taman kembali.

Maya masih sedikit penasaran, namun cepat dia buang rasa penasarannya itu.

"Sekarang, boleh saya wawancarai anda ?" Tanya Maya pada Yanto.

"Silahkan." Ujar Yanto dengan suara beratnya.

"Di sini ? Atau mau ditempat yang lebih nyaman ?" Tanya Maya pada Yanto.

Yanto lantas menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat yang nyaman buat wawancara.

"Kita ke sana aja." Ujar Yanto menunjukkan ke suatu sudut di sebuah bangku taman.

Maya melihat ke arah yang di tunjuk lalu mengangguk, mereka pun berjalan ke arah yang ditunjuk Yanto.

Saat mereka berjalan, para gadis gadis yang datang melihat pameran patung lilin itu segera mendekati Yanto.

Mereka berkerumun, berdiri di dekat Yanto, mengelilingi Yanto hingga Maya tersingkir dan terhalang karena kerumunan para gadis gadis penggemar Yanto.

Mereka saling rebutan, berusaha untuk meminta tanda tangan pada Yanto.

Melihat aksi mereka yang mengerumuni Yanto, dua Petugas Keamanan yang melihat segera berlari dan mengamankan.

Petugas Keamanan mencegah agar para gadis gadis yang ngefans sama Yanto tidak menghalangi dan mengerumuni Yanto.

"Tenang...Tenaang... satu jam lagi akan ada acara khusus untuk mendapatkan tanda tangan dari pak Yanto." Ujar Petugas Keamanan.

"Sekarang tolong bubar ya...tunggu sampai waktunya nanti.Hayo bubar, bubar." Perintah Petugas Keamanan.

Para gadis gadis akhirnya bubar satu persatu dengan wajah wajah yang kecewa.

Ada yang sudah sempat berselfie ria dengan Yanto, mengambil kesempatan untuk mendapatkan photo Yanto bersama diri mereka.

Setelah para gadis gadis bubar meninggalkan Yanto, kedua petugas keamanan meninggalkan Yanto yang tersenyum melirik Maya.

Maya hanya diam berdiri karena terhalang kerumunan gadis gadis hingga tidak bisa mendekati Yanto.

"Ayoo...kenapa diam di situ ?" Ujar Yanto pada Maya yang lantas mengangguk dan berjalan mendekati Yanto.

"Ternyata banyak banget fans anda." Ujar Maya kagum pada Yanto.

"Jangan panggil anda, cukup Yanto saja, aku rasa umur kita gak jauh beda." Ujar Yanto dengan suara beratnya tersenyum.

Maya pun mengangguk. Kemudian Maya pun melakukan proses wawancara pada Yanto.

Maya bertanya seputar karya Yanto membuat patung patung lilin yang begitu indah dan sangat mirip dengan manusia asli itu.

   Hujan turun dengan sangat derasnya, suara petir menggelegar sahut sahutan memecah keheningan malam.

Malam itu terasa sangat dingin dan sunyi karena hujan deras yang turun.

Listrik di kampung Rawas itu mati, karena pengaruh dari hujan deras disertai angin kencang yang bertiup malam itu.

Di dalam rumah, warga tiga yang sebelumnya mendatangi gardu pos ronda untuk melihat kebenaran ada tidaknya Kuntilanak keluar dari dalam kamarnya.

Dia menutupi tubuhnya dengan kain sarung, agar hawa dingin tidak begitu terasa menusuk kulit dan tubuhnya.

Di tangan kanannya ada sebuah lilin yang menyala, dia berjalan menyusuri ruangan rumah menuju ke arah kamar mandi yang berada dibelakang rumahnya.

Saat warga tiga itu berjalan diruangan, tiba tiba ada sekelebat bayangan di lihatnya dari dinding ruangan rumahnya, sekelebat bayang melesat.

Warga tiga kaget, dia mengarahkan lilin untuk menerangi pandangannya.

Dia melihat ke arah dinding tempat dimana sosok bayangan di lihatnya melesat.

Tak ada bayangan apapun di dinding itu, warga tiga melanjutkan langkahnya.

Tiba tiba dia terhenti, ketika dia melihat sosok bayangan di depannya, di dinding depan kamar mandinya.

Wajahnya kaget, matanya terbelalak berdiri diam, menatap sosok bayangan di dinding yang berdiri.

