Bab 4. Dinda Mulai Bekerja

Tampaklah seorang gadis, dengan postur tubuh tinggi, berkulit kuning langsat, berusia 18 tahun, dengan mendorong sebuah tas koper, berjalan keluar dari bandara.

Dia berdiri di sebelah kiri pintu keluar. Ditaruh tas kopernya di sebelah kiri. Dibukanya sling bag yang menggantung di bahunya, lalu diambilnya handphone di dalam tas itu.

"Oh, ternyata ada telepon masuk dari mbak Yani beberapa kali nih," gumam Dinda dalam hati.

Disaat Dinda akan menelpon balik ke mbak Yani, tiba-tiba handphone Dinda berbunyi. 

Yani menelponnya kembali, "Halo,"

"Halo mbak Yani," jawab Dinda 

"Din, dimana kamu sekarang?" Tanya suara dari seberang.

"Aku sudah di bandara ini mbak," jawab Dinda.

"Di sebelah mana kamu sekarang, Din? Aku sama mas Nuel sudah di bandara menjemput kamu, Din. Kutunggu di dekat pintu keluar ya?"

"Oh iya kah? Iya mbak, aku akan ke sana!"

Dinda menutup pembicaraan melalui handphone, lalu memasukkan handphone ke dalam sling bagnya. Kemudian dia mendorong keluar tas kopernya menuju ke pintu keluar bandara. 

Mbak Yani dan mas Nuel sudah terlihat oleh Dinda. Dinda berjalan mendekati mereka,

"Selamat datang Dinda, selamat datang di kota kami tinggal. Semoga betah ya nanti di sini," sambutan mas Nuel penuh dengan kehangatan.

"Aamiin. InsyaAllah," jawab Dinda dengan tersenyum tipis di bibirnya.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil taxi yang sudah di sewa untuk mengantarkan ke rumah kontrakan.

Mas Nuel adalah suami dari mbak Yani. Dan Mbak Yani kakak sepupu Dinda. 

*****

Satu bulan kemudian,

Dinda diterima bekerja di salah satu perusahaan di kota itu. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penanaman.

Dinda turun dari mobil dengan membawa tas ransel, berjalan menuju ke sebuah mess karyawan, lalu ditunjukkan oleh karyawan senior di perusahaan tersebut, di mana letak kamar Dinda.

Dinda begitu syok, melihat kamar yang akan ditempati nya. Kamar yang sangat tidak cocok untuk seorang perempuan.

Dalam hati Dinda bertanya, "Mengapa perusahaan tidak menghargai kaum wanita? Mengapa perusahaan menempatkan karyawan wanita satu ruangan tempat tidur dengan para karyawan pria?

Meskipun sama-sama sebagai karyawan di perusahaan itu seharusnya tempat tidur dipisahkan antara wanita dan kaum pria.

Menurutku sangat tidak etis dan tidak memiliki sopan santun!"

Dinda memperhatikan di sekelilingnya, dilihatnya para karyawan wanita yang ada di situ enjoy-enjoy saja dengan tempat tidur yang seruangan dengan kaum pria.

Sebenarnya Dinda sangat ngeri melihat itu, dan khawatir dengan keadaan dirinya sendiri. Dinda hanya bisa berdoa memohon kepada Allah untuk diberi perlindungan dan keselamatan.

Di sore hari seorang pria datang kepada mereka, pria itu bertanya,

"Bagaimana, apa kalian puas dan nyaman dengan tempat ini?" 

Tanya pria itu kepada para karyawan wanita yang kebetulan sedang duduk berkumpul di depan mess.

"Ini suatu pertanyaan atau basa-basi atau memang memancing emosi kami?" batin Dinda.

"Sudah jelas tempat nya gak sesuai, masih ditanyakan?" emosi Dinda tapi cuma di dalam hati saja. 

Dinda ingin memberi suaranya, tapi dia mawas diri juga, karena dia karyawan baru apalagi belum satu hari. Sementara Dinda melihat karyawan wanita lainnya santai-santai saja tuh.

"Yaaa... terpaksa dibuat nyaman, pak. Karena tempatnya hanya ini yang ada." Jawab wanita berambut keriting yang berdiri tiga meter dari Dinda. Seolah-olah menerima keadaan yang tidak adil itu.

Pria itu tidak enak hati lalu dia meninggalkan tempat itu.

Setelah waktu maghrib, para karyawan pergi ke kantin untuk makan malam. 

Selang beberapa saat dari itu, Mas Nuel datang menghampiri Dinda yang sedang ngobrol dengan Isnani dan karyawan perempuan lainnya, di depan mess.

Mas Nuel memanggil Dinda untuk di ajak pergi ke kantor malam itu. Sampai di kantor, Dinda diperkenalkan dengan beberapa karyawan yang ada di sana.

"Perkenalkan namanya Dinda. Karyawan baru di sini." Kata mas Nuel memperkenalkan Dinda kepada teman-temannya yang ada di kantor itu. 

