Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya

***

Tiga bulan lalu,

Siang itu, Dinda berjalan dengan gontai dari kelas menuju ke gerbang sekolah dengan membawa map berwarna merah di tangan kanannya. Pikirannya melayang entah kemana, dia kelihatan resah.

Memikirkan ucapkan papanya. Karena papanya menginginkan Dinda untuk pergi keluar kota segera setelah ijazah sekolahnya keluar. Keinginan papanya sama sekali tidak sesuai dengan harapan Dinda selama ini, tapi Dinda tidak bisa mengelak keinginan papa nya. 

Sebenarnya dinda setelah lulus sekolah, dia ingin mencari kerja di kota tempat kelahirannya, sambil melanjutkan studinya di perguruan tinggi, dengan biaya yang dicarinya sendiri. Dia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya.

"Dinda! Tunggu Din!" Rubiati yang baru saja keluar dari kelas, berlari mengejar Dinda yang sudah berada di depan gerbang sekolah.

"Hai, Rub!" Dinda menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Rubi yang ada di belakang, berlari mengejarnya. 

Dinda berhenti menunggu Rubi sampai ke tempatnya berdiri.

"Aduh Din, aku memanggilmu dari tadi. Kamu ada apa sih?"

Rubi penasaran dengan Dinda. Karena tidak biasanya Dinda bersikap seperti itu. Seperti sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Oh... nggak apa-apa kok Rub, kamu kenapa memanggilku? Mau pulang bareng?"

Dinda mencoba menutupi keresahan hatinya dari Rubi. Tapi Rubi selalu tahu tentang Dinda, sahabat itu. Karena mereka sudah bersahabat kental sejak di bangku kelas satu SMK. Bahkan mereka selalu duduk bersama.

Lalu mereka berbalik berjalan menuju ke dalam pos satpam, yang kebetulan tidak ada seorangpun di sana. Mereka duduk di dalam pos satpam.

"Setelah lulus kamu mau kemana Din?"

Tanya Rubi kepada Dinda.

"Aku mau kerja Rub, papa aku menginginkan aku pergi keluar kota." Wajah Dinda tiba-tiba nampak murung.

Dan Rubi mengetahui perubahan pada wajah Dinda.

"Jadi itu yang menjadi masalahmu? Jika kamu keberatan kenapa kamu nggak bilang sama papa kamu? Kan, kamu memiliki cita-cita sendiri? Kamu bilang, kamu ingin melanjutkan kuliah sambil kerja di dekat-dekat sini saja, Din?"

Rubi sangat tidak tega melihat Dinda murung. Bagaimanapun juga Dinda dan Ruby sudah bersahabat sejak lama. Dan juga senasib se penanggungan.

"Tapi papa aku tidak ingin mendengarkan penjelasan aku, Rub. Papaku sangat keras. Ya jalan satu-satunya aku harus menuruti  kemauan papaku. Aku tidak berani untuk membantah nya."

Keduanya terdiam beberapa saat. Masing-masing pikirannya melayang entah ke mana.

Tidak lama kemudian Dinda membuka suara, "Oh ya Rub, habis ini kamu melanjutkan ke mana?" Tanya Dinda kepada Rubi.

Dengan pasti Rubi menjawab, "Aku akan ke penampungan, Din. Aku ingin pergi ke luar negeri jadi TKI di Singapura."

"Jauhnya Rubi, kita berpisah dong. Meskipun kita berjauhan kita harus saling memberi kabar ya?" Ucap Dinda. 

"Oke, itu pasti, Din," jawab Rubi.

Keduanya saling memandang. 

Rubi memegang tangan Dinda, "Aku pasti akan merindukanmu, Dinda."

"Aku juga akan merindukanmu, Rubi,"

Kedua sahabat itu saling berpelukan.

"Hei! Kalian berdua lagi ngapain?" Tanya Ndari yang tiba-tiba sudah berada di dekat mereka. 

Bersamaan dengan itu Yeni juga datang menghampiri. Lalu empat sekawan itu duduk memenuhi pos satpam yang terletak tepat di sebelah kanan gerbang sekolah itu.

Mereka saling bercerita tentang tujuan masing-masing setelah lulus dari sekolah.