Secara perlahan lahan sosok bayangan di dinding itu semakin tinggi dan terus semakin tinggi.

Kepala warga tiga terangkat ke atas, melihat pada sosok bayangan di dinding yang berdiri tinggi seperti raksasa.

Terdengar suara mendesis dan gemeretak gigi serta erangan dari sosok bayangan di dinding.

Warga tiga mulai merasa takut, tangannya gemetar memegang lilin, kakinya terasa lemas tak dapat diangkat dan digerakkannya untuk melangkah.

Tubuhnya gemetar, dia ketakutan karena melihat sosok hantu yang berdiri menjulang tinggi di dinding rumahnya.

Warga tiga memaksakan dirinya, menguatkan diri untuk segera berbalik.

Saat dia hendak melangkah berbalik, kakinya terpeleset karena menginjak genangan seperti air di lantai rumah.

Lalu, lilin terlepas dari tangannya, tubuh warga tiga terhuyung karena terpeleset menginjak genangan air.

Karena tubuhnya sudah lemas, dia lunglai tak kuasa, dan jatuh ke lantai rumah, lalu pingsan .

Warga tiga begitu ketakutannya melihat hantu bayangan tinggi besar di dinding rumah.

Setelah warga tiga pingsan, sosok bayangan yang muncul di dinding menghilang, meninggalkan warga tiga yang pingsan tak sadarkan diri dilantai.

Api mulai menjalar dari lilin yang terjatuh dan membakar lantai rumah, lantai yang terbuat dari kayu itu mulai terbakar.

Ternyata genangan air itu adalah bensin yang seperti di sengaja di siramkan ke lantai kayu rumah milik warga tiga.

Perlahan lahan, api terus membakar, merayap dan menyambar seisi rumah, warga tiga yang pingsan tidak mengetahui kalau rumahnya terbakar.

Api pun menjalar, membakar tubuh warga tiga yang terkena bensin karena terjatuh tadi.

Warga tiga tersadar saat api membakar tubuhnya, dia meronta ronta, menggeliat geliat kepanasan dan kesakitan karena tubuhnya terbakar api.

Dia berguling guling dilantai, tak ada yang menolongnya, tak ada yang mendengar teriakannya.

Karena malam itu hujan deras yang disertai dengan petir yang terus menggelegar dengan kerasnya.

   Saat subuh datang, kembali kampung Rawas di gegerkan penemuan mayat.

Warga empat, tetangga warga tiga, yang rumahnya disamping rumah warga tiga dan agak jauh jaraknya antara rumah dia dan rumah warga tiga, keluar.

Dia keluat dari dalam rumah hendak ke masjid untuk sholat subuh.

Saat di luar rumahnya, dia kaget melihat sebagian rumah warga tiga sudah hangus terbakar, dan masih ada sisa sisa asap bekas terbakar di lihatnya.

Dengan cepat warga empat berlari ke rumah warga tiga, dia menendang pintu rumah yang sebagiannya terbakar.

Lalu dia masuk ke dalam rumah, setibanya warga empat di dalam rumah.

Dia syock dan begitu kagetnya melihat sosok tubuh warga tiga terbaring di lantai dengan kondisi hangus terbakar seluruhnya.

Warga empat tercekat, dia berdiri diam dan kaku menatap tubuh warga tiga yang sudah hangus terbakar.

Tak ada yang menyangka kejadian malam itu, dimana saat terjadinya kematian warga tiga akibat terbakar hidup hidup di dalam rumahnya.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

