KETIKA CINTA PERTAMA KANDAS DI TENGAH JALAN

KETIKA CINTA PERTAMA KANDAS DI TENGAH JALAN

Bab 1. Adam Menghampiri Dinda

Sang mentari pagi mulai menyapa. Cuaca pagi yang sangat cerah. Tapi tidak secerah hati Dinda. Dinda yang sudah dua minggu ini yang seharusnya sudah berada di tempat kerjanya, sekarang hanya tinggal di rumah saja. Karena bermasalah dengan kesehatannya.

Dinda ingin menggerakkan tubuhnya dengan menyapu halaman depan rumahnya. Tiba-tiba muncul Adam dengan sepeda motornya, berhenti di depan gerbang.

"Hai Din," sapa Adam sambil turun dari sepeda motor. Membuat Dinda kaget

Dinda menoleh ke arah sumber suara.

"Pak Adam ..." senyum merekah di bibir Dinda menyambut kedatangan Adam. Hati Dinda sangat berbunga-bunga dengan hadirnya Adam di depan matanya.

Mimpi apa semalam kamu Din, sepagi ini didatangi Adam, pria yang memberikan perhatian kepadamu selama ini. Pria yang kamu rindukan. Tapi Dinda pikir selama ini Adam hanya menganggapnya sebagai teman biasa saja.

Jadi Dinda tidak ingin berpikir yang macam-macam. Takut patah hati. Tapi sebenarnya jantung Dinda sudah mau melompat keluar, saking senangnya.

Karena walaupun Dinda sakit dan sudah nggak kerja, masih ada teman yang peduli dan mau datang mengunjungi nya ke rumah.

Dinda menghentikan menyapu halaman rumah nya, dan mempersilakan Adam duduk di kursi teras.

"Pak Adam dari mana?" Tanya Dinda setelah sama-sama duduk di kursi teras.

"Aku dari teluk Din, terus pas balik, aku lihat ada kamu, ya aku sekalian mampir saja." Sahut Adam sambil memperhatikan Dinda.

'Hm, cuma lewat saja ternyata, aku pikir memang datang untuk mengunjungiku,' gumam Dinda dalam hati dengan sedikit kecewa.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, Din? Sudah sehatkah belum?" Tanya Adam.

'Nanyain keadaanku? Nggak salah dengar nih aku?" Dinda mencoba mencubit lengannya sendiri, antara percaya dan tidak.

'Perhatian juga dia sama aku." Guman Dinda dalam hati.

"Sebenarnya sudah sehat sih pak, tapi terkadang juga suka kambuh, bagaimana ya ... aku sendiri nggak mengerti dengan penyakit ini," jawab  Dinda dengan sedikit murung.

Tapi pandangan mata Adam tidak mau lepas dari Dinda.

Membuat Dinda merasa kikuk.

"Pak, aku ke dalam dul ... u ..." Dinda akan berdiri dari duduknya, tapi Adam memotong kalimat Dinda dan menahannya untuk tidak beranjak dari tempat duduknya, dan dengan refleks tangan Adam memegang tangan Dinda.

'Din, kamu tahu nggak sih, aku tuh kangen sama kamu?' jerit Adam dalam hati.

"Ada apa pak?" Tanya Dinda yang nggak mengerti mengapa tiba-tiba Adam memegang tangannya.

Tapi itu mampu membuat jantung Dinda berdetak dengan lebih cepat dan tersipu.

Dinda melihat ke arah tangannya yang dipegang Adam.

Dengan wajah kaget karena tidak sadar dengan apa yang dilakukannya, Adam juga melihat ke arah tatapan mata Dinda. Kemudian melepaskan tangan Dinda dari genggamannya dengan pelan.

Dinda menundukkan wajahnya yang mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus.

Setelah melepas genggaman tangannya, Adam dengan tersenyum menghiasi bibirnya, memandang ke wajah Dinda yang tertunduk dan memerah.

"Pak Adam mau minum apa, kopi atau teh?" Tanya Dinda untuk menghindari tatapan mata Adam.

"Teh saja Din." Sahut Adam terpaksa harus melepas kepergian Dinda untuk masuk ke dalam rumah.

