BC:SAM #3

"Jadi, maksud Devan. Devan mau main puzzle karena puzzle punya tante gak mudah dan baru bagi Devan?" Tanya Felisia.

Devan mengangguk.

"Ya sudah ayo kita main," ajak Felisia.

Felisia menggendong Devan keatas kasur. Mereka berdua menikmati sore itu dengan menyusun puzzle.

Terdengar suara tawa bahagia dari kamar mereka berdua. Dan Nina yang berada diluar ikut bahagia mendengarnya. Setidaknya Felisia sudah tertawa. Dia tidak suka Felisia bersedih.

Mata Felisia melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan jam lima sore. Sudah dua jam mereka bermain puzzle.

"Devan, ayo mandi dulu. Bentar lagi Papa dan Mamamu pasti pulang," ucap Felisia sedikit tidak nyaman dengan kata papa mama.

Ya bagaimanapun tidak mungkin dia nyaman mengatakan suaminya berpasangan dengan wanita lain. Tapi kan kenyataannya memang seperti itu.

"Cepat sekali tante. Biasanya Devan mandi pas langitnya udah gelap," ucap Devan dengan memasang wajah merajuk.

"Pas malam? Mama kamu gak marah?" Tanya Felisia terkejut.

Devan menggeleng dengan wajah polos.

"Mama gak malah. Mama gak bilang apa apa kok kalau lihat Devan mandi malam," jawab Devan.

Astaga

Felisia membatin.

"Mulai sekarang Devan harus mandi jam lima. Devan gak boleh mandi malam malam. Karena Devan masih anak anak dan bisa sakit," nasehat Felisia.

"Devan gak tahu itu," ucap Devan.

"Ya tidak apa apa. Yang penting sekarang Devan janji sama tante, Devan akan mandi jam lima mulai sekarang," ucap Felisia tegas.

"Devan janji," ucap Devan.

"Anak pintar," ucap Felisia sambil mengacak rambut Devan gemas dengan senyuman di wajahnya.

"Ayo sekarang mandi," Felisia menggendong Devan dan membawa Devan keluar dari kamarnya.

"Kamar kamu dimana Devan?" Tanya Felisia.

"Kamal Devan?" Tanya Devan kelihatan bingung.

Felisia mengangguk.

"Tidak tahu," jawab bocah cilik itu.

Felisia hanya menganggap jawaban anak itu dengan senyumannya.

Dia berjalan kearah kamar Nina sambil memanggil nama Nina.

"Nina," panggil Felisia.

Nina yang sedang menonton di ruang tamu, menolehkan kepalanya keasal suara.

"Kak Felis, Nina disini," ucap Nina.

Felisia berbalik dan melihat Nina yang sedang bersantai di ruang tamu.

"Astaga, bisa bisanya aku gak lihat kamu tadi," gerutu Felisia sambil berjalan kearah Nina.

"Nina, tadi ada gak Kak Wilona bawa barang barangnya?" Tanya Felisia.

"Ada kak" jawab Nina sambil memutar bola matanya malas.

"Dimana?" Tanya Felisia.

Nina menggigit bibir bawahnya. Takut jika dia menjawab Felisia akan merasa sakit hati.

"Jawab saja. Apa dikamar utama?" Tanya Felisia menebak.

Nina mengangguk dengan ogah ogahan.

Felisia yang melihat itu sebenarnya sudah dapat menebak. Tapi kenapa saat Nina memastikan dugaannya itu, hatinya malah sakit.

"Baiklah, kamu bisa tolong Kakak mandikan Devan. Kakak mau ambil baju Devan dulu di kamar utama," ucap Felisia masih berusaha tersenyum.

"Ba-"

"Devan mau sama tante," ucap Devan langsung memeluk Felisia.

"Devan jangan gitu dong. Tante kan cuman mau ambil baju Devan aja di kamar Mama Devan," ucap Felisia memberi pengertian.

"Tapi Devan gak mau dimandikan sama tante itu. Devan mau sama tante aja," ucap Devan keras kepala.

"Kayaknya dia udah betah banget sama kamu kak. Udah nyaman dianya," ucap Nina melihat interaksi Devan dan Felisia.

Felisia hanya tersenyum.

"Ya sudah. Devan ikut tante aja ke atas. Kita ambil baju Devan lalu mandi di kamar tante ya," ucap Felisia.

Dia sengaja tidak mau memandikan DevN dikamar utama. Karena itu bukan lagi kamarnya. Dan dia tidak berhak berlama lama di dalam kamar itu. Yang berhak hanyalah keluarga bahagia itu. Ada papa, mama, dan si anak, Devan.

"Ok" ucap Devan.