lanjut...penasaran

2021-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Siapa dia ?
2 Hari yang bersejarah
3 Geger
4 Teror Hantu di Kampung Rawas
5 Bola bola Api menyerang
6 Getar Asmara
7 Ingatan Masa lalu
8 Pembunuhan Masal
9 Tersiksa Rindu
10 Menyisakan tanda tanya
11 Sakit Hati
12 Proyek Besar
13 Denyut Asmara
14 Tanda Tanya
15 Apa Kabar
16 Kenalkah Dia?
17 Tabir Rahasia Kelam
18 Mati Mengenaskan
19 Kepribadian Ganda
20 Pertikaian
21 Sahabat jadi Musuh
22 Pengintaian
23 Serangan mendadak
24 Pertemuan
25 Kesaksian
26 Bunuh Diri Menebus Dosa
27 Curiga
28 Api Menjalar
29 Murka
30 Di Keroyok
31 Dia tak menyadari kehadiranku
32 Kematian Tragis
33 Tentang Dia
34 Tanda Lahir
35 Sadis
36 Masterpiece
37 Cinta bersemi di Hati
38 Di Kubur Hidup hidup
39 Pembunuh berdarah dingin
40 Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41 Mencari dan Menghancurkan
42 Hasrat memuncak
43 Aku tau siapa kamu
44 Target
45 Menghindar dari Maut yang Mengancam
46 Siapa Kamu ?!
47 Sandera
48 Menanti Kematian
49 Kalung Nama
50 Bebasnya Sang Psikopat
51 Mengamuk
52 Para Bedebah
53 Monster Pembunuh
54 Alibi Kuat
55 Terbakar Api Cemburu
56 Hasrat
57 Kamera Mini dalam Patung
58 Geram
59 Gavlin itu Aku
60 Ledakan
61 Duel
62 Sang Informan
63 Dia, Gavlin
64 Ya, Aku yang Membantai
65 Aku merahasiakannya
66 Hancurnya sebuah Kebanggaan
67 Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68 Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69 Kosong
70 Di Ikuti
71 Siapa Moses ?
72 Terkapar
73 Syock
74 Mengungkap Pelaku
75 Amarah Gavlin
76 Saatnya berburu
77 Meringkus
78 Menunggu
79 Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80 Kematian Moses
81 Naik Pitam
82 Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83 Terluka
84 Pertikaian 2 Saudara Kandung
85 Hancur, berkeping keping
86 Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87 Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88 Penyerangan
89 Kamu Iblisnya !
90 Merampok Psikopat
91 Aku datang, mengambil Nyawamu
92 Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93 Menempatkan Mata Mata
94 Terjun Bebas
95 Menghadapi Musuh yang Sama
96 Musuh Besar
97 Masuk Perangkap
98 Kematian Teguh
99 Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100 Buronan Kepolisian
101 Menjadikan Patung Lilin
102 Jari Jari Tangan
103 Tergantung di Atas Tiang Bendera
104 Pengamanan Ketat
105 Pengintai yang Terbantai
106 Di Borgol dan di Tangkap
107 Kejutan untuk Sutoyo
108 Boneka Patung Lilin Citra
109 Terluka Parah
110 Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111 Bertemu Ronald
112 Penembak Misterius
113 Menghilang
114 Terhina, karena di Lecehkan
115 Duel Sesama Psikopat
116 Monster Mati di tangan Iblis
117 Menjadi Abu
118 Konspirasi
119 Siasat Richard
120 Negosiasi Richard pada Gavlin
121 Akhir hidup Sutoyo
122 Gatot Menghilang
123 Menyusun Siasat
124 Mulai Memburu Bram !
125 Penyiksaan Bram !
126 Terbakar
127 Menemukan Bukti yang terkubur lama
128 Mata di Bayar Mata
129 Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130 Penyerangan di Villa
131 Akhir Hayat Dody
132 Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133 Kasus Kadaluwarsa
134 Pengadilanku akan Datang
135 Penculikan Prawira
136 Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137 Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138 Penggeledahan
139 Terbunuhnya Mulyono
140 Melewati Masa Kritis
141 Mencari cara Membebaskan Herman
142 Aksi Perampokan
143 Penyelidikan Kasus Perampokan
144 Jafar Semakin Menjadi Buas
145 Bukti Mengarah ke Jafar
146 Bagai Dejavu
147 Menemukan Ruang Rahasia
148 Rahasia Yang Terkuak
149 Murkanya Gavlin
150 Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151 Terungkapnya Ambisi Richard
152 Ikut Berburu Jafar
153 Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154 Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155 Hukum Kalian membuatku Menderita
156 Apa Dia Masih Hidup ?
157 Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158 Jafar Melarikan Diri
159 Jafar Beraksi lagi
160 Video Amatir sebagai Barang Bukti
161 Sadar dari Koma
162 Di Non Aktifkan
163 Kemarahan Gavlin
164 Aku Iblis
165 Memusnahkan
166 Pertemuan Tak Sengaja
167 Jafar Tersungkur Jatuh
168 Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169 Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170 Poster Buronan Kepolisian
171 Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172 Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173 Aman
174 Richard Memburu Gavlin
175 Benih benih Cinta
