Rumit

Pagi ini aku kembali ke rutinitas ku. Menyiapkan sarapan untuk Ayah dan bang Reza. Selesai menyiapkan sarapan aku bergegas mandi sebelum sarapan bersama.

Setelah selesai mandi, aku pun bergegas ke meja makan. Disana sudah ada Ayah dan Bang Reza.

"Maaf lama Yah Bang" ucap ku pada mereka.

"Gak apa-apa sayang, yuk kita sarapan"

Aku pun dudu di sebelah bang Reza.

Kami sarapan bersama dalam keheningan.

"Kamu menyukai pria kemarin?" Tanya abang ku memecah keheningan.

"Maksud abang?" Tanya ku pura pura tidak mengerti.

"Zahra kamu bisa membatalkan pernikahan mu kalau kau tidak menyukai Arkan," jawabnya,

"Abang cuma mau bilang, pria itu memang sholeh kau pasti tahu Zahra, jika menikah dengannya kamu akan di bimbing dalam kebaikan. Sebaliknya, Arkan memang pria yang kurang baik, sering mabuk mabukan dan sebagainya. Tapi jika menikah dengannya kamu akan membawa dan menyadarkannya dari jalan kesesatan. Bukan kah itu berkali kali lebih baik? Jika kau berjodoh dengannya, berarti Allah ingin dia mendapat bimbingan dengan jalan menikahimu". Lanjutnya membuatku diam.

Setelah kedatangan ustadz Rama kemarin, Ayah memang langsung menolaknya dengan halus, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.

Bahwa aku sudah lebih dulu di pinang oleh pria lain. Mungkin mereka kecewa, tapi mau bagaimana lagi semua sudah terlambat.

Sekarang tinggal bagaimana aku menerima takdir yang sudah di gariskan untukku, walaupun akan terasa sulit.

Tiba-tiba getaran hp menyadarkan ku dari lamunan tadi. Ku buka, ternyata ada pesan dari nomor tak di kenal. Siapa? Pikirku.

"Assalamualaikum, Zahra maaf mengganggu waktumu. Saya Rama, saya hanya ingin mengungkapkan apa yang selama ini saya pendam. Jujur saja saya sangat mencintai kamu,

sejak lama. Tanpa kamu sadar saya selalu memperhatikanmu di pondok. Saya memang tidak pernah menyapa, karna memang belum waktunya. Sampai saat kamu akan pulang, saya beranikan diri menyapamu, berusaha lebih dekat lagi denganmu, walau hanya beberapa saat saja, tapi itu sangat membekas di ingatan saya. Oh iya mungkin Ayahmu sudah bicara tujuan saya ke rumahmu kemarin, Iya Zahra saya ingin meminangmu. Tapi tak pernah saya duga kamu sudah di pinang oleh orang lain. Sakit, sungguh hati saya sakit mengetahui itu. Air mata ini tak mampu saya bendung, jujur saya merasa terluka, apa tidak ada kesempatan untuk saya bisa memiliki kamu?" baru sampai sana aku membaca, aku tidak bisa melanjutkannya, sangat sakit.

Semua ini begitu rumit.

Aku sendiri tidak mungkin membatalkan pinangan mas Arkan hanya untuk Ustadz Rama, apalagi tanggal pernikahan sudah ditentukan.

Aku fikir mungkin ini ujian menjelang pernikahan, atau mungkin pertanda bahwa pernikahan ini memang tidak boleh terjadi.

jika boleh memilih, sampai sekarang hati ini memang masih miliknya, milik Ustadz Rama. Tapi perasaan ini bisa saja hanya perasaan sesaat yang sewaktu waktu bisa hilang. Hanya Allah pemilik hati yang sesungguhnya, Allah pula lah yang bisa membolak balikan hati manusia dengan mudah nya.

"Zahra" Panggil ayah

saking asik nya melamun aku Bahkan tidak sadar masih di meja makan.

"iya Yah" jawabku

"Tanggal pernikahan sudah di tentukan, ayah harap kamu tegas dengan pilihanmu. jangan mudah terpengaruh nak, ini bisa saja ujian menjelang hari pernikahan."

"Iya Ayah, Zahra kadang hanya bingung, semua terjadi begitu cepat, jujur saja sebelumnya Zahra tidak pernah berfikir menikah secepat ini."