'Din, mengapa sih kamu bikin aku seperti ini? Membuat aku ingin selalu dekat dengan kamu? Aku merasa nyaman di dekatmu, Din!" Teriak Adam dalam hati.

Dinda berlalu dan masuk ke dapur untuk membuatkan teh Adam.

"Kenapa sih pak Adam pegang-pegang tanganku segala? Tahu nggak sih mas, jantungku sudah mau copot saja nih!" Gumam Dinda.

Selang tidak lama, Dinda ke teras dengan membawa secangkir teh. Ditaruhnya di atas meja yang ada di antara tempat duduk antara Adam dan Dinda.

"Dinda, kapan kamu masuk kerja lagi?" Tanya Adam setelah Dinda duduk di kursinya.

"Kepingin masuk kerja lagi sih, tapi apa masih boleh? Karena aku sudah lama nggak masuk kerja dan tanpa izin lagi. Jangan-jangan aku sudah dikeluarkan?" Sahut Dinda.

"Nggak dikeluarkan tuh, soalnya masih ada daftar namamu di sana." Jelas Adam.

"Iyakah?" Tanya Dinda untuk memastikan.

"Ya iyalah. Kalau kamu nggak percaya, ayo kita ke kantor sekarang!" Ajak Adam untuk meyakinkan keraguan Dinda.

"Iya deh. Sekarang ya ke kantornya," harap Dinda. Dilihatnya wajah Adam yang penuh keyakinan itu.

"Iya." Sahut Adam sambil mengangguk dan menoleh ke arah Dinda dengan tersenyum.

"Kalau begitu aku masuk ke dalam dulu, mau persiapan dan ganti baju." Kata Dinda dengan semangat.

Lalu Dinda beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ke kamarnya untuk mengganti bajunya dengan sweater warna putih berlengan panjang dan dipadu dengan celana jean panjang berwarna biru dongker.

Dipoles wajahnya dengan make up yang tipis-tipis saja dan menyapu bibirnya dengan lip glos. Karena Dinda tidak menyukai make up yang tebal dan menor. Disisir dan diikatnya rambut panjangnya yang bergelombang itu.

Setelah semuanya beres, Dinda keluar dari dalam kamarnya dan menuju ke teras.

Dilihatnya Adam yang masih duduk dengan setia menunggunya.

"Sudah Din? Berangkat sekarang?" Tanya Adam kepada Dinda yang kelihatan sudah siap.

Dinda menganggukkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Adam.

Mereka berdua berboncengan menuju ke kantor.

Di tengah perjalanan,

'Ya Tuhan, mengapa pak Adam baik banget sama aku? Bahkan tidak hanya baik. Pak Adam juga memberi perhatian kepadaku. 

Ah jangan kegeeran Din, pak Adam juga perhatian kok dengan teman-teman wanita nya yang lain, mungkin memang sudah sifat dari pak Adam begitu. Terkadang saat kulihat kebersamaan pak Adam dengan teman wanita lainnya, membuatku bagaimana ya ... seperti iri.

Aduh! Kenapa juga aku harus nggak senang atau iri? Itu nggak boleh Din, hilangkan semua pikiranmu yang seperti itu! Fokus saja pada kesehatan dan kerja! Fokus! Fokus!'

Dinda yang berada di boncengan belakang bergumam sendiri.

Tiba-tiba Dinda dikagetkan dengan Adam yang sedang memboncengnya di depan membuka suara,

"Din, teman-teman semua kangen loh sama kamu."

"Iyakah pak? Siapa saja?"

Sebelum Adam menjawab pertanyaan Dinda,

"Din bolehkan motornya berjalan agak kencang?"

"Ya boleh saja, supaya cepat sampai." jawab Dinda.

"Pegangan dong Din! Aku takut kamu jatuh loh kalau motornya jalannya lebih laju." Pinta Adam.

"Aku dari tadi sudah berpegangan." Jawab Dinda.

"Sudah berpegangan?  Berpegangan apa?" Tanya Adam.

