Dilema

Aku benar benar tidak habis pikir, setelah di tangkap kemarin malam dan masuk beberapa acara berita pagi tadi, dia dengan percaya dirinya berkeliaran. Sungguh tidak tahu malu.

Kedatangan nya kemari tadi untuk bertemu Ayah. Entah ada urusan apa, aku tidak ingin tahu. Aku benar benar pusing memikirkan masa depanku akan seperti apa.

Semoga saja Ada jalan keluar dari semua ini. jika pun dia memang jodohku, semoga dia bisa berubah untuk dirinya sendiri.

Tiga hari sudah berlalu, hari ini aku harus memberikan keputusan tentang pinangannya. Ya mas Arkan dan orang tuanya akan datang kemari untuk meminta jawaban.

"Dek!" seru bang Reza di balik pintu kamarku, "mereka sudah datang, cepatlah turun!" Lanjutnya.

"Iya bang." Jawabku.

Ketika ku turuni tangga, mereka melihat ke arahku, ku hampiri mereka dan duduk di dekat ayah.

"Ini putriku, Zahra." Ucap ayah memecahkan keheningan.

"Kenalkan zahra, mereka adalah orang tua Arkan." Lanjut ayah.

Kemudian ku salami mereka.

Aku pun duduk di sebelah Ayah.

"Langsung saja nak Zahra tujuan kami kesini untuk mendengarkan keputusan nak Zahra perihal pinangan kami. Untuk Om pribadi sangat berharap Nak Zahra mau menerima Anak Om ini menjadi pendamping nak Zahra." ucap Ayah mas Arkan membuka pembicaraan.

Aku langsung menatap ayah.

"Keputusan ada di tangan mu nak" ucap Ayah.

Aku memejamkan mata berharap keputusan yang ku ambil ini adalah keputusan terbaik.

"Bismillahirrahmanirrahim, Zahra terima" ucap ku.

Ku lihat mereka tersenyum dan mengucapkan syukur.

Setelah pembicaraan tadi kami pun bergegas makan bersama.

Tapi sebelum makan mas Arkan meminta izin untuk bicara berdua.

##

Setelah pertemuan tadi, aku mengerti kalau mas Arkan juga tidak menginginkan perjodohan ini. Dia hanya menuruti keinginan orang tuanya. Ya dia sendiri yang menceritakan nya padaku. Bukan hanya itu, dia bilang dia seorang pemabuk, dia suka keluar masuk club, dan merasa berbeda denganku. Mas Arkan ingin aku menolak perjodohan ini karna dia tidak bisa menolaknya. Tapi aku tidak memiliki keberanian untuk menolak pilihan Ayahku.

Aku hanya bisa berdoa pada yang kuasa agar di beri jalan terbaik.

Perkataan nya membuat aku semakin ragu dengan pernikahan ini. bagaiman kita hidup dalam sebuah rumah tangga yang ke duanya tidak mengharapkan satu sama lain.

Aku takut pernikahan ini akan gagal di tengah jalan karena kami yang egois. Karena aku hanya berharap menikah satu kali.

ARKAN POV

Namaku Arkan. Berusia 30 tahun dan belum menikah. Mereka bilang aku memiki wajah yang tampan, garis wajah tegas dan mata tajam.Tapi aku seorang yang kacau. Kenapa kacau? Meski seorang pengusaha besar, aku tidak bisa meninggalkan kebiasaan burukku. Apalagi kalau bukan mabuk dan main wanita.

Hari ini. Aku dan orang tuaku akan pergi menemui wanita yang mereka jodohkan denganku. Aku pernah melihatnya saat dia baru pulang dari pondok. Dlia seorang santri. Cantik, anggun, sungguh sejuk saat melihatnya.

Jika di tanya aku suka dia atau tidak? Tentu jawabannya "ya" aku suka. Sangat suka. Hatiku bergetar saat melihatnya.

Aku sudah berada di rumahnya. Menunggu wanita cantik yang sekarang selalu ada dalam mimpiku.

Kulihat dia menuruni tangga, memakai gamis berwarna peach dengan hijab yang senada. Polesan wajah sederhana, sungguh cantik, rasanya mata ini tidak ingin berpaling darinya.

Kami di beri waktu bicara berdua. Ku lirik dia yang sepertinya sedang tegang.

"mengapa kau menerima perjodohan ini?" Dia sedikit terkejut mendengarku bicara.

"Ayahku menginginkannya aku tidak bisa menolak" jawabnya.

Mendengar alasannya itu aku merasa sedikit sesak, ternyata dia terpaksa.