Yeni sama seperti Rubi, dia akan mendaftarkan diri menjadi TKW. Dia ingin bekerja di singapura, yang saat ini sedang membutuhkan banyak karyawan untuk sebuah perusahaan elektronik. 

Kalau Ndari, dia ingin dirumah saja, ingin membuka usaha toko kelontong. Katanya dia akan dimodali oleh tunangannya.

"Aku nggak kemana-mana. Aku dirumah saja. Sama tunanganku aku nggak boleh keluar. Sebenarnya sih aku ingin seperti kalian pergi ke luar negeri. Tapi tunangan aku selalu mengatur ku."

Ndari bicara dengan wajah yang sedikit murung. 

"Kamu sih Ndar, belum lulus sekolah saja sudah bertunangan. Mending sekarang kamu menikah saja sama tunanganmu. Bereskan! Hidupmu ada yang menjamin. Kamu nggak perlu lagi mikir mau pergi ke mana atau mau kerja apa. "

Yeni bersungut-sungut menimpali ucapkan Ndari.

"Iya juga sih, tapi aku masih ingin bebas seperti kalian."

Jawab Ndari dengan wajah manjanya.

"Sudahlah Ndar, jalanin aja, kan sudah ketemu jodohmu."

Timpal Ruby dengan prengesan di bibirnya.

"Bener itu Ndari apa yang dikatakan Yeni sama Ruby, kalian suka sama suka kan? menurutku mending kalian segera ke penghulu saja deh, daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." 

Saran Dinda yang tidak ingin terjadi hal buruk terhadap Ndari.

"Iya Ndar, aku sering mendengar ada pepatah tuh yang mengatakan habis terima ijazah langsung pergi  ijab syah, hehehe …"

Yeni menoel lengan Dinda, sambil matanya berkedip-kedip ke arah Ndari.

Dinda, Yeni dan Ruby tertawa cekikikan.

"Aku nunggu aja undangan dari Ndari. Siapa tahu Ndari ijaban sebelum aku berangkat ke luar kota hehehe …." Kata Dinda.

"Oh iya Ndar, cita-cita pengen punya anak berapa?" Tanya Ruby yang pertanyaannya tambah ngaco saja.

"Ah Kalian ini ada-ada saja yang kalian tanyakan! Aku belum ngapa-ngapain, pertanyaan kalian itu sudah macem-macem!" 

Raut muka Ndari nampak kesal dan bersemu merah.

"Hahaha ... jangan marah dong Ndar, kita cuma bercanda kok." Nyinyir Dinda.

"Kamu beneran Din, mau meninggalkan kita semua? Terus kapan kita akan bertemu? Kapan kita akan berkumpul lagi seperti ini?"

Tanya Ndari dan Yeni hampir bersamaan.

"Ya begitulah, aku harus mengikuti keinginan papa aku. Aku nggak bisa membuatnya kecewa atau marah padaku." Dinda menjawab, lalu terdiam sesaat.

"Hey, rumahku tetap di sana. Kalian sewaktu-waktu bisa kok main ke sana! Pokoknya dimanapun kita berada, kita harus tetap saling memberi kabar ya?" Saran Dinda kepada teman-temannya.

"So itu pasti!" Timpal Ruby.

"Ya sudah yuk, sekarang kita pulang!"

Ajak Dinda pada teman-temannya.

Kemudian mereka berempat beranjak dari pos satpam. Mereka berjalan menuju keluar gerbang sekolah.

Dinda menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan jalanan, sedang ada kendaraan yang melintas atau tidak. Di saat jalan kelihatan sepi, mereka berempat berjalan memotong jalan raya.

Setelah sampai di seberang jalan, beberapa saat kemudian, berhentilah sebuah bus mini untuk membawa mereka menuju ke terminal.

Lima belas menit kemudian, mereka berempat turun dari bus mini yang mereka tumpangi tadi. Mereka sudah sampai di terminal kota. Setelah sampai di terminal mereka berempat duduk di sebuah bangku panjang yang kosong yang ada di sana. Menunggu lagi mobil angkot dan bis kota dengan arah dan tujuan masing-masing. 

Ruby dan Ndari, menunggu mobil angkot yang sama arah dan tujuan, karena mereka bertetangga dekat. Sedangkan Dinda dan Yeni, karena satu arah mereka menunggu bus kota yang sama. 