176 Aku Bangkit dari Kubur !
177 Para Polisi Mencari Jafar
178 Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179 Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180 Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181 Berhalusinasi
182 Petak Umpet
183 Melempar Kesalahan pada Gavlin
184 Bukti rekaman pembunuhan
185 Mendadak Terkenal
186 Richard di Tangkap
187 Gavlin Kembali Beraksi
188 Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189 Merengek, Menangis takut Mati
190 Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191 Menemukan Richard
192 Andre Mengancam Jack dan Herman
193 Orang itu, Adalah Teguh
194 Gavlin Mengancam Andre
195 Menyamar dan Mengintai
196 Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197 Menyelinap Bagai Hantu
198 Berhutang Nyawa
199 Bukti Kejahatan Lainnya
200 Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201 Misi Yang Gagal
202 Penyerahan Bukti bukti Baru
203 Semakin Panik
204 Hari Pembantaian Jack
205 Tak Ada Pengampunan
206 Meyakinkan
207 Paket Khusus Buat Herman
208 Inside
209 Kasus yang Rumit
210 Semakin Terungkap
211 Di Buang Bagai Sampah
212 Berkhianat
213 Pengakuan secara Langsung
214 Pengakuan Herman
215 Di jebloskan ke dalam Tahanan
216 Bunuh Diri
217 Penebusan Dosa
218 Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219 Merayu Masto agar Berkhianat
220 Tak Akan Berkhianat
221 Peter Menculik Chandra
222 Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223 Di Tolong Gavlin
224 Tameng
225 Hadiah buat Binsar
226 Akulah Sang Penguasa
227 Chandra di Serang
228 Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229 Penyergapan yang Gagal
230 Di Kepung di Tengah Jalan
231 Sekarat
232 Berada di Ujung Tanduk
233 Hancurnya Tentara Bayaran
234 Gavlin Melewati Masa Kritis
235 Usaha Pembunuhan yang Gagal
236 Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237 Masto Curiga pada Chandra
238 Sepucuk Surat dari Indri
239 Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240 Memulai Penyerangan
241 Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242 Hancur berantakan
243 Luluh Lantaknya Markas Inside
244 Memburu Samsudin di Bandara
245 Penyerangan di Bandara
246 Menghancurkan Kesombongan
247 Menyerah
248 Tertangkapnya Samsudin
249 Lolos dari Vonis
250 Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251 Gagal Total Rencana Chandra
252 Terpenjara
253 Aksi Protes besar besaran terjadi
254 Meletakkan Jabatan
255 Bertemu Sang Jawara
256 Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257 Wicak Menolong Chandra
258 Pijar Mengamuk
259 Pertemuan Ramon dan Gavlin
260 Perkelahian di rumah Tahanan
261 Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262 Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263 Aku akan Memburumu
264 Gavlin Mengincar Jalal
265 Akhirnya, Bertemu Jalal
266 Mencari Samsudin
267 Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268 Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269 Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270 Pengejaran di Dalam Bunker
271 Berakhirnya kisah Samsudin
272 Persiapan ke Luar Negeri
273 Memberantas Organisasi Inside
274 Kerjasama Andre dan Gavlin
275 Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276 Dia Benar Indri ?!
277 Galau Tingkat Dewa
278 Rencana Gila Gavlin
279 Binsar Lolos dari Kejaran
280 Rencana Menjebak Binsar
281 Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282 Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283 Tangis Sedih Indri
284 Menghirup Udara Kebebasan
285 Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286 Duel Sengit Antar Gank Mafia
287 Kekalahan Binsar
288 Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289 Malik Menemui Indri
290 Pertemuan Gavlin dan Indri
291 Saling Merindu
292 Ledakan Dahsyat di Angkasa
293 Identifikasi Korban
294 Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295 Permintaan Terakhir
296 Apa Malik Benar Tewas ?
297 Lamaran
298 Munculnya Sosok Pria Misterius
299 Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300 Aku Anaknya Guntur
301 Tanda Tanya Gavlin
302 Rasa Penasaran Gavlin
303 Kilas Balik
304 Pablo Menyelamatkan Malik
305 Maafkan Aku , Jackson
306 Keresahan Hati Aamauri
307 Gavlin bertemu Aamauri
308 Gavlin Mengamuk
309 Murkanya Gavlin
310 Melacak Keberadaan Bellamy
311 Mengejar Bellamy
312 Penyerangan terhadap Gavlin
313 Andrei Menyerah
314 Pergilah. Aku menunggumu
315 Bellamy Melarikan Diri
316 Kejamnya Pablo
317 Hidup Bellamy Berakhir
318 Kebahagiaan Milik Mereka Berdua
Episodes

