Berbagi Cinta: Salahkah Aku Mencintaimu?
Felisia, seorang gadis yatim piatu berusia 23 tahun. Dia menikah dengan seorang CEO perusahaan ternama bernama Dafi Andhika.
"Kak Dafi, ayo sarapan" ajak Felisia kepada suaminya itu.
Dafi mengangguk.
Dafi duduk di kursi makan yang letaknya paling ujung.
Felisia, setelah menyendokkan nasi untuk Dafi langsung berdiri menjauh.
Selama ini Dafi tidak suka jika Felisia dekat dekat dengannya saat makan dan tidak suka juga makan satu meja dengan Felisia. Entah apa sebabnya.
"Kenapa malah menjauh? Tidak mau makan?" Tanya Dafi.
"Eh?" Felisia malah menjadi bingung.
"Duduklah," ucap Dafi memerintah.
Felisia tersenyum senang. Dia tidak salah dengar kan? Kak Dafi ingin makan bersamanya! Ini yang pertama kalinya Dafi memintanya makan bersama bukan karena ada orang. Bisakah Felisia menganggap ini permulaan untuk kemajuan hubungan mereka?
Felisia memilih duduk agak jauh dari Dafi. Jika dia kegeeran dan malah duduk di dekat Dafi, bisa bisa nanti Dafi malah marah.
"Kenapa kamu duduk disana? Kamu tidak melihat ada kursi kosong disampingku?" Tanya Dafi.
Felisia akhirnya pindah duduk di sebelah kanan Dafi.
"Mulai sekarang jika kita makan bersama, kamu duduklah disini" ucap Dafi yang langsung mendapat anggukan dari Felisia.
Setelah selesai makan, Dafi berangkat bekerja.
"Kak, apakah hubungan kalian ada peningkatan?" Tanya Nina yang adalah pekerja dirumah Dafi. Lebih tepatnya pembantu rumah tangga Dafi dan Felisia.
Felisia mengangguk dengan luar biasa bahagia.
"Kamu tahu Nina, tadi dia mengajakku makan bersama. Dan dia juga mengatakan bahwa mulai sekarang tempat dudukku dimeja makan adalah disamping kanannya," ucap Felisia girang.
"Syukurlah, aku bahagia mendengarnya" balas Nina.
"Nina, ayo sekarang kita menyelesaikan pekerjaan. Masih banyak yang harus diselesaikan," ucap Felisia menarik tangan Nina untuk masuk ke dalam rumah.
Nina pasrah ditarik oleh Felisia yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri.
Tiga jam kemudian.
Ting...
Suara bel rumah berbunyi.
"Nina, biar aku yang buka pintunya. Kamu lanjutkan saja tugasmu. Sebentar lagi Kak Dafi pasti pulang untuk makan siang," ucap Felisia.
"Baik Kak," balas Nina.
Felisia berjalan kearah pintu dan membuka pintu. Senyuman terukir indah dibibirnya saat melihat suaminya pulang.
"Kak Da..." Felisia langsung terdiam saat melihat seorang wanita dan seorang anak berusia tiga tahun berdiri dibelakang suaminya.
Dia tahu siapa wanita itu. Wilona Nasya, mantan model sekaligus mantan kekasih Dafi.
"Mulai sekarang Wilona dan anak kami akan tinggal disini," ucap Dafi.
"Anak?" Tanya Felisia sambil berpura pura tersenyum tegar.
Dafi mengangguk.
"Oh iya, gak papa. Silahkan masuk," ucap Felisia.
Dafi, Wilona, dan anak laki laki mereka masuk ke dalam rumah. Melangkah bersama menuju ruang tamu.
Untuk sesaat Felisia memegang dadanya. Sakit, dia merasa sakit!
Ternyata suaminya sudah memiliki anak. Sudah sebesar itu? Dan umurnya pasti tiga tahunan. Bukankah ini terlalu miris? Dia sudah menikah dengan Dafi selama tiga tahun. Tapi dia belum hamil. Karena selama ini Dafi selalu memakai pengaman.
Felisia menenangkan dirinya untuk masuk.
"Kalian tunggu disini. Aku akan buat minum," ucap Felisia kepada mereka bertiga.
"Terima kasih. Oh ya, untuk Devan buat jus saja ya. Jangan sirup" ucap Wilona.
Wilona tampak sedang duduk bersandar dengan Dafi. Mesra!
Bahkan aku belum pernah duduk sedekat itu dengan Kak Dafi.
Gumam Felisia dalam hati.
Felisia mengangguk dan langsung pergi ke dapur.