"Iya sayang, Ayah mengerti. Jangan terlalu di fikirkan, yang penting kamu sudah punya pilihan dan yang paling penting berdoa minta yang terbaik pada Allah."

Ayah benar. hari pernikahan sebentar lagi. kalau memang mas Arkan adalah jodohku maka bagaimana pun aku menolak pernikahan akan tetap terjadi. begitupun sebaliknya, kalau mas Arkan bukan jodohku, walau tanggal pernikahan sudah ditentukan sekalipun, semua akan gagal dengan sendirinya.

"Oh iya de, selama menunggu hari pernikahan kamu ada kegiatan apa?"

"Gak ada bang, Zahra aja bingung mau ngapain, gak ada temen juga disini."

"gimana kalau nanti sore kita ke Timezone aja pas abang pulang kerja?"

"Serius bang? mau banget"

"Iya, nah sebagai imbalannya, sambil nunggu Abang pulang, kamu beresin kamar Abang ya, udah lama banget gak di beresin soalnya hehe"

"Ih kebiasaan deh pasti ada mau nya"

"Mau gak nih? kalau gak mau juga gak papa sih"

"Yaudah yaudah nanti Zahri beresin deh."

"Nah gitu dong itu baru ade Abang yang cantik dan baik plus Sholehah"

"Ada mau aja muji muji"

"Udah siang Ayah sama Abang berangkat dulu ya sayang" ucap Ayah menghentikan obrolan kami.

"Iya nih kalau ngobrol terus sama kamu gak bakalan berangkat berangkat nih Abang kerja nya" ucap bang reza

"Lah Abang yang mulai" balas ku tidak terima.

"kamu tuh anak bawel dan cerewet." ucap nya menyebalkan."

"Abang tuh pemalas" balasku

"Udah dong ributnya, baru beberapa hari ketemu kok ribut, harusnya kan masih kangen kangenan." ucap Ayah.

"Ini kan kangen kangenan persi kita yaah. Iya kan dek?" Tanya bang Reza

"Ah gak juga" jawabku menyebalkan.

"Tuh kan dasar emang adek nyebelin" ucapnya sambil menimpuk kening ku.

"Duh sakit tau"

"Alah lebay deh"

"Udah udah yuk bang kita berangkat udah siang nih" ucap Ayah.

"iya yah" jawab Abang

"Dek Ayah pamit dulu ya, hati hati di rumah jangan aneh aneh"

"Ayaaah aneh aneh apa sih"

"Iya jangan garuk garuk tv loh, kalau gatel yang di garuk yang gatel nya, jangan malah garuk garuk tv." ledek bang Reza

" Apa sih gak jelas banget, bentar lagi muka Abang nih aku garuk,"

" Enak aja mau garuk orang ganteng. awas loh fans Abang marah" Halu nya

"Ngayal mulu deh Abang, udah cepet sana pergi." usirku.

" Yaudah dek kami berangkat ya, assalamu'alaikum" pamit Aya

"waalaikumsalam"

Sepeninggalan Ayah dan Abang, aku kembali ke dalam membereskan meja makan kemudian mencuci piring kotor bekas sarapa.

Masih banyak pekerjaan sebenarnya. Tapi aku belum mood mengerjakan nya. Akhirnya aku hanya duduk duduk diruang tv mencari siaran yang sedikit menghibur.

Pilihan ku jatuh ke serial anak anak. Aku lebih suka nonton, acara kartun dari pada sinetron. kalau enggak ada mending gak usah nonton aja lah soalnya sinetron membosankan, cerita nya udah bisa di tebak di awal. Atau aku juga suka Drakor, tapi memang jarang nonton sih karena aku anak pondok.

#hai readers jangan bosen bosen baca dan dukung karya ku ya.. aku selalu menunggu Krisan kalian juga. jangan lupa komen. di sarankan berikan kritik yang membangun, biar author tambah semangat nulisnya.. selamat membaca

Terpopuler

Comments

Al Vi a

Al Vi a

pilihan yg membingungkan memang

2021-12-09

1

Zia

Zia

semangat kak,

like komen dan favorit udah nempel ya, jangan lupa feedback ya kak ❤

2021-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!