Updated 318 Episodes

1
Siapa dia ?
2
Hari yang bersejarah
3
Geger
4
Teror Hantu di Kampung Rawas
5
Bola bola Api menyerang
6
Getar Asmara
7
Ingatan Masa lalu
8
Pembunuhan Masal
9
Tersiksa Rindu
10
Menyisakan tanda tanya
11
Sakit Hati
12
Proyek Besar
13
Denyut Asmara
14
Tanda Tanya
15
Apa Kabar
16
Kenalkah Dia?
17
Tabir Rahasia Kelam
18
Mati Mengenaskan
19
Kepribadian Ganda
20
Pertikaian
21
Sahabat jadi Musuh
22
Pengintaian
23
Serangan mendadak
24
Pertemuan
25
Kesaksian
26
Bunuh Diri Menebus Dosa
27
Curiga
28
Api Menjalar
29
Murka
30
Di Keroyok
31
Dia tak menyadari kehadiranku
32
Kematian Tragis
33
Tentang Dia
34
Tanda Lahir
35
Sadis
36
Masterpiece
37
Cinta bersemi di Hati
38
Di Kubur Hidup hidup
39
Pembunuh berdarah dingin
40
Cermin Jiwa yang Hilang dan Kembali
41
Mencari dan Menghancurkan
42
Hasrat memuncak
43
Aku tau siapa kamu
44
Target
45
Menghindar dari Maut yang Mengancam
46
Siapa Kamu ?!
47
Sandera
48
Menanti Kematian
49
Kalung Nama
50
Bebasnya Sang Psikopat
51
Mengamuk
52
Para Bedebah
53
Monster Pembunuh
54
Alibi Kuat
55
Terbakar Api Cemburu
56
Hasrat
57
Kamera Mini dalam Patung
58
Geram
59
Gavlin itu Aku
60
Ledakan
61
Duel
62
Sang Informan
63
Dia, Gavlin
64
Ya, Aku yang Membantai
65
Aku merahasiakannya
66
Hancurnya sebuah Kebanggaan
67
Kecurigaan Gatot tak Beralasan
68
Pakai Otakmu, jangan Pakai Emosi
69
Kosong
70
Di Ikuti
71
Siapa Moses ?
72
Terkapar
73
Syock
74
Mengungkap Pelaku
75
Amarah Gavlin
76
Saatnya berburu
77
Meringkus
78
Menunggu
79
Kau tak mengenalku, Aku mengenalmu
80
Kematian Moses
81
Naik Pitam
82
Berhadapan dengan 2 Musuh Besar
83
Terluka
84
Pertikaian 2 Saudara Kandung
85
Hancur, berkeping keping
86
Terpaksa Melenyapkan barang bukti
87
Terungkapnya Fakta yang Mengejutkan
88
Penyerangan
89
Kamu Iblisnya !
90
Merampok Psikopat
91
Aku datang, mengambil Nyawamu
92
Hancurlah, bersama Kehinaanmu
93
Menempatkan Mata Mata
94
Terjun Bebas
95
Menghadapi Musuh yang Sama
96
Musuh Besar
97
Masuk Perangkap
98
Kematian Teguh
99
Kalap, Gelap Mata, Gelap Hati
100
Buronan Kepolisian
101
Menjadikan Patung Lilin
102
Jari Jari Tangan
103
Tergantung di Atas Tiang Bendera
104
Pengamanan Ketat
105
Pengintai yang Terbantai
106
Di Borgol dan di Tangkap
107
Kejutan untuk Sutoyo
108
Boneka Patung Lilin Citra
109
Terluka Parah
110
Pengawalan Ketat di Rumah Sakit
111
Bertemu Ronald
112
Penembak Misterius
113
Menghilang
114
Terhina, karena di Lecehkan
115
Duel Sesama Psikopat
116
Monster Mati di tangan Iblis
117
Menjadi Abu
118
Konspirasi
119
Siasat Richard
120
Negosiasi Richard pada Gavlin
121
Akhir hidup Sutoyo
122
Gatot Menghilang
123
Menyusun Siasat
124
Mulai Memburu Bram !
125
Penyiksaan Bram !
126
Terbakar
127
Menemukan Bukti yang terkubur lama
128
Mata di Bayar Mata
129