Dinda bingung mau menjawab apa, padahal dari tadi Dinda memang juga sudah berpegangan. Yaitu berpegangan dengan bajunya Adam.

"Berpegangan bajunya pak Adam." jawab Dinda lirih di dekat telinga Adam. Membuat Adam tersenyum geli.

"Kok pegangan baju sih Din?"

Adam meminggirkan motornya dan berhenti.

"Kenapa berhenti?" Tanya Dinda bingung.

Adam membetulkan letak tangan Dinda untuk berpegangan. 

"Apaan ini pak! Kok begini? Pak Adam mencari kesempatan ya?" Dinda bertanya dengan wajah memerah dan sedikit kesal.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

mampir thor

2024-08-03

0

Camut gemoy

Camut gemoy

hai kak aku mampir nih😊
Salam dari I'm a wife not a maid🙏

2022-02-13

1

Fiah msi probolinggo

Fiah msi probolinggo

hadir kak, maaf baru kasih fav dan nyuik bacanya ya

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2 Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3 Bab 3. Keberangkatan Dinda
4 Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5 Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6 Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7 Bab 7. Curhatan Isnani
8 Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9 Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10 Bab 10. Menyanyi
11 Bab 11. Di Dapur
12 Bab 12. Mandi Di Sungai
13 Bab 13. Surprice
14 bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15 Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16 Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17 Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18 Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19 Bab 19. Dinda Keras Kepala
20 Bab 20. Membeli Kain Strimin
21 Bab 21. Strimin Bermasalah
22 Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23 Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24 Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25 Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26 Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27 Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28 Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29 Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30 Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31 Bab 31. Celotehan Adit
32 Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33 Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34 Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35 Bab 35. Adam Berkomitmen
36 Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37 Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38 Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39 Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40 Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41 Bab 41. Kangen Mama Papa
42 Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43 Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44 Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45 Bab 45. Diusir
46 Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47 Bab 47. Dalam Kebingungan
48 Bab 48. Ungkapan Os
49 Bab 49. Ditinggal Sahabat
50 Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51 Bab 51. Biang Kerok
52 Bab 52. Pindah Camp
53 Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54 Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55 Bab 55. Banjir
56 Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57 Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58 Bab 58. Di Rumah Sakit
59 Bab 59. Di Rumah Sakit
60 Bab 60. Di Rumah Udin
61 Bab 61. Menemani Udin
62 Di Kampung L.
63 Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64 Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65 Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66 Bab 66. Dinda Pijat
67 Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68 Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69 Bab 69. Diantar Udin
70 Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71 Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72 Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73 Bab 73, Minum Jus Sirsak
74 Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75 Bab 75. Surat Adam
76 Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77 Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2
Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3
Bab 3. Keberangkatan Dinda
4
Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5
Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6
Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7
Bab 7. Curhatan Isnani
8
Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9
Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10
Bab 10. Menyanyi
11
Bab 11. Di Dapur
12
Bab 12. Mandi Di Sungai
13
Bab 13. Surprice
14
bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15
Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16
Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17
Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18
Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19
Bab 19. Dinda Keras Kepala
20
Bab 20. Membeli Kain Strimin
21
Bab 21. Strimin Bermasalah
22
Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23
Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24
Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25
Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26
Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27
Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28
Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29
Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30
Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31
Bab 31. Celotehan Adit
32
Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33
Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34
Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35
Bab 35. Adam Berkomitmen
36
Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37
Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38
Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39
Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40
Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41
Bab 41. Kangen Mama Papa
42
Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43
Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44
Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45
Bab 45. Diusir
46
Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47
Bab 47. Dalam Kebingungan
48
Bab 48. Ungkapan Os
49
Bab 49. Ditinggal Sahabat
50
Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51
Bab 51. Biang Kerok
52
Bab 52. Pindah Camp
53
Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54
Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55
Bab 55. Banjir
56
Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57
Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58
Bab 58. Di Rumah Sakit
59
Bab 59. Di Rumah Sakit
60
Bab 60. Di Rumah Udin
61
Bab 61. Menemani Udin
62
Di Kampung L.
63
Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64
Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65
Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66
Bab 66. Dinda Pijat
67
Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68
Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69
Bab 69. Diantar Udin
70
Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71
Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72
Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73
Bab 73, Minum Jus Sirsak
74
Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75
Bab 75. Surat Adam
76
Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77
Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!