"Wah ada masuk karyawan baru lagi ya, mantap nih!" 

Ujar salah satu orang di kantor itu.

Mereka satu persatu menjabat tangan dengan Dinda dan memperkenalkan nama mereka masing-masing. Ada yang bernama Yono, Prasetya, Adam dan masih ada beberapa yang lainnya.

Ternyata pria yang datang ke mess tadi bernama Adam dia salah satu karyawan senior.

Di sore hari berikutnya, Adam datang lagi ke mess itu dan menanyakan hal yang sama dengan kemarin. lalu ada beberapa karyawan wanita mengeluhkan keadaan tempat tinggal mereka.

"Kamar perempuan harus dipisah dengan kamar laki-laki, pak!"

"Iya kalian yang sabar dulu ya untuk saat ini, semua suara kalian akan kami usulkan ke perusahaan, soalnya perusahaan masih baru berdiri, jadi masih darurat. Dan mess untuk wanita memang belum dibangun. Rencana akan dibangun secepatnya." 

Adam menjelaskan supaya keadaan yang darurat ini bisa dimengerti dan dipahami oleh semua karyawan.

Lalu Adam keluar meninggalkan tempat itu. 

"Pak Adam sering datang kesini sekarang, cari muka saja," kata salah satu karyawan pria.

"Ya mending begitu, mau memperhatikan dan datang mengecek keadaan karyawannya. Daripada senior-senior yang lain tidak pernah mengunjungi ke sini, tidak pernah melihat keadaan di sini!"  

Balas Margareth atas ucapan pria yang bernama Yosep itu.

"Kita masuk ke sini kan di bawa pak Nuel. Ya seharusnya pk Nuel dong yang memperhatikan kita," kata Yosef.

"Tapi buktinya mana? Pak Nuel juga jarang nongol melihat ke sini. Masih mending pak Adam sering datang melihat keadaan di sini.

"Tadi pak Nuel juga datang ke sini kok, pas kamu nggak ada sih... jadi kamu nggak tahu."

Akhirnya Yosep dan Margaret saling sahut menyahut berdebat. 

Yosef memihak pada pak Nuel sedang Margaret memihak pada Adam.

"Kalau menurutku pak Adam itu datang ke sini karena ada maunya. Denger-denger di lapangan tadi sepertinya dia sedang pdkt dengan seseorang yang ada di sini." 

Kata Yosep sambil matanya memandang ke arah Dinda dan Isnani berada.

Dinda dan Isnani mendengar perdebatan mereka hanya diam saja.

Selesai waktu makan malam,seperti biasa Dinda diajak Nuel ke kantor. 

Menghabiskan waktu malam di sana, dan akan kembali ke mess jika sudah merasa mengantuk dan waktu tidur tiba.

Lama-kelamaan Dinda semakin akrab dengan personil yang berada di kantor. 

Sebenarnya Dinda bukan termasuk dari mereka yang sebagai pengawas di lapangan. 

Dinda hanya sebagai karyawan biasa. Terjun langsung di lapangan jika hujan ya kehujanan, jika panas ya kepanasan itulah pekerjaan Dinda.

Apalagi jika datang musim hujan, jalan di hutan yang sebagai lokasi untuk penanaman bibit tentu akan becek dan licin, berlumpur dan liat. Dinda dan kawan-kawan menggunakan sepatu boots yang difasilitasi oleh perusahaan.

Di saat-saat lokasi seperti itu, sangat sulit untuk berjalan. Terkadang terpeleset dan bahkan terjatuh. Tapi tidak sedikit teman-teman yang simpati kepada Dinda, untuk membantu dan menolongnya.