Pertarungan di Mulai antara Herman dan Richard
130
Penyerangan di Villa
131
Akhir Hayat Dody
132
Terungkapnya sebuah Konspirasi Besar
133
Kasus Kadaluwarsa
134
Pengadilanku akan Datang
135
Penculikan Prawira
136
Sidang Tersangka Pertama di Gelar
137
Menjadi Target Buruan yang ke Dua
138
Penggeledahan
139
Terbunuhnya Mulyono
140
Melewati Masa Kritis
141
Mencari cara Membebaskan Herman
142
Aksi Perampokan
143
Penyelidikan Kasus Perampokan
144
Jafar Semakin Menjadi Buas
145
Bukti Mengarah ke Jafar
146
Bagai Dejavu
147
Menemukan Ruang Rahasia
148
Rahasia Yang Terkuak
149
Murkanya Gavlin
150
Bangkitnya Pribadi Lain dalam Diri Gavlin
151
Terungkapnya Ambisi Richard
152
Ikut Berburu Jafar
153
Jafar Licin, Sulit di Tangkap
154
Aksì Kejar Kejaran Gavlin dan Jafar
155
Hukum Kalian membuatku Menderita
156
Apa Dia Masih Hidup ?
157
Menemukan Sosok Tubuh di Rawa
158
Jafar Melarikan Diri
159
Jafar Beraksi lagi
160
Video Amatir sebagai Barang Bukti
161
Sadar dari Koma
162
Di Non Aktifkan
163
Kemarahan Gavlin
164
Aku Iblis
165
Memusnahkan
166
Pertemuan Tak Sengaja
167
Jafar Tersungkur Jatuh
168
Aku Monster Yanto, juga Iblis Gavlin !
169
Kematian yang Menyisakan Duka Mendalam
170
Poster Buronan Kepolisian
171
Cerita Tentang Masa Lalu Yang Kelam
172
Sarono kedatangan Polisi di Rumahnya
173
Aman
174
Richard Memburu Gavlin
175
Benih benih Cinta
176
Aku Bangkit dari Kubur !
177
Para Polisi Mencari Jafar
178
Jafar Menghilang Bagai di Telan Bumi
179
Permusuhan Sengit Herman dan Richard
180
Gavlin Menebar Teror dan Ancaman
181
Berhalusinasi
182
Petak Umpet
183
Melempar Kesalahan pada Gavlin
184
Bukti rekaman pembunuhan
185
Mendadak Terkenal
186
Richard di Tangkap
187
Gavlin Kembali Beraksi
188
Menggantung, di Tengah Jurang yang Dalam
189
Merengek, Menangis takut Mati
190
Akhir Hidup Yang Mengenaskan
191
Menemukan Richard
192
Andre Mengancam Jack dan Herman
193
Orang itu, Adalah Teguh
194
Gavlin Mengancam Andre
195
Menyamar dan Mengintai
196
Ide Jahat Peter Membuat Gavlin Ngamuk
197
Menyelinap Bagai Hantu
198
Berhutang Nyawa
199
Bukti Kejahatan Lainnya
200
Berada di Dalam Sarang Ular, harus Jadi Ular Juga
201
Misi Yang Gagal
202
Penyerahan Bukti bukti Baru
203
Semakin Panik
204
Hari Pembantaian Jack
205
Tak Ada Pengampunan
206
Meyakinkan
207
Paket Khusus Buat Herman
208
Inside
209
Kasus yang Rumit
210
Semakin Terungkap
211
Di Buang Bagai Sampah
212
Berkhianat
213
Pengakuan secara Langsung
214
Pengakuan Herman
215
Di jebloskan ke dalam Tahanan
216
Bunuh Diri
217
Penebusan Dosa
218
Nyawa Chandra di Tangan Gavlin
219
Merayu Masto agar Berkhianat
220
Tak Akan Berkhianat
221
Peter Menculik Chandra
222
Peter Akan Mengeksekusi Chandra
223
Di Tolong Gavlin
224
Tameng
225
Hadiah buat Binsar
226
Akulah Sang Penguasa
227
Chandra di Serang
228
