Jodoh Tak Terduga

Jodoh Tak Terduga

kelulusan

Namaku Zahra Khoirunnisa. Aku berusia 18 tahun. Aku sekolah sekaligus mengenyam pendidikan agama. Ya, aku adalah seorang santri, enam tahun sudah ku jalani hidup jauh dari keluarga. Sekarang hari yang di tunggu tunggu. Aku akan pulang karena telah lulus sekolah. Ya aku memang berniat pulang jika sudah selesai SMA. Jujur saja aku memang sudah rindu rumah, terutama tentunya orang-orang rumah.

Hari ini aku sedang menunggu bis di halaman pesantren. bersama teman teman seangkatan ku yang mungkin juga sedang menunggu bis atau jemputan keluarga. Aku pribadi lebih suka duduk sendiri dari pada berbaur dengan orang orang yang belum terlalu aku kenal.

Aku memang susah bergaul, sejak dulu lebih suka sendiri. Itulah salah satu alasan kenapa Ayah mengirim ku kesini. Karena disini mau tidak mau aku pasti harus berbaur, apalagi dengan teman sekamar.

Tapi jujur saja mereka sangat baik. maka dari itu aku bisa bertahan enam tahun tinggal di sini.

"Hey, ngelamun aja." seseorang memecahkan lamunanku.

"Ah kamu ini membuatku kaget." Ucapku.

Dia Dini sahabatku. Kita berdua seumuran, kita juga kenal saat pertama masuk pondok sampai akhirnya teman satu kamar sekaligus sekarang kita jadi sahabat. kemana mana selalu berdua. Dia sahabat rasa keluarga, dia yang selalu menemani aku kemanapun. Rasanya dia juga yang paling mengerti aku.

Dengan Dini aku biasa bercerita tentang apapun. Tentang diri pribadi ku, tentang keluarga ku, dan tentang perasaan ku. Mungkin bisa dibilang dia tau segalanya tentang aku.

Sebenarnya aku heran kenapa wajahnya terlihat sangat ceria padahal ini hari terakhir kita ketemu. Padahal aku sendiri yah lumayan sedih, sudah pasti setelah keluar dari sini kita akan sulit untuk bertemu lagi. Gak akan ada tuh bangun bangunin saat akan sholat malam, apalagi Dini kalau udah tidur ****** banget. Duh kalau Dia menikah kasian lah suaminya.

Gak akan ada juga rebutan kamar mandi, pinjam pinjaman hijab, buku catatan, baju.

Gak akan ada juga acara jajan bareng, tadarus bareng, hafalan bareng apalagi hukuman bareng.

Sumua itu pasti akan sangat aku rindukan nanti. Dini sahabat pertama ku. Segitu dekatnya kami.

"Ada apa, kenapa kamu terlihat ceria begitu?" Bukan menjawab dia malah makin cengar cengir, haduuuh jangan jangan dia stres karna kebelet pengen pulang, yang pengen pulang kan aku yaa haha.

"Eh Ra aku bawa berita bagus nih buat kamu" ucapnya di iringi cengiran.

Karna heran ku tempelkan tangan ku di dahinya "suhunya normal." bisiku.

"Hey kamu pikir aku gila, serius Ra tadi aku lihat pujaan hatimu udah balik ke pondok." Perkataan Dini sukses membuat jantungku loncat. Eh gak loncat juga sih.

Pujaan hati yang di maksud dini itu adalah ustadz Rama. Ustadz muda yang berhasil membuat jantungku loncat loncat ketika melihatnya. Aku suka melihat dia. Wajahnya yang berkarisma dengan kulit putih bersih membuat nya terlihat sangat menarik, dilengkapi peci hitam yang menutupi rambutnya ditambah ilmu agama yang tidak diragukan lagi membuat santri wati disini termasuk aku mengidamkan nya.

Sayangnya aku hanya bisa mengaguminya saja.

Dia terlihat dingin dan tidak pernah menyapa, kecuali dgn ustadz ustadzah, atau santri laki laki.

"Ra kamu di jemput gak? Aku udah ada jemputan."

"Nggak Din Ayahku ada kerjaan di luar kota."

"Apa mau bareng aku?"

"Gak usah aku bisa naik bis ko makasih ya Din."