Felisia membawa Devan keatas. Cukup lelah juga saat menaiki tangga karena dia yang menggendong seorang anak kecil. Tapi dia tetap menunjukkan senyumnya kepada Devan.

Felisia membuka pintu dan masuk. Dia meletakkan Devan diatas kasur. Lalu dia berjalan kearah lemari yang dulunya adalah miliknya. Dia membuka pintu lemari dan terlihatlah sudah ada pakaian wanita disana.

Sepertinya sekarang posisiku benar benar sudah direnggut. Apa ini artinya aku harus mempersiapkan diri untuk diceraikan dan menjadi janda diusia muda. Hah... kenapa harus serumit ini nasibku Tuhan? Apa salahku? Salahkah aku jika mencintai suamiku sendiri? Apakah salah?

Ucap Felisia sambil menyeka air disudut matanya yang siap untuk jatuh ke pipinya.

Felisia menunduk untuk mengambil baju anak yang adalah baju Devan di laci paling bawah.

Setelah itu langsung saja dia membawa Devan keluar dari kamar itu.

Jika dulu dia sangat suka menghabiskan waktu dikamar dan mengenang saat saatnya bersama Dafi. Tapi sekarang dia merasa sesak berada didalam kamar itu. Sesak saat mengingat semua kenangannya bersama dengan suaminya yang entah sampai kapan akan terus menjadi suaminya.

Setelah selesai memandikan Devan. Pasangan keluarga itu tiba. Ya betul, Papa dan Mama, Dafi dan Wilona.

"Papa Mama," Devan yang melihat kepulangan orang tuanya segera berlari saat Felisia baru saja selesai memberikan bedak pada Devan.

"Devan, jangan lari lari sayang. Nanti kamu jatuh," ucap Wilona cemas dan langsung berjalan kearah Devan.

"Iya ma," ucap Devan berhenti berlari dan berjalan seperti biasa.

"Kamu kasih salam sama papa," ucap Wilona kepada Devan ketika Dafi sudah berdiri tepat di sampingnya.

"Selamat datang papa," ucap Devan sambil memeluk papanya.

"Iya sayang," balas Dafi.

"Sayang, kamu mandi sana gih. Aku temani Devan dulu. Kamu pasti capek banget kan" ucap Wilona perhatian.

"Iya," balas Dafi.

"Papa mandi dulu ya sayang," ucap Dafi kepada Devan.

Devan mengangguk.

Lalu Dafi pergi kekamar utama miliknya.

Felisia yang sedang menguping di balik kamarnya merasa sakit hati. Bukan dia yang menguping. Dia hanya tidak sengaja mendengar karena suara orangnya sedikit bergema dan sampai terdengar ke kamar Felisia walau suaranya agak kecil.

Salahkah aku jika cemburu dengan kalian? Salahkah aku jika mengharapkan bahwa aku dan anakku yang ada diposisi kalian? Bolehkah aku berharap bisa bahagia bersama suamiku dan anak anakku kelak?

Tanya Felisia dalam hati.

Malam hari saat makan malam.

"Selamat makan," ucap Nina ketus dan tidak ikhlas.

"Terima kasih," ucap Wilona dengan senyum terpaksa.

"Cih, munafik" ucap Nina terang terangan.

Sebelum Wilona berkata lagi, Nina langsung berbalik dan pergi ke dapur.

Sebelum dia mengantar makan malam. Dia sudah menyiapkan dua piring makan malam untuknya dan juga Felisia. Karena dia pikir Felisia tidak akan datang untuk makan malam.

Nina keluar dari dapur dan melewati meja makan dengan santai dengan tangannya yang memegang nampan.

"Tante, tante mau pigi ke tante yang baik itu ya? Devan ikut dong," ucap Devan tiba tiba.

***

Jangan lupa like dan komen 🤗🤗🤗.