Terpopuler

Comments

Your name

Your name

Semangat ya Dinda, moga lebih terbiasa lagi dengan pekerjaan disana

2022-01-17

1

Your name

Your name

Lebih ke tidak sesuai ekspektasi

2022-01-17

0

Fiah msi probolinggo

Fiah msi probolinggo

like like like kak untuk karyamu

2022-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2 Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3 Bab 3. Keberangkatan Dinda
4 Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5 Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6 Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7 Bab 7. Curhatan Isnani
8 Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9 Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10 Bab 10. Menyanyi
11 Bab 11. Di Dapur
12 Bab 12. Mandi Di Sungai
13 Bab 13. Surprice
14 bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15 Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16 Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17 Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18 Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19 Bab 19. Dinda Keras Kepala
20 Bab 20. Membeli Kain Strimin
21 Bab 21. Strimin Bermasalah
22 Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23 Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24 Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25 Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26 Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27 Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28 Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29 Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30 Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31 Bab 31. Celotehan Adit
32 Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33 Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34 Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35 Bab 35. Adam Berkomitmen
36 Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37 Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38 Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39 Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40 Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41 Bab 41. Kangen Mama Papa
42 Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43 Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44 Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45 Bab 45. Diusir
46 Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47 Bab 47. Dalam Kebingungan
48 Bab 48. Ungkapan Os
49 Bab 49. Ditinggal Sahabat
50 Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51 Bab 51. Biang Kerok
52 Bab 52. Pindah Camp
53 Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54 Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55 Bab 55. Banjir
56 Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57 Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58 Bab 58. Di Rumah Sakit
59 Bab 59. Di Rumah Sakit
60 Bab 60. Di Rumah Udin
61 Bab 61. Menemani Udin
62 Di Kampung L.
63 Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64 Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65 Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66 Bab 66. Dinda Pijat
67 Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68 Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69 Bab 69. Diantar Udin
70 Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71 Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72 Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73 Bab 73, Minum Jus Sirsak
74 Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75 Bab 75. Surat Adam
76 Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77 Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Adam Menghampiri Dinda
2
Bab 2. Perpisahan Dinda dengan sahabatnya
3
Bab 3. Keberangkatan Dinda
4
Bab 4. Dinda Mulai Bekerja
5
Bab 5. Dinda Mengambil Waktu Libur
6
Bab 6. Berbelanja Ke Pasar
7
Bab 7. Curhatan Isnani
8
Bab 8. Memasak Bersama Isnani
9
Bab 9. Berangkat Ke Camp Yang Tertunda
10
Bab 10. Menyanyi
11
Bab 11. Di Dapur
12
Bab 12. Mandi Di Sungai
13
Bab 13. Surprice
14
bab 14. Adam Mengajak Dinda Keluar
15
Bab 15. Makan Diluar Bersama Adam
16
Bab 16. Pertama Kali Berbincang Dengan Os
17
Bab 17. Gejala Penyakit Dinda
18
Bab 18 Tentang Penyakit Dinda
19
Bab 19. Dinda Keras Kepala
20
Bab 20. Membeli Kain Strimin
21
Bab 21. Strimin Bermasalah
22
Bab 22. Dikejar-kejar Pelayan Toko
23
Bab 23. Dinda Ditolong Oleh Heli
24
Bab 24. Penyakit Dinda Kambuh
25
Bab 25. Adam Mengunjungi Dinda
26
Bab 26. Adam membaca Buku Diary Dinda
27
Bab 27. Adam Mengajak Dinda Makan Malam
28
Bab 28. Dinda Kembali Bekerja
29
Bab 29. Menyanyi Bersama dan Ke Rumah kost Isnani
30
Bab 30. Di Kebun Sayur Udin
31
Bab 31. Celotehan Adit
32
Bab 32. Membuka Kado Ulang Tahun Adit
33
Bab 33. Ungkapan Adam Dan Dinda
34
Bab 34. Tujuan Adam Berpacaran
35
Bab 35. Adam Berkomitmen
36
Bab 36. Nasehat Papa Untuk Adam
37
Bab 37. Adam Ke Kamar Dinda
38
Bab 38. Adam Membawa Silverqueen Untuk Dinda
39
Bab 39. Batal Pergi Ke Masjid Agung
40
Bab 40 Ke Rumah Rusnah
41
Bab 41. Kangen Mama Papa
42
Bab 42. Jalan Keluar Bersama Os
43
Bab 43. Adam Curhat Sama Yono
44
Bab 44. Berada Di Tepian Sungai
45
Bab 45. Diusir
46
Bab 46. Berangkat Ke Lokasi Kerja
47
Bab 47. Dalam Kebingungan
48
Bab 48. Ungkapan Os
49
Bab 49. Ditinggal Sahabat
50
Bab 50. Dikurung Di Dalam Kamar
51
Bab 51. Biang Kerok
52
Bab 52. Pindah Camp
53
Bab 53. Cuaca Pagi Yang Dingin
54
Bab 54. Pembentukan Koperasi Melati
55
Bab 55. Banjir
56
Bab 56. Dibalik Jendela Kamar
57
Bab 57. Opname Di Rumah Sakit
58
Bab 58. Di Rumah Sakit
59
Bab 59. Di Rumah Sakit
60
Bab 60. Di Rumah Udin
61
Bab 61. Menemani Udin
62
Di Kampung L.
63
Bab 63. Perjalanan Pulang Dari Kampung L.
64
Bab 64. Awal Bulan Ramadhan
65
Bab 65. Kedatangan Tukang Pijat
66
Bab 66. Dinda Pijat
67
Bab 67. Adam Menemani Dinda Mencari Tiket
68
Bab 68. Ketika Ingin Membeli Tiket
69
Bab 69. Diantar Udin
70
Bab 70. Lebaran Di Atas Kapal Laut
71
Bab 71. Penyakit Dinda Kambuh Lagi
72
Bab 72. Opname Di Rumah Sakit
73
Bab 73, Minum Jus Sirsak
74
Bab 74. Rencana Dinda Ingin Kembali Ke Kota B.
75
Bab 75. Surat Adam
76
Bab 76. Dinda berdebat dengan Papa dan Mama
77
Bab 77. Penutup Dan Pertanyaan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!