"Ya udah, sampai ketemu lagi ya Ra aku pasti akan rindu kebersamaan kita." Kami saling berpelukan. Pelukan terakhir perjumpaan kita.

Entah kapan kita akan bertemu lagi. Ah aku juga pasti akan merindukan dia.

"Aku juga Din semoga kita bisa ketemu lagi ya"

"pasti, kita harus ketemu lagi kan masih di kota yang sama Ra, Gampang lah nanti aku main ke rumah kamu, atau kami yang main ke rumah ku."

"Iya Din awas loh jangan ganti ganti nomor hp, kamu kan hobby banget ganti nomor."

"Iya janji deh."

"Ya udah sana kasian udah di tungguin."

"Assalamualaikum Ra"

"Waalaikumsalam Din." Kulihat dia menaiki mobilnya. Aku melihatnya sampai mobil yang dia naiki tak bisa dilihat oleh netraku.

Hmm aku kembali menunggu Bis sendiri, ya sekarang tanpa Dini. Aku sebenarnya sudah sangat nyaman di sini. Tapi bagaimanapun juga aku harus kembali ke kehidupan ku di luar sini. Aku berharap segala yang aku pelajari di sini bisa aku realisasi kan dalam kehidupan nyataku. Semoga bisa bermanfaat untuk orang orang di sekitar ku, khususnya untuk diriku sendiri.

Di sini, di penjara suci ini aku merasakan banyak hal. Bahagia sedih, rindu dan juga cinta.

Jatuh cinta bagiku adalah hal yang baru. Disinilah aku pertama kali merasakan perasaan itu, pada seseorang yang rasanya tidak mungkin merasakan hal yang sama. Tapi tak apa, toh dia sendiri tidak tau aku menyukai nya.

selama ini aku hanya bisa melihat dari jauh, menyapa lewat doa, dan bersama lewat harapan. Tapi kenyataannya bertegur sapa pun jarang.

sampai pada saat ini aku akan pergi dari sini, aku membawa serta perasaan ini untuk ku sendiri.

"Assalamualaikum." Suara itu mengagetkanku. Rasanya aku mengenal suara itu. Seketika jantungku berdetak kencang. Ku belikan tubuh untuk menghadap ke sumber suara.

"Zahra?"

Ah ternyata dugaanku benar. Dia pria itu, maksudku Ustadz Rama. Aku tundukan pandanganku setelah melihatnya sekilas. Jantungku ini ya Allah kenapa tidak bisa tenang. Rasanya mau loncat dari tempat nya.

"Assalamualaikum Zahra."

Suaranya menyadarkan ku kembali. Aku sampai lupa menjawabnya.

"Waalaikumsalam Ustadz." Aku berusaha tenang padahal gugup.

"Kamu pulang sekarang? Apa ada yang menjemputmu?"

"Iya Ustadz, Saya pulang sendiri."

"Mau saya antar? Saya bisa ajak santri perempuan yang lain jika kamu mau."

Apa dia bilang? Mengantarku pulang? Ah aku sungguh bahagia hari ini. Tidak bisa ku tahan senyumku ini. Mungkin saat ini pipiku sudah memerah.

Apalagi ini adalah percakapan terpanjang kami dari sekian lama aku tinggal di sini.

"Eh, Astagfirullah memang aku berharap apa selama ini" gumamku.

Kalau dia bisa denger suara hati, pasti malu aku. Tapi kira kira dia bisa denger suara hati gak sih? kalau emang bisa gawat dong. Haduh

"Eh tadi dia nanya apa ya lupa, mana belum aku jawab lagi. Duuuh kok memdadak loading sih ini otak" pikir ku

Memang kalau udah ada Ustadz satu ini pikiran suka tiba tiba kacau sekacau perasaan ini saat dia tiba tiba mengajak berbicang.

#Hay readers, selamat membaca karyaku. Maaf yaaa kalau masih banyak kesalahan jangan lupa duku terus, dan jangan lupa kasih vote seikhlasnya 😁😁😁 ok readers. jangan bosen. bosen ya

Terpopuler

Comments

Al Vi a

Al Vi a

mampir deh kyknya menarik

2021-12-09

0

Syamsi Huda

Syamsi Huda

mampir

2021-12-01

0

Wong Ngapak

Wong Ngapak

mampir nih, lanjut ntar yah kalo sudah senggang

2021-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!