***
Sesampai di rumah hari sudah sore. Dinda melihat segala perlengkapan maupun berkas-berkas yang dia perlukan sudah dipersiapkan oleh papa.
Sebuah koper kecil tergeletak di sisi kursi di ruang tengah. Dinda melihatnya dengan mata nanar.
"Din, semua sudah lengkap, tinggal kamu tata dan kamu masukkan ke dalam koper mu itu."
Papa yang tiba-tiba masuk ke ruang tengah mengagetkan Dinda yang sedang menatap tas kopernya.
"Iya pa, ini akan Dinda tata dan masukkan ke dalam tas." Jawab Dinda.
"Dan ini tiketnya. Besok kamu berangkat dari rumah sekitar pukul dua. Nanti dijemput oleh travelnya ke rumah. Jadwal pesawat pukul 06.00 pagi Din. Awas jangan sampai telat!"
Pesan papa kepada Dinda, sambil meletakkan sebuah amplop di atas meja, dekat dengan berkas-berkas yang lain.
Mama didalam kamar Dinda untuk menyiapkan pakaian Dinda yang akan dibawa.
"Din, baju mana saja yang mau kamu bawa?"
Dinda masuk ke dalam kamarnya, membantu mama mempersiapkan segala keperluan nya.
"Oh iya Din, kalau sudah sampai sana kasih kabar sama mama dan papa. Jangan lupa ucap salam di tempat yang baru kamu datangi.
Jaga nama baik diri sendiri! Jaga nama baik kedua orang tua! Jaga sikapmu dimanapun kamu berada!"
Pesan mama yang tidak bosan-bosannya selalu diulang-ulang untuk Dinda. Supaya Dinda selalu mengingatnya.
"Iya Ma, insya Allah Dinda tidak akan lupa kok, semua pesan-pesan mama akan selalu Dinda ingat sampai kapanpun, ma. Dinda pasti akan kangen sama mama,
doakan Dinda ya Ma, semoga Dinda di sana nanti cepat dapat kerja, dan betah tinggal di sana."
Dinda memeluk mama dari belakang dengan manja.
"Iya sayang, Mama pasti selalu berdoa untuk kamu siang dan malam, mama selalu menyebut nama Dinda di setiap mama selesai sholat, hemmm …"
Mama membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Dinda, kemudian meraih kepala Dinda ditarik ke dalam pangkuan nya.
"Aamiin." Jawab Dinda.
Jadi teringat lagu yang pernah kudengar di sebuah siaran di radio,
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka ku kenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi....ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar, ada namaku disebut
Sering ini kukenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar.... Namaku disebut
*****
Malam yang semakin menggulita, setia menemani Dinda yang sedang duduk termenung sambil memperhatikan orang-orang yang sedang tidur di ruang tengah itu.
Dinda yang selalu berpikiran positif dan menepiskan pikiran-pikiran negatif, disaat Dinda melihat orang-orang yang Dinda sayangi yang katanya melekan, ternyata tidur pulas, membuat Dinda mengulas senyum tipis di bibirnya.
Dari sore itu semua saudara berkumpul di rumah, mereka ingin mengantar kepergian Dinda. Ada saudara dari mama dan juga saudara dari papa. Mereka semua berkumpul, bersenda gurau bersama, sambil menunggu datangnya mobil travel yang akan menjemput Dinda.
"Din, kamu tidur saja sana! Kan masih nanti pukul 02.00 kamu dijemput travel, jadi sekarang persiapkan untuk dirimu selama di perjalanan nanti!"
Saran kak Yono, saudara sepupu Dinda.
"Apa begitu ya kak, tapi nggak enak juga lho, yang lain pada melekan masa aku tidur sih hehehe…"
Jawab Dinda dengan cengengesan.
Ternyata buktinya sampai pukul 01.00 tinggal papa saja yang masih setia membuka mata.
"Tut … tut ... tut …." Handphone Dinda berbunyi.
" Halo … selamat malam," sapa Dinda.
" Ya halo ... selamat malam, benar ini dengan Dinda Prameswari?" Suara dari seberang.