"Batalkan jika kau tidak mau, aku tidak bisa membatalkan karna ayahku memaksa." Ucapku

"aku bukan orang baik, aku pemabuk dan aku juga tidak suka wanita sepertimu." Aku berbohong padanya. Bagaimana mungkin ada pria yang tidak menyukainya. Aku hanya merasa tidak pantas.

ZAHRA Pov

Setelah pertemuan keluarga minggu lalu, aku dan mas Arkan sudah tidak pernah lagi bertemu. Tidak ada yang membatalkan perjodohan ini. Dia mengikuti keluarganya, begitupun aku. Sekarang aku hanya perlu bersiap menunggu hari pernikahanku yang akan di gelar 2 minggu lagi. Ku pasrahkan semuanya pada sang pencipta mungkin ini yang terbaik.

Sore ini aku ayah dan Bang Arkan sedang berkumpul di ruang keluarga.saat sedang asik mengobrol terdengar suara ketukan pintu,

Tok tok tok

"Biar Zahra yang buka" ucapku sambil bergegas membuka pintu.

"Assalamualaikum" mereka memberi salam bersamaan.

Sungguh kaget bukan main, melihat siapa yang ada di hadapanku saat ini, seketika perasaanku tak menentu. Perasaan ini masih ada dan nyata, debaran jantungku masih sama. Tidak ada yang berubah.

"Waalaikumsalam" jawabku.

Kupersilahkan mereka masuk terlebih dahulu.

Ayah terlihat bingung dengan kedatangan mereka. Sepasang orang tua dan satu anak muda ini memang belum pernah bertemu ayah sebelumnya. Mungkin itu yang membuat ayah bingung.

"Ada tamu nak?" Tanya ayah padaku.

"Iya yah, ini ustadz Rama salah satu guru di pondok, dan mereka orang tuanya," jelasku.

"Oh maaf silahkan duduk!" Ucap ayah, "Zahra buatkan air untuk tamu kita!" Sambungnya.

Aku bergegas ke dapur.

Saat sedang menyiapkan air, sayup sayup ku dengar pembicaraan mereka.

Mereka ingin meminangku untuk ustadz Rama. Sungguh ini membuatku terkejut entah harus bahagia atau sedih, aku tidak tahu.

Segera ku antar minumannya. Ayah memintaku masuk kamar. Tentu ku turuti. Aku tak bisa berada di sana.

Aku pun menguatkan hatiku mengantarkan minuman dan sedikit cemilan.

Saat sedang menata minuman di meja aku sadar ustadz Rama dari tadi memandang ku. Entah kenapa aku sebenarnya sedikit risih. Tapi tak ku pungkiri sesaat aku senang dia datang dan membawa keluarga nya namun kembali gelisah saat sadar kalau aku sudah di pinang pria lain.

"Silahkan diminum." ucap Ayah

"Terimakasih pak" jawab laki laki yang kira kira seusia Ayah.

"Zahra ke kamar aja nak" perintah ayah

"iya yah, saya permisi" pamit ku.

Aku pun pergi ke kamar ku. walau sebenarnya ingin mendengar kan pembicaraan mereka lebih jauh, tapi sepertinya ayah tidak ingin aku di sana.

sekarang aku sedang duduk termenung di kamar ku. menebak nebak apa yang mereka bicarakan. Apa Ayah akan menolak mereka.

Aku sebenarnya sangat menginginkan ustadz Rama bagaimana pun dia pria idaman ku sejak lama.

Kenapa seperti ini ya Allah, kenapa terlambat dia menemui ayahku, aku sudah menerima pinangan pria yang tidak setara dan jauh dari harapanku. Sedangkan pria yang aku tunggu selama ini justru tak bisa ku terima. Aku menangis sejadi jadinya, berharap ini hanyalah mimpi dan aku ingin segera bangun dalam keadaan yang ku harapkan.

Aku ingat belum sholat isya. aku pun bergegas mengambil wudhu dan sholat. mencurahkan perasaan ku pada Allah. bagai manapun hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk ku.

Aku serahkan segalanya pada mu ya Rabb. Aku yakin pilihan mu adalah yang terbaik untuk ku. Aku akan menerima apapun keputusan mu.

#

Di tunggu krisannya. happy reading readers 😘😘

Terpopuler

Comments

Al Vi a

Al Vi a

ini yg di namakan taqdir Allah.. kita hanya BS berencana dn berharap.. selebihnya Allah SWT yang menentukan

2021-12-09

0

Wakgoes Encuzse

Wakgoes Encuzse

ustadz Rama kalah cepat

2021-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!