Hanya Sebagai Robot Yang Di Kendalikan
229
Penyergapan yang Gagal
230
Di Kepung di Tengah Jalan
231
Sekarat
232
Berada di Ujung Tanduk
233
Hancurnya Tentara Bayaran
234
Gavlin Melewati Masa Kritis
235
Usaha Pembunuhan yang Gagal
236
Melarikan Diri dengan bantuan Sosok Misterius
237
Masto Curiga pada Chandra
238
Sepucuk Surat dari Indri
239
Ziarah ke Makam Orang Tua sebelum Jalankan Misi Terakhir
240
Memulai Penyerangan
241
Sementara, Lolos dari Maut yang Mengancam
242
Hancur berantakan
243
Luluh Lantaknya Markas Inside
244
Memburu Samsudin di Bandara
245
Penyerangan di Bandara
246
Menghancurkan Kesombongan
247
Menyerah
248
Tertangkapnya Samsudin
249
Lolos dari Vonis
250
Gavlin Menghabisi Sang Hakim
251
Gagal Total Rencana Chandra
252
Terpenjara
253
Aksi Protes besar besaran terjadi
254
Meletakkan Jabatan
255
Bertemu Sang Jawara
256
Siapa Orang yang di Maksud Wicaksono?
257
Wicak Menolong Chandra
258
Pijar Mengamuk
259
Pertemuan Ramon dan Gavlin
260
Perkelahian di rumah Tahanan
261
Seseorang Mengunjungi Wicaksono
262
Ada Kisah Saat Awal Pertemuan Kami
263
Aku akan Memburumu
264
Gavlin Mengincar Jalal
265
Akhirnya, Bertemu Jalal
266
Mencari Samsudin
267
Wicaksono bercerita Tentang Gavlin
268
Awal Gavlin Berguru pada Wicaksono
269
Gavlin datang ke Rumah Persembunyian Samsudin
270
Pengejaran di Dalam Bunker
271
Berakhirnya kisah Samsudin
272
Persiapan ke Luar Negeri
273
Memberantas Organisasi Inside
274
Kerjasama Andre dan Gavlin
275
Apakah Wanita Cantik itu Indri ? Atau Bukan?!
276
Dia Benar Indri ?!
277
Galau Tingkat Dewa
278
Rencana Gila Gavlin
279
Binsar Lolos dari Kejaran
280
Rencana Menjebak Binsar
281
Ada Apa Denganmu , Vlin ?
282
Lupakan Aku, Hilangkan Segala Kenangan Tentangku
283
Tangis Sedih Indri
284
Menghirup Udara Kebebasan
285
Rencana Binsar Menghadapi Aamauri
286
Duel Sengit Antar Gank Mafia
287
Kekalahan Binsar
288
Malik Melaporkan Rencana Gavlin pada Aamauri
289
Malik Menemui Indri
290
Pertemuan Gavlin dan Indri
291
Saling Merindu
292
Ledakan Dahsyat di Angkasa
293
Identifikasi Korban
294
Pertemuan Gavlin dan Pak Sarono
295
Permintaan Terakhir
296
Apa Malik Benar Tewas ?
297
Lamaran
298
Munculnya Sosok Pria Misterius
299
Dua Orang Pria Misterius Mengikuti Gavlin
300
Aku Anaknya Guntur
301
Tanda Tanya Gavlin
302
Rasa Penasaran Gavlin
303
Kilas Balik
304
Pablo Menyelamatkan Malik
305
Maafkan Aku , Jackson
306
Keresahan Hati Aamauri
307
Gavlin bertemu Aamauri
308
Gavlin Mengamuk
309
Murkanya Gavlin
310
Melacak Keberadaan Bellamy
311
Mengejar Bellamy
312
Penyerangan terhadap Gavlin
313
Andrei Menyerah
314
Pergilah. Aku menunggumu
315
Bellamy Melarikan Diri
316
Kejamnya Pablo
317
Hidup Bellamy Berakhir
318
Kebahagiaan Milik Mereka Berdua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!