Melihat dari sikap Wilona mungkin wanita itu tidak tahu status Felisia. Atau mungkin dia sudah tahu dan sengaja menunjukkan kedekatannya dengan Dafi didepan Felisia.
Felisia mengunci pintu dapur dan menutup pintu dengan tirai.
"Kak Felis, kakak kenapa?" Tanya Nina kaget dengan tindakan Felisia yang tiba tiba.
"Tidak ada," jawab Felisia sambil tersenyum berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Serius?" Tanya Nina.
Felisia mengangguk sambil mulai membuat jus jeruk untuk Devan dan sirup untuk Dafi dan Wilona.
"Siapa yang datang kak?" Tanya Nina.
Gerakan Felisia langsung berhenti ketika mendengar pertanyaan itu.
"Kak Dafi, Kak Wilona, dan putra mereka, Devan" jawab Felisia sambil melanjutkan kembali aktivitas nya.
Tak...
Pisau ditangan Nina langsung jatuh. Dia kenal dengan Wilona. Karena dia sudah bekerja dengan kediaman Andhika sudah belasan tahun. Saat umurnya masih 8 tahun. Dan sekarang umurnya sudah 21 tahun.
"Kakak gak salah bicara? Anak?" Tanya Nina kaget.
"Iya anak. Anak kak Dafi dan kak Wilona," jawab Felisia tersenyum manis.
Wajah Nina terlihat sulit. Entah apa yang dipikirkan gadis itu.
"Kenapa dengan wajah itu? Bukankah bagus jika kak Dafi punya anak. Bukankah grandma sangat ingin memiliki cucu dari kak Dafi. Dan sekarang keinginannya terwujud. Mama kak Dafi juga pasti lebih bahagia jika tahu itu anak Kak Dafi dengan Kak Wilona," ucap Felisia.
Felisia mengambil sendok dan mengocok minuman yang dia buat agar air dan sirup tercampur sempurna.
"Cepatlah siapkan memasakmu. Anak mereka mungkin sudah lapar sekarang," ucap Felisia memperingati.
"Iya kak," balas Nina membungkuk untuk mengambil pisau dan mulai melanjutkan aktivitasnya.
Sekarang dia sudah tidak bersemangat memasak. Karena dia tahu untuk siapa dia memasak adalah orang yang pernah menghinanya dulu.
Setelah selesai membuat minuman, Felisia keluar dan mengantar minuman itu.
Felisia melihat, untuk pertama kalinya Dafi tertawa selepas itu bersama keluarga kecilnya.
Kak, hatiku sakit melihat ini. Tadi pagi kamu baru saja membuatku mengharapkan lebih. Dan sekarang, baru tiga jam dari saat kakak memberikan ku perhatian, kakak sudah menjatuhkan ku sampai ketitik paling dasar. Sakit kak
keluh Felisia dalam hati.
Felisia mulai meletakkan tiga gelas minuman itu.
"Selamat menikmati," ucap Felisia setelah selesai masih dengan senyuman nya.
"Kamu, mulai hari ini tidur di kamar tamu saja. Kemasi barangmu," titah Dafi.
Felisia mengangguk dengan tetap mempertahankan senyumnya.
Dia melangkah menapaki satu demi satu anak tangga. Menuju kamar yang selama ini dia dan Dafi tempati. Ya mungkin selanjutnya kamar itu akan menjadi milik Dafi dan Wilona.
Felisia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.
Berjalan kearah lemari dan mengambil kopernya.
Dia mulai memasukkan semua barang barangnya kedalam koper. Peralatan make up, pakaian, peralatan mandi, semuanya.
"Kamar ini menjadi saksi hubungan kita selama tiga tahun kak. Dan mulai sekarang dia akan menjadi saksi hubungan kakak dengan kak Wilona. Semoga kalian bahagia. Jika aku bisa akan aku ucapkan langsung kepada kalian," ucap Felisia sambil tersenyum melihat ke setiap sudut kamar ini.
Kamar ini yang telah dia tempati selama tiga tahun bersama Dafi. Menjadi saksi bisu hubungan mereka. Banyak sekali kenangan indah maupun kenangan buruk tentang dirinya dan Dafi dikamar ini. Dan sekarang dia harus meninggalkan kamar ini beserta kenangan itu.
***
Terima kasih yang sudah mau mampir di karya aku. Semoga betah ya 😊😊😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Anisatul Azizah
ini gimana sih, sebelumnya dia tau gak sih ttg wilona n anaknya itu?
2024-02-16
1
Anisatul Azizah
gini doang reaksinya suami bawa pulang wanita n anak mereka??
2024-02-16
1
Arsy Stroberry
meleleh..
2023-02-17
0