Terpopuler

Comments

Lihayati Khoirul

Lihayati Khoirul

sebenarnya baca nofel jika tokoh utama lemah males baca.
tapi penasaran

2022-09-18

0

Kod Driyah

Kod Driyah

Felicia jngan bersedih tingglkan Dafi sj

2022-06-05

1

Youni Tea

Youni Tea

Baca dr awal sampai part ini kesel banget kasian Felicia 😢😢

2022-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 BC:SAM #1
2 BC:SAM #2
3 BC:SAM #3
4 BC:SAM #4
5 BC:SAM #5
6 BC:SAM #6
7 BC:SAM? #7
8 BC:SAM? #8
9 BC:SAM? #9
10 BC:SAM? #10
11 BC:SAM? #11
12 BC:SAM? #12
13 BC:SAM? #13
14 BC:SAM? #14
15 BC:SAM? #15
16 BC:SAM? #16
17 BC:SAM? #17
18 BC:SAM? #18
19 BC:SAM? #19
20 BC:SAM? #20
21 BC:SAM? #21
22 BC:SAM? #22
23 BC:SAM?#23
24 BC:SAM? #24
25 BC:SAM? #25
26 BC:SAM? #26
27 BC:SAM? #27
28 BC:SAM? #28
29 BC:SAM? #29
30 BC:SAM? #30
31 BC:SAM? #31
32 BC:SAM? #32
33 BC:SAM? #33
34 BC:SAM? #34
35 BC:SAM? #35
36 BC:SAM? #36
37 BC:SAM? #37
38 BC:SAM? #38
39 BC:SAM? #39
40 BC:SAM? #40
41 BC:SAM? #41
42 BC:SAM? #42
43 BC:SAM? #43
44 BC:SAM? #44
45 BC:SAM? #45
46 BC:SAM? #46
47 BC:SAM? #47
48 BC:SAM? #48
49 BC:SAM? #49
50 BC:SAM? #50
51 BC:SAM? #51
52 BC:SAM? #52
53 BC:SAM? #53
54 BC:SAM? #54
55 BC:SAM? #55
56 BC:SAM? #56
57 BC:SAM? #57
58 BC:SAM? #58
59 BC:SAM? #59
60 BC:SAM? #60
61 BC:SAM? #61
62 BC:SAM? #62
63 BC:SAM? #63
64 BC:SAM? #64
65 BC:SAM? #65
66 BC:SAM? #66
67 BC:SAM? #67
68 BC:SAM? #68
69 BC:SAM? #69
70 BC:SAM? #70
71 BC:SAM? #71
72 BC:SAM? #72
73 BC:SAM? #73
74 BC:SAM? #74
75 BC:SAM? #75
76 BC:SAM? #76
77 BC:SAM? #77
78 BC:SAM? #78
79 BC:SAM? #79
80 BC:SAM? #80
81 BC:SAM? #81 (END)
82 Kisah Dyla Telah Rilis!!!
83 Apa Salahku Sampai Dibuang?
Episodes

Updated 83 Episodes

1
BC:SAM #1
2
BC:SAM #2
3
BC:SAM #3
4
BC:SAM #4
5
BC:SAM #5
6
BC:SAM #6
7
BC:SAM? #7
8
BC:SAM? #8
9
BC:SAM? #9
10
BC:SAM? #10
11
BC:SAM? #11
12
BC:SAM? #12
13
BC:SAM? #13
14
BC:SAM? #14
15
BC:SAM? #15
16
BC:SAM? #16
17
BC:SAM? #17
18
BC:SAM? #18
19
BC:SAM? #19
20
BC:SAM? #20
21
BC:SAM? #21
22
BC:SAM? #22
23
BC:SAM?#23
24
BC:SAM? #24
25
BC:SAM? #25
26
BC:SAM? #26
27
BC:SAM? #27
28
BC:SAM? #28
29
BC:SAM? #29
30
BC:SAM? #30
31
BC:SAM? #31
32
BC:SAM? #32
33
BC:SAM? #33
34
BC:SAM? #34
35
BC:SAM? #35
36
BC:SAM? #36
37
BC:SAM? #37
38
BC:SAM? #38
39
BC:SAM? #39
40
BC:SAM? #40
41
BC:SAM? #41
42
BC:SAM? #42
43
BC:SAM? #43
44
BC:SAM? #44
45
BC:SAM? #45
46
BC:SAM? #46
47
BC:SAM? #47
48
BC:SAM? #48
49
BC:SAM? #49
50
BC:SAM? #50
51
BC:SAM? #51
52
BC:SAM? #52
53
BC:SAM? #53
54
BC:SAM? #54
55
BC:SAM? #55
56
BC:SAM? #56
57
BC:SAM? #57
58
BC:SAM? #58
59
BC:SAM? #59
60
BC:SAM? #60
61
BC:SAM? #61
62
BC:SAM? #62
63
BC:SAM? #63
64
BC:SAM? #64
65
BC:SAM? #65
66
BC:SAM? #66
67
BC:SAM? #67
68
BC:SAM? #68
69
BC:SAM? #69
70
BC:SAM? #70
71
BC:SAM? #71
72
BC:SAM? #72
73
BC:SAM? #73
74
BC:SAM? #74
75
BC:SAM? #75
76
BC:SAM? #76
77
BC:SAM? #77
78
BC:SAM? #78
79
BC:SAM? #79
80
BC:SAM? #80
81
BC:SAM? #81 (END)
82
Kisah Dyla Telah Rilis!!!
83
Apa Salahku Sampai Dibuang?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!