"Iya benar. Ini dengan siapa?" Tanya Dinda.
"Ini dari travel mbak, mobil travel setengah jam lagi datang menjemput di alamat yang diberikan kepada kami saat membeli tiket kemarin." Suara dari seberang.
"Oh iya pak, siap. ini sudah siap menunggu." Kata Dinda.
"Oke ditunggu ya mbak sampai mobil travelnya datang. Selamat malam."
"Selamat malam."
Sambungan handphone diputus.
Dinda sudah siap dengan jaket, kaos kaki, dan perlengkapan yang dibawa.
"Sayang, hati-hati di jalan ya, Mama berdoa meminta kepada Allah, semoga perjalanan Dinda lancar dan selamat sampai tujuan, Aamiin."
Kata Mama sambil mengelus kepala Dinda yang ada di pangkuannya.
"Iya ma, Aamiin. Mohon doa restunya ya Ma, semoga Dinda betah di sana dan menjadi orang sukses, Aamiin." Dinda mohon doa restu mama.
Duduk di samping mama, papa juga mengelus kepala dan bahu Dinda yang ada di pangkuan mama,
"Din, hati-hati di sana! Di tempat baru tempat yang rawan harus bisa jaga diri, kesehatan yang utama jaga pola makan jangan sampai telat waktu makan!" Pesan papa untuk Dinda.
"Iya pa, semua pesan papa dan mama akan selalu Dinda ingat. Mohon doanya ya pa,"
jawab Dinda, setelah mengangkat kepalanya dari pangkuan mama, Dinda merangkul papa dan mencium kedua pipi papa. Papa pun membalasnya demikian.
Kemudian Dinda berpindah merangkul dan mencium kedua pipi mama, mama pun membalas demikian kepada Dinda.
Allahumma Barìklìy Fìì Awladìy, Wa Laa Tadhurruhum, Wa Waf Fìqhum Lì Tho’atìk, War Zuqnìy Bìrrohum.
”Ya Allah limpahkanlah barokah kepadaku dan anak-anakku, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, limpahkanlah kepada mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah kepadaku rezeki berupa bakti mereka.”
Amalan utama orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya, agar jadi anak yang berbakti terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan dan akhirat.
"Tiiin... tiiin … tiiin…."
Suara klakson mobil berasal dari depan rumah.
Papa keluar dan dilihatnya mobil travel telah berhenti di depan pintu gerbang.
"Din, mobilnya sudah datang."
Papa memberitahu kepada Dinda.
Orang-orang yang tidur di ruang tengah, mulai bangun satu persatu. Mereka mengucapkan selamat jalan semoga selamat sampai tujuan kepada Dinda. merangkul dan mencium pipi kanan dan pipi kiri Dinda secara bergantian.
"Din, nanti kalau pulang bawa calon suami, ya," gurau kak Yono.
"Hehehe ... ya siapa tahu ketemu jodoh kak, kalau belum ya pulang sendiri hehehe …." Jawab Dinda yang tidak ketinggalan dengan tawa kecil di bibirnya.
Setelah peluk cium untuk Dinda selesai, bersamaan dengan itu, pak sopir mobil travel turun dari mobil, mengambil tas koper milik Dinda untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
Dilihat oleh Dinda, di dalam mobil sudah banyak penumpang dengan tujuan yang sama yaitu ke bandara.
"Baik-baik ya kalian semua selama aku tinggal, titip mama dan papa aku ya!"
Kata Dinda kepada semua saudara-saudara yang ada disitu.
Kemudian Dinda naik ke dalam mobil.
"Assalamualaikum…," salam Dinda.
"Waalaikumsalam …." Jawab mereka serempak.
Mobil pun berjalan memecahkan keheningan malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Rahma AR
😊😊
2022-02-05
0
Fiah msi probolinggo
tulisan nya rapi gak kayak punyaku jadi harus banyak belajar untuk diri sendiri
2022-01-13
0
Your name
Boom like nih Thor, semangat selalu ya
2022-01-11
1