Tapi jarak rumah Dinda lebih jauh dari pada rumah Yeni. Yeni cukup setengah jam naik bis kota sudah sampai rumah. Sedangkan Dinda empat puluh lima menit perjalanan bis kota baru sampai di rumahnya.

Selang tidak lama mereka menunggu, mobil angkot maupun bis kota yang mereka nantikan telah ada.. Empat sekawan itu saling melambaikan tangan,  akhirnya mereka berempat berpisah di situ.

Terpopuler

Comments

Fiah msi probolinggo

Fiah msi probolinggo

semangat kak, ceritamu bagus

2022-01-13

0

Your name

Your name

Mungkin keinginan papahnya terlalu memaksa, tapi apa boleh buat, itu juga demi kebaikan Dinda. Orang tua menginginkan yang terbuat untuk anaknya.

Tapi yang sakit itu kalau berpisah di saat sayang- sayangnya Thor. sakit... banget.

2022-01-02

2

Nonny

Nonny

dulu akrab,tp biasa klo dh pisah dh lupa realita seperti itu

2022-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2 Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3 Bab 3. Keberangkatan Dinda
4 Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5 Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6 Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7 Bab 7. Curhatan Isnani
8 Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9 Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10 Bab 10. Menyanyi
11 Bab 11. Di Dapur
12 Bab 12. Mandi Di Sungai
13 Bab 13. Surprice
14 bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15 Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16 Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17 Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18 Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19 Bab 19. Dinda Keras Kepala
20 Bab 20. Membeli Kain Strimin
21 Bab 21. Strimin Bermasalah
22 Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23 Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24 Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25 Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26 Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27 Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28 Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29 Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30 Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31 Bab 31. Celotehan Adit
32 Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33 Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34 Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35 Bab 35. Adam Berkomitmen
36 Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37 Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38 Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39 Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40 Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41 Bab 41. Kangen Mama Papa
42 Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43 Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44 Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45 Bab 45. Diusir
46 Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47 Bab 47. Dalam Kebingungan
48 Bab 48. Ungkapan Os
49 Bab 49. Ditinggal Sahabat
50 Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51 Bab 51. Biang Kerok
52 Bab 52. Pindah Camp
53 Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54 Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55 Bab 55. Banjir
56 Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57 Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58 Bab 58. Di Rumah Sakit
59 Bab 59. Di Rumah Sakit
60 Bab 60. Di Rumah Udin
61 Bab 61. Menemani Udin
62 Di Kampung L.
63 Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64 Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65 Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66 Bab 66. Dinda Pijat
67 Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68 Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69 Bab 69. Diantar Udin
70 Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71 Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72 Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73 Bab 73, Minum Jus Sirsak
74 Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75 Bab 75. Surat Adam
76 Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77 Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2
Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3
Bab 3. Keberangkatan Dinda
4
Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5
Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6
Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7
Bab 7. Curhatan Isnani
8
Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9
Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10
Bab 10. Menyanyi
11
Bab 11. Di Dapur
12
Bab 12. Mandi Di Sungai
13
Bab 13. Surprice
14
bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15
Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16
Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17
Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18
Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19
Bab 19. Dinda Keras Kepala
20
Bab 20. Membeli Kain Strimin
21
Bab 21. Strimin Bermasalah
22
Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23
Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24
Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25
Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26
Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27
Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28
Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29
Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30
Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31
Bab 31. Celotehan Adit
32
Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33
Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34
Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35
Bab 35. Adam Berkomitmen
36
Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37
Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38
Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39
Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40
Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41
Bab 41. Kangen Mama Papa
42
Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43
Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44
Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45
Bab 45. Diusir
46
Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47
Bab 47. Dalam Kebingungan
48
Bab 48. Ungkapan Os
49
Bab 49. Ditinggal Sahabat
50
Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51
Bab 51. Biang Kerok
52
Bab 52. Pindah Camp
53
Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54
Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55
Bab 55. Banjir
56
Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57
Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58
Bab 58. Di Rumah Sakit
59
Bab 59. Di Rumah Sakit
60
Bab 60. Di Rumah Udin
61
Bab 61. Menemani Udin
62
Di Kampung L.
63
Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64
Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65
Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66
Bab 66. Dinda Pijat
67
Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68
Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69
Bab 69. Diantar Udin
70
Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71
Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72
Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73
Bab 73, Minum Jus Sirsak
74
Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75
Bab 75. Surat Adam
76